Kasuari: Perbedaan antara revisi
→Etimologi: Ada bahasa austronesia juga..selain papua (non-austronesia) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(23 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Taxobox |
{{Taxobox |
||
| color = |
| color = beige |
||
| name = Kasuari |
| name = Kasuari |
||
| image = Cassowary Diversity.jpg |
| image = Cassowary Diversity.jpg |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
| phylum = [[Chordata]] |
| phylum = [[Chordata]] |
||
| classis = [[Burung|Aves]] |
| classis = [[Burung|Aves]] |
||
| ordo = [[ |
| ordo = [[Casuariiformes]] |
||
| familia = [[Casuariidae]] |
| familia = [[Casuariidae]] |
||
| genus = '' |
| genus = '''''Casuarius''''' |
||
| genus_authority = [[Mathurin Jacques Brisson|Brisson]], 1760 |
| genus_authority = [[Mathurin Jacques Brisson|Brisson]], 1760 |
||
| subdivision_ranks = |
| subdivision_ranks = |
||
| subdivision = |
| subdivision = |
||
|species_group=|species=[[#Spesies|Lihat teks]]}} |
|species_group=|species=[[#Spesies|Lihat teks]]}} |
||
'''Kasuari''' adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku [[Casuariidae]]. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang. |
'''Kasuari''' adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku [[Casuariidae]]. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.<ref>{{Cite book|last=Parker|first=Sybil, P|date=1984|title=McGraw-Hill Dictionary of Biology|publisher=McGraw-Hill Company|url-status=live}}</ref> |
||
Kasuari adalah ratites atau burung yang memiliki tulang dada datar dan tidak dapat terbang, berasal dari hutan tropis Australia dan Asia Tenggara. Penampilan burung ini mencolok, memiliki bulu yang keras dan tajam di ujungnya, wajah biru yang cerah, sepasang lipatan kulit merah, yang dikenal sebagai pial yang tergantung di lehernya dan helm (atau pelindung kepala) yang menonjol di atas kepalanya.<ref>{{Cite web|last=Fajar|first=Jay|date=2020-12-11|title=Inilah Fakta-fakta Unik Burung Paling Berbahaya di Dunia|url=https://www.mongabay.co.id/2020/12/11/inilah-fakta-fakta-unik-burung-paling-berbahaya-di-dunia/|website=Mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2022-08-16}}</ref> |
Kasuari adalah ratites atau burung yang memiliki tulang dada datar dan tidak dapat terbang, berasal dari hutan tropis Australia dan Asia Tenggara. Penampilan burung ini mencolok, memiliki bulu yang keras dan tajam di ujungnya, wajah biru yang cerah, sepasang lipatan kulit merah, yang dikenal sebagai pial yang tergantung di lehernya dan helm (atau pelindung kepala) yang menonjol di atas kepalanya.<ref>{{Cite web|last=Fajar|first=Jay|date=2020-12-11|title=Inilah Fakta-fakta Unik Burung Paling Berbahaya di Dunia|url=https://www.mongabay.co.id/2020/12/11/inilah-fakta-fakta-unik-burung-paling-berbahaya-di-dunia/|website=Mongabay.co.id|language=en-US|access-date=2022-08-16}}</ref> |
||
== Etimologi == |
|||
Kata ''Kasuari'', pertama kali muncul dalam kamus bahasa melayu pada tahun 1853 oleh J. Crawfurd dengan bentuk ''suwari''. Tidak jelas asal usul penambahan ka- pada namanya.<ref name="Scott 1896">{{cite journal | last=Scott | first=Charles Payson Gurley | title=The Malayan Words in English | journal=Journal of the American Oriental Society | publisher=American Oriental Society | volume=17 | year=1896 | issn=00030279 | jstor=592501 | pages=93–144 | url=http://www.jstor.org/stable/592501 | access-date=2024-05-26}}</ref> |
|||
Kemungkinan nama tersebut berasal dari bahasa di papua; [[Bahasa Biak|bahasa Biak]] mencatat nama burung tersebut mansuar, dimana ''man'' berarti "burung", dan ''suar'' memiliki arti "kuat" atau ''manswor'' artinya "tumpukan makanan", beberapa bentuk nama yang serupa seperti [[Bahasa Waropen|Waropen Kai]]: ''sara/saro'', [[Bahasa Moi|Moi]]: ''suali'',<ref name="moi">{{cite book | title=Kamus Dwibahasa, Bahasa Mooi-Bahasa Indonesia | publisher=Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Bahasa Papua | year= 2017|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/16649/1/KamusDwibahasa%20Bahasa%20Indonesia-Bahasa%20Mooi_2017.pdf | language=id | access-date=2024-05-26}}</ref> [[Bahasa Mor (Austronesia)|Mora]]: ''tuar'', [[Bahasa Wamesa|Wamesa]]: ''mansua'', [[Bahasa Ambai|Ambai]]: ''maunsari/mansari'',<ref name="pp 2022"/> dan [[Bahasa Nduga|Nduga]]: ''tue saro'', ''saro jinggiklasu'' (''C. casuarius''), ''saro sembagi'' (''C. bennetti''), dan ''saro porkas'' (''C. unppendikulatus'').