Saparman Sodimejo: Perbedaan antara revisi
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(59 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Indonesian name}} |
{{Indonesian name}} |
||
{{Infobox person |
{{Infobox person |
||
| name = |
| name = Mbah Gotho |
||
| image = Mbah Gotho.png |
|||
|birth_name = Saparman Sodimejo |
|||
| caption = Foto Mbah Gotho |
|||
⚫ | |||
| birth_name = Saparman Sodimejo<ref name="solopos2014">{{cite web |url=http://www.solopos.com/2014/08/25/kisah-unik-inilah-mbah-gotho-manusia-tertua-asal-sragen-yang-kini-berusia-144-tahun-529901 |title=Inilah Mbah Gotho, Manusia Tertua Asal Sragen yang Kini Berusia 144 Tahun |author=Taufiq Sidik Prakoso |date=25 Agustus 2014 |work=[[Solopos]] |publisher=Aksara Solopos |location=[[Surakarta]], Indonesia}}</ref><ref name=liputan6 /> |
|||
|birth_place = [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
| |
| birth_place = <!-- jangan menggunakan ikon bendera --> [[Klaten (kota)|Klaten]], [[Jawa Tengah|Midden-Java]], [[Hindia Belanda]] |
||
⚫ | |||
|nationality = [[Indonesia]] |
|||
| death_place = [[Sragen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]] |
|||
|known_for = Klaim sebagai orang tertua yang masih hidup |
|||
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing --> |
|||
⚫ | |||
| other_names = Mbah Gotho |
|||
⚫ | |||
| known_for = <!-- Hanya diisi oleh hasil karya atau pencapaian biografi yang signifikan --> |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
|religion = [[Kristen]]<ref>{{cite news |url=https://m.tempo.co/read/news/2017/05/01/173871196/doa-umat-islam-dan-kristen-untuk-arwah-mbah-gotho|date=1 May 2017 |title= Doa Umat Islam dan Kristen untuk Arwah Mbah Gotho |last=DINDA LEO LISTY|publisher=Tempo}}</ref> |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
| religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan --> |
|||
}} |
}} |
||
'''Saparman Sodimejo''' |
'''Saparman Sodimejo''' atau lebih dikenal dengan nama '''Mbah Gotho''' ({{lahirmati|[[Jawa Tengah]]|31|12|1870|[[Sragen]]|30|4|2017}})<ref>{{cite news |url=https://m.tempo.co/read/news/2017/05/01/173871196/doa-umat-islam-dan-kristen-untuk-arwah-mbah-gotho|date=1 May 2017 |title= Doa Umat Islam dan Kristen untuk Arwah Mbah Gotho |last=Dinda Leo Listy|publisher=Tempo}}</ref> adalah orang Indonesia yang diklaim sebagai orang tertua di dunia. Pada bulan Mei 2010, ''[[Solopos]]'' melaporkan bahwa petugas sensus tahun itu telah mencatat bahwa ulang tahun Mbah Gotho yang berikutnya adalah 142 tahun,<ref>{{cite web |url=http://www.solopos.com/2010/05/20/sodimejo-manusia-tertua-di-sragen-22033 |author=trh |title=Sodimejo, Manusia tertua di Sragen |date=20 Mei 2010 |work=Solopos |publisher=Aksara Solopos |location=Surakarta, Indonesia}}</ref> yang akan membuatnya berusia 19 tahun lebih tua dari orang tertua di dunia yang tercatat secara resmi, [[Jeanne Calment]], yang meninggal pada tahun 1997.<ref name="solopos2014" /><ref name=liputan6>{{cite news |url=http://m.liputan6.com/regional/read/2585243/kini-berusia-146-tahun-apa-rahasia-panjang-umur-mbah-gotho |title=Kini Berusia 146 Tahun, Apa Rahasia Panjang Umur Mbah Gotho? |first=Fajar |last=Abrori |date=24 Agustus 2016 |website=[[Liputan 6]] |location=[[Jakarta]] |publisher=[[SCTV (Indonesia)|SCTV]] }}</ref> Seorang perokok berat sampai akhir hayat, ia hidup lebih lama dari sepuluh saudara kandung, empat istri dan kelima anaknya.