Sesar Semangko: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 30: Baris 30:
Patahan Semangko beberapa kali mengalami gempa bumi besar sejak tahun 1900, beberapa peristiwa besar diantaranya;
Patahan Semangko beberapa kali mengalami gempa bumi besar sejak tahun 1900, beberapa peristiwa besar diantaranya;


* Gempa bumi Kerinci 1909 - 6,8 [[Skala kekuatan seismik#Mw|M<sub>w</sub>]] patahan strike-slip dangkal di sepanjang [[Sesar Besar Sumatra]]
*[[Gempa bumi Padang Panjang 1926]] - 7.5 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah salah satu yang terbesar akibat pergeseran Sesar Semangko, di wilayah [[Sumatera Barat]], setidaknya 354 orang meninggal.
*[[Gempa bumi Padang Panjang 1926]] - 7.5 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah salah satu yang terbesar akibat pergeseran Sesar Semangko, di wilayah [[Sumatera Barat]], setidaknya 354 orang meninggal.
* Gempa bumi Liwa 1933 - 7.5 {{M|w|link=y}} Episenter dekat kota [[Liwa]], [[Lampung]], Kerusakan berat terjadi di seluruh provinsi, hingga sejauh [[Bengkulu]], [[Banten]], dan [[Jakarta]], 76 orang dilaporkan tewas.<ref>{{cite web|title=M 7.5 - 54 km SW of Kotabumi, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem905657/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* Gempa bumi Liwa 1933 - 7.5 {{M|w|link=y}} Episenter dekat kota [[Liwa]], [[Lampung]]. Kerusakan berat terjadi di seluruh provinsi, hingga sejauh [[Bengkulu]], [[Banten]], dan [[Jakarta]], 76 orang dilaporkan tewas.<ref>{{cite web|title=M 7.5 - 54 km SW of Kotabumi, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem905657/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* Gempa bumi Sumatera Utara 1936 - 7.2 {{M|w|link=y}} Episenter dekat perbatasan antara provinsi [[Aceh]] dan [[Sumatera Utara]].<ref>{{cite web|title=M 7.2 - 90 km WSW of Pangkalan Brandan, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem903844/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* Gempa bumi Sumatera Utara 1936 - 7.2 {{M|w|link=y}} Episenter dekat perbatasan antara provinsi [[Aceh]] dan [[Sumatera Utara]].<ref>{{cite web|title=M 7.2 - 90 km WSW of Pangkalan Brandan, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem903844/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* [[Gempa bumi Alahan Panjang 1943|Gempa bumi Alahan Panjang 1943]] - 7.7 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah serangkain gempa besar di [[Sumatera Barat]], korban dan kerusakan tidak ketahui
* [[Gempa bumi Alahan Panjang 1943|Gempa bumi Alahan Panjang 1943]] - 7.7 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah serangkaian gempa besar di [[Sumatera Barat]], korban dan kerusakan tidak ketahui
* Gempa bumi Banda Aceh 1964 - 7.0 {{M|w|link=y}} Episenter berpusat 5 km dari kota [[Banda Aceh]], kerusakan dan korban tidak diketahui.<ref>{{cite web|title=M 7.0 - 5 km NE of Banda Aceh, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem868224/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* Gempa bumi Banda Aceh 1964 - 7.0 {{M|w|link=y}} Episenter berpusat 5 km dari kota [[Banda Aceh]], kerusakan dan korban tidak diketahui.<ref>{{cite web|title=M 7.0 - 5 km NE of Banda Aceh, Indonesia|url=https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/eventpage/iscgem868224/executive|publisher=USGS Earthquake Hazards Program|access-date=1 February 2022}}</ref>
* [[Gempa bumi Liwa 1994|Gempa bumi Liwa 1994]] - 7.0 {{M|w|link=y}}) berpusat di [[Kabupaten Lampung Barat]], kerusakan parah di [[Liwa]], 200 orang dilaporkan tewas.
* [[Gempa bumi Liwa 1994|Gempa bumi Liwa 1994]] - 7.0 {{M|w|link=y}} berpusat di [[Liwa]], [[Kabupaten Lampung Barat]], kerusakan berat terjadi di [[Liwa]], 200 orang dilaporkan tewas.
* [[Gempa bumi Kerinci 1995]] - 6.8 {{M|w|link=y}} Episenter dekat [[Kabupaten Kerinci]], [[Jambi]], sedikitnya 84 orang meninggal.
* [[Gempa bumi Kerinci 1995]] - 6.8 {{M|w|link=y}} Episenter berada di [[Kabupaten Kerinci]], [[Jambi]], sedikitnya 84 orang meninggal.
* [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|Gempa bumi Sumatra Maret 2007]] - 6.4 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah serangkain gempa kuat di wilayah [[Sumatera Barat]], 68 orang dilaporkan tewas.
* [[Gempa bumi Sumatra Maret 2007|Gempa bumi Sumatra Maret 2007]] - 6.4 {{M|w|link=y}} gempa ini adalah serangkaian gempa kuat di wilayah [[Sumatera Barat]], 68 orang dilaporkan tewas.
* [[Gempa bumi Pasaman Barat 2022]] - 6.2 {{M|w|link=y}} Episenter dekat [[Kabupaten Pasaman Barat]], sekitar 27 orang meninggal dan banyak yang terluka.
* [[Gempa bumi Pasaman Barat 2022]] - 6.2 {{M|w|link=y}} Episenter berada di [[Kabupaten Pasaman Barat]], sekitar 27 orang meninggal dan banyak yang terluka.


