Lompat ke isi

Periode Afrika basah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Setoles Rindu (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(43 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Short description|Periode iklim di masa holocen saat Sahara dan wilayah Africa utara lebih sejuk dari saat ini}}
{{Short description|Periode iklim di masa holocen saat Sahara dan wilayah Africa utara lebih sejuk dari saat ini}}
[[Berkas:Sahara_satellite_hires.jpg|jmpl|upright=1.6|Selama Periode Afrika-Basah, sebagian besar Afrika Utara ditutupi oleh rumput, pohon, dan danau; dan wilayah Sahara bukanlah gurun pasir.]]
[[Berkas:Sahara_satellite_hires.jpg|jmpl|upright=1.6|Selama Periode Afrika basah, sebagian besar Afrika Utara ditutupi oleh rumput, pohon, dan danau; dan wilayah Sahara bukanlah gurun pasir.]]
'''Periode Afrika-Basah''' (''African Humid Period''), disingkat '''PAB''', adalah suatu periodisasi cuaca dari jaman [[Pleistosen|Pleistosen akhir]] hingga [[Holosen]] di mana iklim di Afrika bagian utara lebih basah daripada saat ini. Pada periode itu sebagian besar [[Gurun Sahara]] masih ditutup oleh rerumputan dan pohon, serta terdapat berbagai sungai dan danau. Penyebabnya antara lain menguatnya [[Muson|muson Afrika]].
'''Periode Afrika basah''' (''African humid period''), disingkat '''PAB''', adalah suatu periodisasi cuaca dari jaman [[Pleistosen|Pleistosen akhir]] hingga [[Holosen]] di mana iklim di Afrika bagian utara lebih basah daripada saat ini. Pada periode itu sebagian besar [[Gurun Sahara]] masih ditutup oleh rerumputan dan pohon, serta terdapat berbagai sungai dan danau. Penyebabnya antara lain menguatnya [[Muson|muson Afrika]].


Periode Afrika-Basah dimulai sekitar 14.600–14.500 tahun yang lalu pada masa akhir [[Periode glasial terakhir|Zaman Es]]. [[Danau Chad]] terbentuk atau meluas, gletser es menutupi [[Gunung Kilimanjaro]], dan gurun pasir menyusut. Lalu terjadi dua fluktuasi cuaca kering (menurunnya temperatur bumi), yakni pada kurun [[Dryas Terkini|dryas terakhir]] dan [[:en:8.2-kiloyear_event|peristiwa 8,2 ribu tahun]] di mana temperatur bumi menurun drastis. Periode Afrika-Basah berakhir 6.000–5.000 tahun yang lampau, atau selama periode dingin Osilasi Piora. Meski beberapa fakta menunjukan bahwa hal ini terjadi pada 5.500 tahun yang lalu, namun di beberapa tempat seperti di [[Sahel]], Jazirah Arab, dan Afrika Timur, Periode Afrika-Basah berakhir sekitar [[:en:4.2-kiloyear_event|peristiwa 4,2 ribu tahun]] (kekeringan global).
Periode Afrika basah dimulai sekitar 14.600–14.500 tahun lampau pada masa akhir [[Periode glasial terakhir|Zaman Es]]. [[Danau Chad]] terbentuk atau meluas, gletser es menutupi [[Gunung Kilimanjaro]], dan [[Gurun|gurun pasir]] menyusut. Lalu terjadi dua fluktuasi cuaca kering (menurunnya temperatur bumi), yakni pada kurun [[Dryas Terkini|dryas terakhir]] dan [[peristiwa 8,2 kilo-warsa]] di mana temperatur bumi menurun drastis. Periode Afrika basah berakhir 6.000–5.000 tahun lampau, atau selama periode dingin [[Osilasi]] Piora. Meski beberapa fakta menunjukan bahwa hal ini terjadi pada 5.500 tahun lampau, namun di beberapa tempat seperti di [[Sahel]], Jazirah Arab, dan Afrika Timur, Periode Afrika basah berakhir sekitar [[peristiwa 4,2 kilo-warsa]], saat [[kekeringan]] global melanda.


Periode Afrika-Basah (PAB) ditandai dengan penyebaran penduduk dan luasnya area yang dihuni manusia di wilayah Gurun Sahara dan Gurun Arab, dan berdampak positif pada perkembangan budaya di Afrika, seperti lahirnya [[Mesir Kuno|peradaban Mesir Kuno]]. Orang-orang di Sahara bukan saja hidup sebagai [[Pemburu dan peramu|pemburu-pengumpul]] tetapi juga melakukan domestifikasi sapi, kambing, dan domba. PAB menyisakan beberapa peninggalan seperti [[:en:Dufuna_canoe|artefak perahu tertua]] di dunia, dan lukisan-lukisan gua seperti di [[:en:Cave_of_Swimmers|Gua Perenang]] dan di [[Pegunungan Acacus]]. Ketika periode basah berakhir, manusia berangsur-angsur meninggalkan tempat tinggal mereka yang kini menjadi gurun; mereka umumnya bermigrasi ke tempat-tempa basah seperti [[Sungai Nil|Lembah Nil]] dan [[Mesopotamia|Lembah Mesopotamia]].
Periode Afrika basah (PAB) ditandai dengan penyebaran penduduk dan luasnya area yang dihuni manusia di wilayah Gurun Sahara dan Gurun Arab, dan berdampak positif pada perkembangan budaya di Afrika, seperti lahirnya [[Mesir Kuno|peradaban Mesir Kuno]]. Orang-orang di Sahara bukan saja hidup sebagai [[Pemburu dan peramu|pemburu-pengumpul]] tetapi juga melakukan domestifikasi sapi, kambing, dan domba. PAB menyisakan beberapa peninggalan seperti [[:en:Dufuna_canoe|artefak perahu tertua]] di dunia, dan lukisan-lukisan gua seperti di [[:en:Cave_of_Swimmers|Gua Perenang]] dan di [[Pegunungan Acacus]]. Ketika periode basah berakhir, manusia berangsur-angsur meninggalkan tempat tinggal mereka yang kini menjadi gurun; mereka umumnya bermigrasi ke tempat-tempa basah seperti [[Sungai Nil|Lembah Nil]] dan [[Mesopotamia|Lembah Mesopotamia]].


== Terminologi ==
== Terminologi ==
Periode basah atau lembab di Afrika/Sahara umumnya disebut sebagai "Periode Afrika-Basah (PAB)" {{Sfn|Krüger|Beuscher|Schmiedl|Ehrmann|2017|p=1}} dan beberapa periodisasi basah/kering telah ditetapkan untuk wilayah Afrika Tengah.{{Sfn|Sangen|2012|p=144}} Secara umum, jenis fluktuasi iklim basah/kering ini masing-masing dikenal sebagai ''pluvial'' dan ''interpluvial''.{{Sfn|Médail|Duong|Roig|Fady|2013|p=1}} Namun karena PAB tidak berlaku di seluruh benua Afrika, Williams ''et al.'' 2019 merekomendasikan agar istilah tersebut diubah.
Periode basah atau lembap di Afrika/Sahara umumnya disebut sebagai "Periode Afrika basah",{{Sfn|Krüger|Beuscher|Schmiedl|Ehrmann|2017|p=1}} di samping beberapa periodisasi basah/kering yang telah ditetapkan untuk wilayah Afrika Tengah.{{Sfn|Sangen|2012|p=144}} Secara umum, jenis fluktuasi iklim basah/kering ini masing-masing dikenal sebagai ''pluvial'' dan ''interpluvial''.{{Sfn|Médail|Duong|Roig|Fady|2013|p=1}} Namun karena PAB tidak berlaku di seluruh benua Afrika, Williams ''et al.'' 2019 merekomendasikan agar istilah tersebut diubah,{{Sfn|Garcea|2020|p=10}} dan beberapa peneliti telah mengajukan istilah "periode Afrika Utara basah".{{sfn|Dupont|Railsback|Liang|Brook|2022|p=15}}


