Sapardi Djoko Damono: Perbedaan antara revisi
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
Mm Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(41 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3: | Baris 3: | ||
|name = Sapardi Djoko Damono |
|name = Sapardi Djoko Damono |
||
|image = Sapardi Djoko Damono.jpg |
|image = Sapardi Djoko Damono.jpg |
||
|imagesize = |
|imagesize = |
||
|caption = |
|caption = |
||
|birth_date = {{birth date|1940|3|20}} |
|birth_date = {{birth date|1940|3|20}} |
||
|birth_place = {{flagicon| |
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Surakarta]], [[Kasunanan Surakarta]], [[Hindia Belanda]] |
||
|birth_name = Sapardi Djoko Damono |
|birth_name = Sapardi Djoko Damono |
||
|other_name = |
|other_name = |
||
|death_date ={{death date and age |2020|07|19|1940|3|20|df=yes}} |
|death_date ={{death date and age |2020|07|19|1940|3|20|df=yes}} |
||
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Tangerang Selatan]], [[Banten]], [[Indonesia]] |
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Tangerang Selatan]], [[Banten]], [[Indonesia]] |
||
|years_active =[[1958]]–[[2020]] |
|years_active =[[1958]]–[[2020]] |
||
|occupation = [[Sastrawan]] |
|occupation = [[Sastrawan]], [[Dosen]] |
||
|spouse = |
|spouse = |
||
|partner = |
|partner = |
||
|alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Indonesia]] |
|alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada]], [[Universitas Indonesia]] |
||
|children = |
|children = |
||
|parents = |
|parents = |
||
|influences = |
|influences = |
||
|influenced = |
|influenced = |
||
|website = |
|website = |
||
}} |
}} |
||
'''Prof. Dr.''' '''Sapardi Djoko Damono''' ({{lahirmati|[[Kota Surakarta|Surakarta]]|20|3|1940|[[Tangerang Selatan]]|19|7|2020}}) adalah seorang [[pujangga]] berkebangsaan [[Indonesia]] terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, '''SDD'''. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.<ref>[http://amp.kompas.com/megapolitan/read/2020/07/19/10194391/sastrawan-sapardi-djoko-damono-meninggal-dunia Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia] ''Kompas''. Diakses 19 Juli 2020</ref> Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an. |
|||
== Biografi dan karier == |
== Biografi dan karier == |
||
=== Pendidikan === |
=== Pendidikan === |
||
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta dan jalur pendidikan dasar ditempuhnya di SD |
Masa mudanya dihabiskan di [[Kota Surakarta|Surakarta]] dan jalur pendidikan dasar ditempuhnya di SD Inpres Nagaraherang. Pendidikan menengah ditempuh di SMP Negeri 2 Surakarta (lulus 1955) dan [[SMA Negeri 2 Surakarta]] (lulus 1958). Pada masa ini, Sapardi sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang [[Bahasa Inggris]] di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) [[Universitas Gadjah Mada]], [[Yogyakarta]]. Setelah sempat menempuh studi di University of Hawaii, [[Honolulu]], Sapardi menempuh program doktor di Fakultas Sastra UI dan lulus pada tahun 1989. |
||
=== Karier === |
=== Karier === |
||
Baris 35: | Baris 35: | ||
== Penghargaan == |
== Penghargaan == |
||
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), [[SEA Write Award]] [[1986|(Thailand, 1986)]], Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), dan ASEAN Book Award (2018).<ref>{{Cite |
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), [[SEA Write Award]] [[1986|(Thailand, 1986)]], Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).<ref>{{Cite news|last=Wirawan|first=Miranti Kencana|title=Sapardi Djoko Damono dan Penghargaan Internasionalnya|url=https://www.kompas.com/global/read/2020/07/19/110542470/sapardi-djoko-damono-dan-penghargaan-internasionalnya|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2020-12-19|editor-last=Wirawan|editor-first=Miranti Kencana}}</ref> |
||
== Kehidupan pribadi == |
== Kehidupan pribadi == |
||
Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri. |
Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri. |
||