== Lihat juga ==
== Lihat juga ==

Revisi terkini sejak 4 Mei 2024 01.56

Sesar Semangko
Sesar besar Sumatra
LokasiSumatra
NegaraIndonesia
Karakteristik
Panjang~1650-1900km
Pergeseran15–20 mm (0,59–0,79 in)/tahun
Tektonika lempeng
LempengLempeng Australia, Lempeng Sunda
Gempa bumiGempa bumi Padang Panjang 1926 (M7.6)
Gempa bumi Lampung 1933 (M7.6)[1]
Gempa bumi Alahan Panjang 1943 (M7.4)
Gempa bumi Aceh 1964 (M7.0)[2]
Gempa bumi Liwa 1994 (M7.0)
Gempa bumi Kerinci 1995 (M6.8)
Gempa bumi Sumatra Maret 2007 (M6.4)
Gempa bumi Pasaman Barat 2022 (M6.2)
Jenisstrike-slip
Ngarai Sianok yang terbentuk akibat adanya patahan Semangko.

Sesar atau Patahan Semangko (bahasa Inggris: Great Sumatran Fault, "Sesar Besar Sumatra") adalah bentukan geologi yang membentang di Pulau Sumatra dari utara ke selatan, dimulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Patahan inilah membentuk Pegunungan Barisan, suatu rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau ini. Patahan Semangko berusia relatif muda dan paling mudah terlihat di daerah Ngarai Sianok dan Lembah Anai di dekat Kota Bukittinggi. Patahan ini adalah patahan paling aktif secara seismik dan terpanjang di Indonesia dengan panjang 1,900 km, membentang dari provinsi Aceh hingga Lampung. Patahan ini menjadi ancaman besar bagi penduduk Sumatra (terutama wilayah pesisir selatan), dengan ancaman gempa bumi yang sangat tinggi.

Pulau Sumatra, Indonesia, terletak di area seismik yang tinggi di dunia. Selain adanya zona subduksi dan asosiasi busur sunda di bagian pantai barat pulau tersebut, Sumatra juga mempunyai sesar strike-slip yang besar, yang biasa disebut Sesar Sumatra besar (Great sumatran fault), yang menggerakkan sepanjang pulau. Zona sesar ini mengakomodir sebagian besar gerakan strike-slip yang berasosiasi dengan konvergen oblique antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Sesar tersebut berakhir di utara tepat dibawah kota Banda Aceh, yang pernah porak-poranda pada Gempa bumi samudra hindia pada tahun 2004 lalu. Semenjak gempa tersebut, tekanan pada Sesar Sumatra meningkat secara signifikan, terutama di wilayah utara. Patahan ini merupakan patahan geser, seperti patahan San Andreas di California.

Patahan Semangko terletak di antara Zona Semangko patahan Lampung. Bagian selatan dari blok Semangko terbagi menjadi bentang alam menjadi seperti pegunungan Semangko, Depresi Ulehbeluh dan Walima, Horst Ratai dan Depresi Teluk Belitung. Sedangkan bagian utara blok Semangko berbentuk seperti Dome (diameter +40 Km). Patahan Semangko adalah bentukan geologi yang membentang di pulau Sumatra dari selatan ke utara. Patahan inilah yang membentuk pegunungan Barisan, suatu rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau Sumatra. Patahan ini relatif lebih muda dan paling mudah terlihat di daerah ngarai Sianok dan Lembah Anai di dekat kota Padang Panjang.