Istilah lain yang digunakan adalah "Periode Holosen Afrika-Basah", atau kerap disingkat "Periode Holosen Basah", yang mencakup sebagian wilayah Afrika serta Arab dan Asia;{{Sfn|Lézine|Ivory|Braconnot|Marti|2017|p=68}} "episode basah awal dan pertengahan Holosen";{{Sfn|Linstädter|2008|p=56}} "Holosene Pluvial"; {{Sfn|Runge|2013|p=81}} "Fase Basah Holosen"; {{Sfn|Olsen|2017|p=90}} "''{{Lang|fr|Kibangien A}}''" di Afrika Tengah;{{Sfn|Sangen|2012|p=213}} "''Makalian''" untuk periode [[Neolitikum|Neolitik]] di Sudan utara; {{Sfn|Spinage|2012|p=71}} "Fase Basah Nabtian" {{Sfn|Said|1993|p=128}} atau "periode Nabtian" untuk periode basah 14.000–6.000 di sepanjang Mediterania Timur dan [[Levant]] ; {{Sfn|Revel|Ducassou|Grousset|Bernasconi|2010|p=1357}} "Neolitik Pluvial"; "Neolitik Subpluvial"; {{Sfn|Olsen|2017|p=90}} "Neolitik fase basah"; "{{Lang|fr|Nouakchottien}}" di Sahara Barat 6.500–4.000 tahun yang lampau; {{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=10}} "Subpluvial II" dan "{{Lang|fr|Tchadien}}" di Sahara Tengah pada 14.000–7.500 tahun lampau.{{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=10}}
Istilah lain yang digunakan adalah "Periode Holosen Afrika-Basah", atau kerap disingkat "Periode Holosen Basah", yang mencakup sebagian wilayah Afrika serta Arab dan Asia;{{Sfn|Lézine|Ivory|Braconnot|Marti|2017|p=68}} "episode basah awal dan pertengahan Holosen";{{Sfn|Linstädter|2008|p=56}} "Holosene Pluvial"; {{Sfn|Runge|2013|p=81}} "Fase Basah Holosen"; {{Sfn|Olsen|2017|p=90}} "''{{Lang|fr|Kibangien A}}''" di Afrika Tengah;{{Sfn|Sangen|2012|p=213}} "''Makalian''" untuk periode [[Neolitikum|Neolitik]] di Sudan utara; {{Sfn|Spinage|2012|p=71}} "Fase Basah Nabtian" {{Sfn|Said|1993|p=128}} atau "periode Nabtian" untuk periode basah 14.000–6.000 di sepanjang Mediterania Timur dan [[Levant]] ; {{Sfn|Revel|Ducassou|Grousset|Bernasconi|2010|p=1357}} "Neolitik Pluvial"; "Neolitik Subpluvial"; {{Sfn|Olsen|2017|p=90}} "Neolitik fase basah"; "{{Lang|fr|Nouakchottien}}" di Sahara Barat 6.500–4.000 tahun lampau; {{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=10}} "Subpluvial II" dan "{{Lang|fr|Tchadien}}" di Sahara Tengah pada 14.000–7.500 tahun lampau.{{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=10}}


Istilah "{{Lang|fr|Léopoldvillien}}" {{Sfn|Sangen|2012|p=211}} dan {{Interlanguage link|Ogolien|fr}} telah diterapkan pada periode kering dalam [[Glasial Maksimum Terakhir|maksimum glasial terakhir]],{{Sfn|Soriano|Tribolo|Maggetti|Ozainne|2009|p=2}} yang terakhir setara dengan "Kanemian"; {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=32}} "Periode kering Kanemian" mengacu pada periode kering antara 20.000 dan 13.000 tahun lampau untuk daerah [[Danau Chad]].{{Sfn|Sepulchre|Schuster|Ramstein|Krinnezr|2008|p=42}}
Istilah "{{Lang|fr|Léopoldvillien}}" {{Sfn|Sangen|2012|p=211}} dan {{Interlanguage link|Ogolien|fr}} telah diterapkan pada periode kering dalam [[Glasial Maksimum Terakhir]],{{Sfn|Soriano|Tribolo|Maggetti|Ozainne|2009|p=2}} yang terakhir setara dengan "Kanemian"; {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=32}} "Periode kering Kanemian" mengacu pada periode kering antara 20.000 dan 13.000 tahun lampau untuk daerah [[Danau Chad]].{{Sfn|Sepulchre|Schuster|Ramstein|Krinnezr|2008|p=42}}


== Penyebab ==
== Penyebab ==
Periode Afrika basah disebabkan oleh [[Muson|muson Afrika Barat]] yang lebih kuat {{Sfn|Burrough|Thomas|2013|p=29}} yang didikte oleh perubahan [[Penyinaran surya|radiasi matahari]] dan umpan balik [[albedo]]. {{Sfn|Skinner|Poulsen|2016|p=349}} Hal-hal tersebut menyebabkan peningkatan uap air dari Atlantik khatulistiwa ke Afrika Barat, serta dari [[Samudra Atlantik|Atlantik Utara]] dan [[Laut Tengah|Laut Mediterania]] ke pantai Mediterania Afrika.{{Sfn|Marinova|Linseele|Vermeersch|2008|p=395}}{{Sfn|Röhl|Lamy|Bickert|Jahn|2008|p=673}} Terdapat interaksi yang kompleks antara sirkulasi atmosfer ekstratropis dan antara uap air yang berasal dari [[Samudra Atlantik]] dan [[Samudra Hindia]],{{Sfn|Mercuri|D'Andrea|Fornaciari|Höhn|2018|p=219}} dan ''overlap'' antara area yang basah oleh muson Afrika dan area yang basah oleh [[siklon ekstratropis]].{{Sfn|Baumhauer|2004|p=290}} Penyebabnya antara lain: perubahan orbital bumi, umpan-balik Albedo, perubahan zona konvergensi intertropis, dan perubahan curah hujan di Afrika Timur.
[[Berkas:Milankovitch_Variations.png|jmpl|Milankovich berputar selama satu juta tahun terakhir]]
Periode Afrika-Basah disebabkan oleh [[Muson|muson Afrika Barat]] yang lebih kuat {{Sfn|Burrough|Thomas|2013|p=29}} yang didikte oleh perubahan [[Penyinaran surya|radiasi matahari]] dan umpan balik [[albedo]]. {{Sfn|Skinner|Poulsen|2016|p=349}} Hal-hal tersebut menyebabkan peningkatan uap air dari Atlantik khatulistiwa ke Afrika Barat, serta dari [[Samudra Atlantik|Atlantik Utara]] dan [[Laut Tengah|Laut Mediterania]] ke pantai Mediterania Afrika.{{Sfn|Vermeersch|Linseele|Marinova|2008|p=395}} {{Sfn|Röhl|Lamy|Bickert|Jahn|2008|p=673}} Terdapat interaksi yang kompleks antara sirkulasi atmosfer ekstratropis dan antara uap air yang berasal dari [[Samudra Atlantik]] dan [[Samudra Hindia]],{{Sfn|Mercuri|D'Andrea|Fornaciari|Höhn|2018|p=219}} dan ''overlap'' antara area yang basah oleh muson Afrika dan area yang basah oleh [[siklon ekstratropis]].{{Sfn|Baumhauer|2004|p=290}}


# Perubahan Orbital Bumi
=== Perubahan orbital bumi ===
[[Berkas:Milankovitch_Variations.png|jmpl|upright=1.25|Grafik [[Siklus Milankovitch|siklus Milankovich]] selama satu juta tahun terakhir]]
# Albedo Feedback
Periode Afrika basah terjadi karena adanya peningkatan [[Penyinaran surya|insolasi]] musim panas di [[Belahan Bumi utara|belahan bumi utara]].{{Sfn|Peck|Scholz|King|Heil|2015|p=140}} Akibat adanya [[Presesi|''presesi'']] (perubahan orientasi sumbu rotasi), berdampak pada perubahan musim panas.{{Sfn|Shi|Liu|2009|p=3721}} Antara 11.000 hingga 10.000 tahun lampau, bumi melewati perihelion pada saat [[titik balik matahari musim panas]], sehingga meningkatkan jumlah radiasi matahari sekitar 8%,{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} mengakibatkan [[Muson|muson Afrika]] menjadi lebih kuat hingga menjangkau lebih jauh ke utara.{{Sfn|Menocal|2015|p=1}} Antara 15.000 dan 5.000 tahun lampau, insolasi musim panas setidaknya 4% lebih tinggi daripada hari ini. {{Sfn|McGee|deMenocal|2017|p=3}} [[Kemiringan sumbu]] (oblikuital) juga menurun selama Holosen,{{Sfn|Hély|Braconnot|Watrin|Zheng|2009|p=672}} tetapi dampak dari perubahan ''oblikuital'' terhadap perubahan, terutama pada [[garis lintang]] tinggi dan muson, masih belum diketahui.{{Sfn|Shi|Liu|2009|p=3722}}
# Perubahan Zona Konvergensi Intertropis
# Perubahan Curah Hujan di Afrika Timur


