Lompat ke isi

Pisang abaka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Penggunaan: Bot: Merapikan artikel
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k top: Commelinids ke Komelinid (17/05/2024)
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 6: Baris 6:
| image_width = 240px
| image_width = 240px
| regnum = [[Plantae]]
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_divisio = [[tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
| classis = [[Liliopsida]]
| unranked_classis = [[Monokotil]]
| unranked_ordo = [[Komelinid]]
| ordo = [[Zingiberales]]
| ordo = [[Zingiberales]]
| familia = [[Musaceae]]
| familia = [[Musaceae]]

Revisi per 17 Mei 2024 12.53

Pisang abaka
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
M. textilis
Nama binomial
Musa textilis

Pisang abaka (Musa textilis) adalah salah satu spesies pisang yang merupakan tumbuhan asli Filipina namun tumbuh liar dengan baik di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi Utara (khusunya di pulau Talaud di desa Essang). Nama lainnya antara lain pisang manila dan pisang serat.

Penggunaan

Habitus pisang abaka.

Serat pisang ini diambil dari batang semunya yang dikeringkan. Dari serat ini dapat dibentuk menjadi benang. Pakaian tradisional Filipina dibuat dengan menggunakan serat tanaman ini. Pisang abaka tersebut mulai di olah menjadi bahan kertas uang, pisang abaka juga terdapat di kawasan pegunungan Gampong Suak Buluh, Kecamatan Simeulue Timur. Gampong tersebut terletak sekitar 15 kilometer dari Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeulue, Aceh. Menteri BUMN tertarik dengan serat abaka karena mempunyai kualitas yang bagus dan bisa membuka peluang usaha bagi masyarakat. Sebelumnya pisang ini menjadi gulma yang banyak tumbuh di lingkungan masyarakat tetapi setelah di ketahui kegunaan dan nilai ekonomi sangat tinggi banyak masyarakat mulai membudidayakan pisang abaka tersebut