Ia meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, [[Tangerang Selatan]], setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh.<ref>{{Cite news|url=https://m.cnnindonesia.com/hiburan/20200719095914-241-526320/penyair-sapardi-djoko-damono-meninggal-dunia|title=Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia|last=|first=|date=19 Juli 2020|work=CNN Indonesia|access-date=19 Juli 2020}}</ref> Ia meninggal pukul 09.17. Sejak Sabtu sehari sebelumnya, ia mengalami pendarahan hebat. Hingga hari Minggu pada pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tak memberi respon hingga dinyatakan |
Ia meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, [[Tangerang Selatan]], setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh.<ref>{{Cite news|url=https://m.cnnindonesia.com/hiburan/20200719095914-241-526320/penyair-sapardi-djoko-damono-meninggal-dunia|title=Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia|last=Nababan|first=Christine Novita|date=19 Juli 2020|work=[[CNN Indonesia]]|access-date=19 Juli 2020}}</ref> Ia meninggal pukul 09.17. Sejak Sabtu sehari sebelumnya, ia mengalami pendarahan hebat. Hingga hari Minggu pada pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tak memberi respon hingga dinyatakan meninggal pada pukul 09:17 WIB.<ref name=penyeberangan>""Penyeberangan" Senyap Sapardi". ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. 20 Juli 2020. Hlm.5</ref> Tempat peristirahatan terakhirnya adalah Taman Pemakaman Giritama, [[Tonjong, Tajurhalang, Bogor|Tonjong]], [[Tajurhalang, Bogor|Tajurhalang]], [[Kabupaten Bogor]].<ref>{{Cite news|last=Prodjo|first=Wahyu Adityo|date=19 Juli 2020|title=Jenazah Sapardi Djoko Damono Akan Dimakamkan di TPU Giritama Bogor|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/19/12013311/jenazah-sapardi-djoko-damono-akan-dimakamkan-di-tpu-giritama-bogor#:~:text=JAKARTA%2C%20KOMPAS.com%20%2D%20Jenazah,%2F2020)%20selepas%20waktu%20Ashar.|work=Kompas Daring|access-date=20 Maret 2023}}</ref> |
||
== Filmografi == |
|||
⚫ | |||
{| class="wikitable plainrowheaders sortable" width=" |
|||
! rowspan="2" scope="col"| Tahun |
|||
! rowspan="2" scope="col"| Judul |
|||
! scope="col"| Dikreditkan sebagai |
|||
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Keterangan |
|||
|- |
|||
! [[Penulis naskah|Penulis]] |
|||
|- |
|||
| 2017 |
|||
| ''[[Hujan Bulan Juni (film)|Hujan Bulan Juni]]'' |
|||
| {{yes|Cerita}} |
|||
| |
|||
⚫ | |||
== Karya-karya == |
|||
⚫ | |||
{{Quote |
|||
|quote ='''Aku Ingin''' |
|||
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana<br/> |
|||
dengan kata yang tak sempat diucapkan |
|||
kayu kepada api yang menjadikannya abu<br/> |
|||
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana<br/> |
|||
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada |
|||
|source =Sapardi Djoko Damono |
|||
⚫ | |||
Sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk [[bahasa daerah]]. Ia tidak saja aktif menulis puisi, tetapi juga [[cerita pendek]]. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis [[esai]], serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom [[sepak bola]]. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan [[perkawinan]]), "Hujan Bulan Juni"'', "''Pada Suatu Hari Nanti", ''"''Akulah si Telaga"'','' dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari"''.'' Popularitas puisi-puisi ini semakin meningkat setelah dilakukan [[musik]]alisasi puisi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu [[Ags. Arya Dipayana|Ags Arya Dipayana]], [[Umar Muslim]], [[Tatyana Soebianto]], [[Reda Gaudiamo]], dan [[Ari Malibu]]. Dari hasil musikalisasi puisi tersebut, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Selain itu, [[Ananda Sukarlan]] juga melakukan interpretasi atas beberapa puisi karya Supardi pada 2007.{{Butuh rujukan}} |
Sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk [[bahasa daerah]]. Ia tidak saja aktif menulis puisi, tetapi juga [[cerita pendek]]. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis [[esai]], serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom [[sepak bola]]. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan [[perkawinan]]), "Hujan Bulan Juni"'', "''Pada Suatu Hari Nanti", ''"''Akulah si Telaga"'','' dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari"''.'' Popularitas puisi-puisi ini semakin meningkat setelah dilakukan [[musik]]alisasi puisi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu [[Ags. Arya Dipayana|Ags Arya Dipayana]], [[Umar Muslim]], [[Tatyana Soebianto]], [[Reda Gaudiamo]], dan [[Ari Malibu]]. Dari hasil musikalisasi puisi tersebut, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Selain itu, [[Ananda Sukarlan]] juga melakukan interpretasi atas beberapa puisi karya Supardi pada 2007.{{Butuh rujukan}} |