Saat memasuki musim panas, daratan Afrika Utara akan menerim radiasi matahari lebih kuat daripada lautan di sekitarnya, sehingga membentuk daerah [[Wilayah bertekanan rendah|bertekanan rendah]] yang akan menarik udara lembap dan curah hujan{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} dari Samudera Atlantik.{{Sfn|Tierney|Lewis|Cook|LeGrande|2011|p=103}} Dengan adanya insolasi musim panas, mekanisme ini akan semakin menguat{{Sfn|Renssen|Brovkin|Fichefet|Goosse|2006|p=95}} sehingga menimbulkan dorongan muson Afrika yang juga lebih kuat hingga ke utara,{{Sfn|Hély|Braconnot|Watrin|Zheng|2009|p=672}} bahkan bisa menjangkau wilayah subtropis.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}}
== Berlangsungnya Afrika-Basah ==
[[Berkas:Africa_Climate_14000bp.png|jmpl|Vegetasi Afrika selama maksimum glasial terakhir]]
Periode Afrika-Basah (PAB) terjadi pada akhir jaman [[Pleistosen]] akhir{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} hinggaawal-pertengahan [[Holosen]],{{Sfn|Quade|Dente|Armon|Ben Dor|2018|p=1}} yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di Afrika Utara dan Afrika Barat yang disebabkan migrasi sabuk hujan tropis ke utara.{{Sfn|Peck|Scholz|King|Heil|2015|p=140}} {{Sfn|Costa|Russell|Konecky|Lamb|2014|p=58}}


''Oblikuital'' dan ''presesi'' merupakan dua variabel utama [[Siklus Milankovitch|siklus Milankovich]]; bukan saja menentukan mula dan akhir [[zaman es]],{{Sfn|Shi|Liu|2009|pp=3720–3721}} tetapi juga bertanggung jawab atas variasi kekuatan muson.{{Sfn|Shi|Liu|2009|p=3722}} Perlu dicatat bahwa muson [[Belahan Bumi selatan|belahan bumi selatan]] memiliki respons yang berlawanan dengan muson belahan bumi utara terhadap perubahan ''presesi'', karena perubahan insolasinya terbalik bagi belahan bumi selatan.{{Sfn|Shi|Liu|2009|p=3723}}
Pra-PAB, selama jaman [[Glasial Maksimum Terakhir|Es Terakhir]], Sahara dan Sahel sangat lah kering{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} dengan curah hujan yang lebih rendah dari hari ini{{Sfn|Schefuß|Roche|Skonieczny|Mulitza|2017|p=2}} {{Sfn|Coutros|2019|p=4}} sebagaimana tercermin dari luasnya lapisan bukit pasir dan ketinggian air di danau pada jaman itu.{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} Luas Sahara memanjang {{Convert|500|-|800|km}} lebih jauh ke selatan{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1131}} dengan perbedaan garis lintang 5°. {{Sfn|Riemer|2006|pp=554–555}} Bukit pasir hampir mencapai khatulistiwa,{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1131}} {{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=28}} {{Efn|Active dunes also formed in [[Arabia]], [[Israel]]{{sfn|Muhs|Roskin|Tsoar|Skipp|2013|p=29}} and the exposed seafloor of the [[Persian Gulf]]{{sfn|Kennett|Kennett|2007|p=235}} where dust generation increased.{{sfn|Petraglia|Rose|2010|p=45}}}} dan hutan hujan jauh mundur ke selatan.{{Sfn|Sangen|2012|p=211}} {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=6}}

=== Umpan-balik Albedo ===
Berdasakan pemodelan, perubahan orbital tidak serta merta dapat meningkatkan intensitas curah hujan secara signifikan kecuali perubahan permukaan bumi turut diperhitungkan, karena akan menentukan rasio antara radiasi matahari yang menerpa bumi dengan radiasi yang dipantulkannya, atau dikenal sebagai umpan-balik (''feedback'') [[Albedo]]. Dalam kasus PAB, perluasan vegetasi merupakan faktor penting dalam peningkatan curah hujan, baik secara intensitas maupun luasannya.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}}

Muson yang menguat akiban perubahan oblikuital dan presesi, membuat curah hujan meningkat; hal ini berdampak positif pada meningkatnya vegetasi; selanjutnya radiasi matahari akan lebih banya diserap vegetasi (''umpan-balik Albedo''), sekaligus membantu menahan evaporasi air sepanjang musim panas; dan sebagai dampaknya, tersedia cukup banyak cadangan air untuk musim hujan. Perluasan vegetasi juga mengurangi polusi debu gurun pasir dan berdampak pada iklim lokal{{Sfn|Donnelly|Stager|Sushama|Zhang|2017|p=6222}} karena mengurangi pantulan radiasi matahari dan lebih efisien dalam menginduksi presipitasi.{{Sfn|Gaetani|Messori|Zhang|Flamant|2017|p=7622}} {{Sfn|Thompson|Skinner|Poulsen|Zhu|2019|p=3918}}

Cadangan air pada pepohonan dan permukaan tanah juga menambah lebih banyak uap air di musim hujan ([[evapotranspirasi]]), tetapi dampak evapotranspirasi ini kurang kentara dibandingkan efek Albedo.{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} [[Fluks|Fluks panas]] di dalam tanah dan penguapan air juga dipengaruhi oleh luasan vegetasi.{{Sfn|Timm|Köhler|Timmermann|Menviel|2010|p=2613}} Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah perubahan curah hujan keseluruhan di samping curah hujan musiman (yang dipengaruhi panjang-pendeknya [[musim kemarau]]);{{Sfn|Servant|Buchet|Vincens|2010|p=290}} efek pemupukan dari vegetasi yang mati; serta jumlah [[karbon dioksida]] di atmosfer, mengingat vegetasi membutuhkan konsentrasi CO<sub>2</sub> yang cukup.{{Sfn|Timm|Köhler|Timmermann|Menviel|2010|p=2613}}

=== Zona konvergensi angin intra-tropis ===
Selama musim panas, wilayah ekstra-tropis di utara akan lebih hangat sehingga dapat menarik [[Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis|zona konvergensi angin intra-tropis]] (ZKAIT) lebih ke utara.{{Sfn|Sha|Ait Brahim|Wassenburg|Yin|2019|p=6}} Perubahan orbital dan melemahnya [[angin pasat]] juga turut membuat permukaan [[Laut Mediterania]] di sebelah utara Afrika menjadi lebih hangat; selain mendorong ZKAIT lebih ke utara, juga meningkatkan gradien kelembapan antara daratan dan lautan.{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} Dalam hal ini terdapat dua gradien perbedaan suhu, yang sudah terjadi sejak musim semi, turut mendorong pergeseran ini. Pertama, antara [[Samudra Atlantik]] yang lebih dingin dengan benua Afrika yang sudah menghangat; kedua, antara garis lintang 10° di utara yang lebih hangat dengan dan garis lintang 10° selatan yang lebih dingin. Pergeseran ZKAIT ke utara berdampak positif pada kondensasi uap air di atmosfer ([[Presipitasi (meteorologi)|presipitasi]]), khususnya di Afrika Utara.{{Sfn|Heine|2019|p=45}} Adapun untuk wilayah Afrika Timur, perubahan ini memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap perubahan curah hujan,{{Sfn|Tierney|Lewis|Cook|LeGrande|2011|p=110}} {{Sfn|Cohen|Hopmans|Damsté|Huang|2008|p=254}} dan pengaruhnya di Jazirah Arab masih diperdebatkan.{{Sfn|Vahrenholt|Lüning|2019|p=529}}

=== Perubahan curah hujan di Afrika Timur ===
Periode Afrika basah di [[Afrika Timur]] tampaknya dipicu mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan yang terjadi di Afrika Utara.{{Sfn|Burrough|Thomas|2013|pp=29–30}} Di antara mekanisme yang diajukan adalah penurunan curah hujan musiman{{Sfn|Tierney|Lewis|Cook|LeGrande|2011|p=109}} akibat presipitasi musim kemarau yang naik,{{Sfn|Wang|Brook|Burney|Voarintsoa|2019|p=150}} panjang-pendeknya musim kemarau dan intensitas curah hujan,{{Sfn|Burrough|Thomas|2013|p=30}} serta peningkatan aliran uap air dari Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Bahwa Afrika Timur mengalami Periode Afrika basah (PAB), tidaklah diragukan lagi; namun faktor-faktor yang berkontribusi di wilayah tersebut tidak semuanya beroperasi secara bersamaan selama PAB.{{Sfn|Reid|Jones|Brandt|Bunn|2019|p=1}} {{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=131}}

