Kartini Muljadi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(48 revisi perantara oleh 35 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox person |
|||
{{noref}}{{blp unsourced}} |
|||
| name = Kartini Muljadi, S.H. |
|||
'''Kartini Muljadi''' (Lahir di [[Kebumen]] [[17 Mei]] [[1930]]), ia merupakan satu- satunya pebisnis wanita yang masuk di daftar Forbes. Dia adalah wanita terkaya di Indonesia, menggapai kesuksesan ketika 83 tahun. |
|||
| image = |
|||
| alt = |
|||
| caption = |
|||
| birth_name = |
|||
| birth_date ={{Birth date and age|1930|05|17}} |
|||
| birth_place = [[Kebumen]], [[Hindia Belanda]] |
|||
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (death date then birth date) --> |
|||
| death_place = |
|||
| nationality = [[Indonesia]] |
|||
| known_for = Pemilik [[Tempo Scan Pacific]] |
|||
| occupation = Pengusaha, pengacara |
|||
}} |
|||
'''Kartini Muljadi, S H.''' (lahir pada tanggal 17 Mei 1930) adalah seorang pebisnis dan pengacara korporat asal Indonesia, yang juga pernah bekerja sebagai hakim dan notaris. Sejak tahun 2007, Kartini adalah salah satu wanita terkaya di Indonesia. |
|||
== Kisah awal == |
|||
==Riwayat Hidup== |
|||
Dia yang masih memiliki darah Belanda, membuatnya bersekolah dasar di sekolah khusus di [[Kebumen]]. Ia sempat berkuliah di dua universitas di Surabaya dan Yogyakarta, kemudian pindah ke ibu kota Jakarta.Kartini lalu mengambil kuliah mengambil jurusan Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas Indonesia. Di kesibukan kuliah, ia masih sempat mengikuti kegiatan sosial yaitu dengan bekerja di Perhimpunan Sosial Tjandra Naya. Organisasi ini memiliki tujuan menyelenggarakan pendidikan serta pelayanan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu. Kartini akhirnya menyandang gelar sarjana hukum pada 1958, saat itu ia telah memiliki dua orang anak. |
|||
=== Awal mula dan pendidikan === |
|||
⚫ | |||
Kartini lahir dengan nama Pauline Fanny Kho pada tanggal 17 Mei 1930 di [[Karanganyar, Kebumen|Kabupaten Roma Karanganyar]] (Sekarang [[Kebumen]]), [[Karesidenan Kedu]], [[Hindia Belanda]]. Orang tuanya adalah Budi Tjahono dan Marianne Han. Ayahnya berdarah [[Jawa]] (Kebumen) bercampur [[Tionghoa]]. Sedangkan Ibunya, memiliki darah [[Bangsa Belanda|Belanda]], adalah guru di sebuah sekolah lokal.<ref>{{cite news |last1=Habib |first1=Tomyzul |title=Capai Rp8,8 T! Ini 9 Fakta Menarik Wanita Terkaya di Indonesia Tahun 2019, Kartini Muljadi |url=https://akurat.co/ekonomi/id-909019-read-capai-rp88-t-ini-9-fakta-menarik-wanita-terkaya-di-indonesia-tahun-2019-kartini-muljadi |access-date=21 August 2020 |publisher=Akurat.co |date=16 December 2019}}</ref> Sementara ayahnya bekerja sebagai akuntan di [[Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij]] (ANIEM).<ref>{{Cite news|title=Kartini Muljadi, Satu-satunya Miliarder Wanita di Indonesia |url=https://economy.okezone.com/read/2015/12/16/320/1268886/kartini-muljadi-satu-satunya-miliarder-wanita-di-indonesia |access-date=21 August 2020 |publisher=Okezone.com |date=17 December 2015|last=Agustian |first=Widi |work=[[Okezone.com]] }}</ref> |
|||
Saat Pauline berusia sekitar 2,5 tahun, ibunya meninggal. Ayahnya kemudian menikahi seorang wanita keturunan Tionghoa, yang bekerja sebagai pedagang dan mengajari Kartini untuk bekerja secara industri, terutama selama [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda]], karena tidak ada sekolah. Ayahnya juga terus mendorong Pauline untuk menabung uang. |
|||
Ia memutuskan berkarir di bidang kehakiman dan diangkat menjadi hakim di Pengadilan Istimewa Jakarta. Dia ditugasi menangani perkara pidana, perdata, dan kepailitan. Pada saat itu, hakim- hakim asal Belanda baru saja mengundurkan diri digantikan hakim orang Indonesia. Beberapa waktu berlalu sang suami, Djojo Muljadi SH, meninggal dunia tepatnya di 1973. Kartini mengundurkan sebagai hakim karena pendapatannya sebagai hakim Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak mampu menutupi kebutuhan keluarganya.Berbekal pengalaman, ia memberanikan diri mendaftar ujian negara untuk menempati jabatan notaris. Ia pun diangkat menjadi notaris berkedudukan di Jakarta. Dia juga mulai mengajar kuliah perdata dan hukum acara perdata di berbagai fakultas hukum di Jakarta. Dengan konsistensi dan komitmen yang dimilikinya, pekerjaan sebagai notaris membawanya ke puncak karir. Dia bertransformasi menjadi notaris papan atas, yang menjadi rujukan perusahaan- perusahaan besar pada tahun 1970- an dan 1980- an.Di tahun 1990, ia memutuskan pensiun dini sebagai notaris, lalu mendirikan kantor pengacara dan konsultan hukum sendiri. Dia mendirikan konsultan hukum bernama Muljadi&Rekan. Berkat kredibilitas yang sangat baik semasa menjadi hakim serta notaris membuat kantor konsultan miliknya tumbuh pesat. Dia tidak hanya melayani perusahaan- perusahaan besar nasional tetapi perusahaan multi- nasional. Ketika krisis ekonomi di 1997/1998, ia aktif memberikan bantuan hukum untuk membangkitkan sektor perbankan yang terpuruk.Dia diangkat menjadi anggota tim yang bertugas memberikan nasehat hukum kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selain itu, ia memberikan pendapat hukum serta rekomendasi kepada instansi pemerintah terkait, memperkrasai Master Settlement dan Master Refinancing Afreement antara BPPN dan para pemegang saham bank- bank bermasalah. |
