Lompat ke isi

Ahmad Khatib Datuk Batuah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori Tokoh dari Padangpanjang dengan Tokoh dari Padang Panjang
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
|caption =
|caption =
|image = Ahmad Khatib Datuk Batuah.jpg
|image = Ahmad Khatib Datuk Batuah
|imagesize = 220px
|imagesize = 220px
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
Baris 15: Baris 15:
|thn_lahir_m = 1895
|thn_lahir_m = 1895
|tempat_lahir = Koto Laweh
|tempat_lahir = Koto Laweh
|negara_dilahirkan = Koto Laweh, [[Kota Padangpanjang|Padangpanjang]], [[Hindia Belanda]] {{negara|Belanda}}
|negara_dilahirkan = Koto Laweh, [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]]
|nama_ayah = Syeikh Gunung Rajo
|nama_ayah = Syeikh Gunung Rajo
|nama_ibu = Saidah
|nama_ibu = Saidah
Baris 67: Baris 67:
|hari_dimakamkan =
|hari_dimakamkan =
|negara_makam =
|negara_makam =
|death_place = Koto Laweh, [[Kota Padangpanjang|Padangpanjang]] {{IDN}}
|death_place = Koto Laweh, [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]] {{IDN}}
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
}}
}}


'''Ahmad Khatib Datuk Batuah''' (lahir di Koto Laweh, [[Kota Padangpanjang|Padangpanjang]], [[Sumatra Barat]], tahun 1895 – meninggal di Koto Laweh, Padang Panjang, tahun 1949 pada umur 54 tahun) adalah seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20.
'''Ahmad Khatib Datuk Batuah''' (lahir di Koto Laweh, [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], [[Sumatera Barat]], tahun 1895 – meninggal di Koto Laweh, Padang Panjang, tahun 1949 pada umur 54 tahun) adalah seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20.


== Riwayat ==
== Riwayat ==
=== Kehidupan ===
=== Kehidupan ===
Ahmad Khatib adalah putra dari Syeikh Gunung Rajo, seorang pemimpin [[Tarekat Syattariyah]] di [[Minangkabau]].
Ahmad Khatib adalah putra dari Syekh Gunung Rajo, seorang pemimpin [[Tarekat Syattariyah]] di [[Minangkabau]].


=== Pendidikan ===
=== Pendidikan ===
Ahmad Khatib Datuk Batuah sempat menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda. Setelah itu ia merantau ke [[Mekkah]], [[Arab Saudi]] dan belajar agama selama 6 tahun (1909-1915) pada [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], seorang ulama asal [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]], [[Kabupaten Agam|Agam]] yang menjadi Imam Besar di [[Masjidil Haram]] dan juga sebagai guru bagi banyak ulama nusantara.
Ahmad Khatib Datuk Batuah sempat menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda. Setelah itu ia merantau ke [[Mekkah]], [[Arab Saudi]] dan belajar agama selama 6 tahun (1909-1915) pada [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], seorang ulama asal [[Koto tuo, IV Angkek, Agam|Koto Tuo]], [[Kabupaten Agam|Agam]] yang menjadi Imam Besar di [[Masjidil Haram]] dan juga sebagai guru bagi banyak ulama nusantara.


