Lompat ke isi

Korps Barisan Madura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
merapikan rujukan
JSiborutorop (bicara | kontrib)
 
Baris 4: Baris 4:


== Kedudukan ==
== Kedudukan ==
Pada strata sosial militer pada saat itu, [[prajurit]] barisan dianggap sebagai abdi. Sedangkan jabatan [[perwira]] sampai letnan disebut mantri-mantri bariasan. Untuk mantri akan mendapat imbalan desa ''percaton'' dengan tambahan keuntungan-keuntungan dari berbagai pelayanan tetap. Abdi barisan akan mendapat [[sawah]] ''percaton'' dan upah untuk jerih payahnya walaupun tidak setiap periode menerima. Orang madura meskipun agresif, tapi tidak senang berdinas [[militer]] seperti yang diharapkan Belanda. Perekrutan tentara kolonial banyak yang menemui jalan buntu meskipun telah diiming-imingi berbagai janji manis dan harta benda. Perbedaan yang mencolok antara barisan dan prajurit lain adalah boleh tinggal di rumah bersama [[keluarga]] dan kegiatan [[Latihan fisik|latihan]] pun tidak akan mengganggu kegiatan sehari-hari untuk [[Petani|bertani]]. Setelah barisan dibentuk pada tahun 1831, barisan menjadi [[tradisi]] mengakar pada tiga kerajaan dan dapat dijadikan sarana untuk melanggengkan kekuasaan [[bangsawan]].<ref>{{Cite book|last=Kuntowijoyo|first=Dr|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=SWesDwAAQBAJ&pg=PA271&dq=Korps+Barisan+Madura&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwijj7atuMLrAhVTVH0KHcdKB0wQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=Korps%20Barisan%20Madura&f=false|title=Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940|location=|publisher=IRCiSoD|isbn=978-602-7696-34-1|pages=278|language=id|url-status=live}}</ref>
Pada strata sosial militer pada saat itu, [[prajurit]] Barisan Madura dianggap sebagai abdi, sedangkan jabatan [[perwira]] sampai letnan disebut sebagai "mantri barisan". Para mantri barisan akan mendapat imbalan desa ''percaton'' dengan tambahan keuntungan-keuntungan dari berbagai pelayanan tetap, sedangkan para abdi barisan akan mendapat [[sawah]] ''percaton'' dan upah untuk jerih payahnya walaupun pada kenyataannya tidak diterima dalam setiap periode.


Meskipun orang Madura pada masa kolonial dikenal agresif, tapi mereka tidak senang berdinas [[militer]] seperti yang diharapkan Belanda. Perekrutan tentara kolonial banyak menemui jalan buntu meskipun telah diiming-imingi berbagai janji manis dan harta benda. Perbedaan yang mencolok antara prajurit barisan dan prajurit lain adalah para prajurit barisan diperbolehkan untuk tinggal di rumah bersama keluarga dan kegiatan latihan militer pun tidak mengganggu kegiatan sehari-hari untuk bertani.
Dalam barisan terdapat tiga [[korps]] atau kesatuan, yaitu korps barisan [[Kabupaten Sumenep|sumenep]], korps barisan [[pamekasan]], dan korps barisan [[bangkalan]]. Ketiga barisan ini berada pada pengawasan langsung [[Gubernur]] [[Jawa Timur]]. Setiap korps terdiri dari infanteris yang dipimpin langsung oleh perwira madura sendiri.<ref>{{Cite book|last=Matanasi|first=Petrik|date=2012-03-01|url=https://books.google.co.id/books?id=3vygAgAAQBAJ&pg=PA14&dq=Korps+Barisan+Madura&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwijj7atuMLrAhVTVH0KHcdKB0wQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=Korps%20Barisan%20Madura&f=false|title=Pribumi Jadi Letnan KNIL|location=|publisher=Trompet Books|isbn=978-602-99131-0-1|pages=14|language=id|url-status=live}}</ref>

Setelah Barisan Madura dibentuk pada tahun 1831, barisan menjadi [[tradisi]] mengakar pada tiga kadipaten Madura yakni [[Kadipaten Sumenep|Sumenep]], Pamekasan, dan Bangkalan dan dapat dijadikan sarana untuk melanggengkan kekuasaan para [[bangsawan]].<ref>{{Cite book|last=Kuntowijoyo|first=Dr|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=SWesDwAAQBAJ&pg=PA271&dq=Korps+Barisan+Madura&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwijj7atuMLrAhVTVH0KHcdKB0wQ6AEwAHoECAIQAg#v=onepage&q=Korps%20Barisan%20Madura&f=false|title=Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940|location=|publisher=IRCiSoD|isbn=978-602-7696-34-1|pages=278|language=id|url-status=live}}</ref>