|||
Pasca [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1945, etnis [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] didorong untuk mengadopsi nama Indonesia, sehingga ayahnya pun mengubah namanya dari Kho (Xu dalam bahasa Tiongkok) menjadi Budi Tjahjono, sementara Pauline Fanny Kho mengubah namanya menjadi Kartini, sesuai nama tokoh emansipasi wanita Indonesia, yakni [[Kartini]].<ref>{{cite news |title=Kartini Muljadi (Indonesia, Judge, Lawyer) |url=https://core.ac.uk/download/pdf/200255004.pdf |access-date=21 August 2020 |work=Digital Narratives of Asia |publisher=Singapore Management University |date=14 January 2015}}</ref> |
|||
⚫ | |||
Kartini dan saudaranya merupakan salah satu dari hanya sedikit anak non-Belanda yang diperbolehkan untuk belajar di sekolah Eropa, di mana mereka belajar [[Bahasa Indonesia]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Jerman|Jerman]], dan [[Bahasa Prancis|Prancis]], sebelum akhirnya memilih untuk belajar [[matematika]]. |
|||
Sumber kekayaan milik Kartini Muljadi tidak hanya bersumber dari kantor hukumnya. Kedua orang anaknya dikenal sebagai pengusaha sukses. Mereka pula yang memiliki peran penting di kantor milik ibunya, yaitu membantu proses pendirianya. Begitu juga sebaliknya, ia yang dikenal memiliki banya kolega di perusahaan- perusahaan besar membantu kedua anaknya tumbuh menjadi pebisnis ulung.Anak laki- lakinya, Handojo Muljadi, pemilik Tempo Scan Group. Sedangkan anak wanitanya, Dian Muljadi, ikut bergabung di Tempo Scan. Bahkan Dian dan suaminya memiliki perusaha sendiri yaitu Indika Group. Perusahaan ini bekerja di bidang media, telekomunikasi, peralatan, rumah produksi, perusahaan rekaman, dan pertambangan. Mereka bekerja sama bahu membahu membantu satu sama lain mencapai kesuksesan kini.Kartini dan keluarga menjual hampir seperlima saham di Tempo Scan yang dijalankan sang anak, Handojo, senilai $218 juta pada Mei 2013. Forbes menempatkan dirinya dan keluarga sebagai orang terkaya nomor 19 di Indonesia. Dari sinilah, ia dinobatkan menjadi wanita terkaya di Indonesia karena merupakan satu- satunya wanita yang masuk di daftar Forbes. Melalui karir kantor hukumnya, Kartini dianugrahi berbagai penghargaan seperti Capital Life Achievement di tahun 2004 oleh President Megawati Soekarno Putri. |
|||
Kartini juga pernah bersekolah di [[Surabaya]] dan [[Yogyakarta]], sebelum akhirnya pindah ke [[Jakarta]], di mana ia berkuliah Hukum dan Ilmu Sosial di [[Universitas Indonesia]]. Selama berkuliah, Kartini juga bekerja di [[Candra Naya#Perhimpunan Sosial Candra Naya|Perhimpunan Sosial Candra Naya]] (didirikan pada tahun 1946 dengan nama Sin Ming Hui), yang menyediakan layanan kesehatan dan hukum untuk masyarakat kurang mampu. Kartini akhirnya lulus kuliah pada tahun 1958.<ref>{{Cite news|title=Kartini Muljadi, Wanita Terkaya RI yang Memulai Karir Sebagai Hakim |url=https://finance.detik.com/sosok/d-2420657/kartini-muljadi-wanita-terkaya-ri-yang-memulai-karir-sebagai-hakim |access-date=21 August 2020 |publisher=detikcom |date=22 November 2013|work=[[Detik.com|detikcom]] }}</ref> |
|||
⚫ | |||
* [http://biografi-pengusaha.blogspot.com/2013/12/wanita-terkaya-di-indonesia-kartini.html?m=1] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
Pada tahun 1958, Kartini diangkat menjadi seorang hakim di Pengadilan Khusus Jakarta, di mana ia ditugaskan untuk menangani kasus kriminal, perdata, dan kebangkrutan. Pada saat itu, hakim Belanda telah digantikan oleh hakim Indonesia. Kartini bekerja di pengadilan hingga tahun 1970 dan memiliki reputasi bersih dari korupsi.<ref name="Kartini Muljadi">{{cite web |title=Kartini Muljadi |url=https://www.kenangan.com/biografi/kartini-muljadi |website=Kenangan.com |publisher=Kenangan.com |access-date=21 August 2020 |archive-date=2021-09-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210920054526/https://www.kenangan.com/biografi/kartini-muljadi |dead-url=yes }}</ref> |
|||
Selama bekerja sebagai hakim, Kartini juga berkuliah kenotariatan di [[Universitas Indonesia]], dan akhirnya lulus pada tahun 1967.<ref>{{cite news |last1=Mardatillah |first1=Aida |title=Pebisnis Wanita yang Sukses Kelola Firma Hukum Korporasi |url=https://new.hukumonline.com/berita/baca/lt5a04954762511/pebisnis-wanita-yang-sukses-kelola-firma-hukum-korporasi?page=3 |access-date=21 August 2020 |publisher=Hukumonline.com |date=11 November 2017}}</ref> |
|||