== Berlangsungnya Afrika basah ==
[[Berkas:Africa_Climate_14000bp.png|jmpl|upright=1.5|Vegetasi Afrika selama [[Glasial Maksimum Terakhir]]]]
Periode Afrika basah (PAB) terjadi pada akhir jaman [[Pleistosen]] akhir{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} hinggaawal-pertengahan [[Holosen]],{{Sfn|Quade|Dente|Armon|Ben Dor|2018|p=1}} yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di Afrika Utara dan Afrika Barat yang disebabkan migrasi sabuk hujan tropis ke utara.{{Sfn|Peck|Scholz|King|Heil|2015|p=140}} {{Sfn|Costa|Russell|Konecky|Lamb|2014|p=58}}

Pra-PAB, selama jaman [[Glasial Maksimum Terakhir|Es Terakhir]], Sahara dan Sahel sangat lah kering{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} dengan curah hujan yang lebih rendah dari hari ini{{Sfn|Schefuß|Roche|Skonieczny|Mulitza|2017|p=2}} {{Sfn|Coutros|2019|p=4}} sebagaimana tercermin dari luasnya lapisan bukit pasir dan ketinggian air di danau pada jaman itu.{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} Luas Sahara memanjang {{Convert|500|-|800|km}} lebih jauh ke selatan{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1131}} dengan perbedaan garis lintang 5°. {{Sfn|Riemer|2006|pp=554–555}} Bukit pasir hampir mencapai khatulistiwa,{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1131}} {{Sfn|Baumhauer|Runge|2009|p=28}} {{Efn|Bukit pasir aktif terbentuk di [[Jazirah Arab]] dan [[Israel]],{{sfn|Muhs|Roskin|Tsoar|Skipp|2013|p=29}} juga di dasar laut [[Teluk Persia]]{{sfn|Kennett|Kennett|2007|p=235}} di mana produksi debu meningkat.{{sfn|Petraglia|Rose|2010|p=45}}}} dan hutan hujan jauh mundur ke selatan.{{Sfn|Sangen|2012|p=211}} {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=6}}


=== Fase Awal ===
=== Fase Awal ===
Akhir dari kekeringan akibat Zaman Es terjadi antara 17.000 dan 11.000 tahun yang lalu;{{Sfn|Zerboni|Gatto|2015|p=307}} dengan perubahan awal tercatat di pegunungan Sahara {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=11}} {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=6}} pada 18.500 tahun yang lalu,{{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=601}} di Afrika Selatan dan Afrika Tengah, masing-masing mulai 17.000 dan 17.500 tahun yang lalu,{{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=12}} {{Sfn|Sangen|2012|p=213}} sementara sekitar wilayah [[Danau Malawi]] pada 10.000 tahun yang lalu.{{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|p=4}}
Akhir dari kekeringan akibat Zaman Es terjadi antara 17.000 dan 11.000 tahun lampau;{{Sfn|Zerboni|Gatto|2015|p=307}} dengan perubahan awal tercatat di pegunungan Sahara {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=11}} {{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=6}} pada 18.500 tahun lampau,{{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=601}} di Afrika Selatan dan Afrika Tengah, masing-masing mulai 17.000 dan 17.500 tahun lampau,{{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=12}} {{Sfn|Sangen|2012|p=213}} sementara sekitar wilayah [[Danau Malawi]] pada 10.000 tahun lampau.{{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|p=4}}


Meningkatnya tinggi permukaan air danau tercatat di [[Pegunungan Tibesti|Pegunungan Jebel]] antara 15.000 dan 14.000 tahun yang lalu.{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} Sekitar 14.500 tahun yang lalu, danau-danau mulai muncul di daerah-daerah gersang.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=354}}
Meningkatnya tinggi permukaan air danau tercatat di [[Pegunungan Tibesti|Pegunungan Jebel]] antara 15.000 dan 14.000 tahun lampau.{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} Sekitar 14.500 tahun lampau, danau-danau mulai muncul di daerah-daerah gersang.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=354}}


=== Fase Puncak ===
=== Fase Puncak ===
Periode basah dimulai sekitar 15.000 tahun lampau {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=12}} {{Sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} hingga 14.500 tahun lampau.{{Efn|Earlier it was thought that it had started about 9,000 years ago, before it was found that it probably began earlier and was interrupted by the [[Younger Dryas]];{{sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} the older hypothesis has not been entirely abandoned.{{sfn|Reid|Jones|Brandt|Bunn|2019|p=9}} Some lake level curves indicate a stepwise increase of lake levels 15,000 ± 500 and 11,500–10,800 years ago, before and after the [[Younger Dryas]].{{sfn|Battarbee|Gasse|Stickley|2004|p=242}}}} {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} Permulaan periode basah terjadi serentak di hampir seluruh wilayah Afrika Utara{{Efn|Whether it commenced first in the eastern Sahara is unclear.{{sfn|Bendaoud|Hamimi|Hamoudi|Djemai|2019|p=528}}}} dan Afrika Tropis,{{Sfn|Peck|Scholz|King|Heil|2015|p=142}} yang dampaknya terlihat hingga [[Santo Antão, Tanjung Verde|Santo Antão]] di [[Tanjung Verde]]. Di Jazirah Arab, periode basah secara gradual bergerak ke utara dalam masa 2000 tahun lebih lambat.{{Sfn|Bendaoud|Hamimi|Hamoudi|Djemai|2019|p=528}} {{Sfn|Petraglia|Rose|2010|p=46}}
Periode basah dimulai sekitar 15.000 tahun lampau {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=12}} {{Sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} hingga 14.500 tahun lampau.{{Efn|Semula diperkirakan terjadi 9,000 tahun lampau, tetapi belakangan diduga dimulai lebih awal namun disela oleh before it was found that it probably began earlier and was interrupted by the [[Dryas Terkini]];{{sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} dan hipotesis awal belum sepenuhnya ditinggalkan.{{sfn|Reid|Jones|Brandt|Bunn|2019|p=9}} Beberapa grafik menunjukkan peningkatan bertahap dari ketinggian air muka danau pada 15.000 ± 500 dan 11.500–10.800 tahun lampau, sebelum dan sesudah era Dryas Terkini.{{sfn|Battarbee|Gasse|Stickley|2004|p=242}}}} {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} Permulaan periode basah terjadi serentak di hampir seluruh wilayah Afrika Utara{{Efn|Masih belum jelas apakah hal ini diawali di Sahara sebelah timur.{{sfn|Bendaoud|Hamimi|Hamoudi|Djemai|2019|p=528}}}} dan Afrika Tropis,{{Sfn|Peck|Scholz|King|Heil|2015|p=142}} yang dampaknya terlihat hingga [[Santo Antão, Tanjung Verde|Santo Antão]] di [[Tanjung Verde]]. Di Jazirah Arab, periode basah secara gradual bergerak ke utara dalam masa 2000 tahun lebih lambat.{{Sfn|Bendaoud|Hamimi|Hamoudi|Djemai|2019|p=528}} {{Sfn|Petraglia|Rose|2010|p=46}}


Pada 15.000–14.500 tahun yang lalu, Danau Victoria terbentuk dan meluap; {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=354}} Danau Albert juga meluap ke [[Nil Putih|Sungai Nil Putih]];{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} {{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1129}} dan begitu pula [[Danau Tana]] ke [[Nil Biru|Sungai Nil Biru]].{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} Sungai Nil Putih membanjiri sebagian dasnya dan menyambung kembali ke sungai Nil utama.{{Sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} {{Efn|This was originally believed to have occurred 7,000 or 13,000 years before present,{{sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} but a more recent suggestion indicates a reconnection of the Nile 14,000–15,000 years ago.{{sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2664}}}}
Pada 15.000–14.500 tahun lampau, Danau Victoria terbentuk dan meluap; {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=354}} Danau Albert juga meluap ke [[Nil Putih|Sungai Nil Putih]];{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} {{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1129}} dan begitu pula [[Danau Tana]] ke [[Nil Biru|Sungai Nil Biru]].{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} Sungai Nil Putih membanjiri sebagian dasnya dan menyambung kembali ke Sungai Nil utama.{{Sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} {{Efn|Awalnya diyakini terjadi 7,000 atau 13,000 tahun lampau,{{sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2652}} namun beberapa penelitian terbaru mengajukan terhubungnya kembali Sungai Nil pada 14,000–15,000 tahun lampau.{{sfn|Williams|Talbot|Aharon|Abdl Salaam|2006|p=2664}}}}


