Bintaro: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k →top: Asterids to Asterid - 04/05/2024 |
||
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7: | Baris 7: | ||
| image_caption = Bintaro |
| image_caption = Bintaro |
||
| regnum = [[Plantae]] |
| regnum = [[Plantae]] |
||
| unranked_subregnum = [[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]] |
|||
| divisio = [[Flowering plant|Magnoliophyta]] |
|||
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]] |
|||
| classis = [[Magnoliopsida]] |
|||
| unranked_classis = [[Eudikotil]] |
|||
| unranked_ordo = [[Asterid]] |
|||
| ordo = [[Gentianales]] |
| ordo = [[Gentianales]] |
||
| familia = [[Apocynaceae]] |
| familia = [[Apocynaceae]] |
||
Baris 18: | Baris 20: | ||
== Pemerian == |
== Pemerian == |
||
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota berdiameter 3–5 cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi [[bakal buah]] tinggi. [[Buah]] berbentuk telur |
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan [[mahkota bunga]] berdiameter 3–5 cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi [[bakal buah]] tinggi.{{Butuh rujukan}} [[Buah]] bintaro berbentuk bulat seperti telur. Panjang buahnya sekitar 5–10 cm. Ketika telah matang, buah bintaro berwarna merah cerah.<ref>{{Cite book|last=Gunawan, H., dkk.|date=2019|url=http://library.forda-mof.org/katalog/repository/100_Spesies_Pohon_Nusantara_Target_Konse-1.pdf|title=100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati|location=Bogor|publisher=IPB Press|isbn=978-602-440-771-1|editor-last=Partomiharjo|editor-first=Tukirin|pages=74|url-status=live|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208235738/http://library.forda-mof.org/katalog/repository/100_Spesies_Pohon_Nusantara_Target_Konse-1.pdf|dead-url=yes}}</ref> |
||
Penyebarannya secara alami di daerah tropis [[Indo Pasifik]], dari [[Seychelles]] hingga [[Polinesia Prancis]]. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem [[hutan mangrove]]. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota. |
Penyebarannya secara alami di daerah tropis [[Indo Pasifik]], dari [[Seychelles]] hingga [[Polinesia Prancis]]. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem [[hutan mangrove]]. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota. |
||
== |
== Keracunan == |
||
Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi [[jantung]], suatu [[glikosida]] yang disebut [[cerberin]], yang sangat beracun. Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun [[panah]]/[[tulup]] untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang. |
Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi [[jantung]], suatu [[glikosida]] yang disebut [[cerberin]], yang sangat be[[racun]] jika termakan.<ref>{{Cite web|last=Munda|first=Gresya|date=1 Juni 2022|title=Terlihat enak ternyata beracun|url=https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/foto/terlihat-enak-ternyata-beracun/|website=Biodiversity Warriors|access-date=1 Juni 2022}}</ref> Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun [[panah]]/[[tulup]] untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang.<ref>{{Cite journal|last=Ilmi|first=Julian|first2=Dharmono|last3=Hayani|first3=Noor|date=Juni 2015|title=INVENTARISASI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BERACUN OLEH MASYARAKAT DAYAK BAKUMPAI DI DESA SIMPANG ARJA KECAMATAN |
||
RANTAU BADAUH KABUPATEN BARITO KUALA|url=https://repo-dosen.ulm.ac.id/bitstream/handle/123456789/16556/09-2015.%20Inventarisasi%20dan%20Pemanfaatan%20Tumbuhan%20Beracun%20oleh%20Masyarakat%20Dayak%20Bakumpai.pdf?sequence=1&isAllowed=y|journal=Wahana-Bio|volume=XIII|pages=75}}</ref> |
|||
Nama ilmiah ''Cerbera'' diambil dari nama anjing berkepala tiga dalam [[mitologi Yunani]]. |
Nama ilmiah ''Cerbera'' diambil dari nama anjing berkepala tiga dalam [[mitologi Yunani]]. |
||
== Galeri == |
== Galeri == |
||
⚫ | |||
<gallery> |
<gallery> |
||
Berkas:Cerbera manghas InflorescencesFlower BotGardBln0906a.jpg|Bintaro dengan bunga |
Berkas:Cerbera manghas InflorescencesFlower BotGardBln0906a.jpg|Bintaro dengan bunga |
||
Berkas:Cerbera manghas fruit.jpg|Buah bintaro yang belum |
Berkas:Cerbera manghas fruit.jpg|Buah bintaro yang belum matang |
||
</gallery> |
</gallery> |
||
== Referensi == |
|||
⚫ | |||
{{reflist}} |
|||
{{Taxonbar|from=Q714955}} |
|||
[[Kategori:Tumbuhan beracun]] |
|||
[[Kategori:Apocynaceae]] |
[[Kategori:Apocynaceae]] |
||
[[Kategori:Tanaman peneduh]] |
[[Kategori:Tanaman peneduh]] |
||
[[Kategori:Cerbera]] |
[[Kategori:Cerbera]] |
||
[[Kategori:Pohon]] |
|||
{{buah-stub}} |
Revisi per 4 Mei 2024 07.57
Bintaro | |
---|---|
Bintaro | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | C. manghas
|
Nama binomial | |
Cerbera manghas |
Bintaro (Cerbera manghas) adalah tumbuhan pantai atau paya berupa pohon dengan ketinggian dapat mencapai 12m. Dikenal di Pasifik dengan nama leva (Samoa), toto (Tonga), serta vasa (Fiji).
Pemerian
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau tua, yang tersusun berselingan. Bunganya harum dengan mahkota bunga berdiameter 3–5 cm berbentuk terompet dengan pangkal merah muda. Benang sari berjumlah lima dan posisi bakal buah tinggi.[butuh rujukan] Buah bintaro berbentuk bulat seperti telur. Panjang buahnya sekitar 5–10 cm. Ketika telah matang, buah bintaro berwarna merah cerah.[1]
Penyebarannya secara alami di daerah tropis Indo Pasifik, dari Seychelles hingga Polinesia Prancis. Bintaro sering kali merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove. Di Indonesia bintaro sekarang digunakan sebagai tumbuhan penghijauan daerah pantai serta peneduh kota.
Keracunan
Daun dan buahnya mengandung bahan yang memengaruhi jantung, suatu glikosida yang disebut cerberin, yang sangat beracun jika termakan.[2] Getahnya sejak dulu dipakai sebagai racun panah/tulup untuk berburu. Racunnya dilaporkan dipakai untuk bunuh diri atau membunuh orang.[3]
Nama ilmiah Cerbera diambil dari nama anjing berkepala tiga dalam mitologi Yunani.
Galeri
-
Bintaro dengan bunga
-
Buah bintaro yang belum matang
Referensi
- ^ Gunawan, H., dkk. (2019). Partomiharjo, Tukirin, ed. 100 Spesies Pohon Nusantara: Target Konservasi Ex Situ Taman Keanekaragaman Hayati (PDF). Bogor: IPB Press. hlm. 74. ISBN 978-602-440-771-1. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2023-02-08. Diakses tanggal 2023-05-17.
- ^ Munda, Gresya (1 Juni 2022). "Terlihat enak ternyata beracun". Biodiversity Warriors. Diakses tanggal 1 Juni 2022.
- ^ Ilmi, Julian; Hayani, Noor (Juni 2015). "INVENTARISASI DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN BERACUN OLEH MASYARAKAT DAYAK BAKUMPAI DI DESA SIMPANG ARJA KECAMATAN RANTAU BADAUH KABUPATEN BARITO KUALA" (PDF). Wahana-Bio. XIII: 75. line feed character di
|title=
pada posisi 109 (bantuan);