<ref name="Rahawarin 2013">{{cite journal | last=Rahawarin | first=Yohanes Y. | last2=Kilmaskossu | first2=M. St E. | last3=Kerepea | first3=Y. | last4=Mofu | first4=Wolfram Y. | last5=Angrianto | first5=Rusdi | last6=Peday | first6=Hans F. Z. | last7=Sinery | first7=Anton S. | last8=Dimara | first8=Petrus A. | title=Perburuan Kasuari (Casuarius Spp.) Secara Tradisional Oleh Masyarakat Suku Nduga Di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat (the Traditional Hunting of Kasuari (Casuarius SP.) by Nduga Tribe in Sawaerma District, Asmat Regency) | journal=Journal of People and Environment | publisher=Gadjah Mada University | volume=21 | issue=1 | date=2013-11-17 | issn=0854-5510 | doi=10.22146/jml.18517 | pages=98–105 | url=https://www.neliti.com/publications/118965/perburuan-kasuari-casuarius-spp-secara-tradisional-oleh-masyarakat-suku-nduga-di | access-date=2024-05-26}}</ref> |
|||
Selain itu dalam [[Bahasa Tehit]]: ''simat'', [[Bahasa Meyah|Meyah]]: ''inonsa'', [[Bahasa Mee|Mee]]: ''budaa'', [[Bahasa Wambon|Wambon]]: ''itit/sanip'', [[bahasa Muyu|Muyu]]: ''niap'',<!-- [[Bahasa Mappi|Mappi]]: ''kojhuu'',--> [[bahasa Irarutu|Irarutu]]: ''jamuu'', [[Bahasa Maybrat|Maybrat]]: ''rukair'', [[bahasa Hatam|Hatam]]: ''apmdiy'', [[bahasa Mairasi|Mairasi]]: ''somia'', [[bahasa Asmat|Asmat]]: ''pi''.<ref name="pp 2022">{{cite web | title=MANSWAR: Burung Kasuari | website=Manfasramdi | date=2022-04-08 | url=https://www.pustakapapua.com/2022/04/manswar-burung-kasuari.html | archive-url=https://web.archive.org/web/20240526103633/https://www.pustakapapua.com/2022/04/manswar-burung-kasuari.html | archive-date=2024-05-26 | url-status=live | access-date=2024-05-26}}</ref> |
|||
== Deskripsi == |
== Deskripsi == |
||
=== Deskripsi umum === |
=== Deskripsi umum === |
||
Semua kasuari biasanya burung pemangsa di hutan dalam, mahir menghilang jauh sebelum manusia tahu mereka ada di sana. Mereka memiliki tubuh yang besar, leher yang panjang, kasuari merupakan jenis burung tak terbang yang dapat dikenali karena ''casque'' / helm mereka.<ref>{{Cite book|last=Eaton|first=James A.|date=2016|url=https://www.worldcat.org/oclc/965193483|title=Birds of the Indonesian archipelago : Greater Sundas and Wallacea|location=Barcelona|isbn=978-84-941892-6-5|edition=First edition: November 2016|others=Bas van Balen, Nicholas Brickle, Frank E. Rheindt, Richard Allen, Norman Arlott, Hilary Burn|oclc=965193483}}</ref> |
Semua kasuari biasanya burung pemangsa di hutan dalam, mahir menghilang jauh sebelum manusia tahu mereka ada di sana. Mereka memiliki tubuh yang besar, leher yang panjang, kasuari merupakan jenis burung tak terbang yang dapat dikenali karena ''casque'' / helm mereka.<ref>{{Cite book|last=Eaton|first=James A.|date=2016|url=https://www.worldcat.org/oclc/965193483|title=Birds of the Indonesian archipelago : Greater Sundas and Wallacea|location=Barcelona|isbn=978-84-941892-6-5|edition=First edition: November 2016|others=Bas van Balen, Nicholas Brickle, Frank E. Rheindt, Richard Allen, Norman Arlott, Hilary Burn|oclc=965193483}}</ref> |
||
Betina lebih besar dan lebih berwarna cerah. Kasuari dewasa dewasa setinggi 1,5 - 1,8 m , meskipun beberapa betina mencapai 2 m, dan berat 58,5 |
Betina lebih besar dan lebih berwarna cerah. Kasuari dewasa dewasa setinggi 1,5 - 1,8 m , meskipun beberapa betina mencapai 2 m, dan berat 58,5 kg .<ref>Davies, S. J. J. F. (2002)</ref> |
||
Semua kasuari memiliki bulu yang terdiri dari poros dan barbules yang longgar. Mereka tidak memiliki retrices (bulu ekor) atau kelenjar preen. Kasuari memiliki sayap kecil dengan 5-6 porsi besar. Ini dikurangi menjadi dasi kaku, keratinous, seperti landak landak, tanpa bumbung. Cakar ada di setiap jari kedua. Furcula dan coracoid merosot, dan tulang palatal dan tulang sphenoid saling bersentuhan. Ini, bersama dengan tubuh berbentuk baji mereka, dianggap sebagai adaptasi untuk menangkal tanaman merambat, duri, dan daun bergerigi, yang memungkinkan mereka berlari dengan cepat melalui hutan hujan.<ref>Davies, S. J. J. F. (2003)</ref> |
