Masbuhin Faqih: Perbedaan antara revisi
→Mendirikan Pondok: Kesalahan dalam pengetikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Kotak info tokoh |
{{Kotak info tokoh |
||
| homorific-prefix = [[Kyai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]] |
|||
| name = |
| name = Masbuhin Faqih |
||
| image = Kh. masbuhin faqih.jpg |
| image = Kh. masbuhin faqih.jpg |
||
| birth_date = |
| birth_date = {{birth date and age|1947|12|31}} |
||
| birth_place = [[Suci, Manyar, Gresik]] |
| birth_place = [[Suci, Manyar, Gresik|Suci]], [[Kabupaten Gresik|Gresik]] |
||
| occupation = |
| occupation = [[ulama]] |
||
| |
| organization = [[Nahdlatul Ulama]] |
||
| spouse = Nyai Hj. |
| spouse = Nyai Hj. Mas 'Aini |
||
| mother = |
| mother = Tsuwaibah |
||
| father = |
| father = Abdullah Faqih |
||
| Titt = K.H |
|||
}} |
}} |
||
''' |
[[Kyai|K.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Masbuhin Faqih''' ({{lahirmati|desa Suci kecamatan Manyar Kabupaten [[Gresik]]|31|12|1947}}) adalah seorang [[ulama]] Indonesia yang berpengaruh serta pengasuh Pondok pesantren [[Mambaus Sholihin]].<ref>{{Cite web|url=https://zidatulhidayah.wordpress.com/2011/10/01/profil-kh-masbuhin-faqih/|title=Profil KH. Masbuhin Faqih|date=2011-10-01|website=ISLAM NET|language=id-ID|access-date=2019-03-13}}</ref> |
||
== Keluarga |
== Keluarga == |
||
⚫ | Masbuhin merupakan putra pertama dari 5 orang anak. Ayahnya adalah Abdullah Faqih Suci dan ibunya bernama Tsuwaibah. Dikatakan bahwa silsilah keluarganya sampai ke [[Sunan Giri]]. Diperkirakan bahwa Masbuhin adalah keturunan ke-12 dari [[Sunan Giri]], [[Sunan Dalem]], dan [[Sunan Prapen]].<ref>{{Cite web|url=http://www.nu.or.id/post/read/96924/belajar-tawadhu-dari-kiai-masbuhin-faqih-mambaus-sholihin|title=Belajar Tawadhu' dari Kiai Masbuhin Faqih, Mamba'us Sholihin|last=Online|first=N. U.|website=NU Online|language=en-us|access-date=2019-03-13}}</ref> |
||
Beliau lahir dari pasangan kekasih Al-Maghfurlah KH. Abdullah Faqih dan HJ. Tswaibah. Dari pasangan kekasih tersebut lahir 5 orang anak, 3 orang putra dan 2 orang putri, '''KH. Masbuhin Faqih''' merupakan anak pertama (yang paling tua). Beliau memiliki silsilah yang mulya dan agung, yakni sampai ke [[Sunan Giri]]. Kalau diruntut, maka beliau adalah keturunan ke-12 dari kanjeng [[Sunan Giri]] Syeih Maulana Ishaq. Dengan runtutan seagai berikut: |
|||
1. [[Sunan Giri|Syeih Ainul Yaqin (Sunan Giri)]] |
|||
2. [[Sunan Dalem]] |
|||
3. [[Sunan Prapen]] |
|||
4. Kawis Goa |
|||
5. Pangeran Giri |
|||
6. Gusti Mukmin |
|||
7. Amirus Sholih |
|||
8. Abdul Hamid |
|||
9. Embah Taqrib |
|||
10. KH. Muhammad Thoyyib |
|||
11. KH. Abdullah Faqih |
|||
12. KH. Masbuhin Faqih |
|||
⚫ | |||
<br /> |
|||
[[Berkas:Jokowi dan kh. masbuhin.jpg|al=|kiri|jmpl|''Presiden Joko Widodo bergandengan tangan dengan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin KH Masbuchin Faqih'']] |
|||
== Pendidikan == |
== Pendidikan == |
||
Masbuhin dididik secara agamais oleh kedua orangtuanya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke [[Gontor]] di [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], [[Jawa Timur]], dan mempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setelah lulus dari Gontor, ia melanjutkan studinya ke [[Pondok Pesantren Langitan]], yang pada saat itu diasuh oleh Abdul Hadi dan [[Abdullah Faqih]]. Di sana ia mengembangkan ilmu kitab kuning, mulai dari Fiqh, Nahwu, Shorof, tauhid, sampai tasawuf. Ia belajar di Lagitan selama 17 tahun, sembari mengabdi di sana. Pada 1979, Abdullah Faqih meminta agar Masbuhin mendirikan sebuah pondok di desa asalnya, [[Suci, Manyar, Gresik|Suci]]. Masbuhin menyanggupinya, dan pondok pesantren itu kemudian diberi nama "Ath-Thahiriyah". |
|||
