Lompat ke isi

Nh. Dini: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Daffaul Faizah (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(40 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{copyedit}}
{{refimprove}}
{{Infobox Journalist
[[Berkas:NH Dini.jpg|ka|jmpl|NH Dini]]
|name = {{PAGENAME}}
'''Nurhayati Sri Hardini ''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|29|2|1936|[[Semarang]], [[Jawa Tengah]]|4|12|2018}}) atau lebih dikenal dengan nama '''Nh. Dini''' adalah [[sastrawan]], [[novelis]], dan [[feminis]] berkebangsaan [[Indonesia]].
|image = NH Dini.jpg
|birth_name = Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin
|birth_date = {{birth date|1936|2|29}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Semarang]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|2018|12|4|1936|2|29}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Semarang]], [[Indonesia]]
|death_cause = Luka di kepala akibat [[kecelakaan lalu lintas]]
|othername =
|occupation = [[Sastrawan]]
, [[novelis]]
|yearsactive = [[Kesusastraan Indonesia Periode 1950-1965|Angkatan '50]] (1956-2018)
|parents =
RM. Saljowidjojo<br>Kusaminah
|spouse = Yves Coffin (1960-1984; bercerai)
|children = Marie-Claire Lintang Coffin<br>[[Pierre Coffin|Pierre-Louis Padang Coffin]]
|religion =
|twitter =
|alma_mater =
}}

'''Nurhayati Sri Hardini ''' ({{lahirmati|[[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]]|29|2|1936|[[Semarang]], [[Jawa Tengah]]|4|12|2018}}) atau yang biasa dikenal sebagai '''Nh. Dini''' adalah [[sastrawan]], [[novelis]], dan [[feminis]] berkebangsaan [[Indonesia]].


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==
Dini dilahirkan dari pasangan RM. Saljowidjojo, seorang pegawai [[PJKA|Perusahaan Jawatan Kereta Api]] dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Ditilik dari silsilah keluarganya, Nh. Dini masih berdarah [[Bugis]].
Dini dilahirkan dari pasangan RM. Saljowidjojo, seorang pegawai [[PJKA|Perusahaan Jawatan Kereta Api]] dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Ditilik dari silsilah keluarganya, Nh. Dini masih berdarah [[Bugis]]<ref name=":0">{{Cite web|title=Artikel "Nh. Dini" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Nh_Dini|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2022-04-21}}</ref>.


Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini, yang harus bekerja keras sebagai buruh batik setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, [[Panjebar Semangat]], Tembang-tembang Jawa dengan Aksara Jawa dan sebagainya. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.
Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga [[Sekolah dasar|SD]]. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini, yang harus bekerja keras sebagai buruh [[batik]] setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan [[Panji Wulung]], [[Panjebar Semangat]], tembang-tembang Jawa dengan [[aksara Jawa]] dan sebagainya<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Obituary: NH Dini, Indonesian feminist literary figure|url=https://www.thejakartapost.com/life/2018/12/05/obituary-nh-dini-indonesian-feminist-literary-figure.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2022-04-21}}</ref>. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.


Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.
Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir [[lokomotif]] atau [[masinis]]. Namun, ia tak sampai mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.


Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.
Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya, sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.


Dini ditinggal wafat ayahnya semasih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di [[RRI]] Semarang dalam acara Tunas Mekar. Dini juga menulis untuk Majalah ''KISAH'', dan ''SIASAT''. Cerpen pertamanya, Pendurhaka, bahkan mendapat kritis positif dari [[H.B. Jassin]] tahun [[1951]].
Ayah Dini meninggal ketika ia masih duduk di bangku [[Sekolah menengah pertama|SMP]], sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan [[Sastra|sajak]] dan [[cerita pendek]]. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di [[Radio Republik Indonesia|RRI]] [[Kota Semarang|Semarang]] ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di RRI Semarang dalam acara Tunas Mekar<ref name=":0" />. Dini juga menulis untuk Majalah ''KISAH'', dan ''SIASAT''. Cerpen pertamanya, Pendurhaka, bahkan mendapat kritis positif dari [[H.B. Jassin]] tahun [[1951]].
<!--
<!--
// disembunyikan karena terdeteksi plagiarisme (80%)
// disembunyikan karena terdeteksi plagiarisme (80%)
== Karier ==
== Karier ==
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang penulis yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia bahkan digelari feminis, meski sepenuturannya bahwa yang dia lakukan adalah memperjuangkan keadilan.
Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang penulis yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia bahkan digelari feminis, meski sepenuturannya bahwa yang dia lakukan adalah memperjuangkan keadilan.


Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain [[Pada Sebuah Kapal]] (1972), [[La Barka]] (1975) atau [[Namaku Hiroko]] (1977), [[Dua Dunia]] (1956) [[Sebuah Lorong di Kotaku]] (1978) [[Padang Ilalang di Belakang Rumah]] (1979) [[Orang-orang Tran]] (1983), [[Pertemuan Dua Hati]] (1986), [[Hati yang Damai]] (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus "menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki." Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul [[Dari Parangakik ke Kampuchea]] (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya.
Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain [[Pada Sebuah Kapal]] (1972), [[La Barka]] (1975) atau [[Namaku Hiroko]] (1977), [[Dua Dunia]] (1956) [[Sebuah Lorong di Kotaku]] (1978) [[Padang Ilalang di Belakang Rumah]] (1979) [[Orang-orang Tran]] (1983), [[Pertemuan Dua Hati]] (1986), [[Hati yang Damai]] (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Budi Darma menyebutnya sebagai pengarang sastra feminis yang terus "menyuarakan kemarahan kepada kaum laki-laki." Terlepas dari apa pendapat orang lain, ia mengatakan bahwa ia akan marah bila mendapati ketidakadilan khususnya ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan. Dalam karyanya yang terbaru berjudul [[Dari Parangakik ke Kampuchea]] (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya.
Baris 59: Baris 80:
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya
Menyinggung soal seks, khususnya adegan-adegan yang dimunculkan dalam karya-karyanya, ia menganggapnya wajar-wajar saja. Begitulah spontanitas penuturan pengarang yang pengikut kejawen ini. la tak sungkan-sungkan mengungkapkan segala persoalan dan kisah perjalanan hidupnya melalui karya-karya yang ditulisnya


Sebelum wafat, NH Dini tinggal di Panti Wredha Harapan Asri, Banyumanik, [[Semarang]]
Sebelum wafat, NH Dini tinggal di Panti Werdha Harapan Asri, Banyumanik, [[Semarang]]
-->
-->
== Kematian ==
== Kematian ==
Nh. Dini meninggal dunia tanggal 4 Desember 2018 pada usia 82 tahun karena kecelakaan lalu lintas di jalan tol Tembalang, Semarang.<ref>{{cite web | title=Novelis Nh Dini Meninggal Dunia | website=CNN Indonesia | date=4 Desember 2018 | url=https://m.cnnindonesia.com/hiburan/20181204181249-241-351110/novelis-nh-dini-meninggal-dunia | language=id | access-date=4 December 2018}}</ref><ref>[https://daerah.sindonews.com/read/1360040/22/nh-dini-sempat-jalani-mri-di-rumah-sakit-sebelum-tutup-usia-1543928089?utm_source=News%20Notification&utm_medium=referral NH Dini Sempat Jalani MRI di Rumah Sakit Sebelum Tutup Usia, 4 Desember 2018]</ref> Jenazahnya dikremasikan di [[Ambarawa]] pada 5 Desember 2018.
Nh. Dini meninggal dunia tanggal 4 Desember 2018 pada usia 82 tahun karena kecelakaan lalu lintas di jalan tol Tembalang, Semarang.<ref>{{Cite news| title=Novelis Nh Dini Meninggal Dunia |work=[[CNN Indonesia]] | date=4 Desember 2018 | url=https://m.cnnindonesia.com/hiburan/20181204181249-241-351110/novelis-nh-dini-meninggal-dunia | language=id | access-date=4 December 2018}}</ref><ref>[https://daerah.sindonews.com/read/1360040/22/nh-dini-sempat-jalani-mri-di-rumah-sakit-sebelum-tutup-usia-1543928089?utm_source=News%20Notification&utm_medium=referral NH Dini Sempat Jalani MRI di Rumah Sakit Sebelum Tutup Usia, 4 Desember 2018]</ref> Jenazahnya dikremasikan di [[Ambarawa]] pada 5 Desember 2018.<ref>{{Cite news|last=Nurdin|first=Nazar|date=05-12-2018|title=NH Dini Berpulang, Jenazahnya Dikremasi di Ambarawa Pagi Ini|url=https://regional.kompas.com/read/2018/12/05/08125341/nh-dini-berpulang-jenazahnya-dikremasi-di-ambarawa-pagi-ini|work=[[Kompas.com]]|access-date=13-07-2021|editor-last=Ika|editor-first=Aprillia}}</ref>


