Lompat ke isi

Kapal induk: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nimitz0vikrant (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alicya- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(11 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Principe-de-Asturias Wasp Forrestal Invincible 1991 DN-ST-92-01129s.jpg|300px|jmpl|Empat kapal induk, ''[[Principe de Asturias (R11)|Principe de Asturias]]'', [[USS Wasp (LHD-1)|USS ''Wasp'']], [[USS Forrestal (CVA-59)|USS ''Forrestal'']] and [[HMS Invincible (R05)|HMS ''Invincible'']] (depan ke belakang).]]
[[Berkas:Principe-de-Asturias Wasp Forrestal Invincible 1991 DN-ST-92-01129s.jpg|300px|jmpl|Empat kapal induk, ''[[Principe de Asturias (R11)|Principe de Asturias]]'', [[USS Wasp (LHD-1)|USS ''Wasp'']], [[USS Forrestal (CVA-59)|USS ''Forrestal'']] and [[HMS Invincible (R05)|HMS ''Invincible'']] (depan ke belakang).]]
[[Berkas:World Navy Aircraft carries chart.svg|jmpl|307x307px|Perbandingan beberapa kapal induk.]]
[[Berkas:World Navy Aircraft carries chart.svg|jmpl|307x307px|Perbandingan beberapa kapal induk.]]
'''Kapal induk''' ([[bahasa Inggris]]: ''aircraft carrier'') adalah sebutan untuk [[kapal perang]] yang memuat [[pesawat tempur]] dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi-operasi angkatan laut. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan ''detterence'' atau memberikan efek gentar pada lawan. Sebagai kapal yang membawa pesawat, kapal induk memiliki fleksibilitas tempur yang lebih tinggi dibanding jenis kapal perang lainnya. Selain kegunaan tempur, kapal induk juga memiliki fungsi-fungsi lain seperti pengintaian, superioritas udara, atau memberikan bantuan. Saat [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|Tsunami Aceh tahun 2004]], Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan 1 kapal induknya yaitu [[USS Abraham Lincoln (CVN-72)|USS ''Abraham Lincoln'']] guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban, mencari orang-orang hilang, dan mengangkut jenazah-jenazah korban.
'''Kapal induk''' ([[bahasa Inggris]]: ''aircraft carrier'') adalah sebutan untuk [[kapal perang]] yang memuat [[pesawat tempur]] dalam jumlah banyak. Tugas utamanya adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi-operasi angkatan laut sekaligus sebagai pusat komando operasi dan kekuatan ''detterence'' atau memberikan efek gentar pada lawan. Sebagai kapal yang membawa pesawat. kapal induk memiliki fleksibilitas tempur yang lebih tinggi dibanding jenis kapal perang lain. Selain kegunaan tempur, kapal induk juga memiliki fungsi lain seperti pengintaian, superioritas udara, atau memberikan bantuan.


Saat [[Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004|Tsunami Aceh tahun 2004]], Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan 1 kapal induknya yaitu [[USS Abraham Lincoln (CVN-72)|USS ''Abraham Lincoln'']] guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban, mencari orang-orang hilang, dan mengangkut jenazah-jenazah korban.
Per Februari 2023, terdapat 47 kapal induk aktif di dunia yang dioperasikan oleh 14 angkatan laut. [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] memiliki 11 kapal induk besar bertenaga nuklir — masing-masing membawa sekitar 80 pesawat tempur — dan merupakan kapal induk terbesar di dunia.<ref>{{Cite web|last=Drew2015-07-08T21:49:10+01:00|first=James|title=​US “carrier gap” could see naval air power dip in Gulf region|url=https://www.flightglobal.com/us-carrier-gap-could-see-naval-air-power-dip-in-gulf-region/117560.article|website=Flight Global|language=en|access-date=2023-02-01}}</ref> Selain armada kapal induk, Angkatan Laut AS memiliki sembilan [[kapal serbu amfibi]] yang digunakan terutama untuk helikopter, meskipun masing-masing kapal ini juga membawa hingga 20 jet tempur vertikal atau lepas landas dan pendaratan pendek ([[V/STOL]]), dan ukurannya serupa dengan kapal induk armada berukuran sedang. Britania Raya, India, dan Tiongkok masing-masing mengoperasikan dua kapal induk. Prancis dan Rusia masing-masing mengoperasikan satu kapal induk dengan kapasitas 30 hingga 60 pesawat tempur. Italia mengoperasikan dua kapal induk V/STOL ringan dan Spanyol mengoperasikan satu kapal serbu pembawa pesawat V/STOL. [[Kapal induk helikopter]] dioperasikan oleh Jepang (4, dua di antaranya sedang dikonversi untuk dapat mengoperasikan pesawat tempur V/STOL), Prancis (3), Australia (2), Mesir (2), Korea Selatan (2), Tiongkok (3), Thailand (1) dan Brasil (1). Beberapa negara yang merencanakan atau tengah membangun kapal induk di masa depan adalah Tiongkok, Prancis, India, Rusia, Korea Selatan, Turki, dan AS.

Per Februari 2023, terdapat 47 kapal induk aktif di seluruh dunia yang dioperasikan oleh 14 angkatan laut. [[Angkatan Laut Amerika Serikat]] memiliki 11 kapal induk besar bertenaga nuklir — masing-masing membawa sekitar 80 pesawat tempur — dan merupakan kapal induk terbesar di dunia.<ref>{{Cite web|last=Drew2015-07-08T21:49:10+01:00|first=James|title=US “carrier gap” could see naval air power dip in Gulf region|url=https://www.flightglobal.com/us-carrier-gap-could-see-naval-air-power-dip-in-gulf-region/117560.article|website=Flight Global|language=en|access-date=2023-02-01}}</ref> Selain armada kapal induk, Angkatan Laut AS memiliki sembilan [[kapal serbu amfibi]] yang digunakan terutama untuk helikopter, meskipun masing-masing kapal ini juga membawa hingga 20 jet tempur vertikal atau lepas landas dan pendaratan pendek ([[V/STOL]]), dan ukurannya serupa dengan kapal induk armada berukuran sedang. Britania Raya, India, dan Tiongkok masing-masing mengoperasikan dua kapal induk. Prancis dan Rusia masing-masing mengoperasikan satu kapal induk dengan kapasitas 30 hingga 60 pesawat tempur. Italia mengoperasikan dua kapal induk V/STOL ringan dan Spanyol mengoperasikan satu kapal serbu pembawa pesawat V/STOL. [[Kapal induk helikopter]] dioperasikan oleh Jepang (4, dua di antaranya sedang dikonversi untuk dapat mengoperasikan pesawat tempur V/STOL), [[Prancis]] (3), Australia (2), Mesir (2), Korea Selatan (2), Tiongkok (3), Thailand (1) dan Brasil (1). Beberapa negara yang merencanakan atau tengah membangun kapal induk di masa depan adalah Tiongkok, Prancis, India, Rusia, Korea Selatan, Turki, dan AS.


