Lompat ke isi

Klitih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Swarabakti (bicara | kontrib)
k kerata basa/backronym, bukan etimologi sebenarnya
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(36 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Gaya penulisan}}
'''Klitih''' ({{lang-jv|ꦏ꧀ꦭꦶꦛꦶꦃ|klithih}}) merupakan salah satu fenomena sosial yang terjadi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan daerah sekitarnya (terutama [[Kabupaten Klaten|Klaten]] dan [[Kota Magelang|Magelang]]<ref name=":0">{{Cite web|url=https://jogja.tribunnews.com/2019/06/28/2-pelaku-klitih-di-magelang-berhasil-ditangkap-korban-dibacok-dan-dirampas-hp-nya|title=2 Pelaku Klitih di Magelang Berhasil Ditangkap, Korban Dibacok dan Dirampas HP-nya|website=Tribun Jogja|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://borobudurnews.com/modus-klitih-mertoyudan-tanya-alamat-kemudian-tebaskan-golok/|title=Modus Klitih Mertoyudan : Tanya Alamat Kemudian Tebaskan Golok|date=2019-06-28|website=BorobudurNews|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref>). Fenomena ini terjadi pada umumnya terhadap anak muda usia 14-19 tahun yang merupakan pelajar [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]]. Pada umumnya, pelaku klitih akan mengincar target, merupakan siswa SMA pesaing atau anggota geng pesaing di daerah yang dianggap sepi kemudian pelaku melakukan [[Penindasan|perundungan]] (''bullying'') secara fisik terhadap pelaku. Terkadang pelaku juga mengambil barang milik korban bahkan termasuk harta benda sehingga terkadang kejahatan ini termasuk [[perampokan]].<ref name=":0" /> Tidak jarang juga korban klitih juga meninggal dunia akibat menderita siksaan fisik yang cukup kuat.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://tirto.id/klitih-kenakalan-remaja-yang-terkadang-berujung-maut-dbsk|title=Klitih, Kenakalan Remaja yang Terkadang Berujung Maut|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-06-30}}</ref>

'''Klitih''' ({{lang-jv|ꦏ꧀ꦭꦶꦛꦶꦃ|klithih}}) adalah salah satu fenomena kejahatan jalanan yang terjadi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] dan sekitarnya (terutama [[Kabupaten Klaten|Klaten]] dan [[Kota Magelang|Magelang]]<ref name=":0">{{Cite news|url=https://jogja.tribunnews.com/2019/06/28/2-pelaku-klitih-di-magelang-berhasil-ditangkap-korban-dibacok-dan-dirampas-hp-nya|title=2 Pelaku Klitih di Magelang Berhasil Ditangkap, Korban Dibacok dan Dirampas HP-nya|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id|access-date=2019-06-30|first=Rendika Ferri|last=K}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://borobudurnews.com/modus-klitih-mertoyudan-tanya-alamat-kemudian-tebaskan-golok/|title=Modus Klitih Mertoyudan : Tanya Alamat Kemudian Tebaskan Golok|date=2019-06-28|website=BorobudurNews|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref>). Umumnya, pelaku klitih adalah pelajar remaja.<ref name="Camelia">{{Cite news|last=Camelia|date=2022-04-05|title=Mengenal Apa Itu Klitih, Fenomena Kekerasan Jalanan yang Marak Terjadi di Yogyakarta|url=https://www.liputan6.com/citizen6/read/4930153/mengenal-apa-itu-klitih-fenomena-kekerasan-jalanan-yang-marak-terjadi-di-yogyakarta|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2022-04-07|editor-last2=Camelia|editor-last=Lahitani|editor-first=Sulung}}</ref> Pada umumnya, pelaku klitih akan mengincar target yang dianggap masih [[Sekolah menengah atas|SMA]] atau [[Sekolah menengah kejuruan|SMK]] di daerah yang sepi, kemudian melakukan [[Penindasan|perundungan]] (''bullying'') secara fisik terhadap korban bisa juga karena faktor ekonomi.<ref name=":0" /> Banyak korban klitih yang meninggal dunia akibat siksaan fisik yang cukup parah.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://tirto.id/klitih-kenakalan-remaja-yang-terkadang-berujung-maut-dbsk|title=Klitih, Kenakalan Remaja yang Terkadang Berujung Maut|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-06-30}}</ref>


