Perayaan Dewa Dapur: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia |
edit Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
''' |
'''Perayaan Dewa Dapur''' adalah tradisi menghantarkan Dewa Dapur [[Zao Jun]] ke surga untuk melaporkan tugasnya selama setahun di bumi kepada [[Tian]]. Di kalangan Tionghoa-Indonesia, perayaan ini dikenal dengan istilah '''Jih Si Sang Ang''' (廿四送尫).{{cn}} Ritual ini merupakan salah satu ritual sangat penting bagi etnis Tionghoa yang masih memegang teguh budaya leluhur mereka, serta cukup meriah karena berdekatan dengan festival menyambut [[Tahun Baru Imlek]]. Oleh sebab itu, festival ini juga dikenal sebagai '''Tahun Baru Kecil'''. Istilah lainnya adalah '''Menghantarkan Dewa Dapur''' (送灶) atau '''Sembahyang Dewa Dapur''' (祭灶). |
||
Di Indonesia, sajian yang dipersembahkan untuk Zao Jun juga berasal dari makanan khas lokal seperti [[Ronde (makanan)|wedang ronde]]. |
Di Indonesia, sajian yang dipersembahkan untuk Zao Jun juga berasal dari makanan khas lokal seperti [[Ronde (makanan)|wedang ronde]]. |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
{{lihatpula|Zao Jun}} |
{{lihatpula|Zao Jun}} |
||
Banyak versi yang menceritakan legenda tentang asal usul Dewa Dapur Zao Jun. Legenda paling populer adalah versi dirinya sebagai manusia biasa bernama Zhang. Ia melakukan dosa sehingga ditimpai kemalangan oleh surga, kemudian merasa menyesal dan meloncat ke dalam tungku dapur yang masih menyala di hadapan istrinya. Istrinya yang tidak berhasil menyelamatkan nyawa Zhang, kemudian membuat sebuah altar kecil di atas tungku sebagai pengingat akan suaminya. Semenjak itulah kebiasaan menyembah Dewa Dapur berkembang di masyarakat |
Banyak versi yang menceritakan legenda tentang asal usul Dewa Dapur Zao Jun. Legenda paling populer adalah versi dirinya sebagai manusia biasa bernama Zhang. Ia melakukan dosa sehingga ditimpai kemalangan oleh surga, kemudian merasa menyesal dan meloncat ke dalam tungku dapur yang masih menyala di hadapan istrinya. Istrinya yang tidak berhasil menyelamatkan nyawa Zhang, kemudian membuat sebuah altar kecil di atas tungku sebagai pengingat akan suaminya. Semenjak itulah kebiasaan menyembah Dewa Dapur berkembang di masyarakat Tionghoa.<ref>Terhi Mikkolainen. 2007. [http://gbtimes.com/culture/zao-jun-kitchen-god Zao Jun: The Kitchen God.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130328074902/http://gbtimes.com/culture/zao-jun-kitchen-god |date=2013-03-28 }}</ref> |
||
== Pelaksanaan ritual == |
== Pelaksanaan ritual == |
||
Penetapan tanggal |
Penetapan tanggal Sembahyang Dewa Dapur berbeda antara penduduk Tiongkok Selatan dan Utara. Di Utara, penduduk merayakannya pada Imlek tanggal 23 bulan 12, sementara penduduk Selatan pada Imlek tanggal 24 bulan 12. Tanggal perayaan juga berbeda berdasarkan profesi seseorang: ''Karyawan pemerintah memberikan persembahan kepada Dewa Dapur pada tanggal 23, masyarakat umum pada tanggal 24, dan masyarakat nelayan pada tanggal 25''.<ref name="china.org.cn">China.org.cn. 25 Oktober 2008. [http://www.china.org.cn/english/features/SpringFestival/200017.htm Little New Year: Busy Preparations". Spring 2007.]</ref> |
||
Masyarakat |
Masyarakat Tionghoa di Indonesia merayakan Song Wang pada penanggalan Imlek tanggal 24 bulan 12. Festival ini tidak dirayakan oleh keluarga yang sedang berada dalam masa berkabung.<ref name="Matrisia Jawa Tengah">Bidang Litbang PTITD/Matrisia Jawa Tengah. 2007. ''Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma'', hal. 102. Semarang: Penerbit Benih Bersemi.</ref> |
||
=== Kebiasaan umum === |
=== Kebiasaan umum === |
||
Baris 20: | Baris 20: | ||