== Sejarah kapal induk ==
== Sejarah kapal induk ==
Kapal induk pertama kali digunakan oleh [[Angkatan Laut Britania Raya]], namun sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.[[Berkas:Carrier shokaku.jpg|220x220px|jmpl|Pesawat-pesawat Jepang di atas [[kapal induk Shokaku|kapal induk ''Shokaku'']] bersiap-siap menyerang Pearl Harbor.]]Adalah [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] (Kaigun) yang menggunakan kapal induk secara efektif pada awal [[Perang Dunia II]]. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Prancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk [[Amerika Serikat]], Inggris, Jepang, Prancis dan Jerman membuat Jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Saat mulainya Perang Pasifik, Jepang memiliki 6 kapal induk yaitu Akagi, Kaga, Soryu, Hiryu, Shokaku, dan Zuikaku, dan 2 kapal induk ringan yaitu Hosho dan Ryujo. Jepang kehilangan 4 kapal induknya pada Pertempuran Midway, yaitu Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu. Sejak saat itu, ofensif-ofensif Jepang menggunakan kapal induk sudah dihentikan dan menjadi tidak berarti lagi.
Kapal induk pertama kali digunakan oleh [[Angkatan Laut Britania Raya]]. Sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, [[Kapal perusak]] (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam [[operasi maritim]].[[Berkas:Carrier shokaku.jpg|220x220px|jmpl|Pesawat-pesawat Jepang di atas [[kapal induk Shokaku|kapal induk ''Shokaku'']] bersiap-siap menyerang Pearl Harbor.]][[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] (Kaigun) adalah yang pertamakali menggunakan kapal induk secara efektif pada awal [[Perang Dunia II]]. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Prancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk [[Amerika Serikat]], Inggris, Jepang, Prancis dan Jerman membuat Jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah [[Pengeboman Pearl Harbor|serangan atas Pearl Harbour]] 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Saat mulainya [[Perang Pasifik]], Jepang memiliki 6 kapal induk yaitu Akagi, Kaga, Soryu, Hiryu, Shokaku, dan Zuikaku, dan 2 kapal induk ringan yaitu Hosho dan Ryujo. Jepang kehilangan 4 kapal induknya pada Pertempuran Midway, yaitu Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu. Sejak saat itu, ofensif-ofensif Jepang menggunakan kapal induk sudah dihentikan dan menjadi tidak berarti lagi.
=== Etimologi ===
=== Etimologi ===
[[Berkas:F-14D Tomcat on USS John C. Stennis.jpg|200px|jmpl|Sebuah [[F-14D Tomcat]] bersiap untuk diluncurkan dari kapal induk tenaga nuklir [[USS John C. Stennis|USS ''John C. Stennis'']].]]
[[Berkas:F-14D Tomcat on USS John C. Stennis.jpg|200px|jmpl|Sebuah [[F-14D Tomcat]] bersiap untuk diluncurkan dari kapal induk tenaga nuklir [[USS John C. Stennis|USS ''John C. Stennis'']].]]
"CV" merupakan kode untuk kapal induk. Umumnya CV dikenal sebagai ''Carrier Vessel'' atau Kapal pengangkut (pesawat), CV merupakan singkatan dari C berarti ''Cruiser'' alias [[kapal penjelajah]]. Sedangkan V berarti ''Voler'' merupakan [[bahasa Prancis]] untuk"[[Terbang]] dan merupakan kode untuk [[pesawat terbang]]. Sehingga arti dari CV adalah '''Kapal penjelajah pembawa pesawat'''. Karena dahulu saat [[USS Langley (CV-1)]] pertama keluar, [[Amerika Serikat]] sebagai pemegang hak paten atas klasifikasi model ini, mengkategorikan kapal induk sebagai turunan dari kapal penjelajah.
"CV" merupakan kode untuk kapal induk. Tetapi sering kali orang mengira kalau sejak awal, CV adalah kependekan dari "Carrier Vessel" yakni "Kapal pengangkut (pesawat)".

Namun, "C" artinya "Cruiser" alias [[kapal penjelajah]]. Sedangkan "V" adalah "Voler" [[bahasa Prancis]] untuk "[[Terbang]]" dan merupakan kode untuk [[pesawat terbang]].
Sehingga arti sebenarnya "CV" itu adalah '''Kapal penjelajah pembawa pesawat'''. Karena dahulu saat [[USS Langley (CV-1)]] pertama keluar, [[Amerika Serikat]] sebagai pemegang "hak paten" atas klasifikasi model begini, memang mengategorikan kapal induk sebagai turunan dari kapal penjelajah.


Namun, setelah reklasifikasi paska [[Traktat Angkatan Laut Washington]], kapal induk akhirnya dipisah jenisnya dari kapal penjelajah alias berdiri sendiri. Sehingga, definisi CV yang dipakai sampai sekarang adalah kapal pembawa pesawat ("Carrier Vessel"), tidak lagi ada sangkut-paut dengan kapal penjelajah.
Namun setelah reklasifikasi paska [[Traktat Angkatan Laut Washington]], kapal induk akhirnya dipisah jenisnya dari kapal penjelajah dan berdiri sendiri. Sehingga,definisi CV yang dipakai sampai sekarang adalah kapal pembawa pesawat atau ''Carrier Vessel'', tidak lagi ada sangkut-paut dengan kapal penjelajah.


== Deskripsi ==
== Deskripsi ==
Baris 46: Baris 45:
* ''[[Short Take-Off and Vertical Landing|Short take-off vertical-landing]]'' ('''STOVL'''): Pesawat melakukan lepas landas dengan menggunakan daya dorong, yang dikombinasikan dengan landasan pacu "ski-jump". Penggunaan STOVL memungkinkan pesawat membawa muatan yang lebih besar dibandingkan menggunakan VTOL, dan hanya membutuhkan landasan pacu yang pendek. Contohnya adalah [[Hawker Siddeley Harrier]] dan [[BAE Sea Harrier|BAe Sea Harrier]]. Meskipun secara teknis pesawat VTOL adalah pesawat STOVL secara operasional, karena bobot ekstra yang dibawa saat lepas landas untuk bahan bakar dan persenjataan. Hal yang sama berlaku untuk [[Lockheed Martin F-35 Lightning II|Lockheed F-35B Lightning II]], yang mendemonstrasikan kemampuan VTOL dalam uji penerbangan, tetapi secara operasional STOVL.
* ''[[Short Take-Off and Vertical Landing|Short take-off vertical-landing]]'' ('''STOVL'''): Pesawat melakukan lepas landas dengan menggunakan daya dorong, yang dikombinasikan dengan landasan pacu "ski-jump". Penggunaan STOVL memungkinkan pesawat membawa muatan yang lebih besar dibandingkan menggunakan VTOL, dan hanya membutuhkan landasan pacu yang pendek. Contohnya adalah [[Hawker Siddeley Harrier]] dan [[BAE Sea Harrier|BAe Sea Harrier]]. Meskipun secara teknis pesawat VTOL adalah pesawat STOVL secara operasional, karena bobot ekstra yang dibawa saat lepas landas untuk bahan bakar dan persenjataan. Hal yang sama berlaku untuk [[Lockheed Martin F-35 Lightning II|Lockheed F-35B Lightning II]], yang mendemonstrasikan kemampuan VTOL dalam uji penerbangan, tetapi secara operasional STOVL.
* ''[[Lepas landas dan mendarat vertikal|Vertical take-off and landing]]'' ('''VTOL'''): Beberapa pesawat secara khusus dirancang untuk tujuan menggunakan tingkat gaya dorong yang sangat tinggi (misalnya jika rasio dorong terhadap gaya berat lebih besar dari 1, ia dapat melakukan lepas landas secara vertikal), tetapi biasanya lebih lambat dari pesawat yang didorong secara konvensional karena bobot tambahan dari sistem terkait.
* ''[[Lepas landas dan mendarat vertikal|Vertical take-off and landing]]'' ('''VTOL'''): Beberapa pesawat secara khusus dirancang untuk tujuan menggunakan tingkat gaya dorong yang sangat tinggi (misalnya jika rasio dorong terhadap gaya berat lebih besar dari 1, ia dapat melakukan lepas landas secara vertikal), tetapi biasanya lebih lambat dari pesawat yang didorong secara konvensional karena bobot tambahan dari sistem terkait.
[[Berkas:Maiden landing of MiG-29K onboard Vikrant (R11).webm|jmpl|MiG-29K mendarat di kapal induk dengan pemulihan oleh [[kabel penahan]] (Video).]]