Semua kasuari memiliki bulu yang terdiri dari poros dan barbules yang longgar. Mereka tidak memiliki retrices (bulu ekor) atau kelenjar preen. Kasuari memiliki sayap kecil dengan 5-6 porsi besar. Ini dikurangi menjadi dasi kaku, keratinous, seperti landak landak, tanpa bumbung. Cakar ada di setiap jari kedua. Furcula dan coracoid merosot, dan tulang palatal dan tulang sphenoid saling bersentuhan. Ini, bersama dengan tubuh berbentuk baji mereka, dianggap sebagai adaptasi untuk menangkal tanaman merambat, duri, dan daun bergerigi, yang memungkinkan mereka berlari dengan cepat melalui hutan hujan.<ref>Davies, S. J. J. F. (2003)</ref> |
||
Kasuari menggunakan kaki mereka sebagai senjata. Kasuari memiliki kaki tiga jari dengan cakar yang tajam. Jari kaki kedua, bagian dalam di posisi medial, olahraga seperti cakar seperti pisau yang bisa panjangnya 125 |
Kasuari menggunakan kaki mereka sebagai senjata. Kasuari memiliki kaki tiga jari dengan cakar yang tajam. Jari kaki kedua, bagian dalam di posisi medial, olahraga seperti cakar seperti pisau yang bisa panjangnya 125 mm. Cakar ini sangat menakutkan karena kasuari terkadang menendang manusia dan hewan dengan kaki mereka yang sangat kuat. Kasuari bisa berjalan hingga 50 km/jam (31 mph) melalui hutan lebat dan bisa meloncat hingga 1,5 m. Mereka adalah perenang yang baik, menyeberangi sungai yang luas dan berenang di laut.<ref>Gilliard (1958), p. 23</ref> |
||
Umur rata-rata kasuara liar diyakini sekitar 40 sampai 50 tahun.<ref>Owen, J. (2003) |
Umur rata-rata kasuara liar diyakini sekitar 40 sampai 50 tahun.<ref>Owen, J. (2003) |
||
Baris 34: | Baris 40: | ||
=== Casque === |
=== Casque === |
||
Ketiga spesies ini memiliki kulit kerang yang ditutupi keratin pada kepala mereka yang tumbuh seiring bertambahnya usia. Bentuk dan ukuran casque, sampai 18 |
Ketiga spesies ini memiliki kulit kerang yang ditutupi keratin pada kepala mereka yang tumbuh seiring bertambahnya usia. Bentuk dan ukuran casque, sampai 18 cm tergantung spesiesnya. ''Casuarius casuarius'' memiliki bentuk terbesar, ''Casuarius bennetti'' yang terkecil (bentuk tricorn), dan''Casuarius unappendiculatus'' memiliki variasi di antaranya. Penelitian terbaru menunjukkan, jika bagian dalam dari casque dibentang dengan serat halus yang diyakini memiliki fungsi akustik. |
||
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa burung-burung menurunkan kepala mereka saat melalui vegetasi dengan kemiringan curam, menyikat anakan, dan kadang-kadang meluncur ke pohon-pohon kecil. Casque akan membantu melindungi tengkorak dari tabrakan tersebut. |
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa burung-burung menurunkan kepala mereka saat melalui vegetasi dengan kemiringan curam, menyikat anakan, dan kadang-kadang meluncur ke pohon-pohon kecil. Casque akan membantu melindungi tengkorak dari tabrakan tersebut. |
||
Kasuari makan buah yang jatuh dan akibatnya menghabiskan banyak waktu di bawah pohon di mana benih seukuran bola golf atau jatuhnya yang lebih besar dari ketinggian hingga 30 m, casque berbentuk baji dapat melindungi kepala dengan membelokkan buah yang jatuh. |
Kasuari makan buah yang jatuh dan akibatnya menghabiskan banyak waktu di bawah pohon di mana benih seukuran bola golf atau jatuhnya yang lebih besar dari ketinggian hingga 30 m, casque berbentuk baji dapat melindungi kepala dengan membelokkan buah yang jatuh. |
||
Beberapa penelitian mengemukakan beberapa fungsi lain dari casque Kasuari, salah satunya adalah kedudukan casque sebagai ciri seksual sekunder. Fungsi lain yang disarankan, adalah casque digunakan untuk (1) menelusuri melalui semak belukar, (2) sebagai senjata dalam perselisihan dominasi, atau (3) untuk menyingkirkan sampah samping saat mencari makan. Tiga asumsi fungsi ini diperdebatkan oleh ahli biologi Andrew Mack, yang pengamatan pribadinya menunjukkan bahwa Casque memperkuat suara yang dalam.<ref>Kofron, C. P. & Chapman, A. (2006)</ref> |