Pasca suaminya, Djojo Muljadi, yang bekerja sebagai seorang notaris, meninggal pada tanggal 21 Februari 1973, Kartini pun mengundurkan diri dari jabatan hakim, karena gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kartini lalu ditunjuk sebagai notaris yang berdomisili di Jakarta. Kliennya meliputi [[badan usaha milik negara|BUMN]] seperti [[Wijaya Karya]] dan perusahaan multinasional seperti [[Unilever]].<ref>{{cite web |title=2016 Annual Report - PT. Wijaya Karya Tbk. |url=https://investor.wika.co.id/misc/ar2016/flipbook/71/#zoom=z |website=Wika |publisher=PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. |access-date=22 August 2020}}</ref><ref>{{cite web |title=Hadirnya Unilever di Indonesia |url=https://www.unilever.co.id/about/who-we-are/our-history/ |website=Unilever Indonesia |publisher=Unilever |access-date=22 August 2020}}</ref> Kartini juga mulai mengajar hukum acara perdata di sejumlah fakultas hukum di Jakarta. Kartini kemudian menjadi notaris terkenal, yang bekerja untuk sejumlah perusahaan besar pada dekade 1970-an dan 1980-an.<ref>{{Cite news|title=Perjuangan Kartini Muljadi jadi Srikandi Terkaya Berharta Rp 8,8 T |url=https://finance.detik.com/sosok/d-4350041/perjuangan-kartini-muljadi-jadi-srikandi-terkaya-berharta-rp-88-t |access-date=21 August 2020 |publisher=detikcom |date=19 December 2018|first=Eduardo |last=Simorangkir |work=[[Detik.com|detikcom]] }}</ref> |
|||
Pada tahun 1990, Kartini pensiun dari pekerjaan notaris dan mendirikan kantor hukum dan konsultansi hukumnya sendiri yang diberi nama Muljadi & Rekan. Kliennya meliputi perusahaan nasional dan multinasional besar. Saat [[krisis finansial Asia 1997|krisis finansial Asia 1997-98]] terjadi, Kartini menyediakan pendampingan hukum untuk sektor perbankan. Kartini juga menjadi bagian dari tim yang memberikan nasehat hukum untuk [[Badan Penyehatan Perbankan Nasional]] (BPPN).<ref>{{cite news |title=Kartini Muljadi: Menegakkan Hukum Melalui Tiga Profesi |url=https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt53b1106488873/kartini-muljadi--brmenegakkan-hukum-melalui-tiga-profesi?page=2 |access-date=21 August 2020 |publisher=Hukumonline.com |date=20 June 2014}}</ref> Kartini juga memberikan opini dan rekomendasi hukum untuk lembaga pemerintah dan pemegang saham dari bank yang insolven. Kartini pun pernah menjadi penasehat untuk [[Bank Dunia]].<ref>{{cite web |title=Kartini Muljadi |url=https://projects.icij.org/swiss-leaks/people/kartini-muljadi |website=Swiss Leaks |publisher=The International Consortium of Investigative Journalists |access-date=21 August 2020}}</ref> |
|||
Kartini juga terlibat dalam penyusunan sejumlah undang-undang, seperti Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Kebangkrutan. |
|||
=== Bisnis kosmetik dan farmasi === |
|||
Selama berkuliah di Jakarta, Kartini juga bekerja di sebuah salon kecantikan yang dimiliki oleh seorang wanita Belanda yang menikahi seorang dokter Indonesia. Wanita Belanda tersebut pun mengajarinya cara untuk membuat kosmetik. Saat wanita tersebut kembali ke [[Belanda]], Kartini pun membeli bisnis milik wanita tersebut dengan cara mencicil. Bisnis tersebut kemudian menjadi Tempo Scan, yang didirikan pada tahun 1953. Nama bisnis tersebut lalu diubah menjadi [[Tempo Scan Pacific]] dan kemudian menjadi salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.<ref>{{cite news |title=Kartini Muljadi (Indonesia, Judge, Lawyer) |url=https://core.ac.uk/download/pdf/200255004.pdf |access-date=21 August 2020 |work=Digital Narratives of Asia |publisher=Singapore Management University |date=14 January 2015}}</ref> Produk farmasi dari perusahaan tersebut antara lain Bodrex dan Hemaviton.<ref>{{cite web |title=HEALTH CARE |url=https://www.temposcangroup.com/en/our-brands-services |website=Tempo Scan Group |publisher=PT Tempo Scan Pacific Tbk |access-date=22 August 2020}}</ref> Kosmetik yang diproduksi oleh perusahaan tersebut antara lain [[losion]] badan Marina dan produk perawatan bayi My Baby.<ref>{{cite web |title=CONSUMER PRODUCTS AND COSMETICS DIVISION |url=https://www.temposcangroup.com/en/corporate-info/cpc |website=Tempo Scan Group |publisher=PT Tempo Scan Pacific Tbk |access-date=22 August 2020}}</ref> |
|||
Pada tahun 2007, Kartini menempati peringkat ke-28 dalam daftar warga negara Indonesia terkaya yang disusun oleh Forbes, dengan kekayaan sebesar $260 juta. Pada tahun 2008, Kartini menempati peringkat ke-32, dengan kekayaan sebesar $130 juta.<ref>{{cite web |title=Indonesia's 40 Richest |url=https://www.forbes.com/global/2007/1224/049.html#829332a2b93e |work=Forbes |access-date=23 August 2020}}</ref><ref>{{cite web |title=Indonesia's 40 Richest |url=https://www.forbes.com/global/2008/1222/045b.html#2b2fa2086bb9 |work=Forbes |access-date=21 August 2020}}</ref> Pada tahun 2019, Kartini menempati peringkat ke-48 dalam daftar 50 warga negara Indonesia terkaya yang disusun oleh Forbes, dengan kekayaan sebesar $630 juta. Kartini pun menjadi wanita dengan peringkat teratas pada daftar tersebut.<ref>{{cite news |title=#48 Kartini Muljadi & family |url=https://www.forbes.com/profile/kartini-muljadi/?list=indonesia-billionaires#6b1bef361082 |access-date=21 August 2020 |work=Forbes |date=2019}}</ref> |