[[Berkas:F-18 - A 3-wire landing.ogv|jmpl|F-18 mendarat di kapal induk dengan pemulihan oleh [[kabel penahan]] (Video).]]Pesawat non-VTOL atau konvensional tidak dapat memperlambat lajunya dengan sendirinya, dan hampir semua kapal induk yang membawanya harus memiliki sistem pemulihan yang ditangkap (CATOBAR atau STOBAR) untuk memulihkan pesawat mereka. Pesawat yang mendarat mengeluarkan [[kait pendaratan]] (''tailhook'') yang akan disangkutkan ke [[kabel penahan]] (''arresting gear'') yang direntangkan melintasi geladak untuk dapat berhenti dalam jarak yang dekat.
Pesawat non-VTOL atau konvensional tidak dapat memperlambat lajunya dengan sendirinya, dan hampir semua kapal induk yang membawanya harus memiliki sistem pemulihan yang ditangkap (CATOBAR atau STOBAR) untuk memulihkan pesawat mereka. Pesawat yang mendarat mengeluarkan [[kait pendaratan]] (''tailhook'') yang akan disangkutkan ke [[kabel penahan]] (''arresting gear'') yang direntangkan melintasi geladak untuk dapat berhenti dalam jarak yang dekat.


=== Dari ukuran ===
=== Dari ukuran ===
Baris 127: Baris 126:
== Album ==
== Album ==


