Lompat ke isi

Museum Sadurengas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
mengembangkan artikel
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Museum Sadurengas 171224001.JPG|jmpl|Museum Sadurengas]]'''Museum Sadurengas''' adalah sebuah museum di [[Kabupaten Paser]] yang secara khusus mengoleksi benda peninggalan [[Kesultanan Paser]]. Bangunan Museum Sadurengas pernah digunakan sebagai istana dan kediaman para sultan dari Kesultanan Paser selama pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 Masehi. Pada tahun 1999, bangunan ini telah ditetapkan untuk difungsikan sebagai cagar budaya dan diubah fungsinya menjadi museum. Setelah diadakan pemugaran, pendirian Museum Sadurengas ditetapkan secara resmi pada tahun 2008. Pendaftaran sebagai cagar budaya selesai dilakukan pada tahun 2010.
'''[[Museum]] Sadurengas''' adalah museum yang terletak di jalan Keraton [[Paser Belengkong, Paser Belengkong, Paser|Paser Belengkong]], Kecamatan [[Paser Belengkong, Paser|Paser Belengkong]], Kabupaten [[Kabupaten Paser|Paser]], Provinsi [[Kalimantan Timur]]. Museum ini menempati bangunan bekas rumah salah satu Sultan Paser, yaitu Aji Tenggara pada tahun 1844-1873 dengan lahan sekitar 1 ha. Pada awal abad 19, bangunan ini juga menjadi Istana Kesultanan oleh Sultan Ibrahim Khaliludin. Bangunannya membentuk rumah panggung yang dalam bahasa Paser disebut ''"Kuta Imam Duyu Kina Lenja"'' yang berarti rumah kediaman pemimpin yang bertingkat.


Lokasi Museum Sadurengas termasuk dalam wilayah [[Paser Belengkong, Paser Belengkong, Paser|Desa Paser Belengkong]], [[Paser Belengkong, Paser|Kecamatan Paser Belengkong]]. Di sekitar lokasi Museum Sadurengas terdapat masjid peninggalan Kesultanan Paser dan pemakaman dari para Sultan Paser. Selain itu, Lokasi Museum Sadurengas berjarak 1 km dari Gunung Sahari. Museum Sadurengas berbentuk [[rumah panggung]] dengan [[bahan bangunan]] dari kayu kawi dan [[ulin]]. Gaya arsitektur pada Museum Sadurengas menggabungkan antara budaya Eropa, budaya Jawa dan budaya Timur Tengah.
Dalam kompleks ini dapat ditemukan makam para raja dari Kerajaan Sadurengas dan di sekitar pemakaman terdapat sebuah batu yang disebut ''"Batu Kilan"'' yang dipercaya masyarakat sekitar untuk mengetahui nasibnya.


Museum Sadurengas difungsikan sebagai sumber pembelajaran sejarah mengenai [[kerajaan]]-kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kabupaten Paser. Koleksinya terutama berupa benda-benda kuno yang menampilkan tentang pemerintahan Kesultanan Paser, antara lain mahkota, lukisan dan pakaian Sultan Paser. Museum Sadurengas dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser.
Museum ini mempunyai koleksi berbagai benda kuno bukti peninggalan sejarah Kesultanan Paser, seperti tempayan/guci kuno peninggalan Dinasti Yuan abad ke 12-13 M, alat rumah tangga, alat-alat kesenian, dan pakaian Kesultanan Paser.

Museum Sadurengas dibuka untuk kunjungan setiap hari [[Senin]] sampai [[Kamis]] dan [[Sabtu]] sampai [[Minggu (hari)|Minggu]] dengan membayar biaya masuk. Lokasi Museum Sadurengas dapat dicapai dari [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan]] atau dari Terminal Kota Tanah Grogot.