<ref>{{Cite news|url=http://www.bbc.com/news/world-asia-39768321|title='Oldest human' dies in Indonesia 'aged 146'|date=1 Mei 2017|work=BBC News|language=bahasa Inggris}}</ref> Situs ''[[Liputan 6]]'' melaporkan bahwa perkiraan usia Mbah Gotho adalah 140 tahun, ia tidak dapat mengingat tanggal lahirnya. Namun, ia mengaku masih mengingat pembangunan sebuah pabrik gula yang dibangun di [[Sragen]] pada tahun 1890.<ref name="liputan6_2010">{{cite news |url=http://news.liputan6.com/read/278374/kakek-berusia-140-tahun-juga-ada-di-sragen |title=Kakek Berusia 140 Tahun Juga Ada di Sragen |date=24 Mei 2010 |work=Liputan 6 |location=Jakarta |author=AIS |publisher=SCTV }}</ref> |
||
== Kehidupan == |
|||
'''Masa Muda''' |
|||
Lahir di [[Klaten (kota)|Klaten]] pada tanggal 31 Desember tahun 1870 dengan nama Saparman Orangtuanya menamai demikian karena Mbah Gotho lahir pada Hari Kamis Legi, 31 Desember 1870 yang bertepatan dengan bulan Sapar (Bulan dalam kalender Jawa). |
|||
Namun karena sesuatu sebab nama itu kemudian berubah menjadi Sodimejo. |
|||
dia pertama kali dipanggil Gotho oleh bibinya, Waktu itu, bibinya mengajaknya ke sebuah hajatan. Karena suka akan ketampanan Saparman, Bibinya memujinya dengan mengucapkan kata glontho (ganteng) yang kemudian berubah menjadi gotho. |
|||
Waktu muda, Gotho sering membantu ayahnya membajak sawah. Tapi momennya yang sangat berkesan waktu itu adalah saat dia menghadiri peresmian Pabrik Gula Kedungbanteng. Kini, keberadaan pabrik itu hanya menyisakan lapangan kosong. |
|||
'''Zaman Penjajahan''' |
|||
Gotho dan penduduk lainnya diperintahkan mengumpulkan kayu untuk membangun proyek jembatan. Ia melihat [[TNI|Tentara Indonesia]] ditembak [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda|Tentara Belanda]], dia diminta untuk menggotong jenazah yang ia tak tahu siapa, |
|||
'''Perang Dunia I''' |
|||
Mbah Gotho sudah berusia 43 tahun pada awal [[Perang Dunia I]], Dampak [[Perang Dunia I]] yang dilecut pembunuhan putra mahkota [[Austria-Hungaria]] [[Franz Ferdinand dari Austria|Archduke Franz Ferdinand]] di [[Sarajevo]], ibu kota [[Bosnia dan Herzegovina|Bosnia]] pada 28 Juni 1914 tak begitu signifikan untuk [[Indonesia]]. |
|||
Meski begitu, dampak krisis ekonomi yang diakibatkan Perang Besar membuat hidup para buruh di [[Nusantara]] kala itu kian sulit. |
|||
Ingatan Mbah Gotho sudah kabur. Apalagi untuk mengisahkan apa yang disaksikannya pada [[Perang Dunia I]]. Kala itu, ia mungkin bahkan tak tahu perihal gonjang-ganjing zaman yang terjadi di [[Eropa]]. |
|||
Namun, masih ada ingatan yang masih tersisa soal penjajahan [[Imperium kolonial Belanda|Belanda]]. |
|||
'''Perang Dunia II''' |
|||
