Lompat ke isi

Perkutut jawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan
Adnan Chaldun (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 18: Baris 18:
}}
}}


'''Perkutut jawa''' (''Geopelia striata'') adalah [[spesies]] burung dalam suku [[Columbidae]], dari [[genus]] [[Geopelia]]. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.
'''Perkutut jawa''' (''Geopelia striata'') adalah [[spesies]] burung dalam suku [[Columbidae]], dari [[genus]] ''[[Geopelia]]''. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.


== Ciri-ciri ==
== Ciri-ciri ==
Perkutut jawa (sering kali disebut dengan perkutut lokal) memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang. Kepalanya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, dan punggung coklat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh abu-abu biru, kaki merah jambu tua. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Perkutut jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Telur berwarna putih, jumlah 2 butir. Perkutut jawa berbiak pada bulan Januari-September.
Perkutut jawa (sering kali disebut dengan perkutut lokal) memiliki tubuh berukuran kecil (21&nbsp;cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang. Kepalanya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, <ref name=":0">{{Cite book|last=Robson|first=Craig|date=2007|title=NEW HOLLAND FIELD GUIDE TO THE BIRDS OF SOUTH-EAST ASIA : THAILAND, PENINSULAR MALAYSIA, SINGAPORE, VIETNAM, CAMBODIA, LAOS, MYANMAR|location=London|publisher=New Holland|pages=78|url-status=live}}</ref>dan punggung cokelat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh berwarna abu-abu biru, sedangkan kaki berwarna merah jambu tua. Mereka hidup berpasangan atau kelompok kecil. Perkutut jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Telur berwarna putih berjumlah dua butir. Perkutut jawa berbiak pada bulan Januari–September.


Suara perkutut Jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis perkutut Thailand atau yang acap kali disebut dengan perkutut Bangkok.
Suara perkutut jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis perkutut thailand atau yang acap kali disebut dengan perkutut bangkok.


== Pemeliharaan ==
== Pemeliharaan ==
Pada umumnya burung perkutut yang dipelihara sebagai klangengan (peliharaan) oleh kebanyakan penghobi biasanya diberi makan hanya berupa biji-bijian saja seperti milet putih, milet merah, jewawut, gabah berukuran kecil dan sedikit ketan hitam. Terkadang ada juga penghobi yang memberi pakan tambahan berupa canary seed, biji godem dan biji sawi serta pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong.
Pada umumnya burung perkutut yang dipelihara sebagai ''klangengan'' (peliharaan) oleh kebanyakan penghobi biasanya diberi makan hanya berupa biji-bijian saja seperti milet putih, milet merah, jewawut, gabah berukuran kecil, dan sedikit ketan hitam. Terkadang ada juga penghobi yang memberi pakan tambahan berupa ''canary seed'', biji godem dan biji sawi serta pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong.


Untuk menjaga stamina dan mengkondisikan burung perkutut saat lomba, para penghobi biasanya memberikan jamu-jamuan atau vitamin untuk merangsang bunyi. Pemberian jamu umumnya diberikan tiga hari sebelum lomba setelah sebelumnya dimandikan terlebih dahulu dan diberi lolohan kacang hijau yang direndam dengan air panas setidaknya selama dua jam.
Untuk menjaga stamina dan mengondisikan burung perkutut saat lomba, para pehobi biasanya memberikan jamu-jamuan atau vitamin untuk merangsang bunyi. Pemberian jamu umumnya diberikan tiga hari sebelum lomba setelah sebelumnya dimandikan terlebih dahulu dan diberi lolohan kacang hijau yang direndam dengan air panas setidaknya selama dua jam.


Untuk mandi rutin, para penghobi biasanya memandikan burung perkutut kesayangannya seminggu sekali. Terkadang untuk burung perkutut yang memiliki karakter liar, intensitas mandi bisa ditingkatkan hingga dua atau tiga kali dalam seminggu. Jika karakter liarnya sudah mereda atau hilang maka intensitas mandi ini bisa dikurangi.
Untuk mandi rutin, para pehobi biasanya memandikan burung perkutut seminggu sekali. Perkutut yang memiliki karakter liar, intensitas mandi bisa ditingkatkan hingga dua atau tiga kali dalam seminggu. Jika karakter liarnya sudah mereda atau hilang, intensitas mandi ini bisa dikurangi.


Selain pemberian pakan seperti yang disebutkan di atas, burung perkutut yang dipelihara di sangkar juga memerlukan penjemuran di bawah sinar matahari langsung untuk menjaga kesehatannya. Para penghobi biasanya menjemur perkutut kesayangannya di tiang kerekan dengan ketinggian sekitar 7 meter.
Selain pemberian pakan seperti yang disebutkan di atas, burung perkutut yang dipelihara di sangkar juga memerlukan penjemuran di bawah sinar matahari langsung untuk menjaga kesehatannya. Para pehobi biasanya menjemur perkutut kesayangannya di tiang kerekan dengan ketinggian sekitar tujuh meter.