<center><gallery caption="Pesawat Tempur dan Kapal induk" widths="180px" heights="120px" perrow="4">
<center><gallery widths="180" heights="120" perrow="4" caption="Pesawat Tempur dan Kapal induk">
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-046 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, launches off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-046 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, launches off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-5637H-052 An F-A-18F Super Hornet launches from the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-5637H-052 An F-A-18F Super Hornet launches from the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-024 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, prepares to launch off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-024 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, prepares to launch off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-022 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, prepares to launch off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-6567V-022 An F-A-18F Super Hornet from the Diamondbacks of Strike Fighter Squadron (VFA) 102, prepares to launch off the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:Marina Militare AV-8B Harrier II.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-1644H-357 An F-A-18C Hornet from the Royal Maces of Strike Fighter Squadron (VFA) 27 launches from the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:Sukhoi Su-33 launching from the Admiral Kuznetsov.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-1644H-329 An F-A-18C Hornet from the Golden Dragons of Strike Fighter Squadron (VFA) 192 launches from the aircraft carrier USS George Washington.jpg
Berkas:Mig-29K takeofff from INS Vikrant.jpg
Berkas:McDonnell Douglas EAV-8B+ Harrier II (VA.1B-27 01-917) de la 9ª Escuadrilla de la Flotilla de Aeronaves en la rampa de despegue del L-61 (34292836963).jpg
Berkas:US Navy 050104-N-4336M-077 A C-2A Greyhound comes-in for an arrested landing aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72) after providing humanitarian relief to the Tsunami-stricken coastal regions of Indonesia.jpg
Berkas:US Navy 050104-N-4336M-077 A C-2A Greyhound comes-in for an arrested landing aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72) after providing humanitarian relief to the Tsunami-stricken coastal regions of Indonesia.jpg
Berkas:US Navy 050104-N-4336M-114 A HH-60H Seahawk helicopter returns to USS Abraham Lincoln (CVN 72) from Sumatra, Indonesia after performing a humanitarian relief mission.jpg
Berkas:US Navy 050104-N-4336M-114 A HH-60H Seahawk helicopter returns to USS Abraham Lincoln (CVN 72) from Sumatra, Indonesia after performing a humanitarian relief mission.jpg
Baris 144: Baris 145:
Berkas:US Navy 050112-N-0057P-026 An Aviation Boatswain's Mate gives the signal to apply tension to one of four steam-powered catapults during flight operations aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050112-N-0057P-026 An Aviation Boatswain's Mate gives the signal to apply tension to one of four steam-powered catapults during flight operations aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050112-N-0057P-075 Flight deck Personnel make quick adjustments to the number three arresting wire on the flight deck aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050112-N-0057P-075 Flight deck Personnel make quick adjustments to the number three arresting wire on the flight deck aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050102-N-6817C-117 A Landing Signals Enlisted directs an SH-60B Seahawk assigned to the Saberhawks of Helicopter Anti-Submarine Light Squadron Four Seven (HSL-47) aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lin.jpg
Berkas:US Navy 050122-N-6817C-024 Aviation Machinist's Mate 3rd Class Valdez of Corpus Christi, Texas, gathers his communications cord prior to lift off from the flight deck aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln.jpg
Berkas:US Navy 050122-N-6817C-024 Aviation Machinist's Mate 3rd Class Valdez of Corpus Christi, Texas, gathers his communications cord prior to lift off from the flight deck aboard the Nimitz-class aircraft carrier USS Abraham Lincoln.jpg
Berkas:US Navy 050120-N-0499M-015 Crash and Salvage crewman watch as an F-A-18C Hornet and a F-A-18F Super Hornet are simultaneously launched.jpg
Berkas:US Navy 050104-N-1229B-019 An SH-60B Seahawk helicopter waits to take-off as a C-2A Greyhound lands carrying mail and military personnel aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050104-N-1229B-019 An SH-60B Seahawk helicopter waits to take-off as a C-2A Greyhound lands carrying mail and military personnel aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-1229B-116 A C-2A Greyhound, assigned to the Providers of Fleet Logistics Support Squadron Three Zero (VRC-30).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-1229B-116 A C-2A Greyhound, assigned to the Providers of Fleet Logistics Support Squadron Three Zero (VRC-30).jpg
Baris 152: Baris 151:
Berkas:C-2 Roll-On zum Katapult.jpg
Berkas:C-2 Roll-On zum Katapult.jpg
Berkas:US Navy 050105-N-6817C-072 A Landing Signals Enlisted directs an SH-60F Seahawk to a safe landing aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-6817C-072 A Landing Signals Enlisted directs an SH-60F Seahawk to a safe landing aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:200915-N-GN815-1074 - Flight operations.jpg
Berkas:US Navy 050105-N-6817C-053 A Landing Signals Enlisted directs an SH-60B Seahawk assigned to the ^ldquo,Saberhawks^rdquo, of Helicopter Anti-Submarine Squadron Light Four Seven (HSL-47) aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-1229B-211 Two SH-60B Seahawks, assigned to the Saberhawks of Helicopter Anti-Submarine Squadron Light Four Seven (HSL-47), refuel on the flight deck aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-1229B-211 Two SH-60B Seahawks, assigned to the Saberhawks of Helicopter Anti-Submarine Squadron Light Four Seven (HSL-47), refuel on the flight deck aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-6817C-052 Journalist Diane Sawyer walks with Commander, Carrier Strike Group Nine (CSG 9), Rear Adm. Doug Crowder, on the flight deck aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:US Navy 050105-N-6817C-052 Journalist Diane Sawyer walks with Commander, Carrier Strike Group Nine (CSG 9), Rear Adm. Doug Crowder, on the flight deck aboard USS Abraham Lincoln (CVN 72).jpg
Berkas:Singapore Super Puma lands on USS Inchon (MCS-12) 2001.jpeg
Berkas:Singapore Super Puma lands on USS Inchon (MCS-12) 2001.jpeg
Berkas:Republic of Singapore Air Force Eurocopter AS332 Super Puma on the USS Rushmore during CARAT 2001 - 20010720.jpg
Berkas:Republic of Singapore Air Force Eurocopter AS332 Super Puma on the USS Rushmore during CARAT 2001 - 20010720.jpg
File:Mig-29K takeofff from INS Vikrant.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-7047S-093 The aircraft carrier USS George Washington (CVN 73) transits Manado Bay during the Indonesia International Fleet Review, which commemorates the 64th anniversary of Indonesian independence.jpg
Berkas:US Navy 090819-N-7047S-093 The aircraft carrier USS George Washington (CVN 73) transits Manado Bay during the Indonesia International Fleet Review, which commemorates the 64th anniversary of Indonesian independence.jpg
Berkas:A PLAN Shenyang J-15 carrier-based fighter aircraft is taking off from Chinese aircraft carrier PLANS Liaoning (CV-16) 20220505 - 2.jpg|J-15 di atas Liaoning
File:F-18C VFA-147 over USS Nimitz (CVN-68) 1996.JPEG|F-18C VFA-147 di atas USS Nimitz (CVN-68)
File:US Navy 101020-N-1261P-023 An F-A-18C Hornet assigned to the Blue Blasters of Strike Fighter Squadron (VFA) 34 launches from the aircraft carrier U.jpg|F/A-18C Hornet diluncurkan dari kapal induk USS Abraham Lincoln (CVN 72).
Berkas:US Navy 101020-N-1261P-023 An F-A-18C Hornet assigned to the Blue Blasters of Strike Fighter Squadron (VFA) 34 launches from the aircraft carrier U.jpg|F/A-18C Hornet diluncurkan dari kapal induk USS Abraham Lincoln (CVN 72).
File:US Navy 040720-N-5253L-006 An F-A-18F Super Hornet assigned to Strike Fighter Squadron One Zero Two (VFA-102) lands on the flight deck of USS Kitty Hawk during flight operations.jpg|F/A-18F Super Hornet mendarat di USS Kitty Hawk
Berkas:US Navy 040720-N-5253L-006 An F-A-18F Super Hornet assigned to Strike Fighter Squadron One Zero Two (VFA-102) lands on the flight deck of USS Kitty Hawk during flight operations.jpg|F/A-18F Super Hornet mendarat di USS Kitty Hawk
File:Charles De Gaulle PascalSubtil 3.jpg|Pesawat Dassault Rafale di atas kapal induk Charles de Gaulle.
Berkas:Charles De Gaulle PascalSubtil 3.jpg|Pesawat Dassault Rafale di atas kapal induk Charles de Gaulle.
File:Charles De Gaulle PascalSubtil 7.jpg|Pesawat Dassault Rafale.
Berkas:Charles De Gaulle PascalSubtil 7.jpg|Pesawat Dassault Rafale.
File:CdG-photo173.jpg|Pesawat Super Etendart di atas kapal induk Charles de Gaulle.
Berkas:CdG-photo173.jpg|Pesawat Super Etendart di atas kapal induk Charles de Gaulle.
File:Su27K (Su33) DD-SD-99-06153.jpg
Berkas:Su27K (Su33) DD-SD-99-06153.jpg
File:Sukhoi Su-33 on Admiral Kuznetsov-1.jpg|Sukhoi Su-33 di kapal induk Admiral Kuznetsov
Berkas:Sukhoi Su-33 on Admiral Kuznetsov-1.jpg|Sukhoi Su-33 di kapal induk Admiral Kuznetsov