Di wilayah Mesir terjadi banjir yang meluas akibat "Sungai Nil Liar";{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} dan periode "Nil Liar"{{Sfn|Blanchet|Contoux|Leduc|2015|p=225}} ini menyebabkan banjir terbesar yang tercatat dalam sejarah.{{Sfn|Runge|2010|p=237}} Terjadi lebih awal, yakni pada 17.000–16.800 tahun yang lalu, lelehan gletser membasahi Ethiopia sehingga mungkin telah menyebabkan peningkatan aliran air dan sedimen di Sungai Nil. {{Sfn|Revel|Ducassou|Grousset|Bernasconi|2010|p=1358}} Di Afrika Timur, permukaan air danau mulai meningkat sekitar 15.500/15.000{{Sfn|Barker|Telford|Gasse|Thevenon|2002|p=302}} hingga 12.000 tahun yang lalu; {{Sfn|Moeyersons|Nyssen|Poesen|Deckers|2006|p=177}} seperti meluapnya [[Danau Kivu]] ke Danau Tanganyika sekitar 10.500 tahun yang lalu.{{Sfn|Gasse|2000|p=203}}
Di wilayah Mesir terjadi banjir yang meluas akibat "Sungai Nil Liar";{{Sfn|Williams|Williams|Duller|Munro|2010|p=1132}} dan periode "Nil Liar"{{Sfn|Blanchet|Contoux|Leduc|2015|p=225}} ini menyebabkan banjir terbesar yang tercatat dalam sejarah.{{Sfn|Runge|2010|p=237}} Terjadi lebih awal, yakni pada 17.000–16.800 tahun lampau, lelehan gletser membasahi Ethiopia sehingga mungkin telah menyebabkan peningkatan aliran air dan sedimen di Sungai Nil. {{Sfn|Revel|Ducassou|Grousset|Bernasconi|2010|p=1358}} Di Afrika Timur, permukaan air danau mulai meningkat sekitar 15.500/15.000{{Sfn|Barker|Telford|Gasse|Thevenon|2002|p=302}} hingga 12.000 tahun lampau; {{Sfn|Moeyersons|Nyssen|Poesen|Deckers|2006|p=177}} seperti meluapnya [[Danau Kivu]] ke Danau Tanganyika sekitar 10.500 tahun lampau.{{Sfn|Gasse|2000|p=203}}


=== Fase Akhir ===
=== Fase Akhir ===
Periode Afrika basah berakhir sekitar 6.000–5.000 tahun lampau;{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}} {{Sfn|Zerboni|Gatto|2015|p=312}} dan kurun 5.500 tahun lampau umumnya digunakan.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1460}} Setelah menurunnya vegetasi,{{Sfn|Schefuß|Roche|Skonieczny|Mulitza|2017|p=2}} Sahara menjadi tandus dan dikuasai gurun pasir.{{Sfn|Menocal|2015|p=1}} [[Proses Aeolian|Erosi angin]] meningkat di Afrika utara,{{Sfn|Dawelbeit|Jaillard|Eisawi|2019|p=13}} dan ekspor debu dari gurun yang sekarang {{Sfn|Zielhofer|Suchodoletz|Fletcher|Schneider|2017|p=131}} dan dari danau yang mengering {{Sfn|Krüger|Beuscher|Schmiedl|Ehrmann|2017|p=10}} seperti [[:en:Bodélé_Depression|Basin Bodele]] terus bertambah dan menjadi produsen sumber debu terbesar di Bumi saat ini.{{Sfn|Armitage|Bristow|Drake|2015|p=8547}} Danau-danau mengering, vegetasi menghilang, dan masyarakat menetap digantikan oleh budaya nomaden.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}} Transisi dari "Sahara Hijau" ke "Sahara Kering" saat ini dianggap sebagai transisi lingkungan terbesar;{{Sfn|Sylvestre|Doumnang|Deschamps|Buchet|2013|p=223}} dan hari ini hampir tidak ada hujan yang turun di wilayah tersebut.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} Akhir dan awal PAB dapat dianggap sebagai "krisis iklim" di Sahara, mengingat dampaknya yang kuat dan berkepanjangan.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=355}}
[[Berkas:Younger_Dryas_and_Air_Temperature_Changes.jpg|jmpl|Suhu di Greenland selama Younger Dryas]]
Periode Afrika-Basah berakhir sekitar 6.000–5.000 tahun yang lalu;{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}} {{Sfn|Zerboni|Gatto|2015|p=312}} dan kurun 5.500 tahun yang lampau umumnya digunakan.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1460}} Setelah menurunnya vegetasi,{{Sfn|Schefuß|Roche|Skonieczny|Mulitza|2017|p=2}} Sahara menjadi tandus dan dikuasai gurun pasir.{{Sfn|Menocal|2015|p=1}} [[Proses Aeolian|Erosi angin]] meningkat di Afrika utara,{{Sfn|Dawelbeit|Jaillard|Eisawi|2019|p=13}} dan ekspor debu dari gurun yang sekarang {{Sfn|Zielhofer|Suchodoletz|Fletcher|Schneider|2017|p=131}} dan dari danau yang mengering {{Sfn|Krüger|Beuscher|Schmiedl|Ehrmann|2017|p=10}} seperti Bodélé Basin terus bertambah dan menjadi produsen sumber debu terbesar di Bumi saat ini.{{Sfn|Armitage|Bristow|Drake|2015|p=8547}} Danau-danau mengering, vegetasi menghilang, dan masyarakat menetap digantikan oleh budaya nomaden.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=348}} Transisi dari "Sahara Hijau" ke "Sahara Kering" saat ini dianggap sebagai transisi lingkungan terbesar;{{Sfn|Sylvestre|Doumnang|Deschamps|Buchet|2013|p=223}} dan hari ini hampir tidak ada hujan yang turun di wilayah tersebut.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} Akhir dan awal PAB dapat dianggap sebagai "krisis iklim" di Sahara, mengingat dampaknya yang kuat dan berkepanjangan.{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=355}}


Periode dingin Osilasi Piora di [[Alpen|Pegunungan Alpen]] {{Sfn|Blümel|2002|p=11}} bertepatan dengan akhir PAB; {{Sfn|Blümel|2002|p=12}} {{Sfn|Magny|Haas|2004|p=425}} dan periode 5.600–5.000 tahun yang lalu ditandai oleh pendinginan yang meluas dan perubahan curah hujan yang lebih bervariasi di seluruh dunia{{Sfn|Magny|Haas|2004|p=425}} dan kemungkinan didorong oleh perubahan aktivitas matahari dan [[Siklus Milankovitch|parameter orbit]].{{Sfn|Hou|Wu|2020|p=13}} Beberapa perubahan iklim mungkin meluas hingga [[Australia]], [[Amerika Tengah]] dan ke [[Amerika Selatan]].
Periode dingin Osilasi Piora di [[Alpen|Pegunungan Alpen]] {{Sfn|Blümel|2002|p=11}} bertepatan dengan akhir PAB; {{Sfn|Blümel|2002|p=12}} {{Sfn|Magny|Haas|2004|p=425}} dan periode 5.600–5.000 tahun lampau ditandai oleh pendinginan yang meluas dan perubahan curah hujan yang lebih bervariasi di seluruh dunia{{Sfn|Magny|Haas|2004|p=425}} dan kemungkinan didorong oleh perubahan aktivitas matahari dan [[Siklus Milankovitch|parameter orbit]].{{Sfn|Hou|Wu|2020|p=13}} Beberapa perubahan iklim mungkin meluas hingga [[Australia]], [[Amerika Tengah]] dan ke [[Amerika Selatan]].