Untuk memulai awal yang bersih pada tahun yang baru, setiap keluarga melaksanakan pembersihan besar-besaran di seluruh rumah dan halaman. Dipercaya bahwa agar para makhluk suci berangkat ke surga, seisi rumah serta ''manusia'' yang tinggal harus dibersihkan. Selanjutnya dekorasi tua diturunkan untuk diganti dengan yang baru.<ref name="china.org.cn"/> Persiapan menyambut tahun baru ('''Guo Nian''') dimulai dengan membeli kue-kue seperti [[kue keranjang]] ('''Nian Gao''') dan menempelkan sajak musim semi ('''Chun Lian''') di daun pintu atau jendela. Sajak-sajak itu umumnya berisi doa dan harapan agar pada tahun yang baru cita-cita dan permohonan dapat terkabul.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> |
Untuk memulai awal yang bersih pada tahun yang baru, setiap keluarga melaksanakan pembersihan besar-besaran di seluruh rumah dan halaman. Dipercaya bahwa agar para makhluk suci berangkat ke surga, seisi rumah serta ''manusia'' yang tinggal harus dibersihkan. Selanjutnya dekorasi tua diturunkan untuk diganti dengan yang baru.<ref name="china.org.cn"/> Persiapan menyambut tahun baru ('''Guo Nian''') dimulai dengan membeli kue-kue seperti [[kue keranjang]] ('''Nian Gao''') dan menempelkan sajak musim semi ('''Chun Lian''') di daun pintu atau jendela. Sajak-sajak itu umumnya berisi doa dan harapan agar pada tahun yang baru cita-cita dan permohonan dapat terkabul.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> |
||
Pada sore |
Pada sore pada hari keempat setelah Zao Jun naik ke Surga, masyarakat menyiapkan persembahan berupa makanan untuk menyambut kedatangannya kembali. Kembalinya Dewa Dapur menandakan akhir dari kebebasan keluarga dari pengawasan spiritual.<ref name="Nationsonline"/> |
||
=== Persembahan === |
=== Persembahan === |
||
Berikut ini merupakan berbagai persembahan yang biasa digunakan untuk mengantar Dewa Dapur sebelum naik ke surga. |
Berikut ini merupakan berbagai persembahan yang biasa digunakan untuk mengantar Dewa Dapur sebelum naik ke surga. |
||
==== Kue Keranjang ==== |
|||
[[Berkas:Nian gao nin gou.jpg| |
[[Berkas:Nian gao nin gou.jpg|jmpl|Kue keranjang]] |
||
: [[Kue keranjang]] atau ''Nian Gao'' adalah kue lengket yang terbuat dari gula dan madu, sejenis manisan tradisional China. Kue keranjang diharapkan dapat ‘’menutup’’ bibir Zao Jun sehingga tidak dapat melaporkan keburukan keluarga kepada Tian.<ref name="Nationsonline"/> |
: [[Kue keranjang]] atau ''Nian Gao'' adalah kue lengket yang terbuat dari gula dan madu, sejenis manisan tradisional China. Kue keranjang diharapkan dapat ‘’menutup’’ bibir Zao Jun sehingga tidak dapat melaporkan keburukan keluarga kepada Tian.<ref name="Nationsonline"/> |
||
==== Madu, manisan, dan Wedang Ronde ==== |
|||
: Madu dan manisan diharapkan dapat membuat Zao Jun hanya melaporkan hal-hal yang manis saja kepada [[Kaisar Giok]].<ref name="Nationsonline"/> Kebiasaan di Indonesia adalah menyajikan wedang ronde manis agar dia hanya ingat yang manis-manis saja dalam laporannya.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> |
: Madu dan manisan diharapkan dapat membuat Zao Jun hanya melaporkan hal-hal yang manis saja kepada [[Kaisar Giok]].<ref name="Nationsonline"/> Kebiasaan di Indonesia adalah menyajikan wedang ronde manis agar dia hanya ingat yang manis-manis saja dalam laporannya.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> |
||
==== Sajian vegetarian ==== |
|||
: Sebagian umat [[Agama Khonghucu]] beranggapan bahwa Zao Shen adalah vegetarian. Sebab itu, mereka hanya menyajikan sayuran dan buah serta membakar dupa.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> Menyajikan tiga jenis produk hewani (ikan, babi, dan ayam) dianggap dapat membuat Zao Shen merasa tidak senang. |
: Sebagian umat [[Agama Khonghucu]] beranggapan bahwa Zao Shen adalah vegetarian. Sebab itu, mereka hanya menyajikan sayuran dan buah serta membakar dupa.<ref name="Matrisia Jawa Tengah"/> Menyajikan tiga jenis produk hewani (ikan, babi, dan ayam) dianggap dapat membuat Zao Shen merasa tidak senang. |
||
==== Zaotang ==== |
|||
[[ |
[[Berkas:Zaotang.jpg|jmpl|Zaotang and Tanggua]] |
||
: '''Zaotang''' ([[Hanzi]]: 灶糖; Pinyin: Zào Táng) atau ''Manisan Zao Jun'' adalah sejenis manisan yang terbuat dari [[maltosa]] yang digunakan |