== Definisi ==
== Definisi ==
Klitih sendiri berasal dari kalimat bahasa Jawa yang berarti suatu aktivitas mencari angin di luar rumah atau keluyuran.<ref name=":1" /> Ada juga yang menyebut klitih merupakan penyebutan terhadap [[Pasar Klitikan|Pasar Klitikan Yogyakarta]] di mana artinya adalah melakukan aktivitas yang tidak jelas dan bersifat santai sambil mencari barang bekas dan Klitikan. Klitih, menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto mempunyai makna yang positif. Klitih merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang. Namun, makna itu kemudian menjadi negatif ketika kegiatan mengisi waktu luang itu diisi dengan melakukan tindak kejahatan di jalan, menyerang orang lain secara acak tanpa motif yang jelas.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/pelajar-di-jogja-jadi-pelaku-klitih-salah-keluarga-atau-sekolah-exgu|title=Pelajar di Jogja Jadi Pelaku Klitih, Salah Keluarga atau Sekolah?|last=Syambudi|first=Irwan|website=tirto.id|language=id|access-date=2020-02-08}}</ref> Sementara istilah nglitih digunakan untuk menggambarkan kegiatan jalan-jalan santai.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparannews/sejarah-klitih-di-yogyakarta|title=Sejarah Klitih di Yogyakarta|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref> Akan tetapi, makna klitih kemudian mengalami pergeseran ([[Peyoratif|peyorasi]]) menjadi aksi kekerasan dengan senjata tajam atau kegiatan kriminalitas anak di bawah umur di luar kelaziman. Dimulai dari keributan satu remaja berbeda sekolah dengan remaja yang lain kemudian berlanjut dengan melibatkan komunitas masing-masing. Aksi saling membalas terus terjadi dan sengaja dipelihara turun temurun (menjadi [[tradisi]]). Permasalahannya, motif klitih amat beragam dan yang mengerikan, korban mereka bisa jadi amat acak. Permusuhan antar geng hanyalah salah satunya.<ref name=":1" />
Klitih berasal dari bahasa Jawa, yang berarti aktivitas berkeliling keluar rumah tanpa tujuan yang jelas untuk mengisi waktu luang.<ref name="Camelia"/> Ada juga yang menyebut klitih merupakan penyebutan terhadap [[Pasar Klitikan|Pasar Klitikan Yogyakarta]] di mana artinya adalah melakukan aktivitas yang tidak jelas dan bersifat santai sambil mencari barang bekas dan Klitikan.{{Cn}}{{Jelaskan}} Menurut sosiolog [[Universitas Gadjah Mada]], Arie Sujito, makna asli istilah klitih adalah kegiatan keluar rumah di malam hari untuk menghilangkan kepenatan. “Klitih dulu sebetulnya hanya aktivitas orang keluar malam mencari kegiatan untuk mengatasi kepenatan.<ref>{{Cite news|last=Arieza|first=Ulfa|date=2022-04-05|title=Apa Itu Klitih di Yogyakarta? Berikut Asal-usulnya|url=https://travel.kompas.com/read/2022/04/06/051627827/apa-itu-klitih-di-yogyakarta-berikut-asal-usulnya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-06|editor-last=Tashandra|editor-first=Nabilla}}</ref> Sementara istilah nglitih digunakan untuk menggambarkan kegiatan jalan-jalan santai.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparannews/sejarah-klitih-di-yogyakarta|title=Sejarah Klitih di Yogyakarta|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref> Akan tetapi, makna klitih kemudian mengalami pergeseran ([[Peyoratif|peyorasi]]) dan menjadi identik dengan aksi kekerasan dengan senjata tajam.{{cn}}