File:Sukhoi Su-33 on Admiral Kuznetsov-2.jpg|Sukhoi Su-33 di kapal induk Admiral Kuznetsov
Berkas:Sukhoi Su-33 on Admiral Kuznetsov-2.jpg|Sukhoi Su-33 di kapal induk Admiral Kuznetsov
File:Argentine Navy Dassault Super Etendard jet on USS Ronald Reagan.jpg
Berkas:Argentine Navy Dassault Super Etendard jet on USS Ronald Reagan.jpg
Berkas:A-6E Intruder takes up position to launch aboard USS Enterprise.jpg
File:McDonnell Douglas EAV-8B+ Harrier II (VA.1B-27 01-917) de la 9ª Escuadrilla de la Flotilla de Aeronaves en la rampa de despegue del L-61 (34292836963).jpg
Berkas:CH-46 2.jpg
File:A-6E Intruder takes up position to launch aboard USS Enterprise.jpg
Berkas:FD SH-60F HS-14 CV-63 30May2008.jpg
File:CH-46 2.jpg
Berkas:Defense.gov News Photo 110809-N-ZZ999-009 - Sailors assigned to Helicopter Anti-Submarine Squadron 4 perform maintenance on MH-60S Sea Hawk helicopters aboard the aircraft carrier USS Ronald.jpg|Helikopter MH-60S Sea Hawk di atas geladak kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76).
File:FD SH-60F HS-14 CV-63 30May2008.jpg
Berkas:US Navy 120207-N-KB563-079 An AV-8B Harrier approaches the flight deck of the amphibious assault ship USS Peleliu (LHA 5) during flight operations.jpg|AV-8B Harrier akan mendarat di flight deck pada kapal USS Peleliu (LHA 5).
File:Defense.gov News Photo 110809-N-ZZ999-009 - Sailors assigned to Helicopter Anti-Submarine Squadron 4 perform maintenance on MH-60S Sea Hawk helicopters aboard the aircraft carrier USS Ronald.jpg|Helikopter MH-60S Sea Hawk di atas geladak kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76).
File:US Navy 120207-N-KB563-079 An AV-8B Harrier approaches the flight deck of the amphibious assault ship USS Peleliu (LHA 5) during flight operations.jpg|AV-8B Harrier akan mendarat di flight deck pada kapal USS Peleliu (LHA 5).
Berkas:US Navy 031117-N-0442T-518 A U.S. Marine Crops MV-22 Osprey lands aboard the amphibious assault ship USS Bataan (LHD 5).jpg|MV-22 Osprey Korp Marinir A S mendarat di kapal USS Bataan (LHD 5).
Berkas:F-4 Phantom catches wire on USS Midway (CV-41).jpg|McDonnell Douglas F-4S Phantom II AL A S membuat pendaratan di kapal induk USS Midway (CV-41)
File:US Navy 031117-N-0442T-518 A U.S. Marine Crops MV-22 Osprey lands aboard the amphibious assault ship USS Bataan (LHD 5).jpg|MV-22 Osprey Korp Marinir A S mendarat di kapal USS Bataan (LHD 5).
File:F-4 Phantom catches wire on USS Midway (CV-41).jpg|McDonnell Douglas F-4S Phantom II AL A S membuat pendaratan di kapal induk USS Midway (CV-41)
Berkas:AV-8B Harrier on the flight deck of USS Peleliu.jpg|Pesawat AV-8B Harrier Di dek kapal induk USS Peleliu (LHA 5)
Berkas:Super-Etendard 2.jpg|Dassault-Breguet Super Etendard di atas kapal induk Prancis Clémenceau.
File:AV-8B Harrier on the flight deck of USS Peleliu.jpg|Pesawat AV-8B Harrier Di dek kapal induk USS Peleliu (LHA 5)
Berkas:Return to mother DN-SC-90-09018.jpg|Pesawat F-14A Tomcat, dengan tail hook, akan ke arah kapal induk USS JOHN F. KENNEDY (CV 67).
File:Super-Etendard 2.jpg|Dassault-Breguet Super Etendard di atas kapal induk Prancis Clémenceau.
File:Return to mother DN-SC-90-09018.jpg|Pesawat F-14A Tomcat, dengan tail hook, akan ke arah kapal induk USS JOHN F. KENNEDY (CV 67).
Berkas:A-7E VA-93 landing aboard USS Midway (CV-41) in 1983.JPEG|A-7E-16-CV Corsair II di kapal induk USS Midway (CV-41).
File:A-7E VA-93 landing aboard USS Midway (CV-41) in 1983.JPEG|A-7E-16-CV Corsair II di kapal induk USS Midway (CV-41).
Berkas:F-A-18F Super Hornet landing on carrier.jpg|F/A-18F Super Hornet mendarat di kapal induk USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69).
File:F-A-18F Super Hornet landing on carrier.jpg|F/A-18F Super Hornet mendarat di kapal induk USS Dwight D. Eisenhower (CVN 69).
Berkas:Fa18 hook.jpg|F/A-18E Super Hornet mendarat di kapal USS Ronald Reagan (CVN 76)
Berkas:US Navy 060615-N-9723W-038 An F-A-18C Hornet assigned to the Blue Diamonds of Strike Fighter Squadron One Four Six (VFA-146), prepares an arrested landing.jpg|F/A-18C Hornet mendarat dio kapal USS John C. Stennis (CVN 74).
File:Fa18 hook.jpg|F/A-18E Super Hornet mendarat di kapal USS Ronald Reagan (CVN 76)
File:US Navy 060615-N-9723W-038 An F-A-18C Hornet assigned to the Blue Diamonds of Strike Fighter Squadron One Four Six (VFA-146), prepares an arrested landing.jpg|F/A-18C Hornet mendarat dio kapal USS John C. Stennis (CVN 74).
Berkas:A-6E VA-196 making barrier landing on USS Enterprise (CVN-65) 1978.jpg|Grumman A-6E Intruder mendarat di kapal USS Enterprise (CVN-65).
Berkas:US Navy 040714-N-4308O-011 An F-A-18 Hornet assigned to the Silver Eagles of Fighter-Attack Squadron One One Five (VMFA-115) catches the arresting gear wire aboard USS Harry S. Truman (CVN 75) as it returns from a mission.jpg|F/A-18 Hornet mendarat di kapal USS Harry S. Truman (CVN 75)
File:A-6E VA-196 making barrier landing on USS Enterprise (CVN-65) 1978.jpg|Grumman A-6E Intruder mendarat di kapal USS Enterprise (CVN-65).
Berkas:F-18 release.jpg|F-18 diluncurkan dari kapal USS Abraham Lincoln (CVN-72)
File:US Navy 040714-N-4308O-011 An F-A-18 Hornet assigned to the Silver Eagles of Fighter-Attack Squadron One One Five (VMFA-115) catches the arresting gear wire aboard USS Harry S. Truman (CVN 75) as it returns from a mission.jpg|F/A-18 Hornet mendarat di kapal USS Harry S. Truman (CVN 75)
Berkas:US Navy 021209-N-6895M-503 plane director guides an F-A-18 into position on the ship^rsquo,s flight deck.jpg|Di atas kapal USS Theodore Roosevelt (CVN 71)
File:F-18 release.jpg|F-18 diluncurkan dari kapal USS Abraham Lincoln (CVN-72)
Berkas:US Navy 040326-N-1082Z-077 An AS 565 Panther helicopter assigned to France's nuclear-powered aircraft carrier, Charles de Gaulle, lands aboard USS George Washington (CVN 73).jpg|Pesawat AL Perancis AS 565 di kapal USS George Washington (CVN 73).
File:US Navy 021209-N-6895M-503 plane director guides an F-A-18 into position on the ship^rsquo,s flight deck.jpg|Di atas kapal USS Theodore Roosevelt (CVN 71)
Berkas:US Navy 070410-N-2659P-069 The Dauphin 35F from the French nuclear-powered aircraft carrier FNS Charles De Gaulle (R 91) takes off from the flight deck of the Nimitz-class aircraft carrier USS John C. Stennis (CVN 74).jpg
File:Hornet catapult.jpg
Berkas:US Navy 030327-N-4308O-033 The Air Boss observes flight operations from primary flight deck control.jpg|Di atas kapal USS Harry S. Truman (CVN 75).
File:US Navy 040617-N-9319H-762 An Argentine Navy Dassault Super Etendard jet aircraft comes in for a ^ldquo,touch and go^rdquo, landing on the flight deck of the Nimitz-class aircraft carrier USS Ronald Reagan (CVN 76).jpg|Pesawat AL Argentina Dassault Super Etendard di kapal USS Ronald Reagan (CVN 76).
Berkas:Yakovlev Yak-38 in 1986 (2).JPEG|Pesawat Yak-36 Forger (Як-38) di kapl induk Sovyet KIEV (Киев) (CVHG).
File:US Navy 030327-N-4308O-033 The Air Boss observes flight operations from primary flight deck control.jpg|Di atas kapal USS Harry S. Truman (CVN 75).
Berkas:Yak-38 on the aircraft carrier KIEV.JPEG
File:Yakovlev Yak-38 in 1986 (2).JPEG|Pesawat Yak-36 Forger (Як-38) di kapl induk Sovyet KIEV (Киев) (CVHG).
Berkas:Kiev-class 1982 DN-ST-82-11308r.jpg|Kapal induk Sovyet Kiev-class
File:Yak-38 on the aircraft carrier KIEV.JPEG
Berkas:RIAN archive 477421 Yak-38P fighter aircraft.jpg|“Pesawat tempur Yak-38” «Истребитель Як-38» di kapal induk Novorossiisk
File:Kiev-class 1982 DN-ST-82-11308r.jpg|Kapal induk Sovyet Kiev-class
Berkas:Aircraft carrier "Minsk" in 1986 (3).jpeg|Helikopter Ka-25 Hormone di kapal induk Sovyet MINSK «Минск» (CVHG).
File:RIAN archive 477421 Yak-38P fighter aircraft.jpg|“Pesawat tempur Yak-38” «Истребитель Як-38» di kapal induk Novorossiisk
File:Aircraft carrier "Minsk" in 1986 (3).jpeg| Helikopter Ka-25 Hormone di kapal induk Sovyet MINSK «Минск» (CVHG).
Berkas:F-111B CVA-43 approach July1968.jpg|General Dynamics F-111B di kapal induk USS Coral Sea (CVA-43)
Berkas:Merlin Mk2s arriving on HMS Queen Elizabeth ahead of CSG21.jpg|Helikopter di kapal induk HMS Queen Elizabeth
File:F-111B CVA-43 approach July1968.jpg|General Dynamics F-111B di kapal induk USS Coral Sea (CVA-43)
File:Merlin Mk2s arriving on HMS Queen Elizabeth ahead of CSG21.jpg|Helikopter di kapal induk HMS Queen Elizabeth
Berkas:Kamov Ka-31 of Indian Navy onboard INS Vikramaditya.jpg|Ka-31 di atas kapal induk.
File:US Navy 030315-N-9593M-011 A plane captain conducts a daily inspection of his F-14D Tomcat.jpg|F-14D Tomcat di atas kapal induk.
Berkas:US Navy 030413-N-0295M-004 Hanger Deck Crew move a F-14D Tomcat onto one of four aircraft elevators aboard USS Constellation (CV 64).jpg|F-14D Tomcat di atas kapal USS Constellation (CV 64).
File:US Navy 030413-N-0295M-004 Hanger Deck Crew move a F-14D Tomcat onto one of four aircraft elevators aboard USS Constellation (CV 64).jpg|F-14D Tomcat di atas kapal USS Constellation (CV 64).
Berkas:US Navy 051007-N-7241L-002 F-14D Tomcats, assigned to the Tomcatters of Fighter Squadron Three One (VF-31), left, and the ^ldquo,Blacklions.jpg|F-14D Tomcats di kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN 71).
Berkas:IAC-1 Vikrant out in the sea during its maiden sea trials (cropped).jpg
File:US Navy 051007-N-7241L-002 F-14D Tomcats, assigned to the Tomcatters of Fighter Squadron Three One (VF-31), left, and the ^ldquo,Blacklions.jpg|F-14D Tomcats di kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN 71).
Berkas:Type 002 aircraft carrier of People's Liberation Army Navy (cropped).jpg