Mbah Gotho sudah berusia 70 tahun pada [[Perang Dunia II]], [[Perang Dunia II]] berdampak luar biasa bagi [[Indonesia]]. Persaingan dua kekuatan, Sekutu dan [[Poros (Perang Dunia II)|Poros]] (Axis) mengubah sejarah RI. Kala itu terjadi pergantian [[penjajah]] dari [[Imperium kolonial Belanda|Belanda]] ke [[Kekaisaran Jepang|Jepang]], Ketika [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] di ambang kekalahan dalam [[Perang Dunia II]], momentum kekosongan kekuasaan dimanfaatkan para pejuang untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. |
|||
'''Rahasia Panjang Umur''' |
|||
Rahasia panjang umurnya sebenarnya cukup sederhana, yaitu sabar dan ikhlas. Selain itu, Mbah Gotho selama hidupnya tidak pernah memukul anak dan istrinya, karena ia pernah merasakan sendiri bagaimana sakitnya dipukul. |
|||
Walaupun umurnya panjang, Mbah Gotho merasa kesepian. Oleh karena itulah, Ia hanya berharap satu hal di hari tuanya yaitu kematian. Bahkan Mbah Gotho telah menyiapkan nisan untuk kematiannya sejak tahun 1993. |
|||
'''Belum Diakui sebagai Manusia Tertua di Dunia''' |
|||
Pada Minggu, 30 April 2017 silam, Mbah Gotho menghembuskan napas terakhir di usia 146 tahun. Saat itu, pemegang manusia tertua adalah seorang perempuan Prancis bernama [[Jeanne Calment|Jeanne Calmet]] yang meninggal pada tahun 1997 pada usia 122 tahun. Mbah Gotho belum diakui secara resmi sebagai manusia tertua karena tak terverifikasi secara independen. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 20: | Baris 63: | ||
{{DEFAULTSORT:Gotho, Mbah}} |
{{DEFAULTSORT:Gotho, Mbah}} |
||
[[Kategori:Tokoh |
[[Kategori:Tokoh dari Sragen]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
Revisi terkini sejak 17 Mei 2024 02.23
Mbah Gotho | |
---|---|
Lahir | Saparman Sodimejo[1][2] 31 Desember 1870 Klaten, Midden-Java, Hindia Belanda |
Meninggal | 30 April 2017 (umur 146 tahun, 120 hari) Sragen, Jawa Tengah, Indonesia |
Nama lain | Mbah Gotho |
Anak | 5 |
Orang tua | Setrodikromo dan Saliyem |
Saparman Sodimejo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Gotho (31 Desember 1870 – 30 April 2017)[3] adalah orang Indonesia yang diklaim sebagai orang tertua di dunia. Pada bulan Mei 2010, Solopos melaporkan bahwa petugas sensus tahun itu telah mencatat bahwa ulang tahun Mbah Gotho yang berikutnya adalah 142 tahun,[4] yang akan membuatnya berusia 19 tahun lebih tua dari orang tertua di dunia yang tercatat secara resmi, Jeanne Calment, yang meninggal pada tahun 1997.[1][2] Seorang perokok berat sampai akhir hayat, ia hidup lebih lama dari sepuluh saudara kandung, empat istri dan kelima anaknya.[5] Situs Liputan 6 melaporkan bahwa perkiraan usia Mbah Gotho adalah 140 tahun, ia tidak dapat mengingat tanggal lahirnya. Namun, ia mengaku masih mengingat pembangunan sebuah pabrik gula yang dibangun di Sragen pada tahun 1890.[6]
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Masa Muda
Lahir di Klaten pada tanggal 31 Desember tahun 1870 dengan nama Saparman Orangtuanya menamai demikian karena Mbah Gotho lahir pada Hari Kamis Legi, 31 Desember 1870 yang bertepatan dengan bulan Sapar (Bulan dalam kalender Jawa).
Namun karena sesuatu sebab nama itu kemudian berubah menjadi Sodimejo.
dia pertama kali dipanggil Gotho oleh bibinya, Waktu itu, bibinya mengajaknya ke sebuah hajatan. Karena suka akan ketampanan Saparman, Bibinya memujinya dengan mengucapkan kata glontho (ganteng) yang kemudian berubah menjadi gotho.