Ditengah-tengah menimba ilmu di [[Pondok Pesantren Langitan|Langitan]], tepatnya pada tahun 1976 M atau pada saat beliau berumur 29 th, [[Abdullah Faqih|KH. Abdullah Faqih]] [[Pondok Pesantren Langitan|langitan]] menyuruh kyai Masbuhin untuk berjuang di tengah masyarakat Suci bersama-sama dengan abahnya. KH. Faqih langitan sudah yakin bahwasahnya santrinya ini sudah cukup ilmunya untuk berda’wah dan mengajar di masyarakat. Waktu demi waktu berlalu, proses berda’wah terus berjalan dan berkembang pesat. Dengan perkembangan itu KH. Abdullah Faqih disuruh untuk membuat pesantren oleh beberapa guru beliau agar proses berda’wah tersebut lancar. Bersama-sama dengan Anak-anaknya mereka mendirikan suatu pondok yang diberi nama PP. At-Thohiriyyah, yang mana dengan filosofi berada di desa Suci. |
|||
== Mendirikan Pondok == |
== Mendirikan Pondok == |
||
Pada tahun 1980 M, ia mendapat restu untuk sepenuhnya meninggalkan Pondok Pesantren Langitan. Sekarang, Masbuhin harus berkonsentrasi dalam mengurus Pondok Pesantren At-Thohiriyyah bersama dengan ayahnya. Masbuhin kemudian mengubah nama Pondok Pesantren At-Thohiriyyah menjadi Pondok Pesantren Mambaus Sholihin atas usulan Usman Al-Ishaqi, yang mengatakan bahwa nama suatu pondok dirasa mempunyai arti dan harapan yang penting. |
|||
Perjuangan KH. Masbuhin dalam memajukan pondoknya tidak kenal lelah. Setahap demi setahap pembangunan pondok dilakukan, mulai dari komplek sampai sekolahannya. Dengan relokasi yang cukup banyak, beliau mampu membuat MBS (singkatan dari Mamba’us Sholihin) lebih maju baik itu gedungnya maupun kualitas sumber daya manusia di dalamnya. |
|||
Tepat pada tahun [[1997]] M, suasana duka menyelimuti pondok pesantren dan masyarakat desa Suci. Abah beliau meninggal dunia pada umur 77 tahun. sosok suri tauladan dan landasan perjuanagn beliau sudah tidak ada. Dengan keadaan itulah beliau harus membawa MBS menggantikan abahnya. |
|||
Dengan kegigihan dan perjuangan keras dalam berda’wah menyebarkan agama Islam, KH. Masbuhin menjadi ulama’ yang terkenal, tidak di Indonesia saja tapi sampai ke luar negeri khususnya di negeri Hadaramaut Yaman. Beliau sangat mencintai dan mengagungkan para dzuriyyah rasulullah SAW. HAl inilah yang menjadikan beliau terkenal di negara tersebut. Dengan sifat tersebut pula, apabila ada habaib dari yaman yang datang ke Indonesia maka beliau meminta agar bisa menyempatkan mampir ke pondok MAmba’us Sholihin walaupun sebentar. |
|||
Pada tahun 1997, ayah Masbuhin meninggal dunia, dan Masbuhin kemudian dengan cepat menjadi ulama yang dikenal secara luas. |
|||
Selain berda’wah menegakkan agama Islam beliau juga berkecimpung dalam dunia politik. Tepat sebelum pemilu raya 2009, para ulama’ Indonesia bersatu untuk membuat partai, hal ini dilakukan demi pertsatuan dan perkembangan bangsa Indonesia yang agamis dan syar’i, maka lahirlah [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]] (Partai Kebangkitan NAsional ULama’). |
|||
Tepat sebelum [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009]], sebagian kiai terkemuka [[Nahdlatul ulama|NU]] yang kecewa kepada [[Partai Kebangkitan Bangsa|PKB]] bersatu dengan cita-cita agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang nasionalis-agamais, maka lahirlah [[Partai Kebangkitan Nasional Ulama|PKNU]]. Atas perintah gurunya, [[Abdullah Faqih]], Masbuhin turut ikut andil dalam mempertahankan [[PKNU]]. |
|||
Dalam partai inilah beliau ikut andil dalam percaturan politik. Hal ini tidak lain karena peran ulama’ begitu besar di mata masyarakat. Dalam mengikuti arus politik beliau sering jadi panutan dan sumber nasehat oleh para pejabat baik itu tingkat daerah maupun nasional. |
|||
== Kehidupan Pribadi == |
== Kehidupan Pribadi == |
||