File:USS Harry S. Truman (CVN-75) flight deck.jpg
Berkas:USS Harry S. Truman (CVN-75) flight deck.jpg
File:USS Theodore Roosevelt (CVN-71) Sea Sparrow.jpg
Berkas:USS Theodore Roosevelt (CVN-71) Sea Sparrow.jpg
File:USS Nimitz in Victoria Canada 036.jpg
Berkas:USS Nimitz in Victoria Canada 036.jpg
File:USS Enterprise FS Charles de Gaulle.jpg
Berkas:French aircraft carrier Charles de Gaulle (R91) underway on 24 April 2019 (190424-M-BP588-1005).jpg
Berkas:Spanish ship Juan Carlos I entering Ferrol.jpg
File:Enterprise Cruising.JPG
Berkas:Italian aircraft carrier Cavour.jpg

File:USS Enterprise (CVAN-65), USS Long Beach (CGN-9) and USS Bainbridge (DLGN-25) underway in the Mediterranean Sea during Operation Sea Orbit, in 1964.jpg
Berkas:USS Enterprise (CVAN-65), USS Long Beach (CGN-9) and USS Bainbridge (DLGN-25) underway in the Mediterranean Sea during Operation Sea Orbit, in 1964.jpg
File:USS Enterprise (CVN-65).jpg
Berkas:USS Enterprise (CVN-65).jpg
File:HMS Invincible (R05).jpg
Berkas:HMS Invincible (R05).jpg
File:HMS Invincible (R05) undergoing overhaul and modernization.jpg
Berkas:HMS Invincible (R05) undergoing overhaul and modernization.jpg
File:USS John C. Stennis (CVN-74) & HMS Illustrious (R 06).jpg
Berkas:USS John C. Stennis (CVN-74) & HMS Illustrious (R 06).jpg
File:HMS Invincible 1991 DN-ST-92-01125s.jpg
Berkas:HMS Invincible (R05) Norfolk.jpg
Berkas:Chakri Naruebet 2001.JPEG
File:HMS Invincible (R05) Norfolk.jpg
Berkas:SNS Principe de Asturias (R11) during Dragon Hammer 92.jpg
File:Chakri Naruebet 2001.JPEG
Berkas:Кузнецов на рейде.jpg
File:SNS Principe de Asturias (R11) during Dragon Hammer 92.jpg
Berkas:Aircraft carrier Admiral Kuznetsov (in dock).jpg
File:Кузнецов на рейде.jpg
File:Aircraft carrier Admiral Kuznetsov (in dock).jpg
Berkas:USS Deyo with Admiral Kuznetsov.jpg
Berkas:Configuration TAVKR SSSR Kuznětsov.svg
File:USS Deyo with Admiral Kuznetsov.jpg
Berkas:Kusnzov2.jpg
File:Russian aircraft carrier Kuznetsov.jpg.jpg
Berkas:Cavour (550).jpg
File:Configuration TAVKR SSSR Kuznětsov.svg
Berkas:Giuseppe Garibaldi (551) underway in the Atlantic Ocean.jpg
File:Kusnzov2.jpg
Berkas:USS Harry S. Truman (CVN-75) with the Italian aircraft carrier ITS Giuseppe Garibaldi (C-551).jpg
File:JMSDF DDH 181 Hyuga.jpg
Berkas:Malabar 07-2 exercise.jpg
File:Helicopter carrier Hyūga (16DDH).jpg
Berkas:LHD Trieste - Ivan Guida.jpg
File:Cavour (550).jpg
Berkas:US Navy 070907-N-8591H-194 F-A-18F Super Hornet Strike Fighter Squadron 102, F-A-18E Super Hornet Strike Fighter Squadron 27, Indian Navy Sea Harriers, Indian Air Force Jaguars over INS Viraat (R 22), Malabar 07-2.jpg
File:Giuseppe Garibaldi (551) underway in the Atlantic Ocean.jpg
Berkas:INS Viraat (R22) Malabar 07.jpg
File:USS Harry S. Truman (CVN-75) with the Italian aircraft carrier ITS Giuseppe Garibaldi (C-551).jpg
File:Indian Navy ships.jpg
Berkas:FS CdG Optics.jpg
File:Malabar 07-2 exercise.jpg
Berkas:FS CDG aster.jpg
Berkas:CdG-photo116.jpg
File:INS Viraat sail Malabar 07.jpg
Berkas:Principe-de-Asturias Wasp Forrestal Invincible 1991 DN-ST-92-01129s.jpg
File:INS Viraat Malabar 07.jpg
Berkas:Sailors man the rails of the aircraft carrier USS Gerald R. Ford (CVN 78) during its commissioning ceremony (35702679750).jpg
File:Viraat.jpg
File:INS Viraat.jpg
File:US Navy 070907-N-8591H-194 F-A-18F Super Hornet Strike Fighter Squadron 102, F-A-18E Super Hornet Strike Fighter Squadron 27, Indian Navy Sea Harriers, Indian Air Force Jaguars over INS Viraat (R 22), Malabar 07-2.jpg
File:INS Viraat (R22) Malabar 07.jpg
File:FS CdG Optics.jpg
File:FS CDG aster.jpg
File:CdG-photo116.jpg
File:Fleet 5 nations.jpg
File:Gaule96.jpg
File:Aircraft carrier Sao Paulo in Rio 12-2007.jpg
File:Brazilian aircraft carrier NAe Sao Paulo (A12) and USS Ronald Reagan (CVN-76) underway on 8 June 2004 (040608-N-1281L-009).jpg
File:Sao Paulo carrier.jpg
File:Principe-de-Asturias Wasp Forrestal Invincible 1991 DN-ST-92-01129s.jpg
File:HMS Illustrious01.jpg
File:USS Tripoli LPH10 a.jpg
File:Sao Paulo carrier.jpg
File:USS Harry S Truman (CVN-75) Flight Deck.JPG
File:HMS Invincible (R05) Norfolk.jpg
File:CHAKRI NARUEBET Kitty Hawk.JPEG

File:CVN-78 Artist Image.jpg
[...]
</gallery></center>
</gallery></center>



Revisi terkini sejak 29 Mei 2024 06.49

Empat kapal induk, Principe de Asturias, USS Wasp, USS Forrestal and HMS Invincible (depan ke belakang).
Perbandingan beberapa kapal induk.

Kapal induk (bahasa Inggris: aircraft carrier) adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah banyak. Tugas utamanya adalah memindahkan kekuatan udara ke dalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi-operasi angkatan laut sekaligus sebagai pusat komando operasi dan kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan. Sebagai kapal yang membawa pesawat. kapal induk memiliki fleksibilitas tempur yang lebih tinggi dibanding jenis kapal perang lain. Selain kegunaan tempur, kapal induk juga memiliki fungsi lain seperti pengintaian, superioritas udara, atau memberikan bantuan.

Saat Tsunami Aceh tahun 2004, Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan 1 kapal induknya yaitu USS Abraham Lincoln guna memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban, mencari orang-orang hilang, dan mengangkut jenazah-jenazah korban.

Per Februari 2023, terdapat 47 kapal induk aktif di seluruh dunia yang dioperasikan oleh 14 angkatan laut. Angkatan Laut Amerika Serikat memiliki 11 kapal induk besar bertenaga nuklir — masing-masing membawa sekitar 80 pesawat tempur — dan merupakan kapal induk terbesar di dunia.[1] Selain armada kapal induk, Angkatan Laut AS memiliki sembilan kapal serbu amfibi yang digunakan terutama untuk helikopter, meskipun masing-masing kapal ini juga membawa hingga 20 jet tempur vertikal atau lepas landas dan pendaratan pendek (V/STOL), dan ukurannya serupa dengan kapal induk armada berukuran sedang. Britania Raya, India, dan Tiongkok masing-masing mengoperasikan dua kapal induk. Prancis dan Rusia masing-masing mengoperasikan satu kapal induk dengan kapasitas 30 hingga 60 pesawat tempur. Italia mengoperasikan dua kapal induk V/STOL ringan dan Spanyol mengoperasikan satu kapal serbu pembawa pesawat V/STOL. Kapal induk helikopter dioperasikan oleh Jepang (4, dua di antaranya sedang dikonversi untuk dapat mengoperasikan pesawat tempur V/STOL), Prancis (3), Australia (2), Mesir (2), Korea Selatan (2), Tiongkok (3), Thailand (1) dan Brasil (1). Beberapa negara yang merencanakan atau tengah membangun kapal induk di masa depan adalah Tiongkok, Prancis, India, Rusia, Korea Selatan, Turki, dan AS.

Sejarah kapal induk

[sunting | sunting sumber]

Kapal induk pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Britania Raya. Sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.

Pesawat-pesawat Jepang di atas kapal induk Shokaku bersiap-siap menyerang Pearl Harbor.

