Lompat ke isi

Ki Ageng Wanasaba: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Inayubhagya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(14 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Royalty
{{Infobox Royalty
| name = Ki Ageng Wanasaba
| name = Ki Ageng Wanasaba
| title =ꦏꦶꦲꦒꦼꦁꦮꦤꦱꦧ
| title = [[Perintis Kesultanan Mataram]]
| image =
| image =
| issue = [[Ki Ageng Made Pandan]]
| issue = Made Pandan
| full name = Ki Ageng Wanasaba
| full name = Ki Ageng Wanasaba
| house = [[Brawijaya|Majapahit Rajasa]]
| father = [[Dyah Lembu Peteng]]
| mother = Dyah Nawangsih (putri Ki Ageng Tarub)
| father = [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]]
| mother = [[Retno Dewi Nawangsih]] putri Raden Jaka Tarub
| date of birth =
| date of birth =
| place of birth = [[Kotagede]], Mataram
| place of birth =
| religion = Islam
| religion = Islam
| signature =
| signature =
}}
}}
'''Ki Ageng Wanasaba / ꦏꦶꦄꦒꦺꦁꦮꦤꦱꦧ'''
'''Ki Ageng Wanasaba''' adalah putra Bondan Kajawan / Dyah Lembu Peteng dan Nawangsih putri dari Ki Ageng Tarub dan Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, [[Ki Getas Pendawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]].
adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Ayu Dewi Nawangsih, putri dari [[Legenda Jaka Tarub|Ki Ageng Tarub]] / Ki Ageng Jaka Tarub atau Ki Jaka Tarub dan Dyah Ayu Dewi Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, [[Ki Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]].


== Awal Kehidupan ==
== Biografi ==
Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli '''Dyah Dukuh''', ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah [[Kabupaten Wonosobo]], tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.


Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar [[agama Islam]] di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang menurut literatur sejarah yang ada sang Kakek menjadi Raja Kerajaan Majapahit terakhir sebelum di wariskan atau diteruskan oleh Pamannya yang lahir dari istri lain alias selir kakeknya yaitu Raden Patah yang mendirikan Kerajaan Demak, sekaligus sebagai Raja Pertama Kerajaan Demak.
'''Ki Ageng Wanasaba''' merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah yang bernama kabupaten Wonosobo, tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang Pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga dengan julukan Ki Ageng Dukuh, akan tetapi desa Plobangan lebih dikenal dengan Ki wanu / Ki wanusebo. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek daerah Wanasaba tersebut terpengaruh oleh dialek Banyumas.

Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai waliyullah, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus menyiarkan agama Islam. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit dan merupakan putra Raden Bondan Kejawan, Lembu Peten, putra Brawijaya V yang menikah dengan Nawangsih, dan Nawangsih sendiri putri dari Ki jaka Tarub yang menikah dengan Dewi Nawang wulan ( epos Jaka Tarub ).


== Silsilah ==
== Silsilah ==
Ki Ageng Wanasaba mempunyai Putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Ki Ageng Pandanaran yang menikah dengan Nyai Made Pandan (Cucu Sunan Giri). Terdapat 2 versi mengenai keturunan Pangeran Made Pandan sebagai berikut:
Kanjeng Ki Ageng Wanasaba mempunyai putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Kanjeng [[Ki Ageng Pandan Arang|Ki Ageng Pandanaran]] yang menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Made Pandan (cucu Kanjeng [[Sunan Giri]] / Raden Paku). Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut.


Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:
* Versi 1
# Dyah Dukuh /Kanjeng Ki Ageng Wonosobo
Pangeran Made Pandan mempunyai putra 1 orang:
# Dyah Depok / Kanjeng Ki Ageng Getas Pendowo
Ki Ageng Pakiringan yang mempunyai istri bernama Rara Janten. Dari pasangan ini mempunyai empat Putra yaitu Nyai Ageng Laweh, Nyai Ageng Manggar, Putri dan Ki juru Mertani.
# '''Nyai Dewi Rara Kasihan / Kanjeng Nyai Ngerang atau Nyi Ageng Ngerang'''