=== Perjuangan ===
=== Perjuangan ===
Ia disebut sebagai ''Haji Merah'', karena ia juga menganut sebagian ajaran paham komunis yang cocok dengan ajaran Islam, seperti ajaran mengenai sosialisme. Disamping itu ajaran komunisme yang radikal dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan manusia pada masa itu dianggap cocok untuk dipakai dalam perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan kolonialisme [[Belanda]].<ref>[http://www.berdikarionline.com/tokoh/20130406/kisah-haji-merah-dari-sumatera-barat.html "Kisah "Haji Merah" Dari Sumatra Barat"] Berdikari Online, 6 April 2013. Diakses 18 Agustus 2013.</ref>
Ia disebut sebagai ''Haji Merah'', karena ia juga menganut sebagian ajaran paham komunis yang cocok dengan ajaran Islam, seperti ajaran mengenai sosialisme. Disamping itu ajaran komunisme yang radikal dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan manusia pada masa itu dianggap cocok untuk dipakai dalam perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan kolonialisme [[Belanda]].<ref>[http://www.berdikarionline.com/tokoh/20130406/kisah-haji-merah-dari-sumatera-barat.html "Kisah "Haji Merah" Dari Sumatera Barat"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131009210552/http://www.berdikarionline.com/tokoh/20130406/kisah-haji-merah-dari-sumatera-barat.html |date=2013-10-09 }} Berdikari Online, 6 April 2013. Diakses 18 Agustus 2013.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 88: Baris 88:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1059 "Empat Pentolan Komunis Minangkabau di Sumatra Thawalib Padang Panjang"] Suryadi, Universiteit Leiden. Diakses 18 Agustus 2013.
* [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1059 "Empat Pentolan Komunis Minangkabau di Sumatra Thawalib Padang Panjang"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130611075810/http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1059 |date=2013-06-11 }} Suryadi, Universiteit Leiden. Diakses 18 Agustus 2013.
* [https://groups.google.com/forum/#!msg/rantaunet/8cyrvyd6lak/2a-zrZZylosJ "Adakah warga RN yang tinggal di Timor? Mohon info tentang daerah Kafanau dan Kalabai"] R@ntau-Net. Diakses 18 Agustus 2013.
* [https://groups.google.com/forum/#!msg/rantaunet/8cyrvyd6lak/2a-zrZZylosJ "Adakah warga RN yang tinggal di Timor? Mohon info tentang daerah Kafanau dan Kalabai"] R@ntau-Net. Diakses 18 Agustus 2013.
* [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1044 "Si “Muslim - Komunis” Minang: Haji Ahmad Khatib Dt. Batuah (1895-1949)"] Suryadi, Universiteit Leiden. Diakses 18 Agustus 2013.
* [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1044 "Si “Muslim - Komunis” Minang: Haji Ahmad Khatib Dt. Batuah (1895-1949)"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130714073159/http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1044 |date=2013-07-14 }} Suryadi, Universiteit Leiden. Diakses 18 Agustus 2013.
* [http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/batuah-datuk-COM_23120?s.num=95&s.start=80 "Batuah, Datuk"] Koninklijke Brill NV. Diakses 18 Agustus 2013.
* [http://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/batuah-datuk-COM_23120?s.num=95&s.start=80 "Batuah, Datuk"] Koninklijke Brill NV. Diakses 18 Agustus 2013.
[[Kategori:Tokoh pejuang yang dibuang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}

[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh pejuang yang dibuang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang Panjang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang Panjang|Ahmad Khatib Datuk Batuah]]
[[Kategori:Tokoh sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]

Revisi terkini sejak 4 Mei 2024 17.10

Ahmad Khatib
Ahmad Khatib Datuk Batuah
Berkas:Ahmad Khatib Datuk Batuah
NamaAhmad Khatib
MeninggalKoto Laweh, Padang Panjang  Indonesia
KebangsaanIndonesia
IstriSaadiah dan Zainab
KeturunanLenin dan Kartini

Ahmad Khatib Datuk Batuah (lahir di Koto Laweh, Padang Panjang, Sumatera Barat, tahun 1895 – meninggal di Koto Laweh, Padang Panjang, tahun 1949 pada umur 54 tahun) adalah seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20.

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Ahmad Khatib adalah putra dari Syekh Gunung Rajo, seorang pemimpin Tarekat Syattariyah di Minangkabau.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Ahmad Khatib Datuk Batuah sempat menempuh pendidikan dasar di sekolah Belanda. Setelah itu ia merantau ke Mekkah, Arab Saudi dan belajar agama selama 6 tahun (1909-1915) pada Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang ulama asal Koto Tuo, Agam yang menjadi Imam Besar di Masjidil Haram dan juga sebagai guru bagi banyak ulama nusantara.

Perjuangan

[sunting | sunting sumber]

Ia disebut sebagai Haji Merah, karena ia juga menganut sebagian ajaran paham komunis yang cocok dengan ajaran Islam, seperti ajaran mengenai sosialisme. Disamping itu ajaran komunisme yang radikal dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan manusia pada masa itu dianggap cocok untuk dipakai dalam perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan kolonialisme Belanda.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kisah "Haji Merah" Dari Sumatera Barat" Diarsipkan 2013-10-09 di Wayback Machine. Berdikari Online, 6 April 2013. Diakses 18 Agustus 2013.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]