Waktu muda, Gotho sering membantu ayahnya membajak sawah. Tapi momennya yang sangat berkesan waktu itu adalah saat dia menghadiri peresmian Pabrik Gula Kedungbanteng. Kini, keberadaan pabrik itu hanya menyisakan lapangan kosong.
Zaman Penjajahan
Gotho dan penduduk lainnya diperintahkan mengumpulkan kayu untuk membangun proyek jembatan. Ia melihat Tentara Indonesia ditembak Tentara Belanda, dia diminta untuk menggotong jenazah yang ia tak tahu siapa,
Perang Dunia I
Mbah Gotho sudah berusia 43 tahun pada awal Perang Dunia I, Dampak Perang Dunia I yang dilecut pembunuhan putra mahkota Austria-Hungaria Archduke Franz Ferdinand di Sarajevo, ibu kota Bosnia pada 28 Juni 1914 tak begitu signifikan untuk Indonesia.
Meski begitu, dampak krisis ekonomi yang diakibatkan Perang Besar membuat hidup para buruh di Nusantara kala itu kian sulit.
Ingatan Mbah Gotho sudah kabur. Apalagi untuk mengisahkan apa yang disaksikannya pada Perang Dunia I. Kala itu, ia mungkin bahkan tak tahu perihal gonjang-ganjing zaman yang terjadi di Eropa.
Namun, masih ada ingatan yang masih tersisa soal penjajahan Belanda.
Perang Dunia II
Mbah Gotho sudah berusia 70 tahun pada Perang Dunia II, Perang Dunia II berdampak luar biasa bagi Indonesia. Persaingan dua kekuatan, Sekutu dan Poros (Axis) mengubah sejarah RI. Kala itu terjadi pergantian penjajah dari Belanda ke Jepang, Ketika Jepang di ambang kekalahan dalam Perang Dunia II, momentum kekosongan kekuasaan dimanfaatkan para pejuang untuk memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Rahasia Panjang Umur
Rahasia panjang umurnya sebenarnya cukup sederhana, yaitu sabar dan ikhlas. Selain itu, Mbah Gotho selama hidupnya tidak pernah memukul anak dan istrinya, karena ia pernah merasakan sendiri bagaimana sakitnya dipukul.
Walaupun umurnya panjang, Mbah Gotho merasa kesepian. Oleh karena itulah, Ia hanya berharap satu hal di hari tuanya yaitu kematian. Bahkan Mbah Gotho telah menyiapkan nisan untuk kematiannya sejak tahun 1993.
Belum Diakui sebagai Manusia Tertua di Dunia
Pada Minggu, 30 April 2017 silam, Mbah Gotho menghembuskan napas terakhir di usia 146 tahun. Saat itu, pemegang manusia tertua adalah seorang perempuan Prancis bernama Jeanne Calmet yang meninggal pada tahun 1997 pada usia 122 tahun. Mbah Gotho belum diakui secara resmi sebagai manusia tertua karena tak terverifikasi secara independen.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Taufiq Sidik Prakoso (25 Agustus 2014). "Inilah Mbah Gotho, Manusia Tertua Asal Sragen yang Kini Berusia 144 Tahun". Solopos. Surakarta, Indonesia: Aksara Solopos.
- ^ a b Abrori, Fajar (24 Agustus 2016). "Kini Berusia 146 Tahun, Apa Rahasia Panjang Umur Mbah Gotho?". Liputan 6. Jakarta: SCTV.
- ^ Dinda Leo Listy (1 May 2017). "Doa Umat Islam dan Kristen untuk Arwah Mbah Gotho". Tempo.
- ^ trh (20 Mei 2010). "Sodimejo, Manusia tertua di Sragen". Solopos. Surakarta, Indonesia: Aksara Solopos.
- ^ "'Oldest human' dies in Indonesia 'aged 146'". BBC News (dalam bahasa bahasa Inggris). 1 Mei 2017.
- ^ AIS (24 Mei 2010). "Kakek Berusia 140 Tahun Juga Ada di Sragen". Liputan 6. Jakarta: SCTV.