== Perkembangan Kasus Klitih ==
== Perkembangan kasus ==
Pada awalnya, klitih hanyalah berupa kegiatan perundungan antar geng sekolah yang terjadi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Namun, semakin lama, klitih berkembang menjadi kegiatan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok geng ([[premanisme]]) yang targetnya berkembang dari geng musuh menjadi masyarakat awam.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Yang paling umum, klitih dilakukan di tempat sepi dan terjadi pada malam hari.<ref>{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/88013/Viral_di_Medsos_Pelaku_Klitih_Dihadang_Warga|title=Viral di Medsos, Pelaku Klitih Dihadang Warga|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-06-30}}</ref>
Pada awalnya, klitih hanyalah berupa kegiatan perundungan antar geng sekolah yang terjadi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Namun, semakin lama, klitih berkembang menjadi kegiatan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok geng ([[premanisme]]) yang targetnya berkembang dari geng musuh menjadi masyarakat awam.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Yang paling umum, klitih dilakukan di tempat sepi dan terjadi pada malam hari.<ref>{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/88013/Viral_di_Medsos_Pelaku_Klitih_Dihadang_Warga|title=Viral di Medsos, Pelaku Klitih Dihadang Warga|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-06-30|archive-date=2019-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20190630172925/https://krjogja.com/web/news/read/88013/Viral_di_Medsos_Pelaku_Klitih_Dihadang_Warga|dead-url=yes}}</ref>


Kasus klitih pada dasarnya merupakan fenomena anak muda di Yogyakarta yang ingin mencari jati diri atau pengakuan terutama dari lingkungan persahabatan mereka.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparannews/klitih-dan-status-jagoan-remaja-di-yogyakarta|title=Klitih dan Status Jagoan Remaja di Yogyakarta|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref> Untuk membuktikan itu, terkadang mereka membutuhkan barang bukti berupa barang milik geng pesaing atau setidaknya melakukan perundungan terhadap geng pesaing.<ref name=":2" />
Kasus klitih pada dasarnya merupakan fenomena anak muda di Yogyakarta yang ingin mencari jati diri atau pengakuan terutama dari lingkungan persahabatan mereka (geng sekolah).<ref name=":2">{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparannews/klitih-dan-status-jagoan-remaja-di-yogyakarta|title=Klitih dan Status Jagoan Remaja di Yogyakarta|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-06-30}}</ref> Untuk membuktikan itu, terkadang mereka membutuhkan barang bukti berupa barang milik geng pesaing atau setidaknya melakukan perundungan terhadap geng pesaing.<ref name=":2" />


=== Faktor Politik ===
=== Faktor politik ===
Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah yang merupakan basis persaingan [[politik]] yang penting di Indonesia, terutama oleh aliran politik nasionalis dan agamais. Budaya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta sudah ada sejak era 1980-an dan 1990-an. Kekerasan yang dilakukan pelajar pada masa itu dilakukan oleh dua geng besar yang legendaris yaitu QZRUH dan JOXZIN.<ref name=":3" /><ref name=":4">{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/27170/QZRUH_dan_JOXZIN_Dua_Gank_Legendaris_Jogja_Siapa_Mereka|title=QZRUH dan JOXZIN Dua Gank Legendaris Jogja, Siapa Mereka?|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-07-01}}</ref>
Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah yang merupakan basis persaingan [[politik]] yang penting di Indonesia, terutama oleh aliran politik nasionalis dan agamais. Budaya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta sudah ada sejak era 1980-an dan 1990-an. Kekerasan yang dilakukan pelajar pada masa itu dilakukan oleh dua geng besar yang legendaris yaitu QZRUH dan JOXZIN.<ref name=":3" /><ref name=":4">{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/27170/QZRUH_dan_JOXZIN_Dua_Gank_Legendaris_Jogja_Siapa_Mereka|title=QZRUH dan JOXZIN Dua Gank Legendaris Jogja, Siapa Mereka?|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-07-01|archive-date=2019-07-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190701033842/https://krjogja.com/web/news/read/27170/QZRUH_dan_JOXZIN_Dua_Gank_Legendaris_Jogja_Siapa_Mereka|dead-url=yes}}</ref>


