Lompat ke isi

Tempo (majalah): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(27 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{pp-vandalism|small=yes}}
{{About|majalah Indonesia|surat kabar yang merupakan saudari majalah ini|Koran Tempo|kegunaan lain|Tempo}}
{{About|majalah Indonesia|surat kabar yang merupakan saudari majalah ini|Koran Tempo|kegunaan lain|Tempo (disambiguasi)}}
{{Infobox Magazine
{{Infobox Magazine
|title = TEMPO
|title = Tempo
|logo = Tempo Magazine.svg
|logo = Tempo Magazine.svg
|image_file = SampulMajalahTempo.jpg
|image_file = SampulMajalahTempo.jpg
Baris 7: Baris 8:
|image_alt =
|image_alt =
|image_caption = Majalah ''Tempo'' edisi pascabredel, Oktober 1998
|image_caption = Majalah ''Tempo'' edisi pascabredel, Oktober 1998
|editor =
|editor = Setri Yasra
|editor_title =
|editor_title = Pemimpin redaksi
|previous_editor =
|previous_editor =
|staff_writer =
|staff_writer =
|frequency = Mingguan
|frequency = Mingguan
|circulation = 300.000 (2010)<ref name="prayudi" />
|circulation = 300.000 (2010)<ref name="prayudi" />
|category = [[Majalah berita]]
|category = [[Majalah berita]], [[politik]]
|company =
|company =
|publisher = [[Tempo Inti Media]]
|publisher = [[Tempo Inti Media]]
|firstdate = [[6 Maret]] [[1971]]<ref name="CorpTempo">{{cite news|author =|title = Halaman Korporat Majalah Berita Mingguan Tempo|url=http://korporat.tempointeraktif.com/mbm|publisher = Tempo|date =|accessdate = [[04 Juli]] [[2013]]}}</ref>
|firstdate = 6 Maret 1971<ref name="CorpTempo">{{cite news|author = |title = Halaman Korporat Majalah Berita Mingguan Tempo|url = http://korporat.tempointeraktif.com/mbm|publisher = Tempo|date = |accessdate = [[04 Juli]] [[2013]]|archive-date = 2013-02-21|archive-url = https://web.archive.org/web/20130221004343/http://korporat.tempointeraktif.com/mbm|dead-url = yes}}</ref>
|lastdate =
|lastdate =
|country = Indonesia
|country = [[Indonesia]]
|language = [[Bahasa Indonesia]]<br>[[Bahasa Inggris]] (edisi Bahasa Inggris)
|based = Jakarta
|language = [[Bahasa Indonesia]]
|slogan =
|motto = ''Enak Dibaca dan Perlu'' <ref name="Enak">{{cite news|author =Hartoyo, Budiman S.|title = Enak dibaca dan perlu|url=http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2003/03/10/KL/mbm.20030310.KL85801.id.html|publisher = Tempo|date =|accessdate = [[04 Juli]] [[2013]]}}</ref>
|website = [http://www.tempo.co/ www.tempo.co]
|website = [http://www.tempo.co/ www.tempo.co]
|issn = 0126-4273
|issn = 0126-4273
}}
}}
'''''Tempo''''' ([[huruf kapital semua]]) adalah majalah mingguan Indonesia yang meliput berita dan politik. Didirikan oleh [[Goenawan Mohamad]] dan [[Yusril Djalinus]] dan edisi pertama diterbitkan pada 6 Maret 1971.<ref name="jp2">{{cite news|date=2009-02-04|title=Indonesia: 'Tempo' cofounder dies of stroke|url=http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219|work=[[Jakarta Post]]|publisher=[[Asia Media]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20090418023356/http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219|archive-date=2009-04-18|access-date=2009-02-21|url-status=dead}}</ref>
'''''Tempo''''' adalah [[majalah]] berita mingguan [[Indonesia]] yang umumnya meliput [[berita]] dan [[politik]] dan diterbitkan oleh [[Tempo Inti Media]].