Di adat jawa juga mempunyai kebiasaan yang unik dalam memelihara perkutut, yaitu menyangkutkan perkutut dengan hal mitos dan sakral. bagi adat jawa burung perkutut bukanlah
hanya sebuah burung klangenan semata akan tetapi burung perkutut bisa membawa hal yang negatif atau hal yang positif, burung perkutut itu dibagi dari beberapa katurangan yang baik dan [https://www.masterkicauan.com/2022/11/11-ciri-perkutut-yang-dilarang.html katuranggan yang tidak baik]. itu yang akan menentukan perkutut itu menjadi bernilai tergantung dari kasta katuranggan perkutut tersebut.


== Penyebaran ==
== Penyebaran ==
* [[Filipina]], Semenanjung Malaysia.
* [[Filipina]], Semenanjung Malaysia<ref name=":0" />
* [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]].
* [[Sumatra]], [[Jawa]], [[Bali]], [[Lombok]]
* [[Thailand]]
* [[Thailand]]<ref name=":0" />


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 48: Baris 45:
* [http://bio.undip.ac.id/sbw/sp_daftar_indo.htm Undip] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120706065729/http://bio.undip.ac.id/sbw/sp_daftar_indo.htm |date=2012-07-06 }}
* [http://bio.undip.ac.id/sbw/sp_daftar_indo.htm Undip] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120706065729/http://bio.undip.ac.id/sbw/sp_daftar_indo.htm |date=2012-07-06 }}


{{burung-stub}}
{{Taxonbar|from=Q288485}}
{{Taxonbar|from=Q288485}}


[[Kategori:Burung Indonesia]]
[[Kategori:Burung Indonesia]]
[[Kategori:Geopelia]]
[[Kategori:Geopelia]]


{{burung-stub}}

Revisi terkini sejak 12 April 2024 02.05

Perkutut jawa
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
G. striata
Nama binomial
Geopelia striata
(Linnaeus, 1766)

Perkutut jawa (Geopelia striata) adalah spesies burung dalam suku Columbidae, dari genus Geopelia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan biji-bijian saja. Namun, tidak tertutup kemungkinan jika burung ini juga memakan serangga di habitat aslinya.

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]

Perkutut jawa (sering kali disebut dengan perkutut lokal) memiliki tubuh berukuran kecil (21 cm). Burung ini bertubuh ramping dan berekor panjang. Kepalanya berwarna abu-abu, dengan leher dan bagian sisi bergaris halus, [2]dan punggung cokelat dengan tepi hitam. Bulu sisi terluar ekor berwarna kehitaman dengan ujung putih. Iris dan paruh berwarna abu-abu biru, sedangkan kaki berwarna merah jambu tua. Mereka hidup berpasangan atau kelompok kecil. Perkutut jawa makan di permukaan tanah. Kadang mereka berkumpul untuk minum di sumber air. Sarangnya berbentuk datar tipis dan terbuat dari ranting-ranting. Telur berwarna putih berjumlah dua butir. Perkutut jawa berbiak pada bulan Januari–September.

Suara perkutut jawa relatif kecil dan tipis jika dibandingkan dengan jenis perkutut thailand atau yang acap kali disebut dengan perkutut bangkok.

Pemeliharaan

[sunting | sunting sumber]

Pada umumnya burung perkutut yang dipelihara sebagai klangengan (peliharaan) oleh kebanyakan penghobi biasanya diberi makan hanya berupa biji-bijian saja seperti milet putih, milet merah, jewawut, gabah berukuran kecil, dan sedikit ketan hitam. Terkadang ada juga penghobi yang memberi pakan tambahan berupa canary seed, biji godem dan biji sawi serta pakan ekstra untuk kebutuhan mineral berupa tulang sotong.

Untuk menjaga stamina dan mengondisikan burung perkutut saat lomba, para pehobi biasanya memberikan jamu-jamuan atau vitamin untuk merangsang bunyi. Pemberian jamu umumnya diberikan tiga hari sebelum lomba setelah sebelumnya dimandikan terlebih dahulu dan diberi lolohan kacang hijau yang direndam dengan air panas setidaknya selama dua jam.

Untuk mandi rutin, para pehobi biasanya memandikan burung perkutut seminggu sekali. Perkutut yang memiliki karakter liar, intensitas mandi bisa ditingkatkan hingga dua atau tiga kali dalam seminggu. Jika karakter liarnya sudah mereda atau hilang, intensitas mandi ini bisa dikurangi.

Selain pemberian pakan seperti yang disebutkan di atas, burung perkutut yang dipelihara di sangkar juga memerlukan penjemuran di bawah sinar matahari langsung untuk menjaga kesehatannya. Para pehobi biasanya menjemur perkutut kesayangannya di tiang kerekan dengan ketinggian sekitar tujuh meter.

Penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ BirdLife International (2012). "Geopelia striata". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2013.2. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 26 November 2013. 
  2. ^ a b c Robson, Craig (2007). NEW HOLLAND FIELD GUIDE TO THE BIRDS OF SOUTH-EAST ASIA : THAILAND, PENINSULAR MALAYSIA, SINGAPORE, VIETNAM, CAMBODIA, LAOS, MYANMAR. London: New Holland. hlm. 78. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]