Lompat ke isi

Banten, Kasemen, Serang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Laura Putri Calma (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6: Baris 6:
|nama dati2 =Serang
|nama dati2 =Serang
|kecamatan =Kasemen
|kecamatan =Kasemen
|kode pos =42144<ref>[https://kodepos.posindonesia.co.id/kodeposnewlist?tab=145992&cmd=search&z_id_prov=%3D&x_id_prov=36&z_id_kotakab=%3D&x_id_kotakab=3673&z_id_kec=%3D&x_id_kec=367302&z_id_desa=%3D&x_id_desa=&search=&searchtype= Kode Pos Kecamatan Kasemen]</ref>
|kode pos =
|nama pemimpin =-
|nama pemimpin =-
|luas =... km²
|luas =... km²
Baris 13: Baris 13:
}}
}}


'''Banten''' adalah sebuah [[kelurahan]] di [[kecamatan]] [[Kasemen, Serang|Kasemen]], [[Kota Serang]], [[Banten]], [[Indonesia]].
'''Banten''' (biasa dikenal dengan '''Banten Lama''') adalah sebuah [[kelurahan]] di [[kecamatan]] [[Kasemen, Serang|Kasemen]], [[Kota Serang]], [[Banten]], [[Indonesia]]. Di kelurahan ini terletak [[Kota Kuno Banten]] yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan [[Kesultanan Banten]].

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
{{RefDagri|2022}}


{{Kasemen, Serang}}
{{Kasemen, Serang}}


{{Authority control}}
{{Authority control}}



{{Kelurahan-stub}}
{{Kelurahan-stub}}

==Sejarah==
{{main|Kota Kuno Banten}}
Pada abad ke-5, kelurahan ini merupakan sebuah desa yang merupakan bagian dari kerajaan [[Tarumanagara]]. [[Prasasti Cidanghiang]] ditemukan di desa daratan rendah di pinggir Ci Danghiyang, Munjul, Pandeglang, Banten, pada tahun 1947; prasasti ini berisi 2 baris puisi dengan [[aksara Pallawa]], berbahasa [[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]. Prasasti ini mencatat keberanian Raja Purnawarman. Setelah kejatuhan kerajaan Tarumanegara akibat serangan [[Sriwijaya]], pusat kekuasaan di Jawa barat kemudian berpindah ke [[Kerajaan Sunda]]. Sumber Tionghoa, ''[[Zhu fan zhi|Chu-fan-chi]]'' yang ditulis sekitar tahun 1200 oleh [[Chou Ju-kua]], mencatat bahwa pada awal abad ke-13, Sriwijaya masih menguasai Sumatra, tanjung Melayu, dan Jawa bagian barat ([[Kerajaan Sunda|Sunda]]). Sumber ini juga mencatat bahwa pelabuhan Sunda waktu itu strategis dan berkembang pesat. Kualitas [[lada hitam]] Sunda adalah salah satu yang terbaik waktu itu. Orang-orang di daerah ini bekerja sebagai tani dan rumahnya dibangun di atas tonggak kayu (rumah panggung). Akan tetapi, ada banyak perampok dan pencuri di daerah ini.<ref>{{cite book | author= Drs. R. Soekmono| title= ''Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2'', 2nd ed. | publisher = Penerbit Kanisius | date= 1973 | location =Yogyakarta| pages =60 }}</ref> Kemungkinan besar, pelabuhan Sunda yang dimaksud Chou Ju-kua adalah pelabuhan Banten.

Menurut [[Tomé Pires]], seorang penjelajah Portugis, di awal abad ke-16, pelabuhan Bantam (Banten) adalah salah satu pelabuhan penting di Kerajaan Sunda. Selain pelabuhan ini, ada pula pelabuhan Pontang, Cheguide (Cigede), Tangaram (Tangerang), Calapa ([[Sunda Kelapa]]) dan Chimanuk (mulut sungai Cimanuk).<ref>{{cite book | last =SJ | first =Adolf Heuken | publisher= Cipta Loka Caraka | title = Sumber-sumber asli sejarah Jakarta, Jilid I: Dokumen-dokumen sejarah Jakarta sampai dengan akhir abad ke-16 | year =1999|page = 34 }}</ref>

Sebagai kota dagang, Bantam mendapat banyak pengaruh Islam di awal abad ke-16. Pada abad tersebut pula Bantam kemudian menjadi pusat kerajaan [[Kesultanan Banten]].

==Bantam Inggris==
[[Perusahaan Hindia Timur Britania]] mulai mengirim kapal ke [[Hindia Timur]] pada sekitar tahun 1600. Mereka mendirikan pos dagang permanen di Bantam pada tahun 1603, berbarengan dengan orang Belanda. Pada tahun 1613, [[John Jourdain]] diangkat sebagai Chief Factor di pelabuhan ini. Ia memegang pos administratif ini hingga tahun 1616, kecuali selama beberapa bulan di tahun 1615, ketika ia digantikan oleh Thomas Elkington. John kemudian digantikan pada tahun 1616 oleh George Berkley, akan tetapi dari tahun 1617 hingga 1630, pos dagang Inggris tersebut dipimpin oleh seorang Presiden terpilih. Dari tahun 1630 hingga 1634 beberapa Agen silih-berganti setiap tahunnya. Sejak tahun 1634, jabatan Presiden kembali melanjutkan kepemimpinan hingga tahun 1652. [[Aaron Baker]] (1610–1683) menjabat sebagai Presiden Bantam selama 20 tahun, sebagaimana dicatat dalam monumen muralnya di gereja paroki [[Dunchideock]] di Devon. Selama tiga puluh tahun sejak tahun 1603, Britania banyak mendirikan pos dagang di [[Pantai Koromandel]] di India, seperti di [[Machilipatnam]] (berdiri 1611) dan [[Benteng St. George (india)|Benteng St. George]] (berdiri 1639). Kedua pos dagang ini melapor ke Bantam.<ref>N. S. Ramaswami, ''Fort St. George, Madras'', Pub. No. 49, Tamilnadu State Department of Archaeology (T.N.S.D.A.), Madras, First Edition 1980</ref>

Pada abad ke-17, orang Portugis dan orang Belanda saling perang untuk menguasai Bantam. Pada akhirnya, Belanda dapat dikatakan menang karena mereka menyadari pelabuhan Batavia yang berdiri tahun 1611 lebih mudah dikuasai secara menyeluruh daripada Bantam.

== Tempat menarik ==
* [[Keraton Surosowan]]
* [[Masjid Agung Banten]]
* Vihara Avalokitesvara

==Referensi==
{{reflist}}

{{Kasemen, Serang}}


{{Authority control}}

Revisi terkini sejak 9 Mei 2024 05.15

Banten
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
KotaSerang
KecamatanKasemen
Kodepos
42144[1]
Kode Kemendagri36.73.02.1007 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3673060010 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Banten (biasa dikenal dengan Banten Lama) adalah sebuah kelurahan di kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, Indonesia. Di kelurahan ini terletak Kota Kuno Banten yang dahulunya merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]