Lompat ke isi

Dampak sektor perikanan pada lingkungan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wahyumoki (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Dampak lingkungan dari penangkapan ikan''' mencakup permasalahan seperti ketersediaan ikan, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan dan pengelolaan perikanan. Begitu pula dengan dampak penangkapan ikan terhadap faktor lingkungan lainnya, misalnya tangkapan sampingan. Permasalahan ini merupakan bagian dari konservasi laut dan dibahas dalam mata kuliah ilmu perikanan. Menurut laporan FAO tahun 2019, produksi ikan, krustasea, moluska, dan hewan air lai...'
Tag: tanpa kategori [ * ] tidak menyebut judul [ * ] VisualEditor
 
MFP11 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Dampak lingkungan dari penangkapan ikan''' mencakup permasalahan seperti ketersediaan ikan, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan dan pengelolaan perikanan. Begitu pula dengan dampak penangkapan ikan terhadap faktor lingkungan lainnya, misalnya tangkapan sampingan. Permasalahan ini merupakan bagian dari konservasi laut dan dibahas dalam mata kuliah ilmu perikanan. Menurut laporan FAO tahun 2019, produksi ikan, krustasea, moluska, dan hewan air lainnya secara global terus meningkat hingga mencapai 172,6 juta ton pada tahun 2017, meningkat 4,1 juta ton dibandingkan tahun 2016. % meningkat. Saat ini, banyak ikan populer yang jumlahnya semakin bertambah dengan nama "merah daftar". Untuk menghindari pembelian, karena sejumlah besar ikan ditangkap, dan spesies tersebut terancam punah. Ikan-ikan ini termasuk tuna sirip biru, halibut Atlantik, cod Atlantik, salmon Atlantik, bass Chili, kakap merah, dan tuna sirip kuning.
'''Dampak lingkungan dari penangkapan ikan''' mencakup permasalahan seperti ketersediaan ikan, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan dan pengelolaan perikanan. Begitu pula dengan dampak penangkapan ikan terhadap faktor lingkungan lainnya, misalnya tangkapan sampingan.<ref>{{Cite web|last=Berman|first=Sara|date=2021-06-01|title=The Environmental Impact of the Fishing Industry|url=https://www.theclimatechangereview.com/post/the-environmental-impact-of-the-fishing-industry|website=Climate Review|language=en|access-date=2023-12-18}}</ref>
== Dampak lanjutan ==
Permasalahan ini merupakan bagian dari konservasi laut dan dibahas dalam mata kuliah ilmu perikanan. Menurut laporan FAO tahun 2019, produksi ikan, krustasea, [[moluska]], dan hewan air lainnya secara global terus meningkat hingga mencapai 172,6 juta ton pada tahun 2017, meningkat 4,1 juta ton dibandingkan tahun 2016 meningkat. Saat ini, banyak ikan populer yang jumlahnya semakin bertambah dengan nama "merah daftar". Untuk menghindari pembelian, karena sejumlah besar ikan ditangkap, dan spesies tersebut terancam punah. Ikan-ikan ini termasuk [[Tuna sirip biru atlantik|tuna sirip biru]], halibut Atlantik, cod [[Samudra Atlantik|Atlantik]], salmon Atlantik, bass Chili, [[kakap merah]], dan tuna sirip kuning.

== Referensi ==
[[Kategori:Perikanan]]
[[Kategori:Dampak perikanan]]

Revisi terkini sejak 7 Mei 2024 02.12

Dampak lingkungan dari penangkapan ikan mencakup permasalahan seperti ketersediaan ikan, penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan dan pengelolaan perikanan. Begitu pula dengan dampak penangkapan ikan terhadap faktor lingkungan lainnya, misalnya tangkapan sampingan.[1]

Dampak lanjutan[sunting | sunting sumber]

Permasalahan ini merupakan bagian dari konservasi laut dan dibahas dalam mata kuliah ilmu perikanan. Menurut laporan FAO tahun 2019, produksi ikan, krustasea, moluska, dan hewan air lainnya secara global terus meningkat hingga mencapai 172,6 juta ton pada tahun 2017, meningkat 4,1 juta ton dibandingkan tahun 2016 meningkat. Saat ini, banyak ikan populer yang jumlahnya semakin bertambah dengan nama "merah daftar". Untuk menghindari pembelian, karena sejumlah besar ikan ditangkap, dan spesies tersebut terancam punah. Ikan-ikan ini termasuk tuna sirip biru, halibut Atlantik, cod Atlantik, salmon Atlantik, bass Chili, kakap merah, dan tuna sirip kuning.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Berman, Sara (2021-06-01). "The Environmental Impact of the Fishing Industry". Climate Review (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-12-18.