# Kanjeng Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
* Versi 2
Pangeran Made Pandan mempunyai putra 2 orang:
## '''Kanjeng Ki Ageng Pandanaran''' / Pangeran Made Pandan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
* 1. Ki Ageng Pakiringan yang mempunyai istri bernama Rara Janten. Dari pasangan ini mempunyai tiga Putra yaitu Nyai Ageng Laweh, Nyai Ageng Manggar, Putri.
### Kanjeng Ki Ageng Pakringan menikah dengan Dyah Dewi Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Pangkringan berputri:
#### Kanjeng Nyai Ageng Laweh
* 2. Ki Ageng Saba yang menikah dengan Nyai Ageng Saba putri ke 2 [[Ki Ageng Sela]] kakak kandung [[Ki Ageng Enis]] berputra 2 orang: 2.1. [[Ki Juru Martani]], 2.2. Nyai Sabinah yang menikah dengan [[Ki Ageng Pamanahan]]
#### Kanjeng Nyai Ageng Manggar
<br />
### Kanjeng Ki Ageng Sobo menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Saba berputra-putri:
Silsilah Lengkapnya adalah sebagai berikut:
#### [[Ki Juru Martani]] atau Kanjeng Ki Ageng Juru Martani / Kanjeng Patih Mandaraka menikah dengan Kanjeng Ratu Mas Banten berputra:
[[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] menikah dengan [[Retno Dewi Nawangsih]] memiliki 3 orang putra-putri:
##### Gusti Kanjeng Pangeran Mandura
# '''Ki Ageng Wonosobo'''
##### Gusti Kanjeng Pangeran Juru Kiting
# '''[[Ki Ageng Getas Pandawa|Ki Ageng Getas Pendowo]]'''
##### Gusti Kanjeng Pangeran Jagabaya
# '''[[Nyai Ageng Ngerang|Nyai Ageng Ngerang / Nyai Siti Rochmah / Nyai Roro Kasihan]]'''
#### '''K'''anjeng Nyai Ageng atau Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Kanjeng '''Ki Ageng Pamanahan''' berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''


# '''Ki Ageng Wonosobo'''
# '''Kanjeng Ki Ageng Getas Pandawa''' berputra-putri:
## Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan menikah dengan Nyai Made Pandan (Cucu Sunan Giri), berputra:
## Kanjeng [[Ki Ageng Sela]] / Kanjeng Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Kanjeng Nyai /Nyi Ageng Sela) berputra/putri :
### Nyai Ageng Lurung Tengah
### Ki Ageng Pakringan menikah dengan Rara Jinten berputra 4 orang:
#### Nyai Ageng Laweh
### Nyai Ageng Saba
#### Nyai Manggar
### Nyai Ageng Bangsri
### Nyai Ageng Jati
#### Putri
### Nyai Ageng Patanen
#### '''[http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Ki Juru Mertani]''' (versi-1)
### Ki Ageng Saba menikah dengan Nyai Ageng Saba memiliki putra 2 orang:
### Nyai Ageng Pakisdadu.
#### '''[[Ki Juru Martani|Ki Juru Mertani]] / Adipati Mandaraka''' (versi-2) menikah dengan Ratu Mas Banten (putri Raden Jaka Tingkir) berputra 3 orang:
### Kanjeng [[Ki Ageng Enis|Ki Ageng Anis]] /Kanjeng Ki Ageng Laweyan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Laweyan berputra:
#### Kanjeng [[Ki Ageng Pamanahan]] menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Sabinah berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''
##### Pangeran Mandura
##### Pangeran Juru Kiting
##### Adipati Jagabaya Banten
#### '''Nyai Sabinah''' yang menikah dengan [[Ki Ageng Pamanahan]] yang berputra 26 orang salah satunya adalah [[Sutawijaya|Panembahan Senopati]]
<br />
Situs makam Ki Ageng Wanasaba saat ini dipugar, dikeramatkan dan dijaga dengan baik oleh warga sekitar. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena KI Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto kabupaten wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Konon tiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.


# Kanjeng Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
== Ki Ageng Wanasaba sebagai Perintis Kesultanan Mataram ==
## Dewi Rara Kinasih / Nyai Bicak / Kanjeng Nyai Ageng Sela menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Sela
Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.
## Ki Ageng Ngerang II berputra:
### Kanjeng Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah / RAy. Panengah berputra:
#### Kanjeng [[Ki Panjawi|Ki Ageng Panjawi]] / Kanjeng Ki Ageng Gede Panjawi


Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di [[Selomerto, Wonosobo]]. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.
Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan [[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] putra [[Bhre Kertabhumi]]. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah '''[[Ki Ageng Pamanahan]], [[Ki Juru Martani]]''' dan '''[[Ki Panjawi]]''' mereka bertiga dikenal dengan '''"Tiga Serangkai Mataram"''' atau istilah lainnya adalah '''"Three Musketeers from Mataram"'''. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti: [[Bondan Kejawan]], Ki Ageng Wonosobo, [[Ki Ageng Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]] dan [[Ki Ageng Ngerang]], [[Ki Ageng Made Pandan]], [[Ki Ageng Saba]], [[Ki Ageng Pakringan]], [[Ki Ageng Sela]], [[Ki Ageng Enis]] dan tokoh lainnya dari keturunanan masing-masing. Mereka berperan sebagai leluhur Raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keluarga keturunan [[Brawijaya]] majapahit yang keturunannya menduduki tempat terhormat dimata masyarakat dengan menyandang nama '''Ki, Ki Gede, Ki Ageng' Nyai Gede, Nyai Ageng''' yang memiliki arti: ''tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati yang memiliki kelebihan, kemampuan dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat''.