|||
=== Kasus Sumber Waras === |
|||
Pada bulan November 1970, kepala Perhimpunan Sosial Candra Naya (PSCN), Padmo Sumasto menyerahkan lahan seluas 32.372 meter persegi di [[Grogol]], [[Jakarta Barat]] ke Yayasan Sumber Waras.<ref>{{cite news |last1=Budiari |first1=Indra |title=Jakarta High Court returns land to Candra Naya |url=https://www.thejakartapost.com/news/2015/12/15/jakarta-high-court-returns-land-candra-naya.html |access-date=21 August 2020 |publisher=The Jakarta Post |date=15 December 2015}}</ref> Padmo lalu membatalkan keputusan tersebut pada bulan September 1999. Kemudian, saat Kartini menjadi ketua Yayasan Sumber Waras, ia melaporkan kepala PSCN yang baru, I Wayan Suparmin, ke polisi dengan tuduhan ia telah menggelapkan sertifikat dari lahan tersebut. Yayasan Sumber Waras juga memiliki lahan seluas 3,7 hektar di sebelah lahan milik PSCN tersebut. Pada tahun 2014, Yayasan Sumber Waras menjual lahan seluas 3,7 hektar tersebut ke pemerintah Jakarta dengan harga Rp775,69 milyar ($55,9 juta). Pemerintah Jakarta pun berencana membangun sebuah rumah sakit kanker di atas lahan tersebut, namun lahan tersebut tidak dapat diakses dari jalan utama, kecuali pemerintah Jakarta juga membeli lahan milik PSCN. Pada perjanjian penjualan lahan seluas 3,7 hektar tersebut, Yayasan Sumber Waras sebenarnya menyatakan bahwa pemerintah Jakarta dapat masuk ke lahan tersebut melalui pintu masuk dari lahan milik PSCN. |
|||
Pada tanggal 23 September 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memutuskan bahwa lahan seluas 32.372 meter persegi di Grogol adalah milik Yayasan Sumber Waras dan memvonis Wayan penjara selama 18 bulan. Pada tanggal 16 November 2015, Pengadilan Tinggi Jakarta mengubah putusan tersebut, yakni mengembalikan lahan tersebut ke PSCN dan membebaskan Wayan dari tuntutan penggelapan. Secara terpisah, [[Badan Pemeriksa Keuangan]] melaporkan bahwa lahan seluas 3,7 hektar telah dijual dengan harga yang tidak wajar, sehingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp191 milyar.<ref>{{cite news |last1=Yuniarni |first1=Sarah |title=BPK, KPK Clash Heads in Sumber Waras Graft Case |url=https://jakartaglobe.id/news/bpk-kpk-clash-heads-sumber-waras-graft-case |access-date=21 August 2020 |publisher=Jakarta Globe |date=21 June 2016}}</ref> Laporan BPK tersebut lalu diserahkan ke [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK). Pada bulan April 2016, KPK pun meminta keterangan Kartini mengenai hal tersebut.<ref>{{cite news |last1=Suparman |first1=Fana |title=KPK Questions Ahok in Hospital Land Procurement Investigation |url=https://jakartaglobe.id/news/kpk-questions-ahok-hospital-land-procurement-investigation/ |access-date=21 August 2020 |publisher=Jakarta Globe |date=12 April 2016}}</ref> Kartini diberitakan menyatakan bahwa ia hanya menerima Rp335 milyar, padahal lahan tersebut dijual dengan harga Rp775,69 milyar.<ref>{{cite news |title=Sumber Waras Ogah Kembalikan Rp 191 Miliar, Sandiaga Diminta Gugat Ke Pengadilan |url=https://www.rmolbabel.com/read/2017/12/13/4957/sumber-waras-ogah-kembalikan-rp-191-miliar-sandiaga-diminta-gugat-ke-pengadilan- |access-date=21 August 2020 |publisher=RMOL |date=13 December 2017 }}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> KPK kemudian menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti pelanggaran dalam pembelian lahan tersebut. Pada bulan Januari 2017, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memutuskan bahwa Yayasan Sumber Waras dapat menjual lahan tersebut secara legal tanpa harus melibatkan PSCN.<ref>{{cite news |last1=Risalah |first1=Dian Fath |title=Ahok comments on the winning of Sumber Waras trial |url=https://republika.co.id/berita/ojmh1e414/ahok-comments-on-the-winning-of-sumber-waras-trial |access-date=21 August 2020 |publisher=Republika.co.id |date=12 January 2017}}</ref> |
|||
==Kehidupan Pribadi == |
|||
⚫ | |||
Kartini menikahi Djojo Muljadi (Liem Tjing Hien, 1915-1973), yang pernah bekerja sebagai notaris, serta sebagai sekretaris Sing Ming Hui pada tahun 1950 dan sebagai presiden Sing Ming Hui mulai tahun 1953 hingga 1955.<ref name="Suryadinata2015">{{cite book|author=Leo Suryadinata|title=Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches|url=https://books.google.com/books?id=ZO6gCgAAQBAJ&pg=PA90|date=19 August 2015|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4620-50-5|page=157|edition=4th}}</ref> Keduanya memiliki empat anak, yakni Sutjipto Husodo Muljadi, Dian Mulyani Muljadi, Gunawan S. Muljadi, dan Handojo Selamet Muljadi. |
|||
Sutjipto memiliki PT Mulia Graha Abadi. Sementara Dian adalah seorang sosialita dan editor majalah, serta menjalankan [[Fimela]]. Sedangkan Gunawan menjalankan firma hukum milik Kartini dan Handojo memimpin Tempo Scan Pacific.<ref name="Kartini Muljadi"/> |
|||