Angkatan Laut Kekaisaran Jepang (Kaigun) adalah yang pertamakali menggunakan kapal induk secara efektif pada awal Perang Dunia II. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Prancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Prancis dan Jerman membuat Jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Saat mulainya Perang Pasifik, Jepang memiliki 6 kapal induk yaitu Akagi, Kaga, Soryu, Hiryu, Shokaku, dan Zuikaku, dan 2 kapal induk ringan yaitu Hosho dan Ryujo. Jepang kehilangan 4 kapal induknya pada Pertempuran Midway, yaitu Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu. Sejak saat itu, ofensif-ofensif Jepang menggunakan kapal induk sudah dihentikan dan menjadi tidak berarti lagi.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]
Sebuah F-14D Tomcat bersiap untuk diluncurkan dari kapal induk tenaga nuklir USS John C. Stennis.

"CV" merupakan kode untuk kapal induk. Umumnya CV dikenal sebagai Carrier Vessel atau Kapal pengangkut (pesawat), CV merupakan singkatan dari C berarti Cruiser alias kapal penjelajah. Sedangkan V berarti Voler merupakan bahasa Prancis untuk"Terbang dan merupakan kode untuk pesawat terbang. Sehingga arti dari CV adalah Kapal penjelajah pembawa pesawat. Karena dahulu saat USS Langley (CV-1) pertama keluar, Amerika Serikat sebagai pemegang hak paten atas klasifikasi model ini, mengkategorikan kapal induk sebagai turunan dari kapal penjelajah.

Namun setelah reklasifikasi paska Traktat Angkatan Laut Washington, kapal induk akhirnya dipisah jenisnya dari kapal penjelajah dan berdiri sendiri. Sehingga,definisi CV yang dipakai sampai sekarang adalah kapal pembawa pesawat atau Carrier Vessel, tidak lagi ada sangkut-paut dengan kapal penjelajah.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Jenis-jenis kapal induk

[sunting | sunting sumber]

Dari segi propulsi

[sunting | sunting sumber]
Reaktor air bertekanan untuk kapal. Reaktor ini menggunakan air laut sebagai kondenser pendingin reaktor.

Dari segi bahan bakar terdapat dua jenis kapal induk yakni:

  • Kapal induk nuklir: kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat. Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise.
  • Kapal induk konvensional: kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga diesel contohnya adalah 25 de Mayo (Argentina), Giuseppe Garibaldi (Italia), RTN Chakkri Narruebet (Thailand). Untuk Armada Amerika Serikat biasanya digunakan kode CV dan pada saat ini jarang digunakan.

Teknis peluncuran pesawat

[sunting | sunting sumber]
F-18 lepas landas menggunakan katapel dari kapal induk (Video).
  • Catapult assisted take-off but arrested recovery (CATOBAR): Katapel bertenaga uap atau listrik dipasangkan ke pesawat, dan digunakan untuk memberikan pesawat akselerasi untuk mencapai kecepatan terbang yang aman. Pada akhir ketapel, pesawat sudah mengudara dan tenaga penggerak lebih lanjut disediakan oleh mesinnya sendiri. Ini adalah metode yang paling mahal karena membutuhkan mesin yang rumit untuk dipasang di bawah dek penerbangan, tetapi memungkinkan pesawat dengan muatan berat untuk lepas landas.
  • Short take-off but arrested recovery (STOBAR) bergantung pada peningkatan daya angkat pesawat. Pesawat tidak menggunakan katapel namun menggunakan ski-jump di ujung depan dek penerbangan untuk lepas landas, dikombinasikan dengan daya dorong dari pesawat. Sebagai alternatif, pengurangan bahan bakar dan muatan senjata memungkinkan sebuah pesawat dapat mencapai kecepatan terbang dan menghasilkan lebih banyak daya angkat tanpa ski-jump atau katapel.
  • Short take-off vertical-landing (STOVL): Pesawat melakukan lepas landas dengan menggunakan daya dorong, yang dikombinasikan dengan landasan pacu "ski-jump". Penggunaan STOVL memungkinkan pesawat membawa muatan yang lebih besar dibandingkan menggunakan VTOL, dan hanya membutuhkan landasan pacu yang pendek. Contohnya adalah Hawker Siddeley Harrier dan BAe Sea Harrier. Meskipun secara teknis pesawat VTOL adalah pesawat STOVL secara operasional, karena bobot ekstra yang dibawa saat lepas landas untuk bahan bakar dan persenjataan. Hal yang sama berlaku untuk Lockheed F-35B Lightning II, yang mendemonstrasikan kemampuan VTOL dalam uji penerbangan, tetapi secara operasional STOVL.
  • Vertical take-off and landing (VTOL): Beberapa pesawat secara khusus dirancang untuk tujuan menggunakan tingkat gaya dorong yang sangat tinggi (misalnya jika rasio dorong terhadap gaya berat lebih besar dari 1, ia dapat melakukan lepas landas secara vertikal), tetapi biasanya lebih lambat dari pesawat yang didorong secara konvensional karena bobot tambahan dari sistem terkait.
MiG-29K mendarat di kapal induk dengan pemulihan oleh kabel penahan (Video).

Pesawat non-VTOL atau konvensional tidak dapat memperlambat lajunya dengan sendirinya, dan hampir semua kapal induk yang membawanya harus memiliki sistem pemulihan yang ditangkap (CATOBAR atau STOBAR) untuk memulihkan pesawat mereka. Pesawat yang mendarat mengeluarkan kait pendaratan (tailhook) yang akan disangkutkan ke kabel penahan (arresting gear) yang direntangkan melintasi geladak untuk dapat berhenti dalam jarak yang dekat.

Dari ukuran

[sunting | sunting sumber]
  1. Kapal induk armada
  2. Kapal induk kawal

Bagian Kapal Induk

[sunting | sunting sumber]

Kapal induk dirancang untuk melakukan empat pekerjaan dasar:

  • Transportasi berbagai pesawat lintas negara
  • Peluncuran dan hangar pesawat
  • Berfungsi sebagai pusat komando mobile untuk operasi militer
  • Rumah bagi crew yang bertugas di kapal induk

Untuk mencapai tugas-tugas ini, Kapal Induk perlu menggabungkan unsur-unsur sebuah kapal, sebuah pangkalan angkatan udara, dan sebuah kota kecil. Yang antara lain diperlukan:

  • Sebuah dek penerbangan, permukaan yang datar di atas kapal di mana pesawat dapat lepas landas dan mendarat
  • Sebuah dek hangar, sebuah area di bawah dek untuk hangar pesawat saat tidak digunakan
  • Sebuah pulau, sebuah bangunan di atas dek penerbangan di mana petugas bisa langsung mengoperasikan kapal dan mengawasi penerbangan
  • Kamar untuk para crew untuk tinggal dan bekerja
  • Sebuah pembangkit listrik dan sistem penggerak untuk memindahkan pesawat/perahu dari titik ke titik dan untuk menghasilkan listrik bagi seluruh kapal
  • Berbagai sistem lain untuk menyediakan makanan, air, dan untuk menangani hal-hal yang mana disetiap negara sudah ada persetujuan, seperti limbah, sampah dan surat, serta radio carrier-based dan stasiun televisi dan surat kabar
  • Lambung, tubuh utama kapal induk, yang mengapung dalam air

Lambung kapal terbuat dari pelat baja yang sangat kuat dan berukuran sangat tebal, bertujuan untuk memberi perlindungan yang efektif terhadap risiko kebakaran dan kerusakan pertempuran, serta memberi perlindungan ekstra dari serangan torpedo, apabila torpedo musuh mengenai bagian bawah kapal dan menghancurkan lapisan baja paling luar maka lapisan kedua akan mencegah kebocoran.

Untuk membuat proses pembangunan lebih efisien, sebagian besar setiap Supercarrier dirakit dalam modul potongan terpisah yang disebut superlifts. Setiap superlift mungkin berisi banyak compartements (kamar), mencakup beberapa deck, dan mereka bisa menimbang berat mulai dari 80-900 ton (~ 7-800 metric ton). Supercarrier terdiri dari hampir 200 superlifts.