Moto majalah ini adalah ''Enak Dibaca dan Perlu''.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== 1970–1980 ===
=== Era Orde Baru ===
Pada tanggal 21 Juni 1994, di bawah [[Orde Baru]] Presiden [[Soeharto]] (1921-2008), Menteri Penerangan [[Harmoko]] (1939-2021) melarang penerbitan majalah ''Tempo'', bersama dengan dua majalah berita mingguan lainnya, ''Editor'' dan ''DeTik'', dengan alasan bahwa majalah-majalah tersebut merupakan ancaman terhadap stabilitas nasional.<ref name="McCargo2003">{{cite book|author=Duncan McCargo|year=2003|url=https://books.google.com/books?id=V4tjkf39YMgC&pg=PA77|title=Media and Politics in Pacific Asia|publisher=Psychology Press|isbn=978-0-415-23374-3|pages=77–}}</ref> Menanggapi pembredelan tersebut, sejumlah wartawan mendirikan [[Aliansi Jurnalis Independen]]. Penerbitan Tempo dilanjutkan setelah Suharto turun dari jabatannya pada tahun 1998.
Tempo didirikan oleh [[Goenawan Mohamad]] dan [[Yusril Djalinus]], dengan edisi pertamanya terbit pada [[6 Maret]] [[1971]].<ref name=jp>{{cite news |first=|last=|title=Indonesia: 'Tempo' cofounder dies of stroke |url=http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219 |work=[[Jakarta Post]] |publisher=[[Asia Media]] |date=2009-02-04 |accessdate=2009-02-21 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20090418023356/http://www.asiamedia.ucla.edu/article-southeastasia.asp?parentid=104219 |archivedate=18 April 2009}}</ref> Terbitnya edisi tersebut tidak bisa lepas dari peran prakarsa sekumpulan anak muda pada tahun [[1969]], antara lain yaitu [[Goenawan Mohamad]], Fikri Jufri, [[Christianto Wibisono]] dan Usamah, dan awalnya majalah itu bernama "Ekspres".<ref name="HistoryTempo">{{cite news|author = |title = Sejarah Tempo 1971–2013|url = http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah|publisher = Tempo|date = |accessdate = [[04 Juli]] [[2013]]|archive-date = 2015-04-25|archive-url = https://web.archive.org/web/20150425122726/http://korporat.tempo.co/tentang/sejarah|dead-url = yes}}</ref> Namun dikarenakan adanya perbedaan prinsip antara jajaran redaksi dan pihak pemilik modal utama, maka [[Goenawan Mohamad|Goenawan]] dan kelompoknya keluar dari ''Ekspres'' pada tahun [[1970]].


=== Pasca era Orde Baru ===
Dalam waktu yang kurang lebih sama, Harjoko Trisnadi sedang mengalami masalah. Majalah Djaja, milik [[DKI|Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI)]] , yang dikelolanya sejak [[1962]] macet terbit. Menghadapi kondisi tersebut, karyawan Djaja menulis surat kepada Gubernur [[DKI]] saat itu, [[Ali Sadikin]], meminta agar Djaja diswastakan dan dikelola ''Yayasan Jaya Raya'', sebuah yayasan yang berada di bawah [[DKI|Pemerintah DKI]]. Lalu terjadi rembugan tripartite antara Yayasan Jaya Raya, yang dipimpin [[Ciputra|Ir. Ciputra]] orang-orang bekas majalah ''Ekspres'', dan orang-orang bekas majalah ''Djaja''. Disepakatilah berdirinya majalah ini di bawah '''PT. Grafiti Pers''' sebagai penerbitnya. Pada tahun 1971, dengan peran serta dari Harjoko Trisnadi, Fikri Jufri, Lukman Setiawan, dan [[Bur Rasuanto]], [[Goenawan Mohamad|Goenawan]] yang kemudian dianggap sebagai "pendiri", menerbitkan majalah Tempo untuk pertama kalinya.<ref name="JANET">{{cite book|last=Steele|first=Janet|authorlink=Janet Steele|year=[[2005]]|title=War within: the story of Tempo, an independent magazine in Soeharto's Indonesia|edition=First|publisher=PT. Equinox Publishing Indonesia|id=ISBN 979-3780-08-8 }}</ref>
Majalah ini tetap mempertahankan posisi independennya, dan pada tanggal 27 Juni 2010 menerbitkan sebuah berita tentang korupsi polisi, berdasarkan dokumen yang bocor yang menunjukkan bahwa enam perwira polisi senior memiliki rekening bank yang berisi jutaan dolar, dalam satu kasus lebih dari US$ 10 juta, dengan gaji bulanan sekitar US$ 1.600. Beberapa hari kemudian (6 Juli), kantor redaksi majalah tersebut di [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]] dibom oleh dua orang berpakaian hitam yang mengendarai sepeda motor. Hanya sedikit kerusakan yang terjadi, namun serangan tersebut secara luas dianggap terkait dengan polisi.<ref>[http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2580&Itemid=202 "The Test of Indonesia's Press Freedom"], ''Asia Sentinel'', 7 July 2010</ref>