Beberapa penelitian mengemukakan beberapa fungsi lain dari casque Kasuari, salah satunya adalah kedudukan casque sebagai ciri seksual sekunder. Fungsi lain yang disarankan, adalah casque digunakan untuk (1) menelusuri melalui semak belukar, (2) sebagai senjata dalam perselisihan dominasi, atau (3) untuk menyingkirkan sampah samping saat mencari makan. Tiga asumsi fungsi ini diperdebatkan oleh ahli biologi Andrew Mack, yang pengamatan pribadinya menunjukkan bahwa Casque memperkuat suara yang dalam.<ref>Kofron, C. P. & Chapman, A. (2006)</ref> |
||
Ia berspekulasi bahwa casques berperan dalam penerimaan suara atau komunikasi akustik. Hal ini terkait dengan penemuan mereka bahwa setidaknya Kasuari Kerdil dan Kasuari Gelambir-ganda menghasilkan suara frekuensi sangat rendah, yang dapat membantu komunikasi di hutan hujan lebat. Suara "''booming''" yang dihasilkan oleh kasuari adalah seruan burung dengan frekuensi terendah yang diketahui dan berada pada batas bawah pendengaran manusia. Fungsi pendinginan untuk kantung guineafowl yang sangat mirip telah diusulkan. |
Ia berspekulasi bahwa casques berperan dalam penerimaan suara atau komunikasi akustik. Hal ini terkait dengan penemuan mereka bahwa setidaknya Kasuari Kerdil dan Kasuari Gelambir-ganda menghasilkan suara frekuensi sangat rendah, yang dapat membantu komunikasi di hutan hujan lebat. Suara "''booming''" yang dihasilkan oleh kasuari adalah seruan burung dengan frekuensi terendah yang diketahui dan berada pada batas bawah pendengaran manusia. Fungsi pendinginan untuk kantung guineafowl yang sangat mirip telah diusulkan. |
||
Baris 55: | Baris 61: | ||
== Faktor Pengancam == |
== Faktor Pengancam == |
||
Di Australia, secara historis terancam oleh hilangnya habitat dan fragmentasi. Di Indonesia dan Papua Nugini, spesies ini banyak diburu, ditangkap dan diperdagangkan dekat dengan daerah berpenduduk, memiliki kepentingan budaya tinggi, dan merupakan sumber makanan utama bagi masyarakat subsisten.<ref>Coates 1985, Beehler et al., 1986, KD Bishop in litt 1999</ref> |
Di Australia, secara historis terancam oleh hilangnya habitat dan fragmentasi. Di Indonesia dan Papua Nugini, spesies ini banyak diburu, ditangkap dan diperdagangkan dekat dengan daerah berpenduduk, memiliki kepentingan budaya tinggi, dan merupakan sumber makanan utama bagi masyarakat subsisten.<ref>Coates 1985, Beehler et al., 1986, KD Bishop in litt 1999</ref> |
||
Perburuan dan perdagangan ini tidak berkelanjutan di banyak daerah dan telah menyebabkan pemusnahan dari beberapa lokasi, karena spesies tersebut diperdagangkan di tingkat sub-nasional untuk memasok pasar di daerah yang lebih padat penduduknya.<ref name="Johnson et al., 2004" /> Meningkatnya populasi manusia dan penyebaran senapan yang digunakan untuk perburuan perburuan perburuan pada spesies. Namun, meskipun burung tampak lebih umum di daerah yang tidak berpenghuni, mereka tampaknya dapat bertahan di beberapa daerah perburuan,<ref>Beehler et al 1994, Burrows 1995</ref> mungkin di tempat teknik berburu tradisional mendominasi. |
Perburuan dan perdagangan ini tidak berkelanjutan di banyak daerah dan telah menyebabkan pemusnahan dari beberapa lokasi, karena spesies tersebut diperdagangkan di tingkat sub-nasional untuk memasok pasar di daerah yang lebih padat penduduknya.<ref name="Johnson et al., 2004" /> Meningkatnya populasi manusia dan penyebaran senapan yang digunakan untuk perburuan perburuan perburuan pada spesies. Namun, meskipun burung tampak lebih umum di daerah yang tidak berpenghuni, mereka tampaknya dapat bertahan di beberapa daerah perburuan,<ref>Beehler et al 1994, Burrows 1995</ref> mungkin di tempat teknik berburu tradisional mendominasi. |
||