Kartini adalah nenek dari sosialita [[Richard Muljadi]], yang menjadi terkenal karena memamerkan kebiasaan belanjanya di media sosial, seperti membeli sebuah [[Mitsubishi Outlander]] untuk salah satu hewan peliharaannya.<ref>{{cite news |last1=General |first1=Ryan |title=Meet the Socialite Grandson of Indonesia's Richest Woman |url=https://nextshark.com/richard-muljadi-rich-kid-of-instagram/ |access-date=21 August 2020 |publisher=NextShark |date=6 June 2016}}</ref><ref>{{cite news |last1=Soeriaatmadja |first1=Wahyudi |title=Bling it on: Children of Asia's richest not shy about flaunting it |url=https://www.straitstimes.com/asia/bling-it-on-if-you-have-it-why-not-flaunt-it |access-date=21 August 2020 |publisher=The Straits Times |date=26 November 2017}}</ref><ref>{{cite news |last1=Wijaya |first1=Irsyaad |title=Mewah...Richard Muljadi, Cucu Konglomerat Yang Ditangkap Polisi Pernah Kasih Kado Anjing Kesayangannya Mitsubishi Outlander |url=https://otomania.gridoto.com/read/241189268/mewahrichard-muljadi-cucu-konglomerat-yang-ditangkap-polisi-pernah-kasih-kado-anjing-kesayangannya-mitsubishi-outlander |access-date=22 August 2020 |publisher=Otomania.com |date=23 August 2018}}</ref> Pada bulan Agustus 2018, Richard ditahan oleh polisi karena menghisap kokain di toilet dari sebuah restoran di [[Pacific Place]].<ref>{{cite news |title=Policeman arrests Muljadi heir for 'sniffing cocaine' in mall toilet |url=https://www.thejakartapost.com/news/2018/08/23/policeman-arrests-muljadi-heir-for-sniffing-cocaine-in-mall-toilet.html |access-date=21 August 2020 |publisher=The Jakarta Post |date=23 August 2018}}</ref> Pada bulan Februari 2019, Richard pun divonis menjalani rehabilitasi selama 18 bulan.<ref>{{Cite news|title=Divonis Rehabilitasi, Richard Muljadi Tetap Berpotensi Dipenjara |url=https://metro.tempo.co/read/1180702/divonis-rehabilitasi-richard-muljadi-tetap-berpotensi-dipenjara |access-date=21 August 2020 |publisher=Tempo.co |date=1 March 2019|first=Adam |last=Prireza |language=id |work=[[Tempo.co]] }}</ref> |
|||
==Penghargaan== |
|||
Pada tahun 2004, Presiden [[Megawati Sukarnoputri]] menganugerahkan ''Capital Market Lifetime Achievement Award'' kepada Kartini atas kerja firma hukumnya dalam mengembangkan Master Settlement dan Master Refinancing Agreement yang digunakan untuk menyelamatkan bank yang ambruk selama krisis ekonomi 1997-98.<ref>{{cite news |title=99 Most Powerful Women 2015 |url=https://www.globeasia.com/cover-story/99-most-powerful-women-2015-2 |access-date=22 August 2020 |publisher=Globe Asia |date=December 2015 |archive-date=2017-05-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170512203356/http://www.globeasia.com/cover-story/99-most-powerful-women-2015-2 |dead-url=yes }}</ref> |
|||
==Buku== |
|||
Kartini pernah menulis sejumlah buku mengenai hukum, antara lain: |
|||
* ''Kebendaan Pada Umumnya'' (2003). Mengenai keamanan kolateral dan properti berdasarkan hukum perdata Indonesia.<ref name="Muljadi2003">{{cite book|author=Kartini Muljadi|title=Kebendaan pada umumnya|url=https://books.google.com/books?id=mQhKAAAACAAJ|year=2003|publisher=Kencana|isbn=978-979-3465-10-4}}</ref> |
|||
* ''Hak Tanggungan'' (2005). Mengenai hukum hipotek di Indonesia.<ref name="Muljadi2005">{{cite book|author=Kartini Muljadi|title=Hak tanggungan|url=https://books.google.com/books?id=vGPwAAAACAAJ|year=2005|publisher=Kencana|isbn=978-979-3465-94-4}}</ref> |
|||
* ''Hak-Hak Atas Tanah'' (2004). Mengenai sertifikat dan kepemilikan atas tanah di Indonesia.<ref name="Muljadi2004">{{cite book|author=Kartini Muljadi|title=Hak-hak atas tanah|url=https://books.google.com/books?id=M1rFAAAACAAJ|year=2004|publisher=Kencana|isbn=978-979-3465-41-8}}</ref> |
|||
* ''Kedudukan Berkuasa & Hak Milik dalam Sudut Pandang KUH Perdata'' (2004). Mengenai hak properti dan kepemilikan berdasarkan hukum perdata Indonesia.<ref name="Muljadi2004b">{{cite book|author=Kartini Muljadi|title=Kedudukan berkuasa & hak milik dalam sudut pandang KUH Perdata|url=https://books.google.com/books?id=Mb1RAAAACAAJ|year=2004|publisher=Kencana|isbn=978-979-3465-44-9}}</ref> |
|||
* ''Perikatan Pada Umumnya'' (2003). Mengenai hukum kontrak di Indonesia.<ref name="Muljadi2003b">{{cite book|author=Kartini Muljadi|title=Perikatan pada umumnya|url=https://books.google.com/books?id=rMD7AQAACAAJ|date=1 January 2003|publisher=Divisi Buku Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada|isbn=978-979-421-951-5}}</ref> |
|||
* ''Jual Beli'' (2003). Ditulis bersama Gunawan Widjaja. Mengenai kontrak perdagangan berdasarkan hukum dan peraturan perdagangan Indonesia.<ref name="WidjajaMuljadi2003">{{cite book|author1=Gunawan Widjaja|author2=Kartini Muljadi|title=Jual beli|url=https://books.google.com/books?id=Kc0ZAAAACAAJ|year=2003|publisher=Divisi Buku Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada|isbn=978-979-421-957-7}}</ref> |
|||
Pada bulan Mei 2017, bersamaan dengan hari ulang tahunnya yang ke-87, Kartini meluncurkan sebuah buku yang berjudul ''Batik Indonesia, Sepilihan Koleksi Batik Kartini Muljadi''.<ref>{{cite news |title=Kartini Muljadi Shows Off Her Batik Collection in New Book |url=https://jakartaglobe.id/culture/kartini-muljadi-shows-off-her-batik-collection-in-new-book |access-date=22 August 2020 |publisher=Jakarta Globe |date=19 May 2017}}</ref> |
