Lompat ke isi

Sri Koentjara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Misbahus16 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Quraeni (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: referensi
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Refimprove}}{{rapikan}}
{{artikel pilihan}}
{{Infobox person
{{Infobox person
|honorific_prefix = R.
|honorific_prefix = R.
Baris 8: Baris 8:
|birth_name =
|birth_name =
|birth_date =
|birth_date =
|birth_place =
|birth_place = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|tepi|link=Hindia Belanda|17px]] [[Kota Yogyakarta]], [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date =
|death_date =
|death_place = [[Berkas:Flag of Indonesia.svg|tepi|link=Indonesia|17px]] [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|death_place =
|death_cause =
|death_cause =
|body_discovered =
|body_discovered =
|resting_place =
|resting_place =
|resting_place_coordinates = <!-- {{Coord|LAT|LONG|type:landmark|display=inline}} -->
|resting_place_coordinates =
|monuments =
|monuments =
|residence =
|residence =
Baris 33: Baris 33:
|successor =
|successor =
|party =
|party =
|religion = [[Islam]]<ref name=rmaf/>
|religion =
|spouse =
|spouse =
|children =
|children =
Baris 39: Baris 39:
|relatives =
|relatives =
}}
}}
'''Sri Koentjara''' adalah penulis novel ''Pameleh'' ([[Balai Pustaka]], 1938). Beliau merupakan seorang priyayi modern, karena memiliki gelar [[Raden|''raden'']] didepan namanya. Berdasar dari novel ''Pameleh'', kemungkinan R. Sri Koentjara berasal atau pernah tinggal di [[Yogyakarta]], karena deskripsi tempat kejadian di novel bisa diterangkan dengan jelas, tidak mungkin ditulis oleh pengarang yang tidak paham tentang [[Yogyakarta]].<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Sastra Jawa|last=Prabowo|first=D. P|last2=Widati|first2=Sri|last3=Rahayu|first3=Prapti|publisher=Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2015|isbn=978-979-185-235-7|location=Yogyakarta|pages=494-495|url-status=live}}</ref>
'''Sri Koentjara''' adalah penulis novel ''Pameleh'' ([[Balai Pustaka]], 1938). Meskipun data-data mengenai dirinya tidak ditemukan, dapat dipastikan ia seorang priyayi modern yang ditandai dengan gelar ''raden'' di depan namanya. <ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Sastra Jawa|url=https://archive.org/details/ensiklopedi-sastra-jawa|last=Prabowo|first=D. P|last2=Widati|first2=Sri|last3=Rahayu|first3=Prapti|publisher=Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2015|isbn=978-979-185-235-7|location=Yogyakarta|pages=[https://archive.org/details/ensiklopedi-sastra-jawa/page/494 494]-495|url-status=live}}</ref> Pada waktu itu gelar ''raden'' lazim dipakai oleh seorang priayi atau pegawai pemerintah.


== Karya ==
Novel ''Pameleh'' ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa [[ngoko]]. Novel ini mengisahkan tentang lika-liku kehidupan seorang pemuda yang bernama Sukarmin, anak dari Surameja, karyawan pabrik gula di daerah Kasihan, [https://www.bantulkab.go.id/ Bantul]. Sukarmin memiliki semangat belajar yang tinggi dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi. Keinginannya disetujui oleh ayahnya dan didukung oleh guru-gurunya.
Novel ''Pameleh'' ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa [[ngoko]]. Novel ini mengisahkan tentang lika-liku kehidupan seorang pemuda yang bernama Sukarmin, anak dari Surameja, karyawan pabrik gula di daerah Kasihan, [https://www.bantulkab.go.id/ Bantul]. Sukarmin memiliki semangat belajar yang tinggi dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi. Keinginannya disetujui oleh ayahnya dan didukung oleh guru-gurunya.


Setelah lulus dari sekolah desa, Sukarmin berhasil lolos seleksi masuk sekolah Belanda di kota, sebab dia tergolong anak yang pandai. Suatu hari, Surameja dipanggil oleh kepala pabrik tempatnya bekerja, istrinya merasa senang karena pertanda keberuntungan. Surameja dipanggil Tuannya bahwa dirinya dipindah ke Pabrik Gula Ganjuran sebagai kepala bengkel. Istri Surameja menyarankan agar suaminya menerima tawaran itu.
Setelah lulus dari sekolah desa, Sukarmin berhasil lolos seleksi masuk sekolah Belanda di kota, sebab dia tergolong anak yang pandai. Suatu hari, ayahhya, Surameja dipanggil oleh kepala pabrik tempat ayahnya bekerja, ibunya merasa senang karena pertanda keberuntungan. Surameja dipanggil Tuannya bahwa dirinya dipindah ke Pabrik Gula Ganjuran sebagai kepala bengkel. Ibu Sukarmin menyarankan agar suaminya menerima tawaran itu.


