Lompat ke isi

Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Al Asyi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
MarDumai (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 36: Baris 36:
|bln_wafat_m =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1945
|thn_wafat_m = 1940
|tempat_makam =
|tempat_makam =
|hari_dimakamkan =
|hari_dimakamkan =
|negara_makam =
|negara_makam =
|relatives=[[Abuya Muda Waly]] (menantu)<br>[[Mawardi Waly]] (cucu)|birth_name=Muhammad Jamil|other names=Inyiak Jaho|othername=Angku Jaho|title=Pakiah Bagindo Malano|alias=Buya Jaho|birth_date=1875|death_date=2 November 1945|ethnicity=[[Minangkabau]]|notability=Syeikh Muhammad Jamil Jaho|honorific_prefix=|birth_place=Nagari Jaho, [[Tambangan, X Koto, Tanah Datar]], [[Tanah Datar]], [[Sumatra Barat]]|movement=[[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]|school_tradition=[[Asy'ari]]|jurisprudence=[[Syafi'i]]|denomination=[[Sunni]]|death_place=[[MTI Jaho]]}}
|relatives=[[Bachtiar Djamily]] (anak){{br}}[[Rabi'ah Jamil]] (anak){{br}}[[Abuya Muda Waly]] (menantu)<br>[[Mawardi Waly]] (cucu)|birth_name=Muhammad Jamil|other names=Inyiak Jaho|othername=Angku Jaho|title=Pakiah Bagindo Malano|alias=Buya Jaho|birth_date=1875|death_date=1940|ethnicity=[[Minangkabau]]|notability=Syeikh Muhammad Jamil Jaho|honorific_prefix=|birth_place=Nagari Jaho, [[Tambangan, X Koto, Tanah Datar]], [[Tanah Datar]], [[Sumatera Barat]]|movement=[[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]|school_tradition=[[Asy'ari]]|jurisprudence=[[Syafi'i]]|denomination=[[Sunni]]|death_place=[[MTI Jaho]]}}
'''Syekh Muhammad Jamil Jaho''' (lahir di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]], 1875 - meninggal 1945 pada umur 70) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang terkenal. Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, tetapi termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap [[ijtihad]] yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan [[taqlid]] pada ulama-ulama terdahulu.<ref name="republika.co.id">[http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/09/05/133638-mengenal-syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-pembaru-dari-minang "Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang"] ''[[Republika|Republika.co.id]]'', 06-09-2010. Diakses 11-01-2015.</ref><ref name="utusan.com.my">[http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm "Syeikh Muhammad Zain Simabur Mufti Kerajaan Perak"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150111042741/http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm |date=2015-01-11 }} ''[[Utusan Malaysia]]'', 03-07-2006. Diakses 11-01-2015.</ref>
'''Syekh Muhammad Jamil Jaho''' (lahir di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]], 1875 - meninggal 1940 pada umur 65) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang ikut mendirikan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (Perti).<ref>{{Cite web|last=El-Sakandary|first=Nurkhalis Mukhtar|date=2020-07-08|title=Syekh Muhammad Jamil Jaho: Ulama, Tokoh PERTI dan Guru Syekh Muda Waly Al-Khalidy|url=https://tarbiyahislamiyah.id/syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-tokoh-perti-dan-guru-syekh-muda-waly-al-khalidy/|website=Ranah Pertalian Adat dan Syarak|language=id|access-date=2023-07-10}}</ref> Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, tetapi termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap [[ijtihad]] yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan [[taqlid]] pada ulama-ulama terdahulu.<ref name="republika.co.id">[http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/09/05/133638-mengenal-syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-pembaru-dari-minang "Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang"] ''[[Republika|Republika.co.id]]'', 06-09-2010. Diakses 11-01-2015.</ref><ref name="utusan.com.my">[http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm "Syeikh Muhammad Zain Simabur Mufti Kerajaan Perak"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150111042741/http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm |date=2015-01-11 }} ''[[Utusan Malaysia]]'', 03-07-2006. Diakses 11-01-2015.</ref>


== Masa muda ==
== Masa muda ==
Muhammad Jamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]]. Ayahnya ialah Datuk Garang, yang pernah menjadi [[qadi]] Tambangan, sedangkan ibunya bernama Umbuik.<ref name="republika.co.id" />
Muhammad Jamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]]. Ayahnya ialah Datuk Garang, suku Guci, yang pernah menjadi [[qadi]] Tambangan, sedangkan ibunya bernama Umbuik.<ref name="republika.co.id" />


Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri. Ketika beranjak remaja, ia belajar pada Syekh Al-Jufri di Gunung Raja, Batu Putih, Padang Panjang, kemudian pada Syekh al-Ayyubi di Tanjung Bungo, Padang Ganting.<ref name="republika.co.id" /> Ketika belajar pada Syekh Al-Ayyubi ini Muhammad Jamil bertemu dengan [[Sulaiman Ar-Rasuli]], yang di kemudian hari juga menjadi ulama terkenal di Minangkabau.<ref name="republika.co.id" /> Keduanya kemudian melanjutkan belajar ke Biaro Kota Tuo,<ref name="republika.co.id" /> kemudian kepada Syekh Abdullah Halaban, yang terkenal dalam fikih dan ushul fikih.<ref name="republika.co.id" /> Di perguruan Syekh Halaban inilah Muhammad Jamil dipercaya untuk membantu sebagai pengajar dan diajak mengunjungi pengajian-pengajian di berbagai tempat oleh gurunya tersebut.<ref name="republika.co.id" />
Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri. Ketika beranjak remaja, ia belajar pada Syekh Al-Jufri di Gunung Raja, Batu Putih, Padang Panjang, kemudian pada Syekh al-Ayyubi di Tanjung Bungo, Padang Ganting.<ref name="republika.co.id" /> Ketika belajar pada Syekh Al-Ayyubi ini Muhammad Jamil bertemu dengan [[Sulaiman Ar-Rasuli]], yang di kemudian hari juga menjadi ulama terkenal di Minangkabau.<ref name="republika.co.id" /> Keduanya kemudian melanjutkan belajar ke Biaro Kota Tuo,<ref name="republika.co.id" /> kemudian kepada Syekh Abdullah Halaban, yang terkenal dalam fikih dan ushul fikih.<ref name="republika.co.id" /> Di perguruan Syekh Halaban inilah Muhammad Jamil dipercaya untuk membantu sebagai pengajar dan diajak mengunjungi pengajian-pengajian di berbagai tempat oleh gurunya tersebut.<ref name="republika.co.id" />
Baris 54: Baris 54:


Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil lalu kembali ke Padang Panjang, dan kemudian menjadi ulama yang disegani di sana.<ref name="republika.co.id" /> Selama di Makkah ia menikah dengan Zulkaikha keturunan [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], [[Padang Pariaman]] tetapi ia tidak mempunyai keturunan.
Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil lalu kembali ke Padang Panjang, dan kemudian menjadi ulama yang disegani di sana.<ref name="republika.co.id" /> Selama di Makkah ia menikah dengan Zulkaikha keturunan [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], [[Padang Pariaman]] tetapi ia tidak mempunyai keturunan.

Kelak, ia menikah lagi dengan Maryam asal Supayang (yang melahirkan lima anak, termasuk [[Bachtiar Djamily]] dan Djamilah Djamil) dan Nondeh (yang melahirkan [[Rabi'ah Jamil]]).


== Pengajaran ==
== Pengajaran ==
Baris 82: Baris 84:
{{Portal bar|Islam|Biografi}}
{{Portal bar|Islam|Biografi}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
{{DEFAULTSORT:{{PAGENAME}}}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
Baris 106: Baris 107:
|tempat_makam =
|tempat_makam =
}}
}}

[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang Panjang|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang Panjang|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Pimpinan pesantren Indonesia]]
[[Kategori:Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Jamil Jaho]]

Revisi terkini sejak 7 Mei 2024 17.27

Muhammad Jamil Jaho
Syeikh Muhammad Jamil Jaho
GelarPakiah Bagindo Malano
NamaMuhammad Jamil Jaho
LahirMuhammad Jamil
1875
Nagari Jaho, Tambangan, X Koto, Tanah Datar, Tanah Datar, Sumatera Barat
Meninggal1940
MTI Jaho
Nama lainInyiak Jaho
KebangsaanIndonesia Indonesia
EtnisMinangkabau
FirkahSunni
Mazhab FikihSyafi'i
Mazhab AkidahAsy'ari
OrganisasiPersatuan Tarbiyah Islamiyah
Orang tuaDatuak Garang dan Umbuik
KeluargaBachtiar Djamily (anak)
Rabi'ah Jamil (anak)
Abuya Muda Waly (menantu)
Mawardi Waly (cucu)

Syekh Muhammad Jamil Jaho (lahir di Jaho, Tambangan, Padang Panjang, Hindia Belanda, 1875 - meninggal 1940 pada umur 65) adalah seorang ulama Minangkabau yang ikut mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).[1] Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, tetapi termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap ijtihad yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan taqlid pada ulama-ulama terdahulu.[2][3]

Masa muda[sunting | sunting sumber]