QZRUH sendiri merupakan kepanjangan dari "Q-ta Zuka Ribut Untuk Tawuran (atau Hiburan) ". QZRUH sendiri memiliki daerah kekuasaan di Kota Yogyakarta bagian utara terutama di kawasan [[Terban, Gondokusuman, Yogyakarta|Terban]] dan sekitar Jalan Magelang. Sementara JOXZIN merupakan singkatan dari Joxo Zinthing atau Pojox Benzin (pojokan SPBU Kantor Pos Besar) atau Jogja Zindikat. Geng ini "menguasai" kawasan [[Jalan Malioboro]] hingga Yogyakarta bagian selatan.<ref name=":3" /><ref name=":4" /> Qzruh sendiri dalam sejarahnya selalu didukung oleh kelompok politik yang cenderung nasionalis sedangkan Joxzin sendiri didukung oleh kelompok politik yang cenderung bernuansa agamais. Tidak jarang pula, kedua kelompok ini memiliki afiliasi dengan beberapa geng sekolah yang ada di kawasan kekuasaan mereka.
QZRUH sendiri merupakan kepanjangan dari "Q-ta Zuka Ribut Untuk Tawuran (atau Hiburan) ". QZRUH sendiri memiliki daerah kekuasaan di Kota Yogyakarta bagian utara terutama di kawasan [[Terban, Gondokusuman, Yogyakarta|Terban]] dan sekitar [[Jalan Nasional Rute 26|Jalan Magelang]]. Sementara JOXZIN merupakan singkatan dari Joxo Zinthing atau Pojox Benzin (pojokan SPBU Kantor Pos Besar) atau Jogja Zindikat. Geng ini "menguasai" kawasan [[Jalan Malioboro]] hingga Yogyakarta bagian selatan.<ref name=":3" /><ref name=":4" /> Qzruh sendiri dalam sejarahnya selalu didukung oleh kelompok politik yang cenderung nasionalis (dahulu diasosiasikan sebagai pendukung [[Partai Demokrasi Indonesia|PDI]] atau [[Partai Golongan Karya|Golkar]]) sedangkan Joxzin sendiri didukung oleh kelompok politik yang cenderung bernuansa agamis (dahulu diasosiasikan sebagai pendukung [[Partai Persatuan Pembangunan|PPP]]). Tidak jarang pula, kedua kelompok ini memiliki afiliasi dengan beberapa geng sekolah yang ada di kawasan kekuasaan mereka.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 18: Baris 20:


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
<references />

{{hukum-stub}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Kata dan frasa bahasa Jawa]]
[[Kategori:Kata dan frasa Jawa]]
[[Kategori:Kenakalan remaja]]
[[Kategori:Kenakalan remaja]]
[[Kategori:Daerah Istimewa Yogyakarta]]
[[Kategori:Daerah Istimewa Yogyakarta]]
[[Kategori:Kriminal]]
[[Kategori:Kejahatan di Indonesia]]
[[Kategori:Jawa Tengah]]
[[Kategori:Jawa Tengah]]

Revisi terkini sejak 10 Mei 2024 12.06

Klitih (bahasa Jawa: ꦏ꧀ꦭꦶꦛꦶꦃ, translit. klithih) adalah salah satu fenomena kejahatan jalanan yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya (terutama Klaten dan Magelang[1][2]). Umumnya, pelaku klitih adalah pelajar remaja.[3] Pada umumnya, pelaku klitih akan mengincar target yang dianggap masih SMA atau SMK di daerah yang sepi, kemudian melakukan perundungan (bullying) secara fisik terhadap korban bisa juga karena faktor ekonomi.[1] Banyak korban klitih yang meninggal dunia akibat siksaan fisik yang cukup parah.[4]

Klitih berasal dari bahasa Jawa, yang berarti aktivitas berkeliling keluar rumah tanpa tujuan yang jelas untuk mengisi waktu luang.[3] Ada juga yang menyebut klitih merupakan penyebutan terhadap Pasar Klitikan Yogyakarta di mana artinya adalah melakukan aktivitas yang tidak jelas dan bersifat santai sambil mencari barang bekas dan Klitikan.[butuh rujukan][perlu dijelaskan] Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito, makna asli istilah klitih adalah kegiatan keluar rumah di malam hari untuk menghilangkan kepenatan. “Klitih dulu sebetulnya hanya aktivitas orang keluar malam mencari kegiatan untuk mengatasi kepenatan.”[5] Sementara istilah nglitih digunakan untuk menggambarkan kegiatan jalan-jalan santai.[6] Akan tetapi, makna klitih kemudian mengalami pergeseran (peyorasi) dan menjadi identik dengan aksi kekerasan dengan senjata tajam.[butuh rujukan]