Awalnya, setiap hari Surameja pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja barunya. Namun atas saran istrinya, Surameja menyewa sebuah rumah di dekat tempat kerjanya dan pulang seminggu sekali. Sementara istrinya dan Sukarmin tetap tinggal di Kasihan. Surameja senang dengan kemajuan belajar anaknya, dan ingin menyekolahkan lebih tinggi lagi. Harapannya Sukarmin tidak mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Awalnya, setiap hari Surameja pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja barunya. Namun atas saran istrinya, Surameja menyewa sebuah rumah di dekat tempat kerjanya dan pulang seminggu sekali. Sementara istrinya dan Sukarmin tetap tinggal di Kasihan. Surameja senang dengan kemajuan belajar anaknya, dan ingin menyekolahkan lebih tinggi lagi. Harapannya Sukarmin tidak mengalami kesulitan dalam hidupnya.
Baris 49: Baris 50:
Selama dua tahun rutinitas Surameja berjalan baik, dia merasa senang dengan bolak-balik dari Kasihan ke Ganjuran. Surameja memenuhi kebutuhan istrinya dan sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Selama di Ganjuran, Surameja selalu berdoa agar keluarganya dalam lindungan Tuhan. Sementara di Kasihan, istrinya memiliki kegiatan membatik.
Selama dua tahun rutinitas Surameja berjalan baik, dia merasa senang dengan bolak-balik dari Kasihan ke Ganjuran. Surameja memenuhi kebutuhan istrinya dan sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Selama di Ganjuran, Surameja selalu berdoa agar keluarganya dalam lindungan Tuhan. Sementara di Kasihan, istrinya memiliki kegiatan membatik.


Pada saat Sukarmin di tingkat ketiga [[Mulo|MULO]], sikap Surameja kepada istri dan anaknya berubah. Surameja jarang pulang dan tidak memberikan uang belanja dan biaya sekolah. Selama tiga bulan Surameja tidak ulang ke rumah di Kasihan. Karena itu, pada waktu libur sekolah Sukarmin bermaksud datang ke Ganjuran untuk berjumpa dengan ayahnya. Sebelum berangkat Sukarmin dinasihati ibunya agar tetap sopan jika bertemu dengan ayahnya. Tetapi usaha Sukarmin untuk bertemu ayahnya gagal. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang mirip dengan ayahnya masuk ke sebuah rumah. Setelah ditanyakan pada wanita di rumah itu, bahwa itu bukan ayahnya. Akhirnya Sukarmin kembali ke Kasihan dengan hati yang kesal.
Pada saat Sukarmin di tingkat ketiga [[Mulo|MULO]], sikap Surameja kepada istri dan anaknya berubah. Surameja jarang pulang dan tidak memberikan uang belanja dan biaya sekolah. Selama tiga bulan Surameja tidak ulang ke rumah di Kasihan. Karena itu, pada waktu libur sekolah Sukarmin bermaksud datang ke Ganjuran untuk berjumpa dengan ayahnya. Sebelum berangkat Sukarmin dinasihati ibunya agar tetap sopan jika bertemu dengan ayahnya. Tetapi usaha Sukarmin untuk bertemu ayahnya gagal. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang mirip dengan ayahnya masuk ke sebuah rumah. Setelah ditanyakan pada wanita di rumah itu, bahwa itu bukan ayahnya. Akhirnya Sukarmin kembali ke Kasihan dengan hati yang kesal. Sejak itulah istri Surameja pasrah. la membiayai sekolah Sukarmin dengan uang hasil penjualan batik. Sukarmin menerima nasibnya itu dengan ketabahan.


