Lompat ke isi

Muslim bin al-Hajjaj: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Amirobot (bicara | kontrib)
k [r2.5.2] bot Menambah: ca:Múslim ibn al-Hajjaj
Fazily (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh 103.22.99.229 (bicara) ke revisi terakhir oleh Alfiyah Rizzy Afdiquni
Tag: Pengembalian
 
(67 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
<!-- Scroll down to edit this page -->
<!-- Scroll down to edit this page -->
<!-- Philosopher Category -->
<!-- Philosopher Category -->
| region = Iranian scholar
| region = Iran
| era = [[Era Medieval]]
| era = Abad Pertengahan
| color = #B0C4DE
| color = #B0C4DE


<!-- Image and Caption -->
<!-- Image and Caption -->
| image_name = | image_caption =
| image =ImamMuslim1.png | image_caption =


<!-- Information -->
<!-- Information -->
| name = '''Muslim bin al-Hajjaj''' |Imam Muslim| birth = [[202 H]] <ref>{{Cite web |url=http://www.hudainfo.com/Muslim.asp |title=Huda Info Solutions : Sahih Muslim English Translation by Abdul Hamid Siddiqui - Introduction<!-- Bot generated title --> |access-date=2009-07-20 |archive-date=2009-04-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090417170145/http://hudainfo.com/Muslim.asp |dead-url=yes }}</ref> atau [[206 H]]/ 821 M {{Fact|date=Februari 2007}}
| name = '''Muslim ibn al-Hajjaj''' |
| birth = [[202 H]] <ref>[http://www.hudainfo.com/Muslim.asp Huda Info Solutions : Sahih Muslim English Translation by Abdul Hamid Siddiqui - Introduction<!-- Bot generated title -->]</ref> atau [[206 H]]/ 821 M {{Fact|date=Februari 2007}}
| death = [[261 H]] / 875 M <ref>[http://www.ibnamin.com/Manhaj/scholars.htm مناهج أئمة الجرح والتعديل<!-- Bot generated title -->]</ref>
| birthplace =[[Naisabur]]
| death = [[261 H]] / 875 M <ref>[http://www.ibnamin.com/Manhaj/scholars.htm مناهج أئمة الجرح والتعديل<!-- Bot generated title -->]</ref>
| birthplace =
| deathplace =
| school_tradition = [[Syafi'i]]
| deathplace =
| school_tradition = [[Shafi'i]]
| main_interests = [[hadis]]
| influences = <small>[[Ahmad bin Hanbal|Ahmad Ibn Hanbal]]<br />[[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Muhammad al-Bukhari]]</small><ref>[http://www.ibnamin.com/Manhaj/muslim.htm منهج الإمام مسلم بن الحجاج<!-- Bot generated title -->]</ref>
| main_interests = [[hadits]]
| influenced =
| influences = <small>[[Ahmad Ibn Hanbal]]<br />[[Muhammad al-Bukhari]]<small/> <ref>[http://www.ibnamin.com/Manhaj/muslim.htm منهج الإمام مسلم بن الحجاج<!-- Bot generated title -->]</ref>
| influenced =
| notable_ideas =
| notable_ideas =
}}
}}


'''Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi'''({{lang-ar|أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري}}), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim ([[821]]-[[875]]) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di [[Naisaburi]].
'''Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi''' ([[bahasa Arab]]: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim ([[821]]-[[875]]) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di [[Naisaburi]].<ref>{{Cite web|url=http://bio.or.id/biografi-imam-muslim/|title=Biografi Imam Muslim|date=2010-10-12|website=Biografi Tokoh|language=en-US|access-date=2020-02-01|archive-date=2020-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200201061530/http://bio.or.id/biografi-imam-muslim/|dead-url=yes}}</ref>


Beliau juga sudah belajar [[hadits]] sejak kecil seperti [[Imam Bukhari]] dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima Hadits dari beliau ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa karangan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan '''Shahih Muslim'''. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadits shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan ''Ash Shahihain''. Kadua tokoh hadits ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli Hadits. [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]] dalam kitab ''Ihya Ulumuddin'' terdapat istilah ''akhraja hu'' yang berarti mereka berdua meriwayatkannya.
Dia juga sudah belajar [[hadis]] sejak kecil seperti [[Imam Bukhari]] dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadis dari dia ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan '''[[Shahih Muslim]]'''. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan ''Ash Shahihain''. Kedua tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadist.<ref>{{Cite web|url=https://www.kompasiana.com/mabrur_de_les_deux_morts/55001553a33311307250f9cc/sejarah-singkat-imam-muslim|title=Sejarah Singkat Imam Muslim..|last=Kompasiana.com|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2020-02-01}}</ref>


Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke [[Hijaz]], [[Irak]], [[Syam]], [[Mesir]] dan negara-negara lainnya.
[[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali]] dalam kitab ''Ihya Ulumuddin'' terdapat istilah ''akhraja hu'' yang berarti mereka berdua meriwayatkannya. Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke [[Hijaz]], [[Irak]], [[Syam]], [[Mesir]] dan negara-negara lainnya.{{Butuh rujukan}}


Di [[Khurasan]], ia berguru kepada [[Yahya bin Yahya]] dan [[Ishak bin Rahawaih]]; di Ray ia berguru kepada [[Muhammad bin Mahran]] dan [[Abu `Ansan]]. Di Irak ia belajar hadits kepada [[Imam Ahmad]] dan [[Abdullah bin Maslamah]]; di Hijaz belajar kepada [[Sa`id bin Mansur]] dan [[Abu Mas`Abuzar]]; di Mesir berguru kepada [[`Amr bin Sawad]] dan [[Harmalah bin Yahya]], dan kepada ulama ahli hadits yang lain.
Di [[Khurasan]], ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada [[Muhammad bin Mahran]] dan [[Abu `Ansan]]. Di Irak ia belajar hadis kepada [[Imam Ahmad]] dan [[Abdullah bin Maslamah]]; di Hijaz belajar kepada [[Sa`id bin Mansur]] dan [[Abu Mas`Abuzar]]; di Mesir berguru kepada [[`Amr bin Sawad]] dan [[Harmalah bin Yahya]], dan kepada ulama ahli hadis yang lain.<ref>{{Cite web|last=Haqiqi|first=Rif'an|date=2023-01-19|title=Imam Muslim bin Al-Hajjaj, Pecinta Ilmu Hadits Sejak Usia Belia|url=https://www.nu.or.id/tokoh/imam-muslim-bin-al-hajjaj-pecinta-ilmu-hadits-sejak-usia-belia-z7W0Y|website=NU Online|access-date=2024-02-02}}</ref>


Beliau berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, beliau sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan [[Az-Zihli]], ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.
Dia berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadis, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, dia sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan [[Az-Zihli]], ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadis-hadis yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Tampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/11/08/01/lp92b1-para-perawi-hadits-imam-muslim-murid-sekaligus-penerus-bukhari|title=Para Perawi Hadits: Imam Muslim, Murid Sekaligus Penerus Bukhari|date=2011-08-01|website=Republika Online|access-date=2020-02-01}}</ref>


Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875. dalam usia 55 tahun.
Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875 M. dalam usia 55 tahun.{{Butuh rujukan}}


== Karya ==
== Karya ==
{{Noref section}}
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya:
# ''Al-Jami` ash-Shahih'' atau lebih dikenal sebagai [[Sahih Muslim]]
# ''Al-Jami` ash-Shahih'' atau lebih dikenal sebagai [[Sahih Muslim]]
# ''Al-Musnad al-Kabir'' (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits)
# ''Al-Musnad al-Kabir'' (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadis)
# ''Kitab al-Asma wal-Kuna''
# ''Kitab al-Asma wal-Kuna''
# ''Kitab al-Ilal''
# ''Kitab al-Ilal''
Baris 49: Baris 49:


== Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ==
== Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ==
{{Noref section}}
Al-Hafizh [[Ibnu Hajar]] mengulas kelebihan [[Shahih Bukhari]] atas Shahih Muslim, antara lain, karena [[Imam Bukhari|al-Bukhari]] mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam [[hadits]] mu'an'an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.
Al-Hafizh [[Ibnu Hajar]] mengulas kelebihan [[Shahih Bukhari]] atas Shahih Muslim, antara lain, karena [[Imam Bukhari|al-Bukhari]] mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam [[hadis]] mu'an'an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.


[[Imam Bukhari|Al-Bukhari]] mentakhrij hadis yang diterima para perawi tsiqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada [[Imam Bukhari|al-Bukhari]].
[[Imam Bukhari|Al-Bukhari]] mentakhrij hadis yang diterima para perawi tsiqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada [[Imam Bukhari|al-Bukhari]].


Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan [[Ibnu Hajar]], bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber di masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.
Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan [[Ibnu Hajar]], bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber pada masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.


Namun prinsipnya, tidak semua [[hadits]] [[Imam Bukhari|Bukhari]] lebih shahih ketimbang [[hadits]] Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan [[hadits]] riwayat [[Imam Bukhari|Bukhari]] itu lebih tinggi daripada kesahihan [[hadits]] dalam [[Shahih Muslim]].
Namun prinsipnya, tidak semua [[hadis]] [[Imam Bukhari|Bukhari]] lebih shahih ketimbang [[hadis]] Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan [[hadis]] riwayat [[Imam Bukhari|Bukhari]] itu lebih tinggi daripada kesahihan [[hadis]] dalam [[Shahih Muslim]].


== Referensi ==
== Referensi ==

{{wikisourcelang|ar|مؤلف:مسلم بن الحجاج|Muslim ibn al-Hajjaj }}
{{wikisourcelang|ar|مؤلف:مسلم بن الحجاج|Muslim bin al-Hajjaj }}
<References/>
<References/>


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.dar-us-salam.com/authors/imam_muslim.html Biografi Imam Muslim]
* [http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/ Terjemahan bahasa Inggris tentang Sahih Muslim]


* [http://www.dar-us-salam.com/authors/imam_muslim.html Biografi Imam Muslim] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061202183929/http://www.dar-us-salam.com/authors/imam_muslim.html |date=2006-12-02 }}
{{lifetime|821|875|}}
* [http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/ Terjemahan bahasa Inggris tentang Sahih Muslim] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081201124212/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/muslim/ |date=2008-12-01 }}
{{Ulama-Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}{{Authority control}}{{lifetime|821|875|}}
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 821
|tempat_lahir =
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 875
|tempat_makam =
}}


[[Kategori:Perawi hadits|Muslim]]
[[Kategori:Perawi hadis|Muslim]]
[[Kategori:Cendekiawan Sunni|Muslim]]
[[Kategori:Cendekiawan Sunni|Muslim]]
[[Kategori:Imam Sunni|Muslim]]
[[Kategori:Imam Sunni|Muslim]]
[[Kategori:Mazhab Syafi'i]]

[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[ar:مسلم بن الحجاج]]
[[bs:Muslim]]
[[ca:Múslim ibn al-Hajjaj]]
[[cs:Muslim ibn al-Hajjaj Nishapuri]]
[[de:Muslim ibn al-Haddschadsch]]
[[en:Muslim ibn al-Hajjaj Nishapuri]]
[[fa:مسلم نیشابوری]]
[[fr:Muslim ibn al-Hajjaj]]
[[hu:Muszlim ibn al-Haddzsádzs]]
[[it:Muslim ibn al-Hajjaj]]
[[ml:മുസ്‌ലിം ഇബ്‌നു അൽ ഹജ്ജാജ്]]
[[ms:Imam Muslim]]
[[nl:Muslim ibn al-Hajjaj]]
[[pnb:امام مسلم]]
[[ru:Муслим ибн аль-Хадджадж]]
[[tr:Müslim bin Haccac]]
[[tt:Имам Мөслим]]
[[ur:امام مسلم]]

Revisi terkini sejak 25 April 2024 07.25

Muslim bin al-Hajjaj
EraAbad Pertengahan
KawasanIran
AliranSyafi'i
Minat utama
hadis

Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi (bahasa Arab: أبو الحسين مسلم بن الحجاج القشيري النيشابوري), atau sering dikenal sebagai Imam Muslim (821-875) dilahirkan pada tahun 204 Hijriah dan meninggal dunia pada sore hari Ahad bulan Rajab tahun 261 Hijriah dan dikuburkan di Naisaburi.[4]

Dia juga sudah belajar hadis sejak kecil seperti Imam Bukhari dan pernah mendengar dari guru-guru Al Bukhari dan ulama lain selain mereka. Orang yang menerima hadis dari dia ini, termasuk tokoh-tokoh ulama pada masanya. Ia juga telah menyusun beberapa tulisan yang bermutu dan bermanfaat. Yang paling bermanfaat adalah kitab Shahihnya yang dikenal dengan Shahih Muslim. Kitab ini disusun lebih sistematis dari Shahih Bukhari. Kedua kitab hadis shahih ini; Shahih Bukhari dan Shahih Muslim biasa disebut dengan Ash Shahihain. Kedua tokoh hadis ini biasa disebut Asy Syaikhani atau Asy Syaikhaini, yang berarti dua orang tua yang maksudnya dua tokoh ulama ahli hadist.[5]