Perkembangan kasus

[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya, klitih hanyalah berupa kegiatan perundungan antar geng sekolah yang terjadi di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Namun, semakin lama, klitih berkembang menjadi kegiatan perampokan yang dilakukan oleh sekelompok geng (premanisme) yang targetnya berkembang dari geng musuh menjadi masyarakat awam.[1][4] Yang paling umum, klitih dilakukan di tempat sepi dan terjadi pada malam hari.[7]

Kasus klitih pada dasarnya merupakan fenomena anak muda di Yogyakarta yang ingin mencari jati diri atau pengakuan terutama dari lingkungan persahabatan mereka (geng sekolah).[8] Untuk membuktikan itu, terkadang mereka membutuhkan barang bukti berupa barang milik geng pesaing atau setidaknya melakukan perundungan terhadap geng pesaing.[8]

Faktor politik

[sunting | sunting sumber]

Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah yang merupakan basis persaingan politik yang penting di Indonesia, terutama oleh aliran politik nasionalis dan agamais. Budaya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta sudah ada sejak era 1980-an dan 1990-an. Kekerasan yang dilakukan pelajar pada masa itu dilakukan oleh dua geng besar yang legendaris yaitu QZRUH dan JOXZIN.[6][9]

QZRUH sendiri merupakan kepanjangan dari "Q-ta Zuka Ribut Untuk Tawuran (atau Hiburan) ". QZRUH sendiri memiliki daerah kekuasaan di Kota Yogyakarta bagian utara terutama di kawasan Terban dan sekitar Jalan Magelang. Sementara JOXZIN merupakan singkatan dari Joxo Zinthing atau Pojox Benzin (pojokan SPBU Kantor Pos Besar) atau Jogja Zindikat. Geng ini "menguasai" kawasan Jalan Malioboro hingga Yogyakarta bagian selatan.[6][9] Qzruh sendiri dalam sejarahnya selalu didukung oleh kelompok politik yang cenderung nasionalis (dahulu diasosiasikan sebagai pendukung PDI atau Golkar) sedangkan Joxzin sendiri didukung oleh kelompok politik yang cenderung bernuansa agamis (dahulu diasosiasikan sebagai pendukung PPP). Tidak jarang pula, kedua kelompok ini memiliki afiliasi dengan beberapa geng sekolah yang ada di kawasan kekuasaan mereka.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c K, Rendika Ferri. "2 Pelaku Klitih di Magelang Berhasil Ditangkap, Korban Dibacok dan Dirampas HP-nya". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  2. ^ "Modus Klitih Mertoyudan : Tanya Alamat Kemudian Tebaskan Golok". BorobudurNews. 2019-06-28. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  3. ^ a b Camelia (2022-04-05). Lahitani, Sulung; Camelia, ed. "Mengenal Apa Itu Klitih, Fenomena Kekerasan Jalanan yang Marak Terjadi di Yogyakarta". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-04-07. 
  4. ^ a b "Klitih, Kenakalan Remaja yang Terkadang Berujung Maut". tirto.id. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  5. ^ Arieza, Ulfa (2022-04-05). Tashandra, Nabilla, ed. "Apa Itu Klitih di Yogyakarta? Berikut Asal-usulnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-04-06. 
  6. ^ a b c "Sejarah Klitih di Yogyakarta". kumparan. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  7. ^ "Viral di Medsos, Pelaku Klitih Dihadang Warga". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-30. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  8. ^ a b "Klitih dan Status Jagoan Remaja di Yogyakarta". kumparan. Diakses tanggal 2019-06-30. 
  9. ^ a b "QZRUH dan JOXZIN Dua Gank Legendaris Jogja, Siapa Mereka?". krjogja.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-01. Diakses tanggal 2019-07-01.