== Pendirian ==
Museum Sadurengas didirikan pada bekas [[istana]] sekaligus rumah kediaman dari salah satu Sultan Paser yang bernama Aji Tenggara. Ia tinggal di bangunan ini sejak tahun 1844 hingga 1873. [[Lahan]] yang ditempati oleh Museum Sadurengas seluas 1 hektare. Bangunan Museum Sadurengas juga pernah digunakan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin pada periode tahun 1900-an sebagai istana Kesultanan Paser.{{Sfn|Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|2012|p=553}}

Setelah keruntuhan Kesultanan Paser, keluarga Sultan Paser menyumbangkan bangunan bekas istana dan kediaman Sultan Paser kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Tujuannya agar bangunan ini dimanfaatkan sebagai [[museum]]. Pada tahun 1999, bangunan Museum Sadurengas ditetapkan sebagai [[Kekayaan budaya|cagar budaya]] melalui Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 012/M/1999.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=200}} Penetapan ini oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=201}}

Bangunan cagar budaya ini kemudian resmi menjadi Museum Sadurengas pada tahun [[2008]] setelah diadakan pemugaran.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=201}} Pada tahun [[2010]], Museum Sadurengas didaftarkan sebagai cagar budaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Nomor registrasi cagar budaya untuk Museum Sadurengas adalah P02016061 00006.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=200}}

== Lokasi ==
Museum Sadurengas beralamat di Jalan Keraton, [[Paser Belengkong, Paser Belengkong, Paser|Desa Paser Belengkong]], [[Paser Belengkong, Paser|Kecamatan Paser Belengkong]], Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=201}} Titik koordinat dari Museum Sadurengas ialah 1°56’52.9” Lintang Selatan dan 116°12’39.4” Bujur Timur.{{Sfn|Rusmiyati, dkk.|2018|p=331}} Di sebelah timur Museum Sadurengas terdapat sebuah [[masjid]] peninggalan Kesultanan Paser. Pada jarak 200 meter dari Museum Sadurengas juga terdapat pemakaman raja-raja Paser Belengkong yang pernah menjadi sultan di Kesultanan Paser.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=201}} Di arah selatan Museum Sadurengas terdapat Gunung Sahari dengan jarak 1 km.<ref>{{Cite book|last=Tim Konsultan DPRD Kabupaten Paser|date=2021|url=https://jdih.dprd.paserkab.go.id/assets/library/document/kajian-perundang-undangan-tentang-adat-istiadat-kesultanan-paser.pdf|title=Laporan Kajian Hukum Kewenangan Daerah terhadap Pengaturan Keberadaan Kesultanan Paser dan Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Paser.|publisher=Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser|pages=1|url-status=live}}</ref>

== Bangunan ==
Bentuk bangunan Museum Sadurengas adalah [[rumah panggung]].{{Sfn|Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|2012|p=553}} Jenis kayu yang digunakan pada bangunan Museum Sadurengas adalah kayu kawi dan kayu [[ulin]]. Kedua kayu ini berwarna kuning dan merupakan ciri khas kayu asal [[Kalimantan]].{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=201-203}} Ukiran maupun relief yang ada di dalam Museum Sadurengas menampilkan bentuk yang dipengaruhi oleh [[budaya Eropa]], [[budaya Jawa]], dan budaya [[Timur Tengah]].{{Sfn|Rusmiyati, dkk.|2018|p=330}}

== Fungsi ==
Keberadaan Museum Sadurengas telah ditetapkan menjadi salah satu tempat strategis bagi kepentingan sosial dan budaya di Provinsi Kalimantan Timur.<ref>{{Cite news|last=Gubernur Kalimantan Timur|date=15 Februari 2016|title=Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 01 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036|url=https://bappeda.kaltimprov.go.id/storage/data-documents/January2021/cd2pCXxGDDiftRft3P5R.pdf|work=Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur|page=35|access-date=24 Mei 2024}}</ref> Museum Sadurengas difungsikan sebagai sumber pembelajaran sejarah mengenai [[kerajaan]]-kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kabupaten Paser.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=200}} Di dalam Museum Sadurengas terdapat ruangan pameran tetap, ruangan pameran kontemporer dan [[Jamban (perangkat)|toilet]].{{Sfn|Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|2012|p=554}}