||
Baris 57: | Baris 65: | ||
=== Sastra === |
=== Sastra === |
||
* ''Duka-Mu Abadi'' (1969) |
* ''Duka-Mu Abadi'' (1969; kumpulan puisi 1967-1968) |
||
* ''Lelaki Tua dan Laut'' (1973; terjemahan karya [[Ernest Hemingway]]) |
* ''Lelaki Tua dan Laut'' (1973; terjemahan karya [[Ernest Hemingway]]) |
||
* ''Mata Pisau'' (1974) |
* ''Mata Pisau'' (1974; kumpulan puisi 1969-1971) |
||
* ''Sepilihan Sajak |
* ''Sepilihan Sajak Giórgos Seféris'' (1975; terjemahan karya [[Giorgos Seferis|Giórgos Seféris]]) |
||
* ''Puisi Klasik Cina'' (1976; terjemahan) |
* ''Puisi Klasik Cina'' (1976; terjemahan) |
||
* ''Lirik Klasik Parsi'' (1977; terjemahan) |
* ''Lirik Klasik Parsi'' (1977; terjemahan) |
||
* ''Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak'' (1982, Pustaka Jaya) |
* ''Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak'' (1982, Pustaka Jaya) |
||
* ''Perahu Kertas'' (1983) |
* ''Perahu Kertas'' (1983; kumpulan puisi) |
||
* ''Sihir Hujan'' (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di [[Malaysia]]) |
* ''Sihir Hujan'' (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di [[Malaysia]]) |
||
* ''Water Color Poems'' (1986; translated by |
* ''Water Color Poems'' (1986; translated by [[John H. McGlynn]]) |
||
* ''Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono'' (1988; translated by |
* ''Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono'' (1988; translated by [[John H. McGlynn]]) |
||
* ''Afrika yang Resah'' (1988; terjemahan) |
* ''Afrika yang Resah'' (1988; terjemahan karya Okot p'Bitek) |
||
* ''Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia'' (1991; antologi sajak [[Australia]], dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks) |
* ''Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia'' (1991; antologi sajak [[Australia]], dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks) |
||
* ''[[Hujan Bulan Juni]]'' (1994) |
* ''[[Hujan Bulan Juni (kumpulan puisi)|Hujan Bulan Juni]]'' (1994; kumpulan puisi 1959-1994) |
||
* ''Black Magic Rain'' (translated by Harry G Aveling) |
* ''Black Magic Rain'' (1994; translated by Harry G Aveling) |
||
* ''Arloji'' (1998) |
* ''Arloji'' (1998; kumpulan puisi) |
||
* '' |
* ''Ayat-ayat Api'' (2000; kumpulan puisi) |
||
* ''Pengarang Telah Mati'' (2001; kumpulan [[cerpen]]) |
* ''Pengarang Telah Mati'' (2001; kumpulan [[cerpen]]) |
||
* ''Mata Jendela'' (2002) |
* ''Mata Jendela'' (2002; kumpulan puisi) |
||
* ''Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?'' (2002) |
* ''Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?'' (2002; kumpulan puisi) |
||
* ''Membunuh Orang Gila'' (2003; kumpulan cerpen) |
* ''Membunuh Orang Gila'' (2003; kumpulan cerpen) |
||
* ''Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal'' (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun) |
* ''Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal'' (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun) |
||
* ''Mantra Orang Jawa'' (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia) |
* ''Mantra Orang Jawa'' (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia) |
||
* ''Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono'' (2005; translated by |
* ''Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono'' (2005; translated by [[John H. McGlynn]]) |
||
* ''Kolam'' (2009; kumpulan puisi) |
* ''Kolam'' (2009; kumpulan puisi) |
||
* ''Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita'' (2012; kumpulan puisi) |
* ''Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita'' (2012; kumpulan puisi) |
||
* ''Namaku Sita'' (2012; kumpulan puisi) |
* ''Namaku Sita'' (2012; kumpulan puisi) |
||
* ''The Birth of I La Galigo'' (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John McGlynn) |
* ''The Birth of I La Galigo'' (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama [[John H. McGlynn]]) |
||