Pada dini hari di hari ketika berita tersebut beredar, para pejabat yang diduga terkait dengan polisi dengan sia-sia mencoba untuk membeli semua eksemplar dari berita yang menyinggung tersebut. Meskipun mereka membeli 30.000 eksemplar di Jakarta Pusat, tidak ada daerah lain yang terpengaruh, dan para penjual melipatgandakan harga sisa yang banyak diminati. Tempo hanya mencetak dan memasok 30.000 eksemplar pengganti kepada para distributornya. Tindakan ini hanya menambah publisitas seputar berita tersebut.
Pemakaian nama ''Tempo'' tidak lepas dari saran dari para pengecer. Di mana kata ini mudah untuk diucapkan dan memiliki jarak penerbitan yang cukup longgar, yakni mingguan. Selain itu, namanya dianggap mirip-mirip dengan majalah terkenal dari [[Amerika Serikat]], ''[[Time]]''.<ref name="HistoryTempo" /> Dengan rata-rata umur pengelola yang masih 20-an, ia tampil beda dan diterima masyarakat. Dengan mengedepakan peliputan berita yang jujur dan berimbang, serta tulisan yang disajikan dalam prosa yang menarik dan jenaka, majalah ini diterima masyarakat.


Pemimpin redaksi ''Tempo'' sebelumnya adalah Wahyu Muryadi. Sejak November 2012, posisi tersebut diisi oleh Arif Zulkifli, redaktur termuda dalam sejarah ''Tempo''.
=== 1981–2000 ===
Pada tahun [[1982]], untuk pertama kalinya majalah ini dibredel, karena dianggap terlalu tajam mengkritik rezim [[Orde Baru]] dan kendaraan politiknya, [[Golkar]]. Saat itu tengah dilangsungkan kampanye dan prosesi [[Pemilihan Umum]]. Tapi akhirnya diperbolehkan terbit kembali setelah menandatangani semacam "janji" di atas kertas segel dengan [[Ali Moertopo]], Menteri Penerangan saat itu ( zaman [[Soeharto]] ada Departemen Penerangan yang fungsinya, antara lain mengontrol pers).<ref name="HistoryTempo" />


''Tempo'' telah mengembangkan kehadirannya di internet dengan Tempo.co.<ref>{{cite web|title=Berita Terkini, Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia - Tempo.co|url=http://www.tempo.co/|publisher=www.tempo.co|access-date=17 April 2018}}</ref>
Makin sempurna mekanisme internal keredaksiannya, makin mengental semangat jurnalisme investigasinya. Maka makin tajam pula daya kritik Tempo terhadap pemerintahan [[Soeharto]] yang sudah sedemikian melumut. Puncaknya, pada [[Juni]] [[1994]], untuk kedua kalinya majalah ini dibredel oleh pemerintah, melalui [[Menteri Penerangan]] [[Harmoko]]. Ia dinilai terlalu keras mengkritik [[Habibie]] dan [[Soeharto]] ihwal pembelian kapal kapal bekas dari [[Jerman Timur]]. Laporan ini dianggap membahayakan "stabilitas negara", di mana laporan utama membahas keberatan pihak militer terhadap impor oleh Menristek BJ [[Habibie]]. Sekelompok wartawan yang kecewa pada sikap [[Persatuan Wartawan Indonesia]] (PWI) yang menyetujui pembredelan ''Tempo'', ''[[Editor (majalah)|Editor]]'', dan ''[[Detik (tabloid)|Detik]]'' kemudian mendirikan [[Aliansi Jurnalis Independen]] (AJI).