Sebelum meletakkan modul superlift ke kapal, para crew merakit konstruksi baja badan kapal dan mengaitkan semua pengkabelan dan pemipaan. Kemudian mereka menggunakan derek raksasa untuk mengangkat modul dan menurunkan tepat ke posisi di dalam kapal, kemudian mereka menyambung/las ke modul sekitarnya. Tahap akhir konstruksi, semua crew bergabung ke modul terakhir (bagian 575-ton) ke deck penerbangan.

Pesawat harus mendapatkan udara yang lebih banyak yang bergerak di atas sayap untuk menghasilkan daya angkat dan pesawat mendapat bantuan lepas landas utama berasal dari empat carrier katapel, sehingga pesawat sampai dengan kecepatan tinggi dalam jarak yang sangat pendek. Kesalahan fatal sedikit saja bisa membawa pilot beserta pesawat jatuh ke dalam laut.

Mendarat di dek penerbangan kapal induk adalah salah satu hal yang paling sulit bagi Pilot yang pernah dilakukannya. Dek penerbangan hanya memiliki panjang sekitar 500 feet (~150 meter) ruang landasan pacu untuk pendaratan pesawat, dan bukan untuk jet berat tetapi hanya untuk jet dengan kecepatan tinggi yang ada di kapal induk.

Untuk mendarat di dek penerbangan di kapal induk, setiap pesawat membutuhkan tailhook yang melekat pada ekor pesawat, tujuannya agar pilot dapat mangaitkan tailhook ke salah satu dari empat kabel penangkap, kabel penangkap terbuat dari high-tensile steel wire.

Aircraft Carrier's Island adalah Pusat Komando untuk Operasi Dek Penerbangan. Tinggi island ini sekitar 150 kaki (46m), dan lebar sekitar 20 kaki (6m) sehingga tidak mengambil ruang terlalu banyak pada dek penerbangan. Bagian atas dilengkapi dengan sebuah array radar dan antena komunikasi yang mengawasi sekitar kapal dan pesawat terbang.

Hangar dapat menyimpan kurang lebih 60 pesawat.

Negara-negara yang menggunakan kapal induk

[sunting | sunting sumber]
  1. Amerika Serikat
  2. Rusia
  3. Prancis
  4. Inggris
  5. Cina
  6. India
  7. Italia
  8. Spanyol
  9. Brasil
  10. Thailand

Negara-negara yang pernah menggunakan kapal induk

[sunting | sunting sumber]
  1. Jerman
  2. Jepang
  3. Australia
  4. Belanda
  5. Argentina

Fakta kapal induk

[sunting | sunting sumber]

Kapal induk terdiri dari 3 jenis jika dilihat dari jenis penggeraknya, yaitu berpenggerak nuklir, Diesel dan turbine.

  • Kapal induk sedikitnya menampung 6,000 kru dan 70 hingga 80 pesawat.
  • Kapal induk dirakit paling tidak terdiri dari 1 miliar komponen yang terintegerasi menjadi sebuah konstruksi kapal.
  • Kapal induk memiliki panjang berkisar 1000 kaki (300-an meter)
  • Kapal induk tidak pernah berlayar di laut lepas seorang diri, kapal induk memiliki sebuah grup armada yang terdiri dari kapal perusak, kapal penjelajah, kapal korvet, kapal suplai makanan, air dan bahan bakar, serta sebuah submarine (kapal selam).
  • Mendarat dengan pesawat di kapal induk merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi para penerbang, karena menggunakan Hook (pengait) dan pada saat turun ke geladak pesawat tidak mengurangi kecepatan, justru mempercepat pesawat untuk menghindari landing failure sehingga pesawat bisa terbang lagi bila hal tersebut terjadi.
  • Pada kapal induk amerika, pekerja di atas kapal menggunakan rompi berwarna khusus untuk mengetahui tugas mereka. contohnya petugas berompi merah bertugas memasang bom dan rudal ke tubuh pesawat terbang, rompi kuning sebagai pemandu dan pengarah pesawat, rompi putih sebagai kru pemberi tanda pendaratan, rompi cokelat sebagai air wing plane captain, rompi ungu sebagai petugas pengisi bahan bakar, rompi hijau bertanggung jawab pada instalasi katapel untuk pendorong pesawat serta fotografi dan urusan kargo, serta rompi biru yang bertugas mengurus pesawat serta operator elevator pesawat, sopir traktor dan juga penghubung.
  • Sebuah kapal induk bertenaga nuklir dapat berlayar tanpa pengisian bahan bakar selama 20 tahun.
  • 'island' adalah sebutan bagi tower komando yang terletak di atas geladak, tingginya berkisar 46 meter dan lebar 6 meter. Pada bagian inilah pusat komando dilaksanakan.
  • Ada dua jenis konfigurasi geladak pendarat yaitu versi Flat deck dan deck sky Jump ( digunakan untuk pesawat Short take off and landing/ STOL dan Vertical take off landing/ VTOL biasanya dihuni oleh armada pesawat Harrier atau Yakovlev (russia/soviet).
  • Untuk terbang, pesawat di dorong oleh sebuah 'catapult' bertekanan tinggi yang akan menyeret dan melempar pesawat terbang untuk memperpendek jarak lepas landas.
  • Selain menggunakan 'hook' untuk mendarat, pilot di pandu oleh sebuah lampu yang berada di deck kapal untuk memposisikan pesawat yang akan mendarat pada sudut dan posisi yang aman. Lampu pemandu tersebut disebut “meatball” (meatball letaknya disebelah kiri runaway deck)
  • Hangar pesawat yang terletak di bawah deck dibuat tahan ledakan dan tahan api dan terdapat lift yang tugasnya mengangkat pesawat ke atas deck peluncur.
  • Kapal induk dilengkapi dengan berbagai missile untuk pertahanan diri (defence) antara lain seperti Phalanx dan seasparrow (dua missile yang ada di kapal induk amerika)
  • Kapal induk bisa memiliki bobot berkisar 15.000 – 90.000 ton.
  • Selain bertampang sangar, di dalam kapal induk juga memiliki fasilitas lain seperti bar, bioskop, ruang medis, fasilitas olahraga dll.
  • Jet blast deflectors, berfungsi sebagai penahan ledakan agar tidak mengenai pesawat yang ada di belakangnya, saat persiapan peluncuran pesawat, pesawat dalam keadaan terkait dengan catapult dan jet blast deflector dalam posisi terangkat dan posisinya tepat di belakang ekor pesawat. biasanya terdapat empat Jet Blast deflector dalam sebuah kapal induk.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Drew2015-07-08T21:49:10+01:00, James. "US "carrier gap" could see naval air power dip in Gulf region". Flight Global (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-01. 
  2. ^ "USS Guadalcanal (AVG-60/ACV-60/CVE-60/CVU-60)". public2.nhhcaws.local (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-01. [pranala nonaktif permanen]
  • Ader, Clement, "Military Aviation", 1909, Edited and translated by Lee Kennett, Air University Press, Maxwell Air Force Base Alabama, 2003, ISBN 978-1-58566-118-3
  • Francillon, René J, Tonkin Gulf Yacht Club US Carrier Operations off Vietnam, (1988) ISBN 978-0-87021-696-1
  • Friedman, Norman, U.S. Aircraft Carriers: an Illustrated Design History, Naval Institute Press, 1983. ISBN 978-0-87021-739-5. Contains many detailed ship plans.
  • Nordeen, Lon, Air Warfare in the Missile Age, (1985) ISBN 978-1-58834-083-2
  • Polak, Christian (2005). Sabre et Pinceau: Par d'autres Français au Japon. 1872–1960 (dalam bahasa French and Japanese). Hiroshi Ueki (植木 浩), Philippe Pons, foreword; 筆と刀・日本の中のもうひとつのフランス (1872–1960). éd. L'Harmattan. 
  • Sturtivant, Ray (1990). British Naval Aviation, The Fleet Air Arm, 1917–1990. London: Arm & Armour Press. ISBN 0-85368-938-5. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]