Penebangan kayu mengancam area habitat yang cukup besar di New Guinea, dengan dampak yang tidak diketahui namun berpotensi signifikan pada spesies tersebut, dan pembebasan untuk perkebunan kelapa sawit merupakan ancaman yang signifikan namun tidak pasti. Siklon dianggap sebagai ancaman bagi spesies di Australia, dengan siklon sangat mempengaruhi habitat Kasuari pada tahun 2006 dan 2011. Pada tahun 2006, Topan Larry melanda Queensland, mempengaruhi produksi buah di hutan hujan tropis dan menyebabkan kematian beberapa kasuari, baik secara langsung maupun sebagai hasil kelaparan dan paparan ancaman lainnya setelah topan. Selain itu, setelah angin topan, beberapa individu dapat berkelana melampaui fragmen hutan dan mungkin telah mengalami kematian yang lebih tinggi melalui benturan dengan kendaraan bermotor atau serangan anjing.<ref>L. A. Moore & N. J. Moore unpub. data ke Bellingham 2008</ref> |
Penebangan kayu mengancam area habitat yang cukup besar di New Guinea, dengan dampak yang tidak diketahui namun berpotensi signifikan pada spesies tersebut, dan pembebasan untuk perkebunan kelapa sawit merupakan ancaman yang signifikan namun tidak pasti. Siklon dianggap sebagai ancaman bagi spesies di Australia, dengan siklon sangat mempengaruhi habitat Kasuari pada tahun 2006 dan 2011. Pada tahun 2006, Topan Larry melanda Queensland, mempengaruhi produksi buah di hutan hujan tropis dan menyebabkan kematian beberapa kasuari, baik secara langsung maupun sebagai hasil kelaparan dan paparan ancaman lainnya setelah topan. Selain itu, setelah angin topan, beberapa individu dapat berkelana melampaui fragmen hutan dan mungkin telah mengalami kematian yang lebih tinggi melalui benturan dengan kendaraan bermotor atau serangan anjing.<ref>L. A. Moore & N. J. Moore unpub. data ke Bellingham 2008</ref> |
||
Peningkatan kerentanan terhadap penyakit (misalnya tuberkulosis) setelah kejadian semacam itu dapat menjadi ancaman bagi spesies, meskipun hal ini belum dikonfirmasi. Perubahan iklim bisa meningkatkan keparahan siklon di masa depan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa siklon besar pun memiliki efek yang parah hanya pada sebagian kecil habitat kasuari.<ref>Cooper 2008 |
Peningkatan kerentanan terhadap penyakit (misalnya tuberkulosis) setelah kejadian semacam itu dapat menjadi ancaman bagi spesies, meskipun hal ini belum dikonfirmasi. Perubahan iklim bisa meningkatkan keparahan siklon di masa depan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa siklon besar pun memiliki efek yang parah hanya pada sebagian kecil habitat kasuari.<ref>Cooper 2008 |
||
Baris 70: | Baris 76: | ||
* Pantau populasi di kawasan lindung. |
* Pantau populasi di kawasan lindung. |
||
* Mengukur efek berburu dan penebangan. |
* Mengukur efek berburu dan penebangan. |
||
* Promosikan pembatasan perburuan berbasis masyarakat. |
* Promosikan pembatasan perburuan berbasis masyarakat. |
||
=== Di Australia === |
=== Di Australia === |
||
Baris 115: | Baris 121: | ||
{{Taxonbar|from=Q201231}} |
{{Taxonbar|from=Q201231}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Casuariiformes]] |
||
[[Kategori:Burung |
[[Kategori:Burung Indonesia]] |
||
[[Kategori:Aves]] |
[[Kategori:Aves]] |
||
[[Kategori:Burung Papua]] |
|||
[[Kategori:Satwa australis]] |
|||
[[Kategori:Burung]] |
Revisi per 26 Mei 2024 17.57
Kasuari | |
---|---|
Tiga spesies Kasuari, kiri ke kanan: Kasuari Gelambir-ganda; Kasuari Gelambir-tunggal, dan Kasuari Kerdil | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Casuarius Brisson, 1760
|
Spesies: |
Kasuari adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.[1]
Kasuari adalah ratites atau burung yang memiliki tulang dada datar dan tidak dapat terbang, berasal dari hutan tropis Australia dan Asia Tenggara. Penampilan burung ini mencolok, memiliki bulu yang keras dan tajam di ujungnya, wajah biru yang cerah, sepasang lipatan kulit merah, yang dikenal sebagai pial yang tergantung di lehernya dan helm (atau pelindung kepala) yang menonjol di atas kepalanya.[2]
Etimologi
Kata Kasuari, pertama kali muncul dalam kamus bahasa melayu pada tahun 1853 oleh J. Crawfurd dengan bentuk suwari. Tidak jelas asal usul penambahan ka- pada namanya.[3]