Selain majalah mingguan, ''Tempo'' juga menerbitkan surat kabar harian, [[Koran Tempo|''Koran Tempo'']]. Koran ini menyajikan berita semi-investigasi tentang isu-isu politik dan ekonomi. Koran ini hanya diterbitkan dalam bahasa Indonesia, namun pembaca asing dapat membaca versi lain, termasuk bahasa Inggris, di Tempo.co. Gaya jurnalisme ''Tempo'' berbeda dengan koran-koran harian Indonesia lainnya. ''Tempo'' menyajikan berita dengan gaya yang mereka sebut sebagai 'cerita di balik cerita'. Jadi, apa yang disajikan kepada pembaca tidak hanya peristiwa terkini, tetapi juga cerita yang menyertai dan di balik berita tersebut.
Selepas [[Soeharto]] lengser pada [[Mei]] [[1998]], mereka yang pernah bekerja di Tempo -dan tercerai berai akibat bredel- berembuk ulang. Mereka bicara ihwal perlu-tidaknya majalah Tempo terbit kembali. Hasilnya, Tempo harus terbit kembali. Maka, sejak [[12 Oktober]] 1998, majalah Tempo hadir kembali.<ref name="HistoryTempo" />


== Majalah ==
Untuk meningkatkan skala dan kemampuan penetrasi ke bisnis dunia media, maka pada tahun [[2001]], PT. Arsa Raya Perdanago public dan menjual sahamnya ke publik dan lahirlah [[Tempo Inti Media|PT Tempo Inti Media Tbk.]] (TIM) sebagai penerbit majalah Tempo -yang baru.- Pada tahun yang sama, lahirlah ''[[Koran Tempo]]'' yang berkompetisi di media harian.
Majalah ''Tempo'' terbit dalam [[bahasa Indonesia]]. Sejak 12 September 2000, ''Tempo'' juga terbit dalam bahasa Inggris. Sejak awal, wakil pemimpin redaksi ''Tempo'' edisi bahasa Inggris dijabat oleh Yuli Ismartono, yang pada masa pembredelan ''Tempo'' menjabat sebagai wakil presiden komunikasi korporat [[Freeport Indonesia]].<ref>{{cite web|title=404|url=http://www.apcoworldwide.com/404|website=APCO Worldwide|access-date=17 April 2018}}</ref>


=== 2001–sekarang ===
== ''Tokoh Tempo'' ==
{{expand section}}
Sebaran informasi di bawah bendera TIM, terus berkembang dengan munculnya produk-produk baru seperti ''Tempo English'' (majalah ''Tempo'' edisi [[bahasa Inggris]]), Travelounge ([[2009]]) dan Tempo Interaktif, yang kemudian menjadi tempo.co serta Tempo News Room (TNR), kantor berita yang berfungsi sebagai pusat berita media Group Tempo. Tempo juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan Tempo TV, kerja sama dengan kantor berita radio KBR68H.
Setiap akhir tahun, ''Tempo'' menerbitkan edisi khusus bertajuk ''Tokoh Tempo'' (atau ''Tokoh Pilihan Tempo'') yang menampilkan tokoh pilihan redaksi untuk tahun tersebut, mirip dengan ''Person of the Year'' di majalah ''Time''.