Ngarai Sianok di Bukittinggi, wujud dari Sesar Semangko

Terbentuknya Patahan Semangko bermula sejak jutaan tahun lampau saat Lempeng (Samudra) Hindia-Australia menabrak secara menyerong bagian barat Sumatra yang menjadi bagian dari Lempeng (Benua) Eurasia. Tabrakan menyerong ini memicu munculnya 2 komponen gaya. Komponen pertama bersifat tegak lurus, menyeret ujung Lempeng Hindia masuk ke bawah Lempeng Sumatra. Batas kedua lempeng ini sampai kedalaman 40 kilometer umumnya mempunyai sifat regas dan di beberapa tempat terekat erat. Suatu saat, tekanan yang terhimpun tidak sanggup lagi ditahan sehingga menghasilkan gempa bumi yang berpusat di sekitar zona penunjaman atau zona subduksi. Setelah itu, bidang kontak akan merekat lagi sampai suatu saat nanti kembali terjadi gempa bumi besar. Gempa di zona inilah yang sering memicu terjadinya tsunami, sebagaimana terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004. Adapun komponen kedua berupa gaya horizontal yang sejajar arah palung dan menyeret bagian barat pulau ini ke arah barat laut. Gaya inilah yang menciptakan retakan memanjang sejajar batas lempeng, yang kemudian dikenal sebagai Patahan Besar Sumatra. Geolog Katili dalam The Great Sumatran Fault (1967) menyebutkan, retakan ini terbentuk pada periode Miosen Tengah atau sekitar 13 juta tahun lalu. Lempeng Bumi di bagian barat Patahan Sumatra ini senantiasa bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 10 milimeter per tahun sampai 30 mm per tahun relatif terhadap bagian di timurnya. Sebagaimana di zona subduksi, bidang Patahan Sumatra ini sampai kedalaman 10 kilometer-20 km terkunci erat sehingga terjadi akumulasi tekanan. Suatu saat, tekanan yang terkumpul sudah demikian besar sehingga bidang kontak di zona patahan tidak kuat lagi menahan dan kemudian pecah. Batuan di kanan-kirinya melenting tiba-tiba dengan kuat sehingga terjadilah gempa bumi besar. Setelah gempa, bidang patahan akan kembali merekat dan terkunci lagi dan mengumpulkan tekanan elastik sampai suatu hari nanti terjadi gempa bumi besar lagi. Pusat gempa di Patahan Sumatra pada umumnya dangkal dan dekat dengan permukiman. Dampak energi yang dilepas dirasakan sangat keras dan biasanya sangat merusak. Apalagi gempa bumi di zona patahan selalu disertai gerakan horizontal yang menyebabkan retaknya tanah yang akan merobohkan bangunan di atasnya. Topografi di sepanjang zona patahan yang dikepung Bukit Barisan juga bisa memicu tanah longsor. Adapun lapisan tanah yang dilapisi abu vulkanik semakin memperkuat efek guncangan gempa. Beberapa tempat di Patahan Semangko merupakan pula zona lemah yang ditembus magma dari dalam bumi. Getaran gempa bumi bisa menyebabkan air permukaan bersentuhan dengan magma. Karena itu, pada saat gempa bumi, kerap terjadi letupan uap (letupan freatik) yang dapat diikuti munculnya gas beracun, sebagaimana terjadi di Suoh, Lampung, pada 1933.

Signifikansi geologis[sunting | sunting sumber]

Sesar Besar Sumatera adalah bagian dari sistem dimana partisi regangan pertama kali dijelaskan dalam tektonik lempeng.[3] Konvergensi antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Sunda tidak tegak lurus dengan batas lempeng di wilayah ini. Sebaliknya, kedua lempeng bergerak pada sudut miring. Sebagian besar regangan konvergen diakomodasi oleh gerakan dorong pada batas lempeng sesar "megathrust" yang mendefinisikan Palung Sunda. Namun gerak miring (bagian dari gerak lempeng yang sejajar dengan batas lempeng) diakomodasi oleh Sesar Besar Sumatera, yang membentang di sepanjang Busur Sunda vulkanik.

Daerah antara sesar dorong batas lempeng utama dan sesar Sumatera Besar membentuk “lempeng sliver” yang meliputi seluruh busur depan lepas pantai, pulau-pulau busur depan, dan sebagian Sumatera di sebelah barat Sesar Besar Sumatera. Pelat sliver ini bukan satu blok kaku, dan detail deformasi internalnya sedang diselidiki secara aktif.[4]

Catatan gempa bumi[sunting | sunting sumber]

Kerusakan akibat Gempa bumi Padang Panjang 1926

Patahan Semangko beberapa kali mengalami gempa bumi besar sejak tahun 1900, beberapa peristiwa besar diantaranya;

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "M 7.6 - 54 km SW of Kotabumi, Indonesia". USGS Earthquake Hazards Program. Diakses tanggal 1 February 2022. 
  2. ^ "M 7.0 - 5 km NE of Banda Aceh, Indonesia". USGS Earthquake Hazards Program. Diakses tanggal 1 February 2022. 
  3. ^ Fitch, Thomas (1972). "Plate Convergence, Transcurrent Faults, and Internal Deformation Adjacent to Southeast Asia and the Western Pacific". Journal of Geophysical Research. 77 (23): 4432–4460. Bibcode:1972JGR....77.4432F. doi:10.1029/jb077i023p04432. hdl:2060/19720023718alt=Dapat diakses gratis. 
  4. ^ Bradley, Kyle (2016). "Implications of the diffuse deformation of the Indian Ocean lithosphere for slip partitioning of oblique plate convergence in Sumatra". Journal of Geophysical Research. 121: 572–591. Bibcode:2017JGRB..122..572B. doi:10.1002/2016JB013549alt=Dapat diakses gratis. 
  5. ^ "M 7.5 - 54 km SW of Kotabumi, Indonesia". USGS Earthquake Hazards Program. Diakses tanggal 1 February 2022. 
  6. ^ "M 7.2 - 90 km WSW of Pangkalan Brandan, Indonesia". USGS Earthquake Hazards Program. Diakses tanggal 1 February 2022. 
  7. ^ "M 7.0 - 5 km NE of Banda Aceh, Indonesia". USGS Earthquake Hazards Program. Diakses tanggal 1 February 2022. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]