|||
⚫ | |||
{{Reflist|40em}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Muljadi, Kartini}} |
|||
[[Kategori:Wirausahawan kosmetika Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Wirausahawan farmasi Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Pengacara Indonesia]] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]] |
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]] |
||
[[Kategori:Tokoh |
[[Kategori:Tokoh Kebumen]] |
Revisi terkini sejak 12 Juni 2024 04.43
Kartini Muljadi, S.H. | |
---|---|
Lahir | 17 Mei 1930 Kebumen, Hindia Belanda |
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Pengusaha, pengacara |
Dikenal atas | Pemilik Tempo Scan Pacific |
Kartini Muljadi, S H. (lahir pada tanggal 17 Mei 1930) adalah seorang pebisnis dan pengacara korporat asal Indonesia, yang juga pernah bekerja sebagai hakim dan notaris. Sejak tahun 2007, Kartini adalah salah satu wanita terkaya di Indonesia.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Awal mula dan pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kartini lahir dengan nama Pauline Fanny Kho pada tanggal 17 Mei 1930 di Kabupaten Roma Karanganyar (Sekarang Kebumen), Karesidenan Kedu, Hindia Belanda. Orang tuanya adalah Budi Tjahono dan Marianne Han. Ayahnya berdarah Jawa (Kebumen) bercampur Tionghoa. Sedangkan Ibunya, memiliki darah Belanda, adalah guru di sebuah sekolah lokal.[1] Sementara ayahnya bekerja sebagai akuntan di Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij (ANIEM).[2]
Saat Pauline berusia sekitar 2,5 tahun, ibunya meninggal. Ayahnya kemudian menikahi seorang wanita keturunan Tionghoa, yang bekerja sebagai pedagang dan mengajari Kartini untuk bekerja secara industri, terutama selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda, karena tidak ada sekolah. Ayahnya juga terus mendorong Pauline untuk menabung uang.
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, etnis Tionghoa didorong untuk mengadopsi nama Indonesia, sehingga ayahnya pun mengubah namanya dari Kho (Xu dalam bahasa Tiongkok) menjadi Budi Tjahjono, sementara Pauline Fanny Kho mengubah namanya menjadi Kartini, sesuai nama tokoh emansipasi wanita Indonesia, yakni Kartini.[3]
Kartini dan saudaranya merupakan salah satu dari hanya sedikit anak non-Belanda yang diperbolehkan untuk belajar di sekolah Eropa, di mana mereka belajar Bahasa Indonesia, Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis, sebelum akhirnya memilih untuk belajar matematika.
Kartini juga pernah bersekolah di Surabaya dan Yogyakarta, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta, di mana ia berkuliah Hukum dan Ilmu Sosial di Universitas Indonesia. Selama berkuliah, Kartini juga bekerja di Perhimpunan Sosial Candra Naya (didirikan pada tahun 1946 dengan nama Sin Ming Hui), yang menyediakan layanan kesehatan dan hukum untuk masyarakat kurang mampu. Kartini akhirnya lulus kuliah pada tahun 1958.[4]
Karir hukum
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1958, Kartini diangkat menjadi seorang hakim di Pengadilan Khusus Jakarta, di mana ia ditugaskan untuk menangani kasus kriminal, perdata, dan kebangkrutan. Pada saat itu, hakim Belanda telah digantikan oleh hakim Indonesia. Kartini bekerja di pengadilan hingga tahun 1970 dan memiliki reputasi bersih dari korupsi.[5]
Selama bekerja sebagai hakim, Kartini juga berkuliah kenotariatan di Universitas Indonesia, dan akhirnya lulus pada tahun 1967.[6]
Pasca suaminya, Djojo Muljadi, yang bekerja sebagai seorang notaris, meninggal pada tanggal 21 Februari 1973, Kartini pun mengundurkan diri dari jabatan hakim, karena gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kartini lalu ditunjuk sebagai notaris yang berdomisili di Jakarta. Kliennya meliputi BUMN seperti Wijaya Karya dan perusahaan multinasional seperti Unilever.[7][8] Kartini juga mulai mengajar hukum acara perdata di sejumlah fakultas hukum di Jakarta. Kartini kemudian menjadi notaris terkenal, yang bekerja untuk sejumlah perusahaan besar pada dekade 1970-an dan 1980-an.[9]
Pada tahun 1990, Kartini pensiun dari pekerjaan notaris dan mendirikan kantor hukum dan konsultansi hukumnya sendiri yang diberi nama Muljadi & Rekan. Kliennya meliputi perusahaan nasional dan multinasional besar. Saat krisis finansial Asia 1997-98 terjadi, Kartini menyediakan pendampingan hukum untuk sektor perbankan. Kartini juga menjadi bagian dari tim yang memberikan nasehat hukum untuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).[10] Kartini juga memberikan opini dan rekomendasi hukum untuk lembaga pemerintah dan pemegang saham dari bank yang insolven. Kartini pun pernah menjadi penasehat untuk Bank Dunia.[11]
Kartini juga terlibat dalam penyusunan sejumlah undang-undang, seperti Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Kebangkrutan.