{| class="wikitable sortable"
Yang juga penting di dalam naungan Kelompok Tempo Media adalah kehadiran percetakan PT Temprint. Percetakan ini mencetak produk-produk Kelompok Tempo dan produk dari luar.
!Tahun
!Tokoh
|-
|2006
| 10 [[Perempuan di Indonesia|perempuan]] yang "Mengubah Indonesia"
|-
|2007
| 7 "Pemberantas Korupsi"
|-
|2008
| 10 kepala daerah
|-
|2009
| 8 pengusaha [[Usaha Kecil dan Menengah|UMKM]]
|-
|2010
| "Pahlawan dari Tanah Bencana"
|-
|2012
| [[Komisi Pemberantasan Korupsi]]
|-
|2013
| ''Sang Pembocor''
|-
|2014
| ''[[Relawan]]''
|-
|2015
| ''Para Penakluk Asap''
|-
|2017
| [[Novel Baswedan]]
|-
|2018
| 5 "Pahlawan" saat bencana
|-
|2019
| ''Massa [[Unjuk rasa|Aksi]]''
|-
|2020
| ''Para Pahlawan Pandemi''
|-
|2021
| ''Para Pemutus Virus''
|-
|2022
| Pendamping korban [[kekerasan seksual]]:
* Ana Abdillah
* Saraiyah
* Joan Patricia Walu Sudjiati Riwu Kaho
* Fransiska Imakulata
* Tawaja Ramzia Djanoan
|}


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
=== Perseteruan dengan Polri ===
=== Perseteruan dengan Polri ===
Pada bulan [[Juni]] [[2010]], Majalah Tempo menerbitkan edisi [[28 Juni]]-[[4 Juli]] 2010 dengan sampul berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang menggambarkan seorang polisi sedang menggiring celengan babi. Edisi ini menceritakan beberapa jenderal polisi yang memiliki rekening berisi uang miliaran rupiah. [[Polri]] memprotes sampul tersebut,<ref>[http://autos.okezone.com/read/2010/07/01/337/348678/337/petinggi-polri-gambar-babi-itu-sara Petinggi Polri: "Gambar Babi itu Sara"], Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010</ref> dan meminta Majalah Tempo meminta maaf.<ref>[http://news.okezone.com/read/2010/07/02/337/348904/mabes-polri-berharap-tempo-segera-sadar Mabes Polri Berharap Tempo Segera Sadar], Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010</ref>
Pada bulan Juni 2010, ''Tempo'' menerbitkan edisi 28 Juni-4 Juli 2010 dengan sampul berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang menggambarkan seorang polisi sedang menggiring celengan babi. Edisi ini menceritakan beberapa jenderal polisi yang memiliki rekening berisi uang miliaran rupiah. [[Polri]] memprotes sampul tersebut,<ref>[http://autos.okezone.com/read/2010/07/01/337/348678/337/petinggi-polri-gambar-babi-itu-sara Petinggi Polri: "Gambar Babi itu Sara"], Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010</ref> dan meminta Majalah Tempo meminta maaf.<ref>[http://news.okezone.com/read/2010/07/02/337/348904/mabes-polri-berharap-tempo-segera-sadar Mabes Polri Berharap Tempo Segera Sadar], Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010</ref>

Pada 8 Juli 2010, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk berdamai di luar jalur pengadilan. Pertemuan yang dimediasi oleh [[Dewan Pers]] dilakukan di Gedung Dewan Pers, di mana pihak Polri diwakili oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol [[Edward Aritonang]], sementara ''Tempo'' diwakili oleh pemimpin redaksinya Wahyu Muryadi.<ref>BBC Indonesia, [http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100708_dewanpers.shtml Tempo dan polisi sepakat berdamai]</ref>


== Pemimpin redaksi ==
Pada [[8 Juli]] 2010, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk berdamai di luar jalur pengadilan. Pertemuan yang dimediasi oleh [[Dewan Pers]] dilakukan di Gedung Dewan Pers, di mana pihak [[Polri]] diwakili oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol [[Edward Aritonang]], sementara Tempo diwakili oleh Pemred Tempo, Wahyu Muryadi.<ref>BBC Indonesia, [http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2010/07/100708_dewanpers.shtml Tempo dan polisi sepakat berdamai]</ref>
* [[Goenawan Mohamad]] (1971–1999)
* Bambang Harimurti (1999–2006)
* Toriq Hadad (2006–2010)
* Wahyu Muryadi (2010–2013)
* Arif Zulkifli (2013–2019)
* Wahyu Dhyatmika (2019–2021)
* Setri Yasra (2021–sekarang)


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 65: Baris 129:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tempo.co/ Tempo.co]
* {{official|https://www.tempo.co/}} (portal daring Tempo.co)
* [https://majalah.tempo.co/ Situs majalah ''Tempo'']