Kemungkinan nama tersebut berasal dari bahasa di papua; bahasa Biak mencatat nama burung tersebut mansuar, dimana man berarti "burung", dan suar memiliki arti "kuat" atau manswor artinya "tumpukan makanan", beberapa bentuk nama yang serupa seperti Waropen Kai: sara/saro, Moi: suali,[4] Mora: tuar, Wamesa: mansua, Ambai: maunsari/mansari,[5] dan Nduga: tue saro, saro jinggiklasu (C. casuarius), saro sembagi (C. bennetti), dan saro porkas (C. unppendikulatus).[6]
Selain itu dalam Bahasa Tehit: simat, Meyah: inonsa, Mee: budaa, Wambon: itit/sanip, Muyu: niap, Irarutu: jamuu, Maybrat: rukair, Hatam: apmdiy, Mairasi: somia, Asmat: pi.[5]
Deskripsi
Deskripsi umum
Semua kasuari biasanya burung pemangsa di hutan dalam, mahir menghilang jauh sebelum manusia tahu mereka ada di sana. Mereka memiliki tubuh yang besar, leher yang panjang, kasuari merupakan jenis burung tak terbang yang dapat dikenali karena casque / helm mereka.[7]
Betina lebih besar dan lebih berwarna cerah. Kasuari dewasa dewasa setinggi 1,5 - 1,8 m , meskipun beberapa betina mencapai 2 m, dan berat 58,5 kg .[8]
Semua kasuari memiliki bulu yang terdiri dari poros dan barbules yang longgar. Mereka tidak memiliki retrices (bulu ekor) atau kelenjar preen. Kasuari memiliki sayap kecil dengan 5-6 porsi besar. Ini dikurangi menjadi dasi kaku, keratinous, seperti landak landak, tanpa bumbung. Cakar ada di setiap jari kedua. Furcula dan coracoid merosot, dan tulang palatal dan tulang sphenoid saling bersentuhan. Ini, bersama dengan tubuh berbentuk baji mereka, dianggap sebagai adaptasi untuk menangkal tanaman merambat, duri, dan daun bergerigi, yang memungkinkan mereka berlari dengan cepat melalui hutan hujan.[9]
Kasuari menggunakan kaki mereka sebagai senjata. Kasuari memiliki kaki tiga jari dengan cakar yang tajam. Jari kaki kedua, bagian dalam di posisi medial, olahraga seperti cakar seperti pisau yang bisa panjangnya 125 mm. Cakar ini sangat menakutkan karena kasuari terkadang menendang manusia dan hewan dengan kaki mereka yang sangat kuat. Kasuari bisa berjalan hingga 50 km/jam (31 mph) melalui hutan lebat dan bisa meloncat hingga 1,5 m. Mereka adalah perenang yang baik, menyeberangi sungai yang luas dan berenang di laut.[10]
Umur rata-rata kasuara liar diyakini sekitar 40 sampai 50 tahun.[11]
Casque
Ketiga spesies ini memiliki kulit kerang yang ditutupi keratin pada kepala mereka yang tumbuh seiring bertambahnya usia. Bentuk dan ukuran casque, sampai 18 cm tergantung spesiesnya. Casuarius casuarius memiliki bentuk terbesar, Casuarius bennetti yang terkecil (bentuk tricorn), danCasuarius unappendiculatus memiliki variasi di antaranya. Penelitian terbaru menunjukkan, jika bagian dalam dari casque dibentang dengan serat halus yang diyakini memiliki fungsi akustik.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa burung-burung menurunkan kepala mereka saat melalui vegetasi dengan kemiringan curam, menyikat anakan, dan kadang-kadang meluncur ke pohon-pohon kecil. Casque akan membantu melindungi tengkorak dari tabrakan tersebut.
Kasuari makan buah yang jatuh dan akibatnya menghabiskan banyak waktu di bawah pohon di mana benih seukuran bola golf atau jatuhnya yang lebih besar dari ketinggian hingga 30 m, casque berbentuk baji dapat melindungi kepala dengan membelokkan buah yang jatuh.
Beberapa penelitian mengemukakan beberapa fungsi lain dari casque Kasuari, salah satunya adalah kedudukan casque sebagai ciri seksual sekunder. Fungsi lain yang disarankan, adalah casque digunakan untuk (1) menelusuri melalui semak belukar, (2) sebagai senjata dalam perselisihan dominasi, atau (3) untuk menyingkirkan sampah samping saat mencari makan. Tiga asumsi fungsi ini diperdebatkan oleh ahli biologi Andrew Mack, yang pengamatan pribadinya menunjukkan bahwa Casque memperkuat suara yang dalam.[12]
Ia berspekulasi bahwa casques berperan dalam penerimaan suara atau komunikasi akustik. Hal ini terkait dengan penemuan mereka bahwa setidaknya Kasuari Kerdil dan Kasuari Gelambir-ganda menghasilkan suara frekuensi sangat rendah, yang dapat membantu komunikasi di hutan hujan lebat. Suara "booming" yang dihasilkan oleh kasuari adalah seruan burung dengan frekuensi terendah yang diketahui dan berada pada batas bawah pendengaran manusia. Fungsi pendinginan untuk kantung guineafowl yang sangat mirip telah diusulkan.