== Koleksi ==
Museum Sadurengas mengoleksi benda-benda kuno yang berkaitan dengan bukti adanya pemerintahan Kesultanan Paser.{{Sfn|Sulastriningsih dan Suryo|2023|p=200}} Beberapa di antaranya berupa alat [[rumah tangga]], alat kesenian dan [[pakaian]] khas Kesultanan Paser. Selain itu terdapat [[tempayan]] asal [[Dinasti Yuan]] yang dibuat pada abad ke-12 hingga ke-13.{{Sfn|Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|2012|p=554}} Museum Sadurengas memamerkan koleksi unggulan berupa [[mahkota]] sultan, baju sultan, lukisan Sultan Ibrahim Khaliludin dan lukisan Dayang Waru.{{Sfn|Rusmiyati, dkk.|2018|p=330}}

== Pengelolaan ==
Museum Sadurengas dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser.{{Sfn|Rusmiyati, dkk.|2018|p=330}} Pada tahun 2015, [[Pembakuan|standardisasi]] dipersyaratkan atas semua museum di Indonesia. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 5 pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum.{{Sfn|Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman|2019|p=55}} Pelaksanaan standardisasi untuk Museum Sadurengas diadakan pada tahun 2018 dengan hasil standardisasi bernilai C.{{Sfn|Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman|2019|p=56-58}}


== Kunjungan ==
== Kunjungan ==
Museum Sadurengas dibuka untuk kunjungan setiap hari [[Senin]] sampai [[Kamis]] dan [[Sabtu]] sampai [[Minggu (hari)|Minggu]]. Pada hari Jumat, Museum Sadurengas ditutup. Museum Sadurengas dibuka sejak pukul 08.00 sampai 16.00. Kunjungan ke Museum Sadurengas dikenakan biaya tiket masuk. Lokasi Museum Sadurengas dapat dicapai dari [[Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan|Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan]] dengan jarak tempuh sejauh 178 km. Selain itu, lokasinya dapat dicapai dari Terminal Kota Tanah Grogot dengan jarak tempuh sejauh 6,3 km.{{Sfn|Rusmiyati, dkk.|2018|p=331}}
Waktu untuk berkunjung ke Museum ini pada hari Senin sampai Jumat, pada pukul 07.00 sampai 15.00. Harga tiket masuk di museum ini adalah sukarela. Sarana yang ada pada museum ini adalah ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, dan toilet. Untuk bisa mencapai museum ini dari dari Bandara ''Sepinggan'' ke museum menempuh jarak 200 km, dari Pelabuhan ''Semayang'' ke museum menempuh jarak 80 km, dan dari Terminal ''Kota Tanah Grogot'' ke museum menempuh jarak 5 km.

== Lihat pula ==

* [[Daftar museum di Kalimantan Timur]]
* [[Daftar museum di Indonesia]]

== Referensi ==

=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}

=== Daftar pustaka ===

* {{Cite journal|last=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman|date=2019|title=Hasil Standarisasi Museum 2018|url=http://118.98.228.242/Media/Dokumen/5cff5ee7b646044330d686cd/e4eb866cb4133bdef83bd8cdf9d3124f.pdf|journal=Museografia: Majalah tentang Permuseuman|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|volume=XIV|issue=1|pages=55-59|ref={{sfnref|Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman|2019}}}}
* {{Cite book|date=2012|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/10914/1/direktori%20museum%20indonesia.pdf|title=Direktori Museum Indonesia|location=Jakarta|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|ref={{sfnref|Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan|2012}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/26873/1/Katalog%20museum%20NAsional%20Jilid%202.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|ref={{sfnref|Rusmiyati, dkk.|2018}}|url-status=live}}
* {{Cite journal|last=Sulastriningsih dan Suryo, D.|date=2023|title=The Potential of Sadurengas Museum in Paser District as a Source of Learning Local History|url=https://www.atlantis-press.com/article/125978800.pdf|journal=Proceedings of the Annual Conference on Research, Educational Implementation, Social Studies and History (AREISSH 2021)|publisher=Atlantis Press|pages=198-207|doi=10.2991/978-2-494069-17-6_22|lay-url=https://www.atlantis-press.com/proceedings/areissh-21/125978800|ref={{sfnref|Sulastriningsih dan Suryo|2023}}}}