Muhammad Jamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho, Tambangan, Padang Panjang. Ayahnya ialah Datuk Garang, suku Guci, yang pernah menjadi qadi Tambangan, sedangkan ibunya bernama Umbuik.[2]

Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri. Ketika beranjak remaja, ia belajar pada Syekh Al-Jufri di Gunung Raja, Batu Putih, Padang Panjang, kemudian pada Syekh al-Ayyubi di Tanjung Bungo, Padang Ganting.[2] Ketika belajar pada Syekh Al-Ayyubi ini Muhammad Jamil bertemu dengan Sulaiman Ar-Rasuli, yang di kemudian hari juga menjadi ulama terkenal di Minangkabau.[2] Keduanya kemudian melanjutkan belajar ke Biaro Kota Tuo,[2] kemudian kepada Syekh Abdullah Halaban, yang terkenal dalam fikih dan ushul fikih.[2] Di perguruan Syekh Halaban inilah Muhammad Jamil dipercaya untuk membantu sebagai pengajar dan diajak mengunjungi pengajian-pengajian di berbagai tempat oleh gurunya tersebut.[2]

Naik haji[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1908, Muhammad Jamil menunaikan ibadah haji ke Mekkah sekaligus menuntut ilmu agama. Ia menikah dahulu sebelum berangkat dengan gadis Tambangan yang bernama Saidah, dan keduanya memiliki dua putri Samsiyyah dan Syafiah.[2]

Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (mazhab Syafi'i) adalah guru Muhammad Jamil saat di Mekkah, dan Abdul Karim Amrullah (ayah Hamka) juga pada saat belajar pada syekh tersebut.[2] Keduanya murid tersebut selain belajar juga ditugaskan Syekh Ahmad Khatib untuk membimbing murid-murid lainnya. Muhammad Jamil di Mekkah juga belajar pada Syeikh Alwi al-Maliki (mazhab Maliki) dan Syeikh Mukhtar al-Affani (mazhab Hanbali).[2]

Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil lalu kembali ke Padang Panjang, dan kemudian menjadi ulama yang disegani di sana.[2] Selama di Makkah ia menikah dengan Zulkaikha keturunan Sicincin, Padang Pariaman tetapi ia tidak mempunyai keturunan.

Kelak, ia menikah lagi dengan Maryam asal Supayang (yang melahirkan lima anak, termasuk Bachtiar Djamily dan Djamilah Djamil) dan Nondeh (yang melahirkan Rabi'ah Jamil).

Pengajaran[sunting | sunting sumber]

Syekh Muhammad Jamil Jaho kemudian mengajar di Jaho dan di beberapa daerah di Minangkabau. Ia dalam menjalankan dakwahnya menjalani sebagaimana cara Syekh Jamil Jambek, yaitu dengan mengadakan tabligh di berbagai tempat untuk menyampaikan syiar Islam.[2] Walaupun ia juga termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan atas pola pendidikan surau, tetapi ia menolak ijtihad yang sebebas-bebasnya, serta bersikap taqlid kepada ulama-ulama terdahulu.[2]

Tahun 1922, ia bersama-sama Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Abdul Karim Amrullah mendirikan Persatuan Ulama Minangkabau dan perguruan Islam Thawalib.[2] Di Jaho, tahun 1924 ia mendirikan surau dan membuka halaqah pengajian, yang kemudian menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, yang lalu menjadi bagian dari Persatuan Tarbiyah Islamiyah.[2]

Syekh Muhammad Jamil Jaho juga mendukung berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Minangkabau. Namun, di kemudian hari ia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi ini pada kongresnya yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927, karena perbedaan mengenai peluang membuka ijtihad dan menolak taqlid kepada ulama.[2]

Karya tulis[sunting | sunting sumber]

Beberapa karya Syekh Jamil Jaho antara lain:

  • Tadzkiratul Qulub fil Muraqabah 'Allamul Ghuyub
  • Nujumul Hidayah
  • As-Syamsul Lami'ah
  • Fil 'Aqidah wa Diyanah
  • Hujjatul Balighah
  • Al-Maqalah ar-Radhiyah
  • Kasyful Awsiyah

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ El-Sakandary, Nurkhalis Mukhtar (2020-07-08). "Syekh Muhammad Jamil Jaho: Ulama, Tokoh PERTI dan Guru Syekh Muda Waly Al-Khalidy". Ranah Pertalian Adat dan Syarak. Diakses tanggal 2023-07-10. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p "Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang" Republika.co.id, 06-09-2010. Diakses 11-01-2015.
  3. ^ "Syeikh Muhammad Zain Simabur Mufti Kerajaan Perak" Diarsipkan 2015-01-11 di Wayback Machine. Utusan Malaysia, 03-07-2006. Diakses 11-01-2015.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]