== Karya ==
== Karya ==
* ''Hati yang Damai'' (1961)<ref>{{Citation
=== Novel ===
* ''Hati yang Damai'' (1961).<ref>{{Citation
|author1=Dini, Nh
|author1=Dini, Nh
|title=Hati yang Damai
|title=Hati yang Damai
Baris 73: Baris 93:
|url=https://trove.nla.gov.au/work/6103918
|url=https://trove.nla.gov.au/work/6103918
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
* ''Pada Sebuah Kapal'' (1973).<ref>{{Citation
* ''[[Pada Sebuah Kapal]]'' (1973)<ref>{{Citation
|author1=Dini, Nh (Nurhayati)
|author1=Dini, Nh (Nurhayati)
|title=Pada Sebuah Kapal
|title=Pada Sebuah Kapal
Baris 80: Baris 100:
|url=https://trove.nla.gov.au/work/9191718
|url=https://trove.nla.gov.au/work/9191718
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
|accessdate=22 Februari 2020}}</ref>
* ''La Barka'' (1975).
* ''La Barka'' (1975)
* ''Namaku Hiroko'' (1977).
* ''[[Namaku Hiroko]]'' (1977)
* ''Orang-orang Trans'' (1985).
* ''Orang-orang Trans'' (1985)
* ''Pertemuan Dua Hati'' (1986).
* ''Pertemuan Dua Hati'' (1986)
* ''Dari Ngalian ke Sendowo'' (2015)
* ''Gunung Ungaran'' (2018)

== Penghargaan ==
Karya-karya Nh. Dini memeroleh sambutan yang luar biasa dari berbagai kritikus, dalam dan luar negeri. Salah satu kritikus yang memberikan apresiasi tinggi terhadap karya-karya Nh. Dini adalah [[A. teeuw|A. Teeuw]]. Menurut Teeuw, Nh. Dini merupakan satu dari sedikit [https://hybernasi.com/7-sastrawan-wanita-indonesia-terbaik-abad-ini/ sastrawan wanita Indonesia] yang mampu menerjemahkan ide-ide feminisme ke dalam karya sastra dengan sangat baik, dan ide feminisme tersebut justru memperkokoh posisi kesastrawanannya.

Nh. Dini berhasil meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya adalah Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang Sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), [[Penghargaan Penulis Asia Tenggara|SEA Write Award]] di bidang sastra dari Pemerintah Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), Achmad Bakrie Award (2011), dan Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival 2017.<ref>{{Cite web|title=Pada Sebuah Kapal, Buku Karya N.H. Dini|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/pada-sebuah-kapal-karya-n-h-dini/|website=Indonesia Kaya|access-date=2024-06-10}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 89: Baris 116:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml NH Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin) - Pengarang Sastra Feminis]
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml NH Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin) - Pengarang Sastra Feminis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100317162540/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml |date=2010-03-17 }}
* [http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=FFVK1255&jenis=4&kat= Detail Buku - Dari Fontenay Ke Magallianes - Nh Dini]
* [http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=FFVK1255&jenis=4&kat= Detail Buku - Dari Fontenay Ke Magallianes - Nh Dini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927213425/http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=FFVK1255&jenis=4&kat= |date=2007-09-27 }}
* [http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=203021&kat_id=319&kat_id1=&kat_id2= Buku-buku Nh Dini - Cermin Batin Perempuan]
* [http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=203021&kat_id=319&kat_id1=&kat_id2= Buku-buku Nh Dini - Cermin Batin Perempuan]
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml NH Dini Pengarang Sastra Feminis]
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml NH Dini Pengarang Sastra Feminis] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100317162540/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/n/nh-dini/index.shtml |date=2010-03-17 }}


{{lifetime|1936|2018}}
{{lifetime|1936|2018}}


{{Authority control}}
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]

[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Penulis wanita abad ke-20]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:Penulis feminis]]
[[Kategori:Feminis Indonesia]]
[[Kategori:Feminis Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Jawa]]
[[Kategori:Kematian akibat kecelakaan]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 66]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]

Revisi terkini sejak 10 Juni 2024 10.58

Nh. Dini
LahirNurhayati Sri Hardini Siti Nukatin
(1936-02-29)29 Februari 1936
Hindia Belanda Semarang, Hindia Belanda
Meninggal4 Desember 2018(2018-12-04) (umur 82)
Indonesia Semarang, Indonesia
Sebab meninggalLuka di kepala akibat kecelakaan lalu lintas
PekerjaanSastrawan , novelis
Tahun aktifAngkatan '50 (1956-2018)
Suami/istriYves Coffin (1960-1984; bercerai)
AnakMarie-Claire Lintang Coffin
Pierre-Louis Padang Coffin
Orang tuaRM. Saljowidjojo
Kusaminah
Goodreads author: 824284

Nurhayati Sri Hardini (29 Februari 1936 – 4 Desember 2018) atau yang biasa dikenal sebagai Nh. Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis berkebangsaan Indonesia.

Kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Dini dilahirkan dari pasangan RM. Saljowidjojo, seorang pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api dan Kusaminah. Ia anak bungsu dari lima bersaudara, ulang tahunnya dirayakan empat tahun sekali. Masa kecilnya penuh larangan. Ditilik dari silsilah keluarganya, Nh. Dini masih berdarah Bugis[1].

Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Ibu Dini, yang harus bekerja keras sebagai buruh batik setelah kematian suaminya, selalu bercerita padanya tentang apa yang diketahui dan dibacanya dari bacaan Panji Wulung, Panjebar Semangat, tembang-tembang Jawa dengan aksara Jawa dan sebagainya[2]. Baginya, sang ibu mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk watak dan pemahamannya akan lingkungan.

Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Namun, ia tak sampai mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.

Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya, sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya. Dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.

Ayah Dini meninggal ketika ia masih duduk di bangku SMP, sedangkan ibunya hidup tanpa penghasilan tetap. Mungkin karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis fiksi semakin terasah di sekolah menengah. Waktu itu, ia sudah mengisi majalah dinding sekolah dengan sajak dan cerita pendek. Dini menulis sajak dan prosa berirama dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika usianya 15 tahun. Sejak itu ia rajin mengirim sajak-sajak ke siaran nasional di RRI Semarang dalam acara Tunas Mekar[1]. Dini juga menulis untuk Majalah KISAH, dan SIASAT. Cerpen pertamanya, Pendurhaka, bahkan mendapat kritis positif dari H.B. Jassin tahun 1951.

Nh. Dini meninggal dunia tanggal 4 Desember 2018 pada usia 82 tahun karena kecelakaan lalu lintas di jalan tol Tembalang, Semarang.[3][4] Jenazahnya dikremasikan di Ambarawa pada 5 Desember 2018.[5]

  • Hati yang Damai (1961)[6]
  • Pada Sebuah Kapal (1973)[7]
  • La Barka (1975)
  • Namaku Hiroko (1977)
  • Orang-orang Trans (1985)
  • Pertemuan Dua Hati (1986)
  • Dari Ngalian ke Sendowo (2015)
  • Gunung Ungaran (2018)

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Karya-karya Nh. Dini memeroleh sambutan yang luar biasa dari berbagai kritikus, dalam dan luar negeri. Salah satu kritikus yang memberikan apresiasi tinggi terhadap karya-karya Nh. Dini adalah A. Teeuw. Menurut Teeuw, Nh. Dini merupakan satu dari sedikit sastrawan wanita Indonesia yang mampu menerjemahkan ide-ide feminisme ke dalam karya sastra dengan sangat baik, dan ide feminisme tersebut justru memperkokoh posisi kesastrawanannya.

Nh. Dini berhasil meraih sejumlah penghargaan. Di antaranya adalah Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang Sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), Achmad Bakrie Award (2011), dan Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival 2017.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Artikel "Nh. Dini" - Ensiklopedia Sastra Indonesia". ensiklopedia.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-04-21. 
  2. ^ Post, The Jakarta. "Obituary: NH Dini, Indonesian feminist literary figure". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-21. 
  3. ^ "Novelis Nh Dini Meninggal Dunia". CNN Indonesia. 4 Desember 2018. Diakses tanggal 4 December 2018. 
  4. ^ NH Dini Sempat Jalani MRI di Rumah Sakit Sebelum Tutup Usia, 4 Desember 2018
  5. ^ Nurdin, Nazar (05-12-2018). Ika, Aprillia, ed. "NH Dini Berpulang, Jenazahnya Dikremasi di Ambarawa Pagi Ini". Kompas.com. Diakses tanggal 13-07-2021. 
  6. ^ Dini, Nh (1976), Hati yang Damai, Pustaka Jaya, diakses tanggal 22 Februari 2020 
  7. ^ Dini, Nh (Nurhayati) (1973), Pada Sebuah Kapal, Pustaka Jaya, diakses tanggal 22 Februari 2020 
  8. ^ "Pada Sebuah Kapal, Buku Karya N.H. Dini". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2024-06-10. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]