Perubahan besar lingkungan pan-tropis terjadi sekitar 4.000 tahun yang lalu.{{Sfn|Lebamba|Vincens|Lézine|Marchant|2016|p=130}} Perubahan ini disertai dengan runtuhnya peradaban kuno, kekeringan parah di Afrika, Asia dan Timur Tengah, dan susutnya [[gletser]] di [[Gunung Kilimanjaro]]{{Sfn|Beer|Hardy|Mikhalenko|Lin|2002|p=592}} dan [[Gunung Kenya]].{{Sfn|Wendorf|Karlén|Schild|2007|p=201}}
Perubahan besar lingkungan pan-tropis terjadi sekitar 4.000 tahun lampau.{{Sfn|Lebamba|Vincens|Lézine|Marchant|2016|p=130}} Perubahan ini disertai dengan runtuhnya peradaban kuno, kekeringan parah di Afrika, Asia dan Timur Tengah, dan susutnya [[gletser]] di [[Gunung Kilimanjaro]]{{Sfn|Beer|Hardy|Mikhalenko|Lin|2002|p=592}} dan [[Gunung Kenya]].{{Sfn|Wendorf|Karlén|Schild|2007|p=201}}


* Sahara dan Sahel
* Sahara dan Sahel
Baris 56: Baris 70:
* Afrika selatan Katulistiwa
* Afrika selatan Katulistiwa


== Fluktuasi Kelembaban ==
== Fluktuasi kelembapan ==
[[Berkas:Younger_Dryas_and_Air_Temperature_Changes.jpg|jmpl|Fluktuasi suhu di Greenland dari masa sekarang hingga 17.000 tahun lampau.]]
Beberapa gap curah hujan yang lebih sedikit terjadi selama akhir Zaman Es dan [[Holosen]].{{Sfn|Bristow|Holmes|Mattey|Salzmann|2018|p=182}} Selama [[Dryas Terkini|Younger Dryas]] pada 12.500–11.500 tahun yang lalu, Atlantik Utara dan Eropa menjadi jauh lebih dingin dan terjadi fase kekeringan di wilayah yang terpengaruh PAB,{{Sfn|Niedermeyer|Schefuß|Sessions|Mulitza|2010|p=3003}} {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|pp=354–355}} termasuk Afrika Timur, {{Efn|There is conflicting evidence on whether the Younger Dryas was wetter or drier in tropical southeastern Africa.{{sfn|Cohen|Hopmans|Damsté|Huang|2008|p=252}}}} {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=14}} di mana permukaan danau turun di banyak tempat,{{Sfn|Wendorf|Karlén|Schild|2007|p=191}} {{Sfn|Bloszies|Forman|Wright|2015|p=65}} khususnya di Afrika Selatan{{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|pp=9–10}} dan Afrika Barat. Interval kering meluas ke India {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=14}} dan [[Laut Tengah|Mediterania]] {{Sfn|Zielhofer|Faust|Escudero|del Olmo|2016|p=857}} di mana aktivitas [[Gumuk|bukit pasir]] terjadi di [[Negev]].{{Sfn|Muhs|Roskin|Tsoar|Skipp|2013|p=34}} Pada akhir Younger Dryas, curah hujan, kenaikan muka danau, dan limpasan sungai meningkat, meskipun di selatan khatulistiwa kembalinya kondisi lembab lebih lambat daripada perubahan yang relatif tiba-tiba ke utara. {{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|p=10}} {{Sfn|Engel|Brückner|Pint|Wellbrock|2012|p=139}}
Fluktuasi curah hujan terjadi selama akhir [[Periode glasial terakhir|Zaman Es]] dan [[Holosen]].{{Sfn|Bristow|Holmes|Mattey|Salzmann|2018|p=182}} Selama kurun [[Dryas Terkini|Driyas Terkini]], pada 12.500–11.500 tahun lampau, suhu di Atlantik Utara dan Eropa kembali lebih dingin sehingga angin muson Afrika melemah dan kekeringan terjadi di semua wilayah PAB,{{Sfn|Niedermeyer|Schefuß|Sessions|Mulitza|2010|p=3003}} {{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|pp=354–355}} termasuk Afrika Timur, {{Efn|Khusus wilayah Afrika tenggara, ada bukti-bukti yang saling bertentangan mengenai apakah pada masa Dryas Terkini lebih basah atau lebih kering.{{sfn|Cohen|Hopmans|Damsté|Huang|2008|p=252}}}} {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=14}} di mana permukaan air danau turun di banyak tempat,{{Sfn|Wendorf|Karlén|Schild|2007|p=191}}{{Sfn|Bloszies|Forman|Wright|2015|p=65}} seperti terjadi di Afrika Selatan{{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|pp=9–10}} dan Afrika Barat. Interval kering juga terdeteksi hingga ke India {{Sfn|Junginger|Roller|Olaka|Trauth|2014|p=14}} dan [[Laut Tengah|Mediterania]],{{Sfn|Zielhofer|Faust|Escudero|del Olmo|2016|p=857}} di mana aktivitas [[Gumuk|bukit pasir]] banyak terbentuk di [[Negev]].{{Sfn|Muhs|Roskin|Tsoar|Skipp|2013|p=34}} Namun di penghujung Driyas Terkini, curah hujan kembali meningkat dan diiringi limpasan sungai dan kenaikan muka air danau, yang diawali di daerah utara Afrika dan perlahan-lahan diikuti oleh wilayah di selatan katulistiwa.{{Sfn|Talbot|Filippi|Jensen|Tiercelin|2007|p=10}}{{Sfn|Engel|Brückner|Pint|Wellbrock|2012|p=139}}


Fluktuasi kembali terjadi di sekitar [[:en:8.2-kiloyear_event|peristiwa 8,2 kilowarsa]]{{Sfn|Niedermeyer|Schefuß|Sessions|Mulitza|2010|p=3003}} yang memisahkan fase [[orang Greenland|Greenlandian]] dan [[Northgrippian]] dari era Holosen.{{Sfn|Phelps|Chevalier|Shanahan|Aleman|2020|p=1120}} yang melanda seluruh Afrika Timur{{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=131}} dan Afrika Utara sebagaimana terekam dengan menurunnya muka air danau.{{Sfn|Zerboni|Gatto|2015|p=310}}{{Sfn|Zerboni|Nicoll|2019|p=31}} Fase kekeringan ini bertepatan dengan pendinginan di Atlantik Utara{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=355}} dan daratan sekitarnya, seperti [[Greenland]].{{Sfn|Zielhofer|Faust|Escudero|del Olmo|2016|p=851}} Peristiwa 8,2 kilowarsa memang terjadi secara global, di mana terjadi pendinginan di seluruh dunia,{{Sfn|Zerboni|Nicoll|2019|p=24}} sebagaimana juga terekam di [[Arab Maghrib|Maghreb]], yang dikaitkan dengan transisi [[budaya Kapsian]] ({{Lang-ar|قبصية|translit=qibsiyah}}), juga perubahan budaya lain di Sahara maupun di Mediterania.{{Sfn|Cremaschi|Zerboni|Spötl|Felletti|2010|p=91}} Episode ini tampaknya disebabkan oleh pengeringan danau-danau yang dibendung es di Amerika Utara {{Sfn|Cremaschi|Zerboni|Spötl|Felletti|2010|p=89}} meskipun diduga berasal dari lintang rendah.{{Sfn|Blanchet|Tjallingii|Frank|Lorenzen|2013|p=108}}
== Dampak Afrika-Basah ==

Fluktuasi kering-basah lainnya juga terjadi pada 9.500–9.000 tahun lampau dan 7.400–6.800 tahun lampau,{{Sfn|Runge|2010|p=238}} serta sekitar 10.200, 6.600, dan 6.000 tahun lampau; yang umumnya disertai dengan penurunan kepadatan populasi di beberapa bagian Sahara.{{Sfn|Zielhofer|Suchodoletz|Fletcher|Schneider|2017|p=131}} Beberapa periode kering lainnya tercatat di Mesir pada 9.400–9.300, 8.800–8.600, 7.100–6.900 dan 6.100–5.900 tahun lampau.{{Sfn|Said|1993|p=131}} Durasi dan tingkat keparahan peristiwa kekeringan sulit untuk direkonstruksi{{Sfn|Zerboni|Nicoll|2019|p=24}} dan dampak peristiwa seperti Dryas Terkini bersifat heterogen bahkan di antara daerah yang berdekatan. Selama periode kering, manusia mungkin melakukan migrasi ke sumber-sumber air yang masih ada,{{Sfn|Smith|2018|p=243}} dan beberapa perubahan budaya di Sahara dikaitkan dengan fluktuasi periode kering ini.{{Sfn|Heine|2019|p=624}} Selain fluktuasi kekeringan, mundurnya periode lembap ke selatan mungkin telah berlangsung setelah 8.000 tahun lampau,{{Sfn|Chiotis|2018|p=18}} dengan kekeringan besar terjadi sekitar 7.800 tahun lampau.{{Sfn|Coutros|2019|pp=7–8}}

== Dampak Afrika basah ==
[[Berkas:Journal.pone.0076514.g004.png|jmpl|Vegetasi dan air pada [[Holosen|masa Holosen]] (atas) dan [[Eemian|masa Eemian]] (bawah).]]
[[Berkas:Journal.pone.0076514.g004.png|jmpl|Vegetasi dan air pada [[Holosen|masa Holosen]] (atas) dan [[Eemian|masa Eemian]] (bawah).]]
Periode Afrika-Basah meliputi wilayah Sahara dan meluas hingga ke timur,{{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=123}} Afrika tenggara dan Afrika khatulistiwa. Secara umum, vegetasi dan hutan meluas di seluruh benua Afrika.{{Sfn|Russell|Ivory|2018|p=1}} Selain itu debit sungai meningkat dan berbagai danau terbentuk.
Periode Afrika basah meliputi wilayah Sahara dan meluas hingga ke timur,{{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=123}} Afrika tenggara dan Afrika khatulistiwa. Secara umum, vegetasi dan hutan meluas di seluruh benua Afrika.{{Sfn|Russell|Ivory|2018|p=1}} Selain itu debit sungai meningkat dan berbagai danau terbentuk.