Populasi
Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species, ketiga spesies Kasuari tersebut terdaftar sebagai Rentan atau Hampir Terancam. Saat ini, hanya kurang dari 1.000 kasuari yang tersisa di alam liar.[13]
Habitat dan Ekologi
Ini adalah penghuni hutan hujan soliter dan tidak berpindah-pindah, kadang-kadang menggunakan hutan padang rumput, hutan mangrove dan perkebunan buah yang berdekatan. Makanannya sebagian besar terdiri dari buah yang jatuh, meski cukup membeda-bedakan. Jarak antara 0 m dan paling sedikit 500 m di Papua Nugini, dan telah tercatat sampai 1.400 m di Australia.[14]
Seperti kebanyakan hewan, Kasuari membutuhkan akses ke air bersih segar untuk minum dan mandi. Kasuari juga dapat menjelajah ke pinggiran pemukiman dan lahan pertanian jika mereka berada di dekat wilayah tersebut atau pada saat kekurangan makanan, seperti setelah angin topan ketika pohon dan buah-buahan hutan hujan dihancurkan oleh angin dan hujan. Setiap Kasuari dewasa memelihara wilayah jelajah atau wilayah sekitar 100Ha. Daerah jelajah jantan mungkin tumpang tindih satu sama lain dan dengan betina.[15]
Kasuari diketahui memakan buah dari sedikitnya 238 spesies di mana 149 di antaranya adalah pohon berkayu. 45 dari tanaman ini memiliki buah besar yang sebagian besar disebarkan oleh Kasuari jarak jauh.[16]
Faktor Pengancam
Di Australia, secara historis terancam oleh hilangnya habitat dan fragmentasi. Di Indonesia dan Papua Nugini, spesies ini banyak diburu, ditangkap dan diperdagangkan dekat dengan daerah berpenduduk, memiliki kepentingan budaya tinggi, dan merupakan sumber makanan utama bagi masyarakat subsisten.[17]
Perburuan dan perdagangan ini tidak berkelanjutan di banyak daerah dan telah menyebabkan pemusnahan dari beberapa lokasi, karena spesies tersebut diperdagangkan di tingkat sub-nasional untuk memasok pasar di daerah yang lebih padat penduduknya.[14] Meningkatnya populasi manusia dan penyebaran senapan yang digunakan untuk perburuan perburuan perburuan pada spesies. Namun, meskipun burung tampak lebih umum di daerah yang tidak berpenghuni, mereka tampaknya dapat bertahan di beberapa daerah perburuan,[18] mungkin di tempat teknik berburu tradisional mendominasi.
Penebangan kayu mengancam area habitat yang cukup besar di New Guinea, dengan dampak yang tidak diketahui namun berpotensi signifikan pada spesies tersebut, dan pembebasan untuk perkebunan kelapa sawit merupakan ancaman yang signifikan namun tidak pasti. Siklon dianggap sebagai ancaman bagi spesies di Australia, dengan siklon sangat mempengaruhi habitat Kasuari pada tahun 2006 dan 2011. Pada tahun 2006, Topan Larry melanda Queensland, mempengaruhi produksi buah di hutan hujan tropis dan menyebabkan kematian beberapa kasuari, baik secara langsung maupun sebagai hasil kelaparan dan paparan ancaman lainnya setelah topan. Selain itu, setelah angin topan, beberapa individu dapat berkelana melampaui fragmen hutan dan mungkin telah mengalami kematian yang lebih tinggi melalui benturan dengan kendaraan bermotor atau serangan anjing.[19]
Peningkatan kerentanan terhadap penyakit (misalnya tuberkulosis) setelah kejadian semacam itu dapat menjadi ancaman bagi spesies, meskipun hal ini belum dikonfirmasi. Perubahan iklim bisa meningkatkan keparahan siklon di masa depan. Perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa siklon besar pun memiliki efek yang parah hanya pada sebagian kecil habitat kasuari.[20]
Tindakan Konservasi
Di Indonesia dan Papua Nugini
- Pantau populasi di kawasan lindung.
- Mengukur efek berburu dan penebangan.
- Promosikan pembatasan perburuan berbasis masyarakat.
Di Australia
- Merevisi teknik pemantauan dan memantau situs utama.
- Meneliti dinamika populasi.
- Penelitian dampak siklon, anjing, lalu lintas, penyakit dan fragmentasi pada persistensi populasi kecil dan pada survivorship dan demografi.