Masbuhin menikah dengan Nyai Hj. Mas Aini, dan dikaruniai 12 anak, 9 putra dan 3 putri.<ref>{{Cite web|url=http://mambastpos.blogspot.com/2013/03/perjalanan-religi-kh-masbuhin-faqih-di.html|title=Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS|last=Admin|first=Cool Download Rox {{!}}|website=Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS|access-date=2019-03-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.laduni.id/rssaswaja/read/28491/belajar-ber-nu-ala-kiai-masbuhin-faqih.html|title=Belajar Ber-NU ala Kiai Masbuhin Faqih|last=Aswaja|first=P. P. M.|website=Laduni - Layanan Digital untuk Nahdliyin NU|access-date=2019-03-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://ponpesmambaussholihinbali.blogspot.com/2015/10/biografi-pengasuh-pondok-pesantren_29.html|title=Biografi Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Bali|language=id|access-date=2019-03-13}}</ref> |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references /> |
<references /> |
||
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]] |
Revisi terkini sejak 2 Mei 2024 10.06
Masbuhin Faqih | |
---|---|
Lahir | 31 Desember 1947 Suci, Gresik |
Pekerjaan | ulama |
Organisasi | Nahdlatul Ulama |
Suami/istri | Nyai Hj. Mas 'Aini |
Orang tua |
|
K. H. Masbuhin Faqih (lahir 31 Desember 1947) adalah seorang ulama Indonesia yang berpengaruh serta pengasuh Pondok pesantren Mambaus Sholihin.[1]
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Masbuhin merupakan putra pertama dari 5 orang anak. Ayahnya adalah Abdullah Faqih Suci dan ibunya bernama Tsuwaibah. Dikatakan bahwa silsilah keluarganya sampai ke Sunan Giri. Diperkirakan bahwa Masbuhin adalah keturunan ke-12 dari Sunan Giri, Sunan Dalem, dan Sunan Prapen.[2]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Masbuhin dididik secara agamais oleh kedua orangtuanya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Gontor di Ponorogo, Jawa Timur, dan mempelajari bahasa Arab dan bahasa Inggris. Setelah lulus dari Gontor, ia melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Langitan, yang pada saat itu diasuh oleh Abdul Hadi dan Abdullah Faqih. Di sana ia mengembangkan ilmu kitab kuning, mulai dari Fiqh, Nahwu, Shorof, tauhid, sampai tasawuf. Ia belajar di Lagitan selama 17 tahun, sembari mengabdi di sana. Pada 1979, Abdullah Faqih meminta agar Masbuhin mendirikan sebuah pondok di desa asalnya, Suci. Masbuhin menyanggupinya, dan pondok pesantren itu kemudian diberi nama "Ath-Thahiriyah".
Mendirikan Pondok
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1980 M, ia mendapat restu untuk sepenuhnya meninggalkan Pondok Pesantren Langitan. Sekarang, Masbuhin harus berkonsentrasi dalam mengurus Pondok Pesantren At-Thohiriyyah bersama dengan ayahnya. Masbuhin kemudian mengubah nama Pondok Pesantren At-Thohiriyyah menjadi Pondok Pesantren Mambaus Sholihin atas usulan Usman Al-Ishaqi, yang mengatakan bahwa nama suatu pondok dirasa mempunyai arti dan harapan yang penting.
Pada tahun 1997, ayah Masbuhin meninggal dunia, dan Masbuhin kemudian dengan cepat menjadi ulama yang dikenal secara luas.
Tepat sebelum Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009, sebagian kiai terkemuka NU yang kecewa kepada PKB bersatu dengan cita-cita agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang nasionalis-agamais, maka lahirlah PKNU. Atas perintah gurunya, Abdullah Faqih, Masbuhin turut ikut andil dalam mempertahankan PKNU.
Kehidupan Pribadi
[sunting | sunting sumber]Masbuhin menikah dengan Nyai Hj. Mas Aini, dan dikaruniai 12 anak, 9 putra dan 3 putri.[3][4][5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Profil KH. Masbuhin Faqih". ISLAM NET. 2011-10-01. Diakses tanggal 2019-03-13.
- ^ Online, N. U. "Belajar Tawadhu' dari Kiai Masbuhin Faqih, Mamba'us Sholihin". NU Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-03-13.
- ^ Admin, Cool Download Rox |. "Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS". Perjalanan Religi KH Masbuhin Faqih di Tarim Yaman - MAMBAST POS. Diakses tanggal 2019-03-13.
- ^ Aswaja, P. P. M. "Belajar Ber-NU ala Kiai Masbuhin Faqih". Laduni - Layanan Digital untuk Nahdliyin NU. Diakses tanggal 2019-03-13.
- ^ "Biografi Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Bali". Diakses tanggal 2019-03-13.