[[Kategori:Tempo Media Group]]
[[Kategori:Tempo Media Group]]
[[Kategori:Majalah Indonesia|Tempo]]
[[Kategori:Majalah berita yang diterbitkan di Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1971 di Indonesia]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1971 di Indonesia]]
[[Kategori:Majalah Indonesia]]

Revisi terkini sejak 8 April 2024 12.31

Tempo
Majalah Tempo edisi pascabredel, Oktober 1998
Pemimpin redaksiSetri Yasra
KategoriMajalah berita, politik
FrekuensiMingguan
Sirkulasi300.000 (2010)[1]
PenerbitTempo Inti Media
Terbitan pertama6 Maret 1971[2]
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia
Bahasa Inggris (edisi Bahasa Inggris)
Situs webwww.tempo.co
ISSN0126-4273

Tempo (huruf kapital semua) adalah majalah mingguan Indonesia yang meliput berita dan politik. Didirikan oleh Goenawan Mohamad dan Yusril Djalinus dan edisi pertama diterbitkan pada 6 Maret 1971.[3]

Moto majalah ini adalah Enak Dibaca dan Perlu.

Era Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 21 Juni 1994, di bawah Orde Baru Presiden Soeharto (1921-2008), Menteri Penerangan Harmoko (1939-2021) melarang penerbitan majalah Tempo, bersama dengan dua majalah berita mingguan lainnya, Editor dan DeTik, dengan alasan bahwa majalah-majalah tersebut merupakan ancaman terhadap stabilitas nasional.[4] Menanggapi pembredelan tersebut, sejumlah wartawan mendirikan Aliansi Jurnalis Independen. Penerbitan Tempo dilanjutkan setelah Suharto turun dari jabatannya pada tahun 1998.

Pasca era Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Majalah ini tetap mempertahankan posisi independennya, dan pada tanggal 27 Juni 2010 menerbitkan sebuah berita tentang korupsi polisi, berdasarkan dokumen yang bocor yang menunjukkan bahwa enam perwira polisi senior memiliki rekening bank yang berisi jutaan dolar, dalam satu kasus lebih dari US$ 10 juta, dengan gaji bulanan sekitar US$ 1.600. Beberapa hari kemudian (6 Juli), kantor redaksi majalah tersebut di Jakarta Pusat dibom oleh dua orang berpakaian hitam yang mengendarai sepeda motor. Hanya sedikit kerusakan yang terjadi, namun serangan tersebut secara luas dianggap terkait dengan polisi.[5]

Pada dini hari di hari ketika berita tersebut beredar, para pejabat yang diduga terkait dengan polisi dengan sia-sia mencoba untuk membeli semua eksemplar dari berita yang menyinggung tersebut. Meskipun mereka membeli 30.000 eksemplar di Jakarta Pusat, tidak ada daerah lain yang terpengaruh, dan para penjual melipatgandakan harga sisa yang banyak diminati. Tempo hanya mencetak dan memasok 30.000 eksemplar pengganti kepada para distributornya. Tindakan ini hanya menambah publisitas seputar berita tersebut.

Pemimpin redaksi Tempo sebelumnya adalah Wahyu Muryadi. Sejak November 2012, posisi tersebut diisi oleh Arif Zulkifli, redaktur termuda dalam sejarah Tempo.

Tempo telah mengembangkan kehadirannya di internet dengan Tempo.co.[6]

Selain majalah mingguan, Tempo juga menerbitkan surat kabar harian, Koran Tempo. Koran ini menyajikan berita semi-investigasi tentang isu-isu politik dan ekonomi. Koran ini hanya diterbitkan dalam bahasa Indonesia, namun pembaca asing dapat membaca versi lain, termasuk bahasa Inggris, di Tempo.co. Gaya jurnalisme Tempo berbeda dengan koran-koran harian Indonesia lainnya. Tempo menyajikan berita dengan gaya yang mereka sebut sebagai 'cerita di balik cerita'. Jadi, apa yang disajikan kepada pembaca tidak hanya peristiwa terkini, tetapi juga cerita yang menyertai dan di balik berita tersebut.

