Lompat ke isi

Bank Bali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
AdhiOK (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6: Baris 6:
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| company_type = [[Perusahaan publik|Publik]]
| fate = Dileburkan
| fate = Dileburkan
| predecessor = Bank Dharma Usaha
| successor = [[Bank Permata]]
| successor = [[Bank Permata]]
| founder = [[Djaja Ramli]]
| founder = [[Djaja Ramli]]
Baris 20: Baris 21:
}}
}}


'''PT Bank Bali Tbk''' didirikan pada tanggal 17 Desember 1954. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Januari 1955 dan memperoleh izin usaha pada tanggal 19 Februari 1957. Bank juga memperoleh izin untuk melakukan kegiatan valuta asing pada tanggal 8 Mei 1956. Pada 1999, Direktur Utama Bank Bali Rudy Ramli, yang mewarisi bank dari ayahnya pada 1992, dipaksa membayar komisi Rp546 miliar kepada PT Era Giat Prima, perusahaan yang dikelola Wakil Bendahara Partai Golkar [[Setya Novanto]], untuk mengumpulkan Rp904 miliar dari sisa uang dari [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). [[Baligate|Skandal Baligate]] mengakibatkan Rudy kehilangan kendali atas bank yang ditempatkan di bawah manajemen BPPN sebelum diambil alih oleh [[Standard Chartered]].
'''PT Bank Bali Tbk''' adalah [[bank]] yang pernah ada di [[Indonesia]] hingga 2002. Bank ini didirikan pada tanggal 17 Desember 1954 dengan nama "PT Bank Persatuan Dagang Indonesia" (BPDI). Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Januari 1955 dan memperoleh izin usaha pada tanggal 19 Februari 1957. Bank juga memperoleh izin untuk melakukan kegiatan valuta asing pada tanggal 8 Mei 1956. Pada tanggal 20 Agustus 1971, BPDI berubah nama menjadi Bank Bali. Pada 1999, Direktur Utama Bank Bali Rudy Ramli, yang mewarisi bank dari ayahnya pada 1992, dipaksa membayar komisi Rp546 miliar kepada PT Era Giat Prima, perusahaan yang dikelola Wakil Bendahara Partai Golkar [[Setya Novanto]], untuk mengumpulkan Rp904 miliar dari sisa uang dari [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN). [[Baligate|Skandal Baligate]] mengakibatkan Rudy kehilangan kendali atas bank yang ditempatkan di bawah manajemen BPPN sebelum diambil alih oleh [[Standard Chartered]].


Pada tahun 2002, bank ini dileburkan menjadi [[Bank Permata]] bersama empat bank lainnya, [[Bank Universal]], [[Bank Artamedia]], [[Bank Patriot]] dan [[Bank Prima Express]].<ref name="permatabank.com">{{cite web |url=https://www.permatabank.com/TentangKami/Profil-Korporasi/ |title=Profil Korporasi |author= |date= |work= |publisher= |accessdate=3 Desember 2015}}</ref>
Pada tahun 2002, bank ini dileburkan menjadi [[Bank Permata]] bersama empat bank lainnya, [[Bank Universal]], [[Bank Artamedia]], [[Bank Patriot]] dan [[Bank Prima Express]].<ref name="permatabank.com">{{cite web |url=https://www.permatabank.com/TentangKami/Profil-Korporasi/ |title=Profil Korporasi |author= |date= |work= |publisher= |accessdate=3 Desember 2015}}</ref>
Baris 30: Baris 31:
== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}

{{bank-stub}}


[[Kategori:Bank di Indonesia yang sudah tidak beroperasi]]
[[Kategori:Bank di Indonesia yang sudah tidak beroperasi]]
[[Kategori:Perusahaan yang berpusat di Jakarta]]

{{bank-stub}}

Revisi terkini sejak 10 April 2024 23.12

PT Bank Bali Tbk
Publik
IndustriPerbankan dan komponennya
NasibDileburkan
PendahuluBank Dharma Usaha
PenerusBank Permata
Didirikan17 Desember 1954
PendiriDjaja Ramli
Ditutup18 Oktober 2002
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia
Tokoh
kunci
Rudy Ramli (Presiden Direktur)
ProdukKeuangan

PT Bank Bali Tbk adalah bank yang pernah ada di Indonesia hingga 2002. Bank ini didirikan pada tanggal 17 Desember 1954 dengan nama "PT Bank Persatuan Dagang Indonesia" (BPDI). Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Januari 1955 dan memperoleh izin usaha pada tanggal 19 Februari 1957. Bank juga memperoleh izin untuk melakukan kegiatan valuta asing pada tanggal 8 Mei 1956. Pada tanggal 20 Agustus 1971, BPDI berubah nama menjadi Bank Bali. Pada 1999, Direktur Utama Bank Bali Rudy Ramli, yang mewarisi bank dari ayahnya pada 1992, dipaksa membayar komisi Rp546 miliar kepada PT Era Giat Prima, perusahaan yang dikelola Wakil Bendahara Partai Golkar Setya Novanto, untuk mengumpulkan Rp904 miliar dari sisa uang dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Skandal Baligate mengakibatkan Rudy kehilangan kendali atas bank yang ditempatkan di bawah manajemen BPPN sebelum diambil alih oleh Standard Chartered.

Pada tahun 2002, bank ini dileburkan menjadi Bank Permata bersama empat bank lainnya, Bank Universal, Bank Artamedia, Bank Patriot dan Bank Prima Express.[1] Sebelumnya, pada tahun 1999, bank ini terlibat dalam sebuah skandal korupsi besar-besaran.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Profil Korporasi". Diakses tanggal 3 Desember 2015.