Debit sungai [[Sungai Kongo|Kongo]], [[Sungai Niger|Niger]], [[Sungai Nil|Nil]], Ntem, {{Sfn|Runge|2013|p=81}} Rufiji, {{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=127}} dan Sanaga meningkat. Limpasan dari [[Aljazair]], Afrika khatulistiwa, Afrika timur laut, dan Sahara barat juga lebih besar. {{Sfn|Wu|Liu|Stuut|Zhao|2017|p=95}} Perubahan morfologi sistem sungai dan [[Aluvial|dataran aluvialnya]] terjadi sebagai respons terhadap peningkatan debit, {{Sfn|Sangen|2012|p=213}} {{Sfn|Runge|2013|p=81}} dan Sungai Senegal memperluas dasar sungainya, {{Sfn|Sulas|Pikirayi|2018|p=126}} menembus bukit pasir dan masuk kembali ke Samudra Atlantik.{{Sfn|Coutros|2019|p=5}}
Debit [[Sungai Kongo]], [[Sungai Niger]], [[Sungai Nil]], Sungai Ntem,{{Sfn|Runge|2013|p=81}} Sungai Rufiji,{{Sfn|Liu|Rendle-Bühring|Kuhlmann|Li|2017|p=127}} dan Sungai Sanaga meningkat. Limpasan sungai-sungai di [[Aljazair]], Afrika khatulistiwa, Afrika timur laut, dan Sahara barat juga lebih besar.{{Sfn|Wu|Liu|Stuut|Zhao|2017|p=95}} Perubahan morfologi sistem sungai dan [[Aluvial|dataran aluvialnya]] terjadi sebagai respons terhadap peningkatan debit,{{Sfn|Sangen|2012|p=213}}{{Sfn|Runge|2013|p=81}} dan dasar Sungai Senegal semakin melebar,{{Sfn|Sulas|Pikirayi|2018|p=126}} menembus bukit pasir dan bermuara ke Samudra Atlantik.{{Sfn|Coutros|2019|p=5}}


Episode basah serupa terjadi di Amerika tropis, Cina, Asia,{{Sfn|Costa|Russell|Konecky|Lamb|2014|p=58}}{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} India,{{Sfn|Heine|2019|p=586}}  wilayah Makran, Timur Tengah dan Semenanjung Arab{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}}{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}} dan tampaknya berhubungan dengan gaya orbit yang sama dengan PAB.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}}  Episode muson awal Holosen meluas hingga Gurun Mojave di Amerika Utara. Sebaliknya, episode yang lebih kering tercatat dari sebagian besar Amerika Selatan di mana Danau Titicaca, Danau Junin, debit Sungai Amazon dan ketersediaan air di Atacama lebih rendah.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1461}}
Episode basah serupa terjadi di Amerika tropis, Cina, Asia,{{Sfn|Costa|Russell|Konecky|Lamb|2014|p=58}}{{Sfn|Adkins|Menocal|Eshel|2006|p=1}} India,{{Sfn|Heine|2019|p=586}} wilayah Makran, Timur Tengah dan Semenanjung Arab{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}}{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}} dan tampaknya berhubungan dengan gaya orbit yang sama dengan PAB.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1459}} Episode muson awal Holosen meluas hingga Gurun Mojave di Amerika Utara. Sebaliknya, episode yang lebih kering tercatat dari sebagian besar Amerika Selatan di mana Danau Titicaca, Danau Junin, debit Sungai Amazon dan ketersediaan air di Atacama lebih rendah.{{Sfn|Huang|Wang|Wen|Yang|2008|p=1461}}

=== Flora dan Fauna di Sahara ===
Selama periode Afrika basah, danau, sungai, rawa-rawa banyak ditemukan di Sahara, demikian pula berbagai vegetasi menutupi daratan Sahara dan [[Sahel]]{{Sfn|Renssen|Brovkin|Fichefet|Goosse|2006|p=95}} {{Sfn|Stojanowski|Carver|Miller|2014|p=80}}{{Sfn|Menocal|2015|p=1}} sehingga terbentuk suatu "Sahara Hijau"{{Sfn|Chiotis|2018|p=187}} yang tidak lagi ditemukan di era modern.{{Sfn|Phelps|Chevalier|Shanahan|Aleman|2020|p=1120}} Bukti-bukti fisik meliputi data serbuk sari, situs arkeologi, serta bukti aktivitas fauna seperti [[diatom]], [[Binatang menyusui|mamalia]], [[ostracoda]], [[reptil]] dan [[siput]], lembah sungai yang terkubur, [[tikar mikrob]] yang kaya, [[batu lumpur]], [[evaporit]] serta [[Travertin|travertine]] dan [[tufa]] yang mengendap di lingkungan bawah air.{{Sfn|Quade|Dente|Armon|Ben Dor|2018|p=1}} Iklim gurun Sahara tidak sepenuhnya homogen; bagian tengah-timur lebih kering daripada bagian barat dan tengah{{Sfn|Linstädter|Kröpelin|2004|p=762}} dan gurun di Libya masih tetap gurun,{{Sfn|Claussen|Dallmeyer|Bader|2017}} meskipun tidak lagi berupa gurun murni tetapi memiliki [[iklim semi-kering]].{{Sfn|Brookes|2003|p=163}}

Tutupan vegetasi meliputi hampir seluruh Sahara,{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} yang berupa [[Sabana|padang rumput]] terbuka dengan [[Perdu|semak]] dan pohon.{{Sfn|Tierney|Lewis|Cook|LeGrande|2011|p=103}}{{Sfn|Bristow|Holmes|Mattey|Salzmann|2018|p=182}} Secara umum, tutupan vegetasi mencapai wilayah utara,{{Sfn|Costa|Russell|Konecky|Lamb|2014|p=58}} di Afrika Barat hingga [[Paralel utara ke-27|27]][[Paralel utara ke-30|°]]–[[Paralel utara ke-30|30°]] lintang utara{{Sfn|Hély|Braconnot|Watrin|Zheng|2009|p=685}}{{Sfn|Watrin|Lézine|Hély|2009|p=657}} dan di Sahel sekitar [[Paralel utara ke-23|23°]] lintang utara,{{Sfn|Petoukhov|Kubatzki|Ganopolski|Brovkin|2003|p=99}} adapun wilayah Sahara ke selatan dihuni oleh tanaman yang saat ini sering ditemukan sekitar 400–600 km.<ref>{{Harvard citation no brackets|Sylvestre|Doumnang|Deschamps|Buchet|2013}}&nbsp;(lower estimate).</ref>{{Sfn|Lézine|2017|p=4}}{{Sfn|Baumhauer|2004|p=291}} Penyebaran vegetasi ke utara membutuhkan waktu dan beberapa tanaman tertentu bergerak lebih cepat daripada yang lain.{{Sfn|Watrin|Lézine|Hély|2009|p=663}} Tanaman yang memiliki kemampuan [[Tanaman C3|fiksasi karbon C3]] lebih banyak ditemukan. Kebakaran semak mengikuti perubahan ini; di mana perluasan vegetasi di wilayah gurun menjadi suluh untuk terjadinya kebakaran, sementara di wilayah sabana peningkatan prevalensi vegetasi berkayu mengurangi potensi kebakaran.{{Sfn|Moore|Crocker|Belcher|Meckler|2022|p=12}}[[Berkas:Tarangire-Natpark800600.jpg|jmpl|Sabana masa kini di Taman Nasional Tarangire, Tanzania.]]Bentang alam selama PAB digambarkan sebagai gabungan antara berbagai jenis vegetasi yang berasal dari semi-gurun dan lembab,{{Sfn|Lézine|2017|p=5}} di mana hutan dan tumbuhan dari daerah tropis hujan terkonsentrasi di sekitar danau dan sungai.{{Sfn|Watrin|Lézine|Hély|2009|p=668}} Tidak ada perpindahan tumbuhan Mediterania ke selatan selama masa Holosen{{Sfn|Runge|Gosling|Lézine|Scott|2021|p=28}} dan suhu dingin di Pegunungan Tibesti diduga telah membatasi perluasan tumbuhan tropis.{{Sfn|Runge|Gosling|Lézine|Scott|2021|p=43}} Data serbuk sari sering menunjukkan dominasi rerumputan di atas lapukan pohon tropis hujan.{{Sfn|Watrin|Lézine|Hély|2009|p=657}} Pohon ''[[Lophira alata]]'' dan lainnya mungkin telah menyebar keluar dari hutan Afrika selama periode PAB, dan tanaman ''[[Laktuca|Lactuca]]'' mungkin telah terpecah menjadi dua spesies di bawah pengaruh PAB dan perubahan iklim lainnya di Afrika selama Holosen.{{Sfn|Rabanus-Wallace|Wooller|Zazula|Shute|Jahren|Kosintsev|Burns|Breen|Llamas|2017}}