- Mencegah pembukaan habitat.
- Meminimalkan kematian kasuari dan serangan anjing, dan menilai dampak babi.
- Lakukan area kontrol anjing dan babi pada populasi padat.
- Selidiki kelayakan dan manfaatnya dan, jika perlu, lakukan rencana translokasi sebagai bagian penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasan.
- Mengidentifikasi kawasan dan koridor untuk melindungi, memulihkan, mengelola, mengembangkan dan menerapkan Rencana Daerah Oir Kasuarial sebagai bagian dari perencanaan daerah[21]
Spesies
Gambar | Nama Ilmiah | Nama Indonesia[22] | Distribusi | Status Konservasi |
---|---|---|---|---|
Casuarius casuarius (Linnaeus, 1758) | Kasuari Gelambir-ganda | Nugini selatan, Australia timur laut, dan Kepulauan Aru, terutama di dataran rendah | Risiko rendah [23] | |
Casuarius bennetti Gould, 1858 | Kasuari Kerdil | Nugini, New Britain, dan Yapen, terutama di dataran tinggi | Risiko rendah[24] | |
Casuarius unappendiculatus Blyth, 1860 | Kasuari Gelambir-tunggal | Nugini utara dan barat, dan Yapen, terutama di dataran rendah | Risiko rendah[25] |
Referensi
- ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.
- ^ Fajar, Jay (2020-12-11). "Inilah Fakta-fakta Unik Burung Paling Berbahaya di Dunia". Mongabay.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ Scott, Charles Payson Gurley (1896). "The Malayan Words in English". Journal of the American Oriental Society. American Oriental Society. 17: 93–144. ISSN 0003-0279. JSTOR 592501. Diakses tanggal 2024-05-26.
- ^ Kamus Dwibahasa, Bahasa Mooi-Bahasa Indonesia (PDF). Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Bahasa Papua. 2017. Diakses tanggal 2024-05-26.
- ^ a b "MANSWAR: Burung Kasuari". Manfasramdi. 2022-04-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-05-26. Diakses tanggal 2024-05-26.
- ^ Rahawarin, Yohanes Y.; Kilmaskossu, M. St E.; Kerepea, Y.; Mofu, Wolfram Y.; Angrianto, Rusdi; Peday, Hans F. Z.; Sinery, Anton S.; Dimara, Petrus A. (2013-11-17). "Perburuan Kasuari (Casuarius Spp.) Secara Tradisional Oleh Masyarakat Suku Nduga Di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat (the Traditional Hunting of Kasuari (Casuarius SP.) by Nduga Tribe in Sawaerma District, Asmat Regency)". Journal of People and Environment. Gadjah Mada University. 21 (1): 98–105. doi:10.22146/jml.18517. ISSN 0854-5510. Diakses tanggal 2024-05-26.
- ^ Eaton, James A. (2016). Birds of the Indonesian archipelago : Greater Sundas and Wallacea. Bas van Balen, Nicholas Brickle, Frank E. Rheindt, Richard Allen, Norman Arlott, Hilary Burn (edisi ke-First edition: November 2016). Barcelona. ISBN 978-84-941892-6-5. OCLC 965193483.
- ^ Davies, S. J. J. F. (2002)
- ^ Davies, S. J. J. F. (2003)
- ^ Gilliard (1958), p. 23
- ^ Owen, J. (2003)
- ^ Kofron, C. P. & Chapman, A. (2006)
- ^ "The Cassowary Is the World's Most Dangerous Bird". HowStuffWorks (dalam bahasa Inggris). 2020-05-14. Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ a b Johnson et al., 2004
- ^ "Ecology & Habitat - Save the Cassowary". Rainforest Rescue (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ Maiden, J. H. (1906). "Sydney Botanic Gardens". Bulletin of Miscellaneous Information (Royal Gardens, Kew). 1906 (6): 205. doi:10.2307/4113209. ISSN 0366-4457.
- ^ Coates 1985, Beehler et al., 1986, KD Bishop in litt 1999
- ^ Beehler et al 1994, Burrows 1995
- ^ L. A. Moore & N. J. Moore unpub. data ke Bellingham 2008
- ^ Cooper 2008
- ^ Garnett et al 2011
- ^ Sukmantoro, Wishnu; Irham, Muhammad; Novarino, Wilson; Hasudungan, Ferry; Kemp, Neville; Muchamad, Muchtar (2007). Daftar Burung Indonesia No. 2. Bandung: Indonesian Ornithologists’ Union. hlm. 23. ISBN 9789793143279.
- ^ "IUCN Redlist Kasuari Gelambir-ganda". IUCN Redlist. 2018-08-09. Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ "IUCN Redlist Kasuari Kerdil". IUCN Redlist. 2016-10-01. Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ "IUCN Redlist Kasuari Gelambir-tunggal". IUCN Redlist. 2017-10-01. Diakses tanggal 2022-08-16.