Bisnis kosmetik dan farmasi
[sunting | sunting sumber]Selama berkuliah di Jakarta, Kartini juga bekerja di sebuah salon kecantikan yang dimiliki oleh seorang wanita Belanda yang menikahi seorang dokter Indonesia. Wanita Belanda tersebut pun mengajarinya cara untuk membuat kosmetik. Saat wanita tersebut kembali ke Belanda, Kartini pun membeli bisnis milik wanita tersebut dengan cara mencicil. Bisnis tersebut kemudian menjadi Tempo Scan, yang didirikan pada tahun 1953. Nama bisnis tersebut lalu diubah menjadi Tempo Scan Pacific dan kemudian menjadi salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia.[12] Produk farmasi dari perusahaan tersebut antara lain Bodrex dan Hemaviton.[13] Kosmetik yang diproduksi oleh perusahaan tersebut antara lain losion badan Marina dan produk perawatan bayi My Baby.[14]
Pada tahun 2007, Kartini menempati peringkat ke-28 dalam daftar warga negara Indonesia terkaya yang disusun oleh Forbes, dengan kekayaan sebesar $260 juta. Pada tahun 2008, Kartini menempati peringkat ke-32, dengan kekayaan sebesar $130 juta.[15][16] Pada tahun 2019, Kartini menempati peringkat ke-48 dalam daftar 50 warga negara Indonesia terkaya yang disusun oleh Forbes, dengan kekayaan sebesar $630 juta. Kartini pun menjadi wanita dengan peringkat teratas pada daftar tersebut.[17]
Kasus Sumber Waras
[sunting | sunting sumber]Pada bulan November 1970, kepala Perhimpunan Sosial Candra Naya (PSCN), Padmo Sumasto menyerahkan lahan seluas 32.372 meter persegi di Grogol, Jakarta Barat ke Yayasan Sumber Waras.[18] Padmo lalu membatalkan keputusan tersebut pada bulan September 1999. Kemudian, saat Kartini menjadi ketua Yayasan Sumber Waras, ia melaporkan kepala PSCN yang baru, I Wayan Suparmin, ke polisi dengan tuduhan ia telah menggelapkan sertifikat dari lahan tersebut. Yayasan Sumber Waras juga memiliki lahan seluas 3,7 hektar di sebelah lahan milik PSCN tersebut. Pada tahun 2014, Yayasan Sumber Waras menjual lahan seluas 3,7 hektar tersebut ke pemerintah Jakarta dengan harga Rp775,69 milyar ($55,9 juta). Pemerintah Jakarta pun berencana membangun sebuah rumah sakit kanker di atas lahan tersebut, namun lahan tersebut tidak dapat diakses dari jalan utama, kecuali pemerintah Jakarta juga membeli lahan milik PSCN. Pada perjanjian penjualan lahan seluas 3,7 hektar tersebut, Yayasan Sumber Waras sebenarnya menyatakan bahwa pemerintah Jakarta dapat masuk ke lahan tersebut melalui pintu masuk dari lahan milik PSCN.
Pada tanggal 23 September 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memutuskan bahwa lahan seluas 32.372 meter persegi di Grogol adalah milik Yayasan Sumber Waras dan memvonis Wayan penjara selama 18 bulan. Pada tanggal 16 November 2015, Pengadilan Tinggi Jakarta mengubah putusan tersebut, yakni mengembalikan lahan tersebut ke PSCN dan membebaskan Wayan dari tuntutan penggelapan. Secara terpisah, Badan Pemeriksa Keuangan melaporkan bahwa lahan seluas 3,7 hektar telah dijual dengan harga yang tidak wajar, sehingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp191 milyar.[19] Laporan BPK tersebut lalu diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pada bulan April 2016, KPK pun meminta keterangan Kartini mengenai hal tersebut.[20] Kartini diberitakan menyatakan bahwa ia hanya menerima Rp335 milyar, padahal lahan tersebut dijual dengan harga Rp775,69 milyar.[21] KPK kemudian menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti pelanggaran dalam pembelian lahan tersebut. Pada bulan Januari 2017, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memutuskan bahwa Yayasan Sumber Waras dapat menjual lahan tersebut secara legal tanpa harus melibatkan PSCN.[22]
Kehidupan Pribadi
[sunting | sunting sumber]Keluarga
[sunting | sunting sumber]Kartini menikahi Djojo Muljadi (Liem Tjing Hien, 1915-1973), yang pernah bekerja sebagai notaris, serta sebagai sekretaris Sing Ming Hui pada tahun 1950 dan sebagai presiden Sing Ming Hui mulai tahun 1953 hingga 1955.[23] Keduanya memiliki empat anak, yakni Sutjipto Husodo Muljadi, Dian Mulyani Muljadi, Gunawan S. Muljadi, dan Handojo Selamet Muljadi.