* ''Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak'' (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi) |
* ''Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak'' (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi) |
||
* ''Trilogi Soekram'' (2015; novel) |
* ''Trilogi Soekram'' (2015; novel) |
||
Baris 101: | Baris 109: | ||
Beberapa tahun kemudian, lahirlah album ''Hujan Bulan Juni'' (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu adalah bagian dari sejumlah penyanyi, yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album ''Hujan dalam Komposisi'' menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama. |
Beberapa tahun kemudian, lahirlah album ''Hujan Bulan Juni'' (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu adalah bagian dari sejumlah penyanyi, yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album ''Hujan dalam Komposisi'' menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama. |
||
Karena banyaknya permintaan, album ''Gadis Kecil'' (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri atas Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, lalu dilanjutkan oleh album ''Becoming Dew'' (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. [[Ananda Sukarlan]] pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata Ars Amatoria yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.{{ |
Karena banyaknya permintaan, album ''Gadis Kecil'' (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri atas Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, lalu dilanjutkan oleh album ''Becoming Dew'' (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. [[Ananda Sukarlan]] pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata Ars Amatoria yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.<ref>{{Cite web|date=2020-07-20|title=Obituari Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono|url=https://ikj.ac.id/kronik-seni/obituari-prof-dr-sapardi-djoko-damono/|website=Institut Kesenian Jakarta IKJ|access-date=2022-06-05}}</ref><ref>{{Cite web|title=Obituari Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono|url=https://ikj.ac.id/kronik-seni/obituari-prof-dr-sapardi-djoko-damono/}}</ref> |
||
=== Nonsastra === |
=== Nonsastra === |
||
Baris 121: | Baris 129: | ||
* [[Chairil Anwar]] |
* [[Chairil Anwar]] |
||
* [[Joko Pinurbo]] |
* [[Joko Pinurbo]] |
||
* [[Triyanto Triwikromo]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 126: | Baris 135: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sapardi-damono/index.shtml Profil di TokohIndonesia.com] |
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sapardi-damono/index.shtml Profil di TokohIndonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060227203922/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/sapardi-damono/index.shtml |date=2006-02-27 }} |
||
* {{En}}[http://en.wiki-indonesia.club/wiki/S.E.A._Write_Award S.E.A Write Award] |
* {{En}} [http://en.wiki-indonesia.club/wiki/S.E.A._Write_Award S.E.A Write Award] |
||
⚫ | |||
* [http://perca.blogspot.com/2007_01_01_archive.html Peluncuran album "Becoming Dew"] |
|||
⚫ | |||
{{Kusala Sastra Khatulistiwa}} |
{{Kusala Sastra Khatulistiwa}} |
||
Baris 138: | Baris 146: | ||
{{DEFAULTSORT:Damono, Sapardi Djoko}} |
{{DEFAULTSORT:Damono, Sapardi Djoko}} |
||
[[Kategori:Sapardi Djoko Damono| ]] |
[[Kategori:Sapardi Djoko Damono| ]] |
||
[[Kategori:Alumni |
[[Kategori:Alumni SMK Mitra Batik Tasikmalaya]] |
||
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]] |
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]] |
Revisi per 15 Mei 2024 00.30
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono | |
---|---|
Lahir | Sapardi Djoko Damono 20 Maret 1940 Surakarta, Kasunanan Surakarta, Hindia Belanda |
Meninggal | 19 Juli 2020 Tangerang Selatan, Banten, Indonesia | (umur 80)
Pekerjaan | Sastrawan, Dosen |
Almamater | Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia |
Tahun aktif | 1958–2020 |
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (20 Maret 1940 – 19 Juli 2020) adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka. Ia kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.[1] Dalam dunia kesastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.