<br />

[[Kategori:Museum di Kalimantan Timur|Sadurengas]]

Revisi per 24 Mei 2024 14.43

Museum Sadurengas

Museum Sadurengas adalah sebuah museum di Kabupaten Paser yang secara khusus mengoleksi benda peninggalan Kesultanan Paser. Bangunan Museum Sadurengas pernah digunakan sebagai istana dan kediaman para sultan dari Kesultanan Paser selama pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20 Masehi. Pada tahun 1999, bangunan ini telah ditetapkan untuk difungsikan sebagai cagar budaya dan diubah fungsinya menjadi museum. Setelah diadakan pemugaran, pendirian Museum Sadurengas ditetapkan secara resmi pada tahun 2008. Pendaftaran sebagai cagar budaya selesai dilakukan pada tahun 2010.

Lokasi Museum Sadurengas termasuk dalam wilayah Desa Paser Belengkong, Kecamatan Paser Belengkong. Di sekitar lokasi Museum Sadurengas terdapat masjid peninggalan Kesultanan Paser dan pemakaman dari para Sultan Paser. Selain itu, Lokasi Museum Sadurengas berjarak 1 km dari Gunung Sahari. Museum Sadurengas berbentuk rumah panggung dengan bahan bangunan dari kayu kawi dan ulin. Gaya arsitektur pada Museum Sadurengas menggabungkan antara budaya Eropa, budaya Jawa dan budaya Timur Tengah.

Museum Sadurengas difungsikan sebagai sumber pembelajaran sejarah mengenai kerajaan-kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kabupaten Paser. Koleksinya terutama berupa benda-benda kuno yang menampilkan tentang pemerintahan Kesultanan Paser, antara lain mahkota, lukisan dan pakaian Sultan Paser. Museum Sadurengas dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser.

Museum Sadurengas dibuka untuk kunjungan setiap hari Senin sampai Kamis dan Sabtu sampai Minggu dengan membayar biaya masuk. Lokasi Museum Sadurengas dapat dicapai dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan atau dari Terminal Kota Tanah Grogot.

Pendirian

Museum Sadurengas didirikan pada bekas istana sekaligus rumah kediaman dari salah satu Sultan Paser yang bernama Aji Tenggara. Ia tinggal di bangunan ini sejak tahun 1844 hingga 1873. Lahan yang ditempati oleh Museum Sadurengas seluas 1 hektare. Bangunan Museum Sadurengas juga pernah digunakan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin pada periode tahun 1900-an sebagai istana Kesultanan Paser.[1]

Setelah keruntuhan Kesultanan Paser, keluarga Sultan Paser menyumbangkan bangunan bekas istana dan kediaman Sultan Paser kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur. Tujuannya agar bangunan ini dimanfaatkan sebagai museum. Pada tahun 1999, bangunan Museum Sadurengas ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 012/M/1999.[2] Penetapan ini oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur.[3]

Bangunan cagar budaya ini kemudian resmi menjadi Museum Sadurengas pada tahun 2008 setelah diadakan pemugaran.[3] Pada tahun 2010, Museum Sadurengas didaftarkan sebagai cagar budaya berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Nomor registrasi cagar budaya untuk Museum Sadurengas adalah P02016061 00006.[2]

Lokasi

Museum Sadurengas beralamat di Jalan Keraton, Desa Paser Belengkong, Kecamatan Paser Belengkong, Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur.[3] Titik koordinat dari Museum Sadurengas ialah 1°56’52.9” Lintang Selatan dan 116°12’39.4” Bujur Timur.[4] Di sebelah timur Museum Sadurengas terdapat sebuah masjid peninggalan Kesultanan Paser. Pada jarak 200 meter dari Museum Sadurengas juga terdapat pemakaman raja-raja Paser Belengkong yang pernah menjadi sultan di Kesultanan Paser.[3] Di arah selatan Museum Sadurengas terdapat Gunung Sahari dengan jarak 1 km.[5]