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin terdapat istilah akhraja hu yang berarti mereka berdua meriwayatkannya. Ia belajar hadis sejak masih dalam usia dini, yaitu mulai tahun 218 H. Ia pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara lainnya.[butuh rujukan]

Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu `Ansan. Di Irak ia belajar hadis kepada Imam Ahmad dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz belajar kepada Sa`id bin Mansur dan Abu Mas`Abuzar; di Mesir berguru kepada `Amr bin Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadis yang lain.[6]

Dia berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli hadis, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H, di waktu Imam Bukhari datang ke Naisabur, dia sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadis-hadis yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadis dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari, padahal iapun sebagai gurunya. Tampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadis-hadis yang diterima dari kedua gurunya itu, dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.[7]

Imam Muslim wafat pada Minggu sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H / 5 Mei 875 M. dalam usia 55 tahun.[butuh rujukan]

Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya:

  1. Al-Jami` ash-Shahih atau lebih dikenal sebagai Sahih Muslim
  2. Al-Musnad al-Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadis)
  3. Kitab al-Asma wal-Kuna
  4. Kitab al-Ilal
  5. Kitab al-Aqran
  6. Kitab Su`alatihi Ahmad bin Hambal
  7. Kitab al-Intifa` bi Uhubis-Siba`
  8. Kitab al-Muhadramin
  9. Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahid
  10. Kitab Auladish-Shahabah
  11. Kitab Auhamil-Muhadditsin

Shahih Bukhari dan Shahih Muslim

[sunting | sunting sumber]

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengulas kelebihan Shahih Bukhari atas Shahih Muslim, antara lain, karena al-Bukhari mensyaratkan kepastian bertemunya dua perawi yang secara struktural sebagai guru dan murid dalam hadis mu'an'an; agar dapat dihukumi bahwa sanadnya bersambung. Sementara Muslim menganggap cukup dengan "kemungkinan" bertemunya kedua rawi tersebut dengan tidak adanya tadlis.

Al-Bukhari mentakhrij hadis yang diterima para perawi tsiqqat derajat utama dari segi hafalan dan keteguhannya. Walaupun juga mengeluarkan hadis dari rawi derajat berikutnya dengan sangat selektif. Sementara Muslim, lebih banyak pada rawi derajat kedua dibanding Bukhari. Disamping itu kritik yang ditujukan kepada perawi jalur Muslim lebih banyak dibanding kepada al-Bukhari.

Sementara pendapat yang berpihak pada keunggulan Shahih Muslim beralasan - sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar, bahwa Muslim lebih berhati-hati dalam menyusun kata-kata dan redaksinya, karena menyusunnya di negeri sendiri dengan berbagai sumber pada masa kehidupan guru-gurunya. Ia juga tidak membuat kesimpulan dengan memberi judul bab sebagaimana Bukhari lakukan. Dan sejumlah alasan lainnya.

Namun prinsipnya, tidak semua hadis Bukhari lebih shahih ketimbang hadis Muslim dan sebaliknya. Hanya pada umumnya kesahihan hadis riwayat Bukhari itu lebih tinggi daripada kesahihan hadis dalam Shahih Muslim.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ منهج الإمام مسلم بن الحجاج
  2. ^ "Huda Info Solutions : Sahih Muslim English Translation by Abdul Hamid Siddiqui - Introduction". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-04-17. Diakses tanggal 2009-07-20. 
  3. ^ مناهج أئمة الجرح والتعديل
  4. ^ "Biografi Imam Muslim". Biografi Tokoh (dalam bahasa Inggris). 2010-10-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-01. Diakses tanggal 2020-02-01. 
  5. ^ Kompasiana.com. "Sejarah Singkat Imam Muslim." KOMPASIANA. Diakses tanggal 2020-02-01. 
  6. ^ Haqiqi, Rif'an (2023-01-19). "Imam Muslim bin Al-Hajjaj, Pecinta Ilmu Hadits Sejak Usia Belia". NU Online. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  7. ^ "Para Perawi Hadits: Imam Muslim, Murid Sekaligus Penerus Bukhari". Republika Online. 2011-08-01. Diakses tanggal 2020-02-01. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]