Sutjipto memiliki PT Mulia Graha Abadi. Sementara Dian adalah seorang sosialita dan editor majalah, serta menjalankan Fimela. Sedangkan Gunawan menjalankan firma hukum milik Kartini dan Handojo memimpin Tempo Scan Pacific.[5]
Kartini adalah nenek dari sosialita Richard Muljadi, yang menjadi terkenal karena memamerkan kebiasaan belanjanya di media sosial, seperti membeli sebuah Mitsubishi Outlander untuk salah satu hewan peliharaannya.[24][25][26] Pada bulan Agustus 2018, Richard ditahan oleh polisi karena menghisap kokain di toilet dari sebuah restoran di Pacific Place.[27] Pada bulan Februari 2019, Richard pun divonis menjalani rehabilitasi selama 18 bulan.[28]
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2004, Presiden Megawati Sukarnoputri menganugerahkan Capital Market Lifetime Achievement Award kepada Kartini atas kerja firma hukumnya dalam mengembangkan Master Settlement dan Master Refinancing Agreement yang digunakan untuk menyelamatkan bank yang ambruk selama krisis ekonomi 1997-98.[29]
Buku
[sunting | sunting sumber]Kartini pernah menulis sejumlah buku mengenai hukum, antara lain:
- Kebendaan Pada Umumnya (2003). Mengenai keamanan kolateral dan properti berdasarkan hukum perdata Indonesia.[30]
- Hak Tanggungan (2005). Mengenai hukum hipotek di Indonesia.[31]
- Hak-Hak Atas Tanah (2004). Mengenai sertifikat dan kepemilikan atas tanah di Indonesia.[32]
- Kedudukan Berkuasa & Hak Milik dalam Sudut Pandang KUH Perdata (2004). Mengenai hak properti dan kepemilikan berdasarkan hukum perdata Indonesia.[33]
- Perikatan Pada Umumnya (2003). Mengenai hukum kontrak di Indonesia.[34]
- Jual Beli (2003). Ditulis bersama Gunawan Widjaja. Mengenai kontrak perdagangan berdasarkan hukum dan peraturan perdagangan Indonesia.[35]
Pada bulan Mei 2017, bersamaan dengan hari ulang tahunnya yang ke-87, Kartini meluncurkan sebuah buku yang berjudul Batik Indonesia, Sepilihan Koleksi Batik Kartini Muljadi.[36]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Habib, Tomyzul (16 December 2019). "Capai Rp8,8 T! Ini 9 Fakta Menarik Wanita Terkaya di Indonesia Tahun 2019, Kartini Muljadi". Akurat.co. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Agustian, Widi (17 December 2015). "Kartini Muljadi, Satu-satunya Miliarder Wanita di Indonesia". Okezone.com. Okezone.com. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Kartini Muljadi (Indonesia, Judge, Lawyer)" (PDF). Digital Narratives of Asia. Singapore Management University. 14 January 2015. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Kartini Muljadi, Wanita Terkaya RI yang Memulai Karir Sebagai Hakim". detikcom. detikcom. 22 November 2013. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ a b "Kartini Muljadi". Kenangan.com. Kenangan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-20. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Mardatillah, Aida (11 November 2017). "Pebisnis Wanita yang Sukses Kelola Firma Hukum Korporasi". Hukumonline.com. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "2016 Annual Report - PT. Wijaya Karya Tbk". Wika. PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ "Hadirnya Unilever di Indonesia". Unilever Indonesia. Unilever. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ Simorangkir, Eduardo (19 December 2018). "Perjuangan Kartini Muljadi jadi Srikandi Terkaya Berharta Rp 8,8 T". detikcom. detikcom. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Kartini Muljadi: Menegakkan Hukum Melalui Tiga Profesi". Hukumonline.com. 20 June 2014. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Kartini Muljadi". Swiss Leaks. The International Consortium of Investigative Journalists. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Kartini Muljadi (Indonesia, Judge, Lawyer)" (PDF). Digital Narratives of Asia. Singapore Management University. 14 January 2015. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "HEALTH CARE". Tempo Scan Group. PT Tempo Scan Pacific Tbk. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ "CONSUMER PRODUCTS AND COSMETICS DIVISION". Tempo Scan Group. PT Tempo Scan Pacific Tbk. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ "Indonesia's 40 Richest". Forbes. Diakses tanggal 23 August 2020.
- ^ "Indonesia's 40 Richest". Forbes. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "#48 Kartini Muljadi & family". Forbes. 2019. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Budiari, Indra (15 December 2015). "Jakarta High Court returns land to Candra Naya". The Jakarta Post. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Yuniarni, Sarah (21 June 2016). "BPK, KPK Clash Heads in Sumber Waras Graft Case". Jakarta Globe. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Suparman, Fana (12 April 2016). "KPK Questions Ahok in Hospital Land Procurement Investigation". Jakarta Globe. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "Sumber Waras Ogah Kembalikan Rp 191 Miliar, Sandiaga Diminta Gugat Ke Pengadilan". RMOL. 13 December 2017. Diakses tanggal 21 August 2020.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Risalah, Dian Fath (12 January 2017). "Ahok comments on the winning of Sumber Waras trial". Republika.co.id. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Leo Suryadinata (19 August 2015). Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches (edisi ke-4th). Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 157. ISBN 978-981-4620-50-5.
- ^ General, Ryan (6 June 2016). "Meet the Socialite Grandson of Indonesia's Richest Woman". NextShark. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Soeriaatmadja, Wahyudi (26 November 2017). "Bling it on: Children of Asia's richest not shy about flaunting it". The Straits Times. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Wijaya, Irsyaad (23 August 2018). "Mewah...Richard Muljadi, Cucu Konglomerat Yang Ditangkap Polisi Pernah Kasih Kado Anjing Kesayangannya Mitsubishi Outlander". Otomania.com. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ "Policeman arrests Muljadi heir for 'sniffing cocaine' in mall toilet". The Jakarta Post. 23 August 2018. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ Prireza, Adam (1 March 2019). "Divonis Rehabilitasi, Richard Muljadi Tetap Berpotensi Dipenjara". Tempo.co. Tempo.co. Diakses tanggal 21 August 2020.
- ^ "99 Most Powerful Women 2015". Globe Asia. December 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-12. Diakses tanggal 22 August 2020.
- ^ Kartini Muljadi (2003). Kebendaan pada umumnya. Kencana. ISBN 978-979-3465-10-4.
- ^ Kartini Muljadi (2005). Hak tanggungan. Kencana. ISBN 978-979-3465-94-4.
- ^ Kartini Muljadi (2004). Hak-hak atas tanah. Kencana. ISBN 978-979-3465-41-8.
- ^ Kartini Muljadi (2004). Kedudukan berkuasa & hak milik dalam sudut pandang KUH Perdata. Kencana. ISBN 978-979-3465-44-9.
- ^ Kartini Muljadi (1 January 2003). Perikatan pada umumnya. Divisi Buku Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada. ISBN 978-979-421-951-5.
- ^ Gunawan Widjaja; Kartini Muljadi (2003). Jual beli. Divisi Buku Perguruan Tinggi, RajaGrafindo Persada. ISBN 978-979-421-957-7.
- ^ "Kartini Muljadi Shows Off Her Batik Collection in New Book". Jakarta Globe. 19 May 2017. Diakses tanggal 22 August 2020.