: '''Zaotang''' ([[Hanzi]]: 灶糖; Pinyin: Zào Táng) atau ''Manisan Zao Jun'' adalah sejenis manisan yang terbuat dari [[maltosa]] yang digunakan sebagai persembahan untuk [[Zao Jun]]. Berdasarkan bentuknya, zaotang dibedakan menjadi ''Guandong Tang'' ([[Hanzi]]: 关东糖; Pinyin: Guān Dōng Táng) dan Tanggua ([[Hanzi]]: 糖瓜; Pinyin: Táng Guā). Guandong tang merujuk pada manisan berbentuk batang dengan ketebalan sekitar 2 cm dan berlubang di tengah. Tanggua dibentuk seperti [[melon]] dan terkadang permukaannya ditaburi [[wijen]].<ref>Cultural China. 1 Mei 2011. [http://kaleidoscope.cultural-china.com/en/8K3755K10408.html Sugar for the Kitchen God.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111006135141/http://kaleidoscope.cultural-china.com/en/8K3755K10408.html |date=2011-10-06 }}</ref> |
||
: Zaotang hanya diproduksi menjelang Festival Dewa Dapur dimana sebagian besar wilayah |
: Zaotang hanya diproduksi menjelang Festival Dewa Dapur dimana sebagian besar wilayah Tiongkok sedang mengalami [[musim dingin]]. Manisan ini dijual di pinggir jalan terbuka sehingga tidak meleleh dan gelembung-gelembung kecil di dalam manisan memberikan tekstur krispi dan aroma wangi. |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Dewa Dapur]] |
|||
* [[Zao Jun]] |
* [[Zao Jun]] |
||
* [[Budaya |
* [[Budaya Tionghoa]] |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 50: | Baris 51: | ||
[[Kategori:Budaya Tionghoa]] |
[[Kategori:Budaya Tionghoa]] |
||
[[Kategori:Kata dan frasa Tionghoa]] |
[[Kategori:Kata dan frasa Tionghoa]] |
||
[[Kategori:Taoisme]] |
|||
[[Kategori:Hari raya Tionghoa]] |
Revisi terkini sejak 24 April 2024 01.45
Perayaan Dewa Dapur adalah tradisi menghantarkan Dewa Dapur Zao Jun ke surga untuk melaporkan tugasnya selama setahun di bumi kepada Tian. Di kalangan Tionghoa-Indonesia, perayaan ini dikenal dengan istilah Jih Si Sang Ang (廿四送尫).[butuh rujukan] Ritual ini merupakan salah satu ritual sangat penting bagi etnis Tionghoa yang masih memegang teguh budaya leluhur mereka, serta cukup meriah karena berdekatan dengan festival menyambut Tahun Baru Imlek. Oleh sebab itu, festival ini juga dikenal sebagai Tahun Baru Kecil. Istilah lainnya adalah Menghantarkan Dewa Dapur (送灶) atau Sembahyang Dewa Dapur (祭灶).
Di Indonesia, sajian yang dipersembahkan untuk Zao Jun juga berasal dari makanan khas lokal seperti wedang ronde.
Asal mula festival
[sunting | sunting sumber]Banyak versi yang menceritakan legenda tentang asal usul Dewa Dapur Zao Jun. Legenda paling populer adalah versi dirinya sebagai manusia biasa bernama Zhang. Ia melakukan dosa sehingga ditimpai kemalangan oleh surga, kemudian merasa menyesal dan meloncat ke dalam tungku dapur yang masih menyala di hadapan istrinya. Istrinya yang tidak berhasil menyelamatkan nyawa Zhang, kemudian membuat sebuah altar kecil di atas tungku sebagai pengingat akan suaminya. Semenjak itulah kebiasaan menyembah Dewa Dapur berkembang di masyarakat Tionghoa.[1]
Pelaksanaan ritual
[sunting | sunting sumber]Penetapan tanggal Sembahyang Dewa Dapur berbeda antara penduduk Tiongkok Selatan dan Utara. Di Utara, penduduk merayakannya pada Imlek tanggal 23 bulan 12, sementara penduduk Selatan pada Imlek tanggal 24 bulan 12. Tanggal perayaan juga berbeda berdasarkan profesi seseorang: Karyawan pemerintah memberikan persembahan kepada Dewa Dapur pada tanggal 23, masyarakat umum pada tanggal 24, dan masyarakat nelayan pada tanggal 25.[2]
Masyarakat Tionghoa di Indonesia merayakan Song Wang pada penanggalan Imlek tanggal 24 bulan 12. Festival ini tidak dirayakan oleh keluarga yang sedang berada dalam masa berkabung.[3]
Kebiasaan umum
[sunting | sunting sumber]Anggota pria dalam keluarga memimpin ritual persembahan untuk Zao Jun.[2] Sesajian dihidangkan pada altar kemudian ritual sembahyang dimulai. Anggota keluarga selanjutnya membakar uang kertas, kuda-kudaan kertas, atau patung kertas Zao Jun. Kuda-kudaan kertas merupakan perlambang hewan kendaraan yang digunakan Dewa Dapur untuk menuju surga.