Bangunan

Bentuk bangunan Museum Sadurengas adalah rumah panggung.[1] Jenis kayu yang digunakan pada bangunan Museum Sadurengas adalah kayu kawi dan kayu ulin. Kedua kayu ini berwarna kuning dan merupakan ciri khas kayu asal Kalimantan.[6] Ukiran maupun relief yang ada di dalam Museum Sadurengas menampilkan bentuk yang dipengaruhi oleh budaya Eropa, budaya Jawa, dan budaya Timur Tengah.[7]

Fungsi

Keberadaan Museum Sadurengas telah ditetapkan menjadi salah satu tempat strategis bagi kepentingan sosial dan budaya di Provinsi Kalimantan Timur.[8] Museum Sadurengas difungsikan sebagai sumber pembelajaran sejarah mengenai kerajaan-kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kabupaten Paser.[2] Di dalam Museum Sadurengas terdapat ruangan pameran tetap, ruangan pameran kontemporer dan toilet.[9]

Koleksi

Museum Sadurengas mengoleksi benda-benda kuno yang berkaitan dengan bukti adanya pemerintahan Kesultanan Paser.[2] Beberapa di antaranya berupa alat rumah tangga, alat kesenian dan pakaian khas Kesultanan Paser. Selain itu terdapat tempayan asal Dinasti Yuan yang dibuat pada abad ke-12 hingga ke-13.[9] Museum Sadurengas memamerkan koleksi unggulan berupa mahkota sultan, baju sultan, lukisan Sultan Ibrahim Khaliludin dan lukisan Dayang Waru.[7]

Pengelolaan

Museum Sadurengas dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Paser.[7] Pada tahun 2015, standardisasi dipersyaratkan atas semua museum di Indonesia. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 5 pada Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2015 tentang Museum.[10] Pelaksanaan standardisasi untuk Museum Sadurengas diadakan pada tahun 2018 dengan hasil standardisasi bernilai C.[11]

Kunjungan

Museum Sadurengas dibuka untuk kunjungan setiap hari Senin sampai Kamis dan Sabtu sampai Minggu. Pada hari Jumat, Museum Sadurengas ditutup. Museum Sadurengas dibuka sejak pukul 08.00 sampai 16.00. Kunjungan ke Museum Sadurengas dikenakan biaya tiket masuk. Lokasi Museum Sadurengas dapat dicapai dari Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dengan jarak tempuh sejauh 178 km. Selain itu, lokasinya dapat dicapai dari Terminal Kota Tanah Grogot dengan jarak tempuh sejauh 6,3 km.[4]

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ a b Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 553.
  2. ^ a b c d Sulastriningsih dan Suryo 2023, hlm. 200.
  3. ^ a b c d Sulastriningsih dan Suryo 2023, hlm. 201.
  4. ^ a b Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 331.
  5. ^ Tim Konsultan DPRD Kabupaten Paser (2021). Laporan Kajian Hukum Kewenangan Daerah terhadap Pengaturan Keberadaan Kesultanan Paser dan Pelestarian Adat Istiadat Kesultanan Paser (PDF). Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Paser. hlm. 1. 
  6. ^ Sulastriningsih dan Suryo 2023, hlm. 201-203.
  7. ^ a b c Rusmiyati, dkk. 2018, hlm. 330.
  8. ^ Gubernur Kalimantan Timur (15 Februari 2016). "Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 01 Tahun 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036" (PDF). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur. hlm. 35. Diakses tanggal 24 Mei 2024. 
  9. ^ a b Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 554.
  10. ^ Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman 2019, hlm. 55.
  11. ^ Direktorat Pelestarian Cagar Budaya & Permuseuman 2019, hlm. 56-58.

Daftar pustaka