== Lihat pula ==
Ada beberapa fakta yang menguatkan mereka dianggap sebagai perintis Kesultanan Mataram yaitu:
* [[Ki Getas Pandawa]]
* [[Nyai Ageng Ngerang]]


== Kepustakaan ==
* '''Fakta 1''': Tokoh-tokoh perintis tersebut adalah keturunan ke 1 sampai dengan ke 6 raja Majapahit terakhir '''[[Bhre Kertabhumi]] yang bergelar [[Brawijaya]] V''', yang sudah dapat dipastikan masih memiliki pengaruh baik dan kuat terhadap Kerajaan yang memerintah maupun terhadap masyarakat luas;
* '''Fakta 2''': Tokoh-tokoh tersebut adalah keturunan Silang/Campuran dari Walisongo beserta leluhurnya yang terhubung langsung kepada Imam '''[[Husain bin Ali]]''' bin '''[[Abu Thalib]]''', yang sudah dapat dipastikan mendapatkan bimbingan ilmu keagamaan (Islam) berikut ilmu pemerintahan ala [[khilafah]] / kekhalifahan islam jajirah Arab. Hal ini terbukti dalam aktivitas keseharian mereka juga sering berdakwah dari daerah satu ke daerah lainnya dengan mendirikan banyak Masjid, Surau dan Pesantren;
* '''Fakta 3''': Para perintis tersebut pada dasarnya adalah '''"Misi"''' yang dipersiapkan oleh para Seikh dan para Wali (Wali-7 dan Wali-9) termasuk '''para Al-Maghrobi''' yang bertujuan "mengislamkan Tanah Jawa" secara sistematis dan berkelanjutan dengan cara menyatu dengan garis keturunan kerajaan.
* '''Fakta 4''': Suksesi [[Kesultanan Demak]] ke [[Kesultanan Pajang]] kemudian menjadi [[Kesultanan Mataram]] pada dasarnya adalah kesinambungan dari "Misi" sesuai Fakta 3, seperti juga yang terjadi dengan Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Sumedang Larang, Kerajaan Talaga Majalengka dan Kerajaan Sarosoan Banten, di luar adanya perebutan kekuasaan.
<br />
Dengan demikian dari keempat fafta di atas, jelas sudah bahwa terbentuknya Kesultanan Mataram pada khususnya dan Kesultanan Islam di Jawa pada umumnya merupakan strategi yang dipersiapkan oleh para Syeikh dan para Wali untuk mempercepat menyebarnya Islam di Tanah Jawa, sehingga salah satu persyaratan pembentukan Kesultanan Islam baik di Jawa maupun di daerah lainnya harus mendapatkan "Legitimasi/Pengesahan" dari Mekah dan/atau Turki, jalur untuk keperluan tersebut dimiliki oleh para "Ahlul Bait" seperti para Seikh dan para Wali.

== Sumber-sumber ==
* [http://www.babadbali.com/babad/silsilah.php?id=550929&pr=babadpage Silsilah Raden Bondan Kejawan versi Mangkunegaran]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.royalark.net/Indonesia/solo2.htm The Kartasura Dinasty - Genealogy, Christopher Buyers, October 2001 - September 2008]
* [[Penyebaran Islam di Nusantara]]
* [[Islam di Indonesia]]
* [[Ahmad al-Muhajir|Imam Leluhur Seikh dan Wali Nusantara]]
* [[Husain bin Ali|Jalur Keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Husain bin Ali]]
* [http://kanzunqalam.com/2010/08/31/maulana-husain-pelopor-dakwah-nusantara/ Maulana Pelopor Dakwah Nusantara]
* [http://padepokankraton1000.wordpress.com/2012/10/21/berbagai-versi-cerita-tentang-jaka-tarub-kidang-telangkas/ Beberapa versi Asal usul Jaka Tarub]
* [http://ketoprakjawa.wordpress.com/2011/06/25/jaman-mataram-islam-1-kiageng-penjawi/ Ki Ageng Penjawi]
* [http://www.karatonsurakarta.com/sejarah.html Sejarah Singkat Keraton-Keraton Lama Jawa]
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
Baris 85: Baris 69:
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu


{{islam-bio-stub}}
== Lihat pula ==
[[Kategori:Tokoh dari Wonosobo]]
* [[Kasunanan Surakarta]]
* [[Daftar raja Jawa]]
* [[Daftar penguasa Mataram Baru]]

{{start box}}
{{s-ach}}
{{succession box |
before=[[Bondan Kejawan|Raden Bondan Kejawan]] |
title=[[Perintis Kesultanan Mataram]] |
years=1478-1587 |
after=[[Ki Ageng Made Pandan]]<br />[[Ki Ageng Saba]]<br />[[Ki Juru Martani]]<br />[[Ki Ageng Sela]]}}
{{end box}}

[[Kategori:Tokoh dari Mataram]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh Kesultanan Mataram]]

Revisi terkini sejak 24 Maret 2024 14.39

Ki Ageng Wanasaba
ꦏꦶꦲꦒꦼꦁꦮꦤꦱꦧ
KeturunanMade Pandan
Nama lengkap
Ki Ageng Wanasaba
AyahDyah Lembu Peteng
IbuDyah Nawangsih (putri Ki Ageng Tarub)
AgamaIslam

Ki Ageng Wanasaba / ꦏꦶꦄꦒꦺꦁꦮꦤꦱꦧ adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Ayu Dewi Nawangsih, putri dari Ki Ageng Tarub / Ki Ageng Jaka Tarub atau Ki Jaka Tarub dan Dyah Ayu Dewi Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, Ki Getas Pandawa, Nyai Ageng Ngerang.

Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli Dyah Dukuh, ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah Kabupaten Wonosobo, tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.

Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar agama Islam di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang menurut literatur sejarah yang ada sang Kakek menjadi Raja Kerajaan Majapahit terakhir sebelum di wariskan atau diteruskan oleh Pamannya yang lahir dari istri lain alias selir kakeknya yaitu Raden Patah yang mendirikan Kerajaan Demak, sekaligus sebagai Raja Pertama Kerajaan Demak.

Kanjeng Ki Ageng Wanasaba mempunyai putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Kanjeng Ki Ageng Pandanaran yang menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Made Pandan (cucu Kanjeng Sunan Giri / Raden Paku). Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut.

Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:

  1. Dyah Dukuh /Kanjeng Ki Ageng Wonosobo
  2. Dyah Depok / Kanjeng Ki Ageng Getas Pendowo
  3. Nyai Dewi Rara Kasihan / Kanjeng Nyai Ngerang atau Nyi Ageng Ngerang
  1. Kanjeng Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
    1. Kanjeng Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
      1. Kanjeng Ki Ageng Pakringan menikah dengan Dyah Dewi Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Pangkringan berputri:
        1. Kanjeng Nyai Ageng Laweh
        2. Kanjeng Nyai Ageng Manggar
      2. Kanjeng Ki Ageng Sobo menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Saba berputra-putri:
        1. Ki Juru Martani atau Kanjeng Ki Ageng Juru Martani / Kanjeng Patih Mandaraka menikah dengan Kanjeng Ratu Mas Banten berputra:
          1. Gusti Kanjeng Pangeran Mandura
          2. Gusti Kanjeng Pangeran Juru Kiting
          3. Gusti Kanjeng Pangeran Jagabaya
        2. Kanjeng Nyai Ageng atau Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Pamanahan berputra : Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .
  1. Kanjeng Ki Ageng Getas Pandawa berputra-putri:
    1. Kanjeng Ki Ageng Sela / Kanjeng Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Kanjeng Nyai /Nyi Ageng Sela) berputra/putri :
      1. Nyai Ageng Lurung Tengah
      2. Nyai Ageng Saba
      3. Nyai Ageng Bangsri
      4. Nyai Ageng Jati
      5. Nyai Ageng Patanen
      6. Nyai Ageng Pakisdadu.
      7. Kanjeng Ki Ageng Anis /Kanjeng Ki Ageng Laweyan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Laweyan berputra:
        1. Kanjeng Ki Ageng Pamanahan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Sabinah berputra : Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .
  1. Kanjeng Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
    1. Dewi Rara Kinasih / Nyai Bicak / Kanjeng Nyai Ageng Sela menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Sela
    2. Ki Ageng Ngerang II berputra:
      1. Kanjeng Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah / RAy. Panengah berputra:
        1. Kanjeng Ki Ageng Panjawi / Kanjeng Ki Ageng Gede Panjawi

Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di Selomerto, Wonosobo. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Kepustakaan

[sunting | sunting sumber]
  • Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
  • Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
  • H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu