Lompat ke isi

Ejaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP84Timotius (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(38 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Alphabet enfants sages 5-2.jpg|jmpl|Alphabet enfants sages 5-2]]
'''Ejaan''' adalah penggambaran [[bunyi bahasa]] ([[kata]], [[kalimat]], dsb) dengan kaidah [[tulisan]] ([[huruf]]) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu
'''Ejaan''' adalah penggambaran [[bunyi bahasa]] ([[kata]], [[kalimat]], dan lain sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan [[tanda baca]].<ref> {{cite book|title= Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan|author= Sriyanto|publisher= Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year= 2014|page= 6|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Buku%20Penyuluhan%20Ejaan.pdf}} </ref> Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. Oleh karena itu dalam penulisan kata ataupun kalimat perlu memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan baku yang berlaku, seperti PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
# aspek [[fonologi]]s yang menyangkut penggambaran [[fonem]] dengan huruf dan penyusunan [[abjad]]
# aspek [[Fonologi|fonologis]] yang menyangkut penggambaran [[fonem]] dengan huruf dan penyusunan [[abjad]]
# aspek [[morfologi (linguistik)|morfologis]] yang menyangkut penggambaran satuan-satuan [[morfem]]is
# aspek [[morfologi (linguistik)|morfologis]] yang menyangkut penggambaran satuan-satuan [[morfem]]is
# aspek [[sintaksis]] yang menyangkut penanda ujaran berupa [[tanda baca]].
# aspek [[sintaksis]] yang menyangkut penanda ujaran berupa [[tanda baca]].


==Abjad Indonesia Menurut EYD==
== Abjad Indonesia Menurut EYD ==
'''Ejaan yang disempurnakan''' atau [[EYD]] terdiri dari 26 [[grafem]] tunggal dan [[fonem]] sebagai berikut:<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=27}}</ref>
'''Ejaan yang disempurnakan''' atau [[EYD]] terdiri dari 26 [[grafem]] tunggal dan [[fonem]] sebagai berikut:<ref name="rujukan1"> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=27}}</ref>
*Aa (a) /a/
* Aa (a) /a/
*Bb (be) /b/
* Bb (be) /b/
*Cc (ce) /c/
* Cc (tje) /c/
*Dd (de) /d/
* Dd (de) /d/
*Ee (e) /e/ , /ə/ ,/ε/
* Ee (e) /e/, /ə/,/ε/
*Ff (ef) /f/
* Ff (ef) /f/
*Gg (ge) /g/
* Gg (ge) /g/
*Hh (ha) /ha/
* Hh (ha) /ha/
*Ii (i) /i/
* Ii (i) /i/
*Jj (je) /j/
* Jj (dje) /j/
*Kk (ka)/k/,/?/
* Kk (ka)/k/,/?/
*Ll (el) /l/
* Ll (el) /l/
*Mm (em) /m/
* Mm (em) /m/
*Nn (en) /n/
* Nn (en) /n/
*Oo (o) /o/, /ɔ/
* Oo (o) /o/, /ɔ/
*Pp (pe) /p/
* Pp (pe) /p/
*Qq (ki) /k/
* Qq (ki) /k/
*Rr (er) /r/
* Rr (er) /r/
*Ss (es) /s/
* Ss (es) /s/
*Tt (te) /t/
* Tt (te) /t/
*Uu (u) /u/
* Uu (oe) /u/
*Vv (fe) /te/
* Vv (fe) /te/
*Ww (we) /w/, /W/
* Ww (we) /w/, /W/
*Xx (eks) /k/+/s/
* Xx (eks) /k/+/s/
*Yy (ye) /y/
* Yy (je) /y/
*Zz (zet) /z/
* Zz (zet) /z/


== Huruf Vokal ==
==Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia==
'''Prinsip [[morfologis]]''' merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah [[fonem]] yang memiliki posisi tertentu dalam [[morfem]] atau kata jadian.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>Dua kaidah tersebut adalah:
Huruf yang melambangkan [[vokal]] dalam [[bahasa Indonesia]] terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.<ref name="rujukan2"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=8}}</ref>
Contoh pemakaian dalam kata [[vokal]] di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti [[api]], [[padi]], [[lusa]].<ref name="rujukan2"/> Dalam [[vokal]] e seperti enak, [[petak]], [[sore]], sedangkan dalam [[vokal]] i contohnya itu, simpan, [[murni]].<ref name="rujukan2"/> Serta dalam [[vokal]] o seperti oleh, [[kota]], [[radio]], dan terakhir pada [[vokal]] u contohnya ulang, [[bumi]], [[ibu]].<ref name="rujukan2"/> Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.<ref name="rujukan3"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=9}}</ref>
*Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.
*Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian [[diftong]] ditulis u dan i.
''''Prinsip historis/tradisional''' berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>
*[[Grafem]] yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.
*[[Grafem]] i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.
*Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.
*Bunyi Hamzah atay bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain. Misalnya penulisan Jum'at.
*Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ diantara konsonan serapan lama. Misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.
*Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan [[Ejaan Soewandi]] bahkan [[Ejaan Van Ophuijsen]]. Misalnya Soekarno dan Soeharto.
*Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya. Misalnya Michael dan New York.


== Huruf Konsonan ==
==Imbuhan Bahasa Indonesia==
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d,
Imbuhan pada bahasa Indonesia belum terdaftar secara lengkap dalam [[EYD]] karena terdapat beberapa [[morfem]] yang bersifat peralihan imbuhan dan akar.Morfem-morfem tersebut adalah ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya(pronomina bentuk singkat), -lah, -kah, -tah, -pun (partikel), contonya kubawa, suaminya, lihatlah.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=30}}</ref>Selain itu masih ada [[morfem]] yang dekat dengan imbuhan tetapi masih belum ditentukan statusnya sehingga sering menimbulkan keraguan dalam penulisannya, antara lain : si, per, saling, antar, pro, pra, maha, dll.<ref name=”rujukan1”> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref> Contohnya : keraguan penulisan yang benar si kecil atau sikecil.
f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.<ref name="rujukan3"/><ref name="rujukan4"> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=3}}</ref> Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.<ref name="rujukan3"/>

== Huruf Diftong ==
Di dalam [[bahasa Indonesia]] terdapat [[diftong]] yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.<ref name="rujukan5"> {{cite book|author=Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia|title=PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2000|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=10}}</ref> Contoh penggunaan [[diftong]] ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, [[kaisar]], [[pandai]].<ref name="rujukan6"> {{cite book|author=Menteri Pendidikan Nasional|title=PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN|year=2009|publisher=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|place=Jakarta|page=5}}</ref> Sedangkan pada [[diftong]] au seperti [[aula]], [[saudara]], [[harimau]].<ref name="rujukan6"/> Serta pada [[diftong]] oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti [[boikot]] dan [[amboi]].<ref name="rujukan6"/>

== Gabungan Huruf Konsonan ==
Di dalam [[bahasa Indonesi]]a terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan [[konsonan]], yaitu kh, ng, ny, dan sy.<ref name="rujukan5"/> Masing-masing melambangkan satu bunyi [[konsonan]].<ref name="rujukan5"/> Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf [[konsonan]] bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.<ref name="rujukan6"/>

== Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia ==
'''Prinsip [[morfologis]]''' merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah [[fonem]] yang memiliki posisi tertentu dalam [[morfem]] atau kata jadian.<ref name="rujukan7"> {{cite book|author=N.F. Alieva, dkk|title=Bahasa Indonesia deskripsi dan teori|year=1991|publisher=Kanisius|place=Yogyakarta|page=28}}</ref>Dua kaidah tersebut adalah:
* Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.<ref name="rujukan7"/>
* Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian [[diftong]] ditulis u dan i.<ref name="rujukan7"/>
'''Prinsip historis/tradisional''' berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:<ref name="rujukan7"/>
* [[Grafem]] yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.<ref name="rujukan7"/>
* [[Grafem]] i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.<ref name="rujukan7"/>
* Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.<ref name="rujukan7"/>
* [[Bunyi Hamzah]] atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.<ref name="rujukan7"/>
* Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.<ref name="rujukan7"/>
* Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan [[Ejaan Soewandi]] bahkan [[Ejaan Van Ophuijsen]], misalnya Soekarno dan Soeharto.<ref name="rujukan7"/>
* Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.<ref name="rujukan7"/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi terkini sejak 26 Maret 2024 12.02

Alphabet enfants sages 5-2

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan lain sebagainya) dalam tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.[1] Penggunaan huruf, penulisan kata, dan penggunaan tanda baca tidak boleh diabaikan karena akan mengakibatkan perbedaan makna. Oleh karena itu dalam penulisan kata ataupun kalimat perlu memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan baku yang berlaku, seperti PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan). Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:

  1. aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
  2. aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
  3. aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

Abjad Indonesia Menurut EYD[sunting | sunting sumber]

Ejaan yang disempurnakan atau EYD terdiri dari 26 grafem tunggal dan fonem sebagai berikut:[2]

  • Aa (a) /a/
  • Bb (be) /b/
  • Cc (tje) /c/
  • Dd (de) /d/
  • Ee (e) /e/, /ə/,/ε/
  • Ff (ef) /f/
  • Gg (ge) /g/
  • Hh (ha) /ha/
  • Ii (i) /i/
  • Jj (dje) /j/
  • Kk (ka)/k/,/?/
  • Ll (el) /l/
  • Mm (em) /m/
  • Nn (en) /n/
  • Oo (o) /o/, /ɔ/
  • Pp (pe) /p/
  • Qq (ki) /k/
  • Rr (er) /r/
  • Ss (es) /s/
  • Tt (te) /t/
  • Uu (oe) /u/
  • Vv (fe) /te/
  • Ww (we) /w/, /W/
  • Xx (eks) /k/+/s/
  • Yy (je) /y/
  • Zz (zet) /z/

Huruf Vokal[sunting | sunting sumber]

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u.[3] Contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir pada huruf a seperti api, padi, lusa.[3] Dalam vokal e seperti enak, petak, sore, sedangkan dalam vokal i contohnya itu, simpan, murni.[3] Serta dalam vokal o seperti oleh, kota, radio, dan terakhir pada vokal u contohnya ulang, bumi, ibu.[3] Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.[4]

Huruf Konsonan[sunting | sunting sumber]

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.[4][5] Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.[4]

Huruf Diftong[sunting | sunting sumber]

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.[6] Contoh penggunaan diftong ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain, kaisar, pandai.[7] Sedangkan pada diftong au seperti aula, saudara, harimau.[7] Serta pada diftong oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir seperti boikot dan amboi.[7]

Gabungan Huruf Konsonan[sunting | sunting sumber]

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.[6] Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.[6] Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf konsonan bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.[7]

Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia[sunting | sunting sumber]

Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian.[8]Dua kaidah tersebut adalah:

  • Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.[8]
  • Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.[8]

Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:[8]

  • Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.[8]
  • Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.[8]
  • Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.[8]
  • Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.[8]
  • Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.[8]
  • Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.[8]
  • Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York.[8]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Sriyanto (2014). Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan (PDF). Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 6. 
  2. ^ N.F. Alieva, dkk (1991). Bahasa Indonesia deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 27. 
  3. ^ a b c d Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 8. 
  4. ^ a b c Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 9. 
  5. ^ Menteri Pendidikan Nasional (2009). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 3. 
  6. ^ a b c Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia (2000). PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 10. 
  7. ^ a b c d Menteri Pendidikan Nasional (2009). PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 5. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k N.F. Alieva, dkk (1991). Bahasa Indonesia deskripsi dan teori. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 28.