Majalah Tempo terbit dalam bahasa Indonesia. Sejak 12 September 2000, Tempo juga terbit dalam bahasa Inggris. Sejak awal, wakil pemimpin redaksi Tempo edisi bahasa Inggris dijabat oleh Yuli Ismartono, yang pada masa pembredelan Tempo menjabat sebagai wakil presiden komunikasi korporat Freeport Indonesia.[7]

Tokoh Tempo

[sunting | sunting sumber]

Setiap akhir tahun, Tempo menerbitkan edisi khusus bertajuk Tokoh Tempo (atau Tokoh Pilihan Tempo) yang menampilkan tokoh pilihan redaksi untuk tahun tersebut, mirip dengan Person of the Year di majalah Time.

Tahun Tokoh
2006 10 perempuan yang "Mengubah Indonesia"
2007 7 "Pemberantas Korupsi"
2008 10 kepala daerah
2009 8 pengusaha UMKM
2010 "Pahlawan dari Tanah Bencana"
2012 Komisi Pemberantasan Korupsi
2013 Sang Pembocor
2014 Relawan
2015 Para Penakluk Asap
2017 Novel Baswedan
2018 5 "Pahlawan" saat bencana
2019 Massa Aksi
2020 Para Pahlawan Pandemi
2021 Para Pemutus Virus
2022 Pendamping korban kekerasan seksual:
  • Ana Abdillah
  • Saraiyah
  • Joan Patricia Walu Sudjiati Riwu Kaho
  • Fransiska Imakulata
  • Tawaja Ramzia Djanoan

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Perseteruan dengan Polri

[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Juni 2010, Tempo menerbitkan edisi 28 Juni-4 Juli 2010 dengan sampul berjudul "Rekening Gendut Perwira Polisi" yang menggambarkan seorang polisi sedang menggiring celengan babi. Edisi ini menceritakan beberapa jenderal polisi yang memiliki rekening berisi uang miliaran rupiah. Polri memprotes sampul tersebut,[8] dan meminta Majalah Tempo meminta maaf.[9]

Pada 8 Juli 2010, kedua belah pihak akhirnya sepakat untuk berdamai di luar jalur pengadilan. Pertemuan yang dimediasi oleh Dewan Pers dilakukan di Gedung Dewan Pers, di mana pihak Polri diwakili oleh Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang, sementara Tempo diwakili oleh pemimpin redaksinya Wahyu Muryadi.[10]

Pemimpin redaksi

[sunting | sunting sumber]
  • Goenawan Mohamad (1971–1999)
  • Bambang Harimurti (1999–2006)
  • Toriq Hadad (2006–2010)
  • Wahyu Muryadi (2010–2013)
  • Arif Zulkifli (2013–2019)
  • Wahyu Dhyatmika (2019–2021)
  • Setri Yasra (2021–sekarang)

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ ., Prayudi. Textual Analysis of Tempo News Magazine Representation of Terrorism. Jurnal Ilmu Komunikasi Terakreditasi, 8 (1). (2010):41.
  2. ^ "Halaman Korporat Majalah Berita Mingguan Tempo". Tempo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-21. Diakses tanggal 04 Juli 2013. 
  3. ^ "Indonesia: 'Tempo' cofounder dies of stroke". Jakarta Post. Asia Media. 2009-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-18. Diakses tanggal 2009-02-21. 
  4. ^ Duncan McCargo (2003). Media and Politics in Pacific Asia. Psychology Press. hlm. 77–. ISBN 978-0-415-23374-3. 
  5. ^ "The Test of Indonesia's Press Freedom", Asia Sentinel, 7 July 2010
  6. ^ "Berita Terkini, Berita Hari Ini Indonesia dan Dunia - Tempo.co". www.tempo.co. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  7. ^ "404". APCO Worldwide. Diakses tanggal 17 April 2018. 
  8. ^ Petinggi Polri: "Gambar Babi itu Sara", Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010
  9. ^ Mabes Polri Berharap Tempo Segera Sadar, Okezone. Diakses tgl.3 Juli 2010
  10. ^ BBC Indonesia, Tempo dan polisi sepakat berdamai
  • Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia, Equinox Publishing dan ISEAS, Janet Steele.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]