Dalam Barisan Madura, terdapat tiga [[korps]] atau kesatuan, yaitu korps Barisan [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]], korps Barisan [[Pamekasan]], dan korps Barisan [[Bangkalan]]. Ketiga barisan ini berada pada pengawasan langsung [[Gubernur]] [[Jawa Timur]]. Setiap korps terdiri dari prajurit infanteri yang dipimpin langsung oleh perwira Madura.<ref>{{Cite book|last=Matanasi|first=Petrik|date=2012-03-01|url=https://books.google.co.id/books?id=3vygAgAAQBAJ&pg=PA14&dq=Korps+Barisan+Madura&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwijj7atuMLrAhVTVH0KHcdKB0wQ6AEwAXoECAQQAg#v=onepage&q=Korps%20Barisan%20Madura&f=false|title=Pribumi Jadi Letnan KNIL|location=|publisher=Trompet Books|isbn=978-602-99131-0-1|pages=14|language=id|url-status=live}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 22 Mei 2024 16.35

Mayor komandan Korps Barisan Madura di Bangkalan
Bendera Korps Barisan Madura.

Korps Barisan Madura adalah satu kesatuan KNIL (tentara kolonial Hindia Belanda) yang pernah ada antara tahun 1831 dan 1929. Kesatuan ini terdiri dari orang suku Madura yang dibentuk oleh para penguasanya. Bangkalan adalah basis utama pasukan ini. Pada awalnya kesatuan ini di bentuk sebagai pembebasan pembayaran pajak oleh penguasa Madura kepada pemerintah kolonial.[1] Perannya cukup dominan dalam setiap peperangan yang terjadi di Hindia Timur yang berpihak pada Belanda. Ketika pemerintah kolonial Belanda berhasil mereorganisasi berbagai kerajaan di wilayah Madura, barisan ini tetap dipertahankan oleh pemerintah kolonial. Pada tahun 1891 ditetapkan sebagai Korps Barisan Madura di bawah kontrol langsung pemerintah kolonial Belanda.[2]

Kedudukan

[sunting | sunting sumber]

Pada strata sosial militer pada saat itu, prajurit Barisan Madura dianggap sebagai abdi, sedangkan jabatan perwira sampai letnan disebut sebagai "mantri barisan". Para mantri barisan akan mendapat imbalan desa percaton dengan tambahan keuntungan-keuntungan dari berbagai pelayanan tetap, sedangkan para abdi barisan akan mendapat sawah percaton dan upah untuk jerih payahnya walaupun pada kenyataannya tidak diterima dalam setiap periode.

Meskipun orang Madura pada masa kolonial dikenal agresif, tapi mereka tidak senang berdinas militer seperti yang diharapkan Belanda. Perekrutan tentara kolonial banyak menemui jalan buntu meskipun telah diiming-imingi berbagai janji manis dan harta benda. Perbedaan yang mencolok antara prajurit barisan dan prajurit lain adalah para prajurit barisan diperbolehkan untuk tinggal di rumah bersama keluarga dan kegiatan latihan militer pun tidak mengganggu kegiatan sehari-hari untuk bertani.

Setelah Barisan Madura dibentuk pada tahun 1831, barisan menjadi tradisi mengakar pada tiga kadipaten Madura yakni Sumenep, Pamekasan, dan Bangkalan dan dapat dijadikan sarana untuk melanggengkan kekuasaan para bangsawan.[3]

Dalam Barisan Madura, terdapat tiga korps atau kesatuan, yaitu korps Barisan Sumenep, korps Barisan Pamekasan, dan korps Barisan Bangkalan. Ketiga barisan ini berada pada pengawasan langsung Gubernur Jawa Timur. Setiap korps terdiri dari prajurit infanteri yang dipimpin langsung oleh perwira Madura.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Raden Ario Majang Koro, Komandan Barisan Pembela Hindia Belanda". tirto.id. Diakses tanggal 2020-08-30. 
  2. ^ Winarno, Agus Rubi (2009). "Korps Barisan Madura Tentara Kolonial Belanda 1831 - 1929" (PDF). Repositori Universitas Airlangga. Universitas Airlangga. 
  3. ^ Kuntowijoyo, Dr (2017). Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris: Madura 1850-1940. IRCiSoD. hlm. 278. ISBN 978-602-7696-34-1. 
  4. ^ Matanasi, Petrik (2012-03-01). Pribumi Jadi Letnan KNIL. Trompet Books. hlm. 14. ISBN 978-602-99131-0-1.