Biografi dan karier
Pendidikan
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta dan jalur pendidikan dasar ditempuhnya di SD Inpres Nagaraherang. Pendidikan menengah ditempuh di SMP Negeri 2 Surakarta (lulus 1955) dan SMA Negeri 2 Surakarta (lulus 1958). Pada masa ini, Sapardi sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah sempat menempuh studi di University of Hawaii, Honolulu, Sapardi menempuh program doktor di Fakultas Sastra UI dan lulus pada tahun 1989.
Karier
Selepas lulus kuliah (1964), Sapardi sempat menjadi pengajar pada Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Malang di Madiun sampai 1968.[2] Pada 1973, setelah sempat bekerja di Semarang, ia pindah ke Jakarta untuk menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison. Sejak 1974, ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia. Sapardi ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999 setelah sebelumnya diangkat sebagai guru besar. Pada masa tersebut, Sapardi juga menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur. Selepas purnatugas sebagai dosen di UI pada tahun 2005, Sapardi masih mengajar di Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta sambil tetap menulis fiksi maupun nonfiksi.
Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar.
Penghargaan
Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).[3]
Kehidupan pribadi
Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Ia meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan, setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh.[4] Ia meninggal pukul 09.17. Sejak Sabtu sehari sebelumnya, ia mengalami pendarahan hebat. Hingga hari Minggu pada pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tak memberi respon hingga dinyatakan meninggal pada pukul 09:17 WIB.[5] Tempat peristirahatan terakhirnya adalah Taman Pemakaman Giritama, Tonjong, Tajurhalang, Kabupaten Bogor.[6]
Filmografi
Film
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Keterangan |
---|---|---|---|
Penulis | |||
2017 | Hujan Bulan Juni | Cerita |
Karya-karya
Sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja aktif menulis puisi, tetapi juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esai, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti "Aku Ingin" (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti", "Akulah si Telaga", dan "Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari". Popularitas puisi-puisi ini semakin meningkat setelah dilakukan musikalisasi puisi oleh mantan-mantan mahasiswanya di FIB UI, yaitu Ags Arya Dipayana, Umar Muslim, Tatyana Soebianto, Reda Gaudiamo, dan Ari Malibu. Dari hasil musikalisasi puisi tersebut, salah satu album yang terkenal adalah oleh Reda dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Selain itu, Ananda Sukarlan juga melakukan interpretasi atas beberapa puisi karya Supardi pada 2007.[butuh rujukan]
Berikut ini adalah karya-karya Supardi Djoko Damono (berupa kumpulan puisi) serta beberapa esai.
Sastra
- Duka-Mu Abadi (1969; kumpulan puisi 1967-1968)
- Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
- Mata Pisau (1974; kumpulan puisi 1969-1971)
- Sepilihan Sajak Giórgos Seféris (1975; terjemahan karya Giórgos Seféris)
- Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan)
- Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan)
- Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya)
- Perahu Kertas (1983; kumpulan puisi)
- Sihir Hujan (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
- Water Color Poems (1986; translated by John H. McGlynn)
- Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by John H. McGlynn)
- Afrika yang Resah (1988; terjemahan karya Okot p'Bitek)
- Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
- Hujan Bulan Juni (1994; kumpulan puisi 1959-1994)
- Black Magic Rain (1994; translated by Harry G Aveling)
- Arloji (1998; kumpulan puisi)
- Ayat-ayat Api (2000; kumpulan puisi)
- Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen)
- Mata Jendela (2002; kumpulan puisi)
- Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002; kumpulan puisi)
- Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen)
- Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
- Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
- Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by John H. McGlynn)
- Kolam (2009; kumpulan puisi)
- Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi)
- Namaku Sita (2012; kumpulan puisi)
- The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John H. McGlynn)
- Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)
- Trilogi Soekram (2015; novel)
- Hujan Bulan Juni (2015; novel)
- Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015)
- Suti (2015, novel)
- Pingkan Melipat Jarak (2017; novel)
- Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel)
- Sepasang Sepatu Tua (2019; kumpulan cerpen)
- Segi Tiga (2020; novel)
- Mboel: 80 Sajak (2020; kumpulan puisi)
Musikalisasi puisi
Musikalisasi puisi karya Sapardi dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia. Kegiatan tersebut sebagai upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi "Aku Ingin" oleh Ags Arya Dipayana dan "Hujan Bulan Juni" oleh Umar Muslim. Kelak, "Aku Ingin" diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti (1991), yang dibawakan oleh Ratna Octaviani.
Beberapa tahun kemudian, lahirlah album Hujan Bulan Juni (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu adalah bagian dari sejumlah penyanyi, yang merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album Hujan dalam Komposisi menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.
Karena banyaknya permintaan, album Gadis Kecil (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri atas Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, lalu dilanjutkan oleh album Becoming Dew (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata Ars Amatoria yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.[7][8]
Nonsastra
- Sastra Lisan Indonesia (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
- Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan
- Dimensi Mistik dalam Islam (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.
- Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2004), salah seorang penulis.
- Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978).
- Politik Ideologi dan Sastra Hibrida (1999).
- Priayi Abangan: Dunia Novel Jawa 1950 (2000)
- Pegangan Penelitian Sastra Bandingan (2005).
- Babad Tanah Jawi (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
- Bilang Begini, Maksudnya Begitu (2014), buku apresiasi puisi.
- Alih Wahana (2013)
- Kebudayaan (Populer) (di Sekitar) Kita (2011)
- Tirani Demokrasi (2014)
Lihat pula
Referensi
- ^ Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia Kompas. Diakses 19 Juli 2020
- ^ Anonim. "Berita Duka: Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono Berpulang". Berita Falultas Ilmu Budaya UI.
- ^ Wirawan, Miranti Kencana. Wirawan, Miranti Kencana, ed. "Sapardi Djoko Damono dan Penghargaan Internasionalnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-19.
- ^ Nababan, Christine Novita (19 Juli 2020). "Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia". CNN Indonesia. Diakses tanggal 19 Juli 2020.
- ^ ""Penyeberangan" Senyap Sapardi". Kompas. 20 Juli 2020. Hlm.5
- ^ Prodjo, Wahyu Adityo (19 Juli 2020). "Jenazah Sapardi Djoko Damono Akan Dimakamkan di TPU Giritama Bogor". Kompas Daring. Diakses tanggal 20 Maret 2023.
- ^ "Obituari Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono". Institut Kesenian Jakarta IKJ. 2020-07-20. Diakses tanggal 2022-06-05.
- ^ "Obituari Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono".
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di TokohIndonesia.com Diarsipkan 2006-02-27 di Wayback Machine.
- (Inggris) S.E.A Write Award
- (Indonesia) Artikel tentang acara Puisi Cinta Sapardi Djoko Damono[pranala nonaktif permanen] dari Kompas Online, diakses 19 Februari 2008.