== Rujukan ==
== Rujukan ==
<references /><br />
<references />

== Lihat juga ==

# {{Cite book|date=2002|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=xWNkAAAAMAAJ&focus=searchwithinvolume&q=Pameleh|title=Religiusitas dalam sastra Jawa modern|publisher=Departemen Pendidikan Nasional|url-status=live}}
# {{Cite book|last=Mardianto|first=Herry|date=1996|url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=wWRkAAAAMAAJ&focus=searchwithinvolume&q=Pameleh|title=Sastra Jawa modern: periode 1920 sampai perang kemerdekaan|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|url-status=live}}


[[Kategori:Sastrawan]]
[[Kategori:Sastrawan]]

Revisi per 9 Juni 2024 17.21

R.
Sri Koentjara
Warga negara Indonesia
PekerjaanSastrawan

Sri Koentjara adalah penulis novel Pameleh (Balai Pustaka, 1938). Meskipun data-data mengenai dirinya tidak ditemukan, dapat dipastikan ia seorang priyayi modern yang ditandai dengan gelar raden di depan namanya. [1] Pada waktu itu gelar raden lazim dipakai oleh seorang priayi atau pegawai pemerintah.

Karya

Novel Pameleh ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko. Novel ini mengisahkan tentang lika-liku kehidupan seorang pemuda yang bernama Sukarmin, anak dari Surameja, karyawan pabrik gula di daerah Kasihan, Bantul. Sukarmin memiliki semangat belajar yang tinggi dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi lagi. Keinginannya disetujui oleh ayahnya dan didukung oleh guru-gurunya.

Setelah lulus dari sekolah desa, Sukarmin berhasil lolos seleksi masuk sekolah Belanda di kota, sebab dia tergolong anak yang pandai. Suatu hari, ayahhya, Surameja dipanggil oleh kepala pabrik tempat ayahnya bekerja, ibunya merasa senang karena pertanda keberuntungan. Surameja dipanggil Tuannya bahwa dirinya dipindah ke Pabrik Gula Ganjuran sebagai kepala bengkel. Ibu Sukarmin menyarankan agar suaminya menerima tawaran itu.

Awalnya, setiap hari Surameja pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja barunya. Namun atas saran istrinya, Surameja menyewa sebuah rumah di dekat tempat kerjanya dan pulang seminggu sekali. Sementara istrinya dan Sukarmin tetap tinggal di Kasihan. Surameja senang dengan kemajuan belajar anaknya, dan ingin menyekolahkan lebih tinggi lagi. Harapannya Sukarmin tidak mengalami kesulitan dalam hidupnya.

Selama dua tahun rutinitas Surameja berjalan baik, dia merasa senang dengan bolak-balik dari Kasihan ke Ganjuran. Surameja memenuhi kebutuhan istrinya dan sangat memperhatikan pendidikan anaknya. Selama di Ganjuran, Surameja selalu berdoa agar keluarganya dalam lindungan Tuhan. Sementara di Kasihan, istrinya memiliki kegiatan membatik.

Pada saat Sukarmin di tingkat ketiga MULO, sikap Surameja kepada istri dan anaknya berubah. Surameja jarang pulang dan tidak memberikan uang belanja dan biaya sekolah. Selama tiga bulan Surameja tidak ulang ke rumah di Kasihan. Karena itu, pada waktu libur sekolah Sukarmin bermaksud datang ke Ganjuran untuk berjumpa dengan ayahnya. Sebelum berangkat Sukarmin dinasihati ibunya agar tetap sopan jika bertemu dengan ayahnya. Tetapi usaha Sukarmin untuk bertemu ayahnya gagal. Tiba-tiba dia melihat seorang laki-laki yang mirip dengan ayahnya masuk ke sebuah rumah. Setelah ditanyakan pada wanita di rumah itu, bahwa itu bukan ayahnya. Akhirnya Sukarmin kembali ke Kasihan dengan hati yang kesal. Sejak itulah istri Surameja pasrah. la membiayai sekolah Sukarmin dengan uang hasil penjualan batik. Sukarmin menerima nasibnya itu dengan ketabahan.

Rujukan

  1. ^ Prabowo, D. P; Widati, Sri; Rahayu, Prapti (2015). Ensiklopedi Sastra Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. hlm. 494-495. ISBN 978-979-185-235-7. 

Lihat juga

  1. Religiusitas dalam sastra Jawa modern. Departemen Pendidikan Nasional. 2002. 
  2. Mardianto, Herry (1996). Sastra Jawa modern: periode 1920 sampai perang kemerdekaan. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.