Asap yang naik menjadi simbol keberangkatan Dewa Dapur menuju langit. Keluarga juga menyalakan petasan dengan tujuan Dewa Dapur dapat segera sampai di surga.[4] Ritual mengantar Dewa Dapur juga populer disebut Toapekong Naik.[3]
Untuk memulai awal yang bersih pada tahun yang baru, setiap keluarga melaksanakan pembersihan besar-besaran di seluruh rumah dan halaman. Dipercaya bahwa agar para makhluk suci berangkat ke surga, seisi rumah serta manusia yang tinggal harus dibersihkan. Selanjutnya dekorasi tua diturunkan untuk diganti dengan yang baru.[2] Persiapan menyambut tahun baru (Guo Nian) dimulai dengan membeli kue-kue seperti kue keranjang (Nian Gao) dan menempelkan sajak musim semi (Chun Lian) di daun pintu atau jendela. Sajak-sajak itu umumnya berisi doa dan harapan agar pada tahun yang baru cita-cita dan permohonan dapat terkabul.[3]
Pada sore pada hari keempat setelah Zao Jun naik ke Surga, masyarakat menyiapkan persembahan berupa makanan untuk menyambut kedatangannya kembali. Kembalinya Dewa Dapur menandakan akhir dari kebebasan keluarga dari pengawasan spiritual.[4]
Persembahan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini merupakan berbagai persembahan yang biasa digunakan untuk mengantar Dewa Dapur sebelum naik ke surga.
Kue Keranjang
[sunting | sunting sumber]- Kue keranjang atau Nian Gao adalah kue lengket yang terbuat dari gula dan madu, sejenis manisan tradisional China. Kue keranjang diharapkan dapat ‘’menutup’’ bibir Zao Jun sehingga tidak dapat melaporkan keburukan keluarga kepada Tian.[4]
Madu, manisan, dan Wedang Ronde
[sunting | sunting sumber]- Madu dan manisan diharapkan dapat membuat Zao Jun hanya melaporkan hal-hal yang manis saja kepada Kaisar Giok.[4] Kebiasaan di Indonesia adalah menyajikan wedang ronde manis agar dia hanya ingat yang manis-manis saja dalam laporannya.[3]
Sajian vegetarian
[sunting | sunting sumber]- Sebagian umat Agama Khonghucu beranggapan bahwa Zao Shen adalah vegetarian. Sebab itu, mereka hanya menyajikan sayuran dan buah serta membakar dupa.[3] Menyajikan tiga jenis produk hewani (ikan, babi, dan ayam) dianggap dapat membuat Zao Shen merasa tidak senang.
Zaotang
[sunting | sunting sumber]- Zaotang (Hanzi: 灶糖; Pinyin: Zào Táng) atau Manisan Zao Jun adalah sejenis manisan yang terbuat dari maltosa yang digunakan sebagai persembahan untuk Zao Jun. Berdasarkan bentuknya, zaotang dibedakan menjadi Guandong Tang (Hanzi: 关东糖; Pinyin: Guān Dōng Táng) dan Tanggua (Hanzi: 糖瓜; Pinyin: Táng Guā). Guandong tang merujuk pada manisan berbentuk batang dengan ketebalan sekitar 2 cm dan berlubang di tengah. Tanggua dibentuk seperti melon dan terkadang permukaannya ditaburi wijen.[5]
- Zaotang hanya diproduksi menjelang Festival Dewa Dapur dimana sebagian besar wilayah Tiongkok sedang mengalami musim dingin. Manisan ini dijual di pinggir jalan terbuka sehingga tidak meleleh dan gelembung-gelembung kecil di dalam manisan memberikan tekstur krispi dan aroma wangi.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Terhi Mikkolainen. 2007. Zao Jun: The Kitchen God. Diarsipkan 2013-03-28 di Wayback Machine.
- ^ a b c China.org.cn. 25 Oktober 2008. Little New Year: Busy Preparations". Spring 2007.
- ^ a b c d e Bidang Litbang PTITD/Matrisia Jawa Tengah. 2007. Pengetahuan Umum Tentang Tri Dharma, hal. 102. Semarang: Penerbit Benih Bersemi.
- ^ a b c d Nationsonline. 23 Februari 2013. Kitchen God.
- ^ Cultural China. 1 Mei 2011. Sugar for the Kitchen God. Diarsipkan 2011-10-06 di Wayback Machine.