Pribadi: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(27 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | Dalam penggunaan umum, kata '''pribadi''' mencakup suatu [[sosok]] atau benda tertentu dari sebuah kumpulan. Sampai dengan abad ke-15, bahkan dewasa ini, dalam bidang [[statistik]] dan [[metafisika]], pribadi berarti "tidak dapat dibagi", dan biasanya menggambarkan benda bilangan apa pun yang tunggal, tetapi kadang berarti "seseorang". Sejak awal abab ke-17, istilah "pribadi" menunjukkan kepribadian yakni [[individualisme|kemasingdirian]].<ref>Abbs 1986, cited in Klein 2005, pp.26-27</ref> ''Kepribadian'' merupakan keadaan atau sifat [[individu|masing diri]]; yaitu seseorang yang terpisah atau berbeda daripada orang lain dan memiliki kebutuhan, tujuan dan hasratnya sendiri. |
||
{{merge from|Individu|date=Maret 2016}} |
|||
⚫ | Dalam penggunaan umum, kata '''pribadi''' |
||
== Descartes == |
== Descartes == |
||
Dalam pernyataannya ''Cogito ergo sum'' ("Saya berpikir maka saya berada"), [[Rene Descartes]] mengusulkan sebagai fakta bahwa subjek pribadi berbeda daripada dunia di sekitarnya. Ini merupakan dualisme subjek-objek yang amat terkenal dalam tradisi filsafat Barat. |
Dalam pernyataannya ''Cogito ergo sum'' ("Saya berpikir maka saya berada"), [[Rene Descartes]] mengusulkan sebagai fakta bahwa subjek pribadi berbeda daripada dunia di sekitarnya. Ini merupakan dualisme subjek-objek yang amat terkenal dalam tradisi [[filsafat Barat]]. |
||
== Hegel == |
== Hegel == |
||
Baris 9: | Baris 8: | ||
== Agama Budha == |
== Agama Budha == |
||
Dalam agama [[Budha]], konsep ‘pribadi’ berasal dari ''anatman'', atau "tiada-diri" |
Dalam agama [[Budha]], konsep ‘pribadi’ berasal dari ''anatman'', atau "tiada-diri". Menurut anatman, si pribadi sebenarnya merupakan rentetan proses-proses yang saling berhubungan dan, dalam bekerja sama, berpenampilan sesuatu yang tunggal, terpisah dan utuh. Dengan begini, ‘anatman’, bersama dengan [[anicca]], merupakan sejenis teori bundel. Daripada menjadi diri yang anotomis, tak terbagi dan berbeda dari kenyataan, dalam [[agama Buddha]] si pribadi dianggap sebagai bagian [[alam semesta]] yang bersangkut-paut, terus berubah-ubah dan tidak kekal pula. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 30 April 2024 16.42
Dalam penggunaan umum, kata pribadi mencakup suatu sosok atau benda tertentu dari sebuah kumpulan. Sampai dengan abad ke-15, bahkan dewasa ini, dalam bidang statistik dan metafisika, pribadi berarti "tidak dapat dibagi", dan biasanya menggambarkan benda bilangan apa pun yang tunggal, tetapi kadang berarti "seseorang". Sejak awal abab ke-17, istilah "pribadi" menunjukkan kepribadian yakni kemasingdirian.[1] Kepribadian merupakan keadaan atau sifat masing diri; yaitu seseorang yang terpisah atau berbeda daripada orang lain dan memiliki kebutuhan, tujuan dan hasratnya sendiri.
Descartes
Dalam pernyataannya Cogito ergo sum ("Saya berpikir maka saya berada"), Rene Descartes mengusulkan sebagai fakta bahwa subjek pribadi berbeda daripada dunia di sekitarnya. Ini merupakan dualisme subjek-objek yang amat terkenal dalam tradisi filsafat Barat.
Hegel
Hegel menganggap sejarah sebagai perkembangan rencana Tuhan lewat proses tesis, antitesis serta perpaduan. Peran si pribadi adalah sebagai wakil perkembangan tersebut – sebagian dari sesuatu yang utuh dan lebih besar.
Agama Budha
Dalam agama Budha, konsep ‘pribadi’ berasal dari anatman, atau "tiada-diri". Menurut anatman, si pribadi sebenarnya merupakan rentetan proses-proses yang saling berhubungan dan, dalam bekerja sama, berpenampilan sesuatu yang tunggal, terpisah dan utuh. Dengan begini, ‘anatman’, bersama dengan anicca, merupakan sejenis teori bundel. Daripada menjadi diri yang anotomis, tak terbagi dan berbeda dari kenyataan, dalam agama Buddha si pribadi dianggap sebagai bagian alam semesta yang bersangkut-paut, terus berubah-ubah dan tidak kekal pula.
Referensi
- ^ Abbs 1986, cited in Klein 2005, pp.26-27
- Gracia, Jorge J. E. (1988) Individuality: An Essay on the Foundations of Metaphysics. State Univ. of New York Press.
- Klein, Anne Carolyn (1995) Meeting the Great Bliss Queen: Buddhists, Feminists, and the Art of the Self. ISBN 0-8070-7306-7.