Berbagai fosil yang ditemukan merekam perubahan fauna di Sahara.{{Sfn|Cole|Goldstein|Menocal|Hemming|2009|p=257}} Fosil yang umum ditemukan adalah [[antelop]],{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} [[Babun|babon]], [[tikus tebu]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|pp=18–19}} [[Siluriformes|lele]],{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=4}}{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=23}} [[kerang]],{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=11}} [[Dandang|burung kormoran]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|pp=16–17}} buaya,{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} gajah,{{Sfn|Metcalfe|Nash|2012|p=100}} katak,{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=15}} [[Gazel|rusa]],{{Sfn|Metcalfe|Nash|2012|p=100}} [[jerapah]],{{Sfn|Menocal|Ortiz|Guilderson|Adkins|2000|p=347}} [[Bubale|hartebeest]],{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=4}}{{Sfn|Petit-Maire|1989|p=641}} [[Terwelu|kelinci]],{{Sfn|Metcalfe|Nash|2012|p=100}} [[kuda nil]],{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=4}}{{Sfn|Petit-Maire|1989|p=641}} [[moluska]],{{Sfn|Mercuri|D'Andrea|Fornaciari|Höhn|2018|p=221}} [[Undan|pelikan]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=16}} [[badak]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|pp=18–19}} [[Elang ular|elang]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|pp=16–17}} ular,{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=15}} [[tilapia]],{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=11}} [[Katak puru|kodok]],{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=15}} [[kura-kura]]{{Sfn|Stivers|Dutheil|Moots|Cocca|2008|p=4}} dan berbagai hewan lainnya,{{Sfn|Pachur|Altmann|2006|p=528}} dan di Mesir ada [[Kerbau afrika|kerbau]], [[Dubuk|hyena tutul]], [[Phacochoerus|babi hutan]], [[Wildebeest|rusa kutub]] dan [[Zebra|kuda zebra]].{{Sfn|Gross|Guimarães|Koch|Dominy|2014|p=14472}} Burung yang sekarang tidak ditemukan termasuk [[Gagak leher cokelat|gagak berleher coklat]], [[Orang bodoh|coot]], [[Mandar batu|moorhen biasa]], [[Titihan jambul|grebe jambul]], [[Ibis rokoroko|ibis mengkilap]], [[burung elang berkaki panjang|elang berkaki panjang]], [[merpati karang]], [[Angsa bersayap taji|angsa bersayap pacu]] dan [[Kambangan hitam|bebek berumbai]].{{Sfn|Neer|Alhaique|Wouters|Dierickx|2020|p=17}} Kawanan mamalia besar hidup di Sahara.{{Sfn|Blanchet|Contoux|Leduc|2015|p=222}} Beberapa hewan berkembang biak di seluruh wilayah, sementara yang lain terbatas pada tempat-tempat dengan konsetrasi air yang banyak.{{Sfn|Mercuri|D'Andrea|Fornaciari|Höhn|2018|p=221}} Periode basah di Sahara memungkinkan beberapa spesies melintasi gurun yang sekarang.{{Sfn|White|Bristow|Armitage|Blench|2011|p=458}} Peralihan padang rumput terbuka menjadi hutan pada awal PAB menjelaskan penurunan populasi beberapa spesies seperti [[Citah|cheetah]] pada awal periode lembab.{{Sfn|Rabanus-Wallace|Wooller|Zazula|Shute|Jahren|Kosintsev|Burns|Breen|Llamas|2017}}


# Flora dan fauna di Sahara
# Danau dan sungai di Sahara
# Danau dan sungai di Sahara
# Masayarakat domestik di Sahara
# Masayarakat domestik di Sahara
Baris 75: Baris 100:
# Levant dan Mediterania
# Levant dan Mediterania
# Afrika selatan Katulistiwa
# Afrika selatan Katulistiwa
== Notes ==


== Lihat juga ==

* [[Gurun Sahara]]
* [[Siklus Milankovitch]]
* [[:en:4.2-kiloyear_event|Peristiwa 4,2 kilowarsa]]
* [[:en:8.2-kiloyear_event|Peristiwa 8,2 kilowarsa]]

== Catatan ==
{{notelist}}
{{notelist}}


== References ==
== Referensi ==
{{Reflist|refs=
{{Reflist|refs=
}}
}}


=== Sources ===
=== Sumber ===
{{refbegin|30em}}
{{refbegin|30em}}
* {{cite journal|last1=Adkins|first1=Jess|last2=Menocal|first2=Peter de|last3=Eshel|first3=Gidon|date=1 December 2006|title=The "African humid period" and the record of marine upwelling from excess 230Th in Ocean Drilling Program Hole 658C|url=https://authors.library.caltech.edu/33620/1/2005PA001200.pdf|journal=Paleoceanography|volume=21|issue=4|pages=PA4203|bibcode=2006PalOc..21.4203A|doi=10.1029/2005PA001200|issn=1944-9186}}
* {{cite journal|last1=Adkins|first1=Jess|last2=Menocal|first2=Peter de|last3=Eshel|first3=Gidon|date=1 December 2006|title=The "African humid period" and the record of marine upwelling from excess 230Th in Ocean Drilling Program Hole 658C|url=https://authors.library.caltech.edu/33620/1/2005PA001200.pdf|journal=Paleoceanography|volume=21|issue=4|pages=PA4203|bibcode=2006PalOc..21.4203A|doi=10.1029/2005PA001200|issn=1944-9186}}
Baris 108: Baris 140:
* {{cite journal|last1=Burrough|first1=S.L.|last2=Thomas|first2=D.S.G.|date=November 2013|title=Central southern Africa at the time of the African Humid Period: a new analysis of Holocene palaeoenvironmental and palaeoclimate data|journal=Quaternary Science Reviews|volume=80|pages=29–46|bibcode=2013QSRv...80...29B|doi=10.1016/j.quascirev.2013.08.001|issn=0277-3791}}
* {{cite journal|last1=Burrough|first1=S.L.|last2=Thomas|first2=D.S.G.|date=November 2013|title=Central southern Africa at the time of the African Humid Period: a new analysis of Holocene palaeoenvironmental and palaeoclimate data|journal=Quaternary Science Reviews|volume=80|pages=29–46|bibcode=2013QSRv...80...29B|doi=10.1016/j.quascirev.2013.08.001|issn=0277-3791}}
* {{cite journal|last1=Castañeda|first1=Isla S.|last2=Schouten|first2=Stefan|last3=Pätzold|first3=Jürgen|last4=Lucassen|first4=Friedrich|last5=Kasemann|first5=Simone|last6=Kuhlmann|first6=Holger|last7=Schefuß|first7=Enno|date=March 2016|title=Hydroclimate variability in the Nile River Basin during the past 28,000 years|url=http://www.vliz.be/imisdocs/publications/73/288473.pdf|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=438|pages=47–56|bibcode=2016E&PSL.438...47C|doi=10.1016/j.epsl.2015.12.014|issn=0012-821X}}
* {{cite journal|last1=Castañeda|first1=Isla S.|last2=Schouten|first2=Stefan|last3=Pätzold|first3=Jürgen|last4=Lucassen|first4=Friedrich|last5=Kasemann|first5=Simone|last6=Kuhlmann|first6=Holger|last7=Schefuß|first7=Enno|date=March 2016|title=Hydroclimate variability in the Nile River Basin during the past 28,000 years|url=http://www.vliz.be/imisdocs/publications/73/288473.pdf|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=438|pages=47–56|bibcode=2016E&PSL.438...47C|doi=10.1016/j.epsl.2015.12.014|issn=0012-821X}}
* {{cite journal|last1=Castilla-Beltrán|first1=Alvaro|last2=Nascimento|first2=Lea de|last3=Fernández-Palacios|first3=José-María|last4=Whittaker|first4=Robert J.|last5=Willis|first5=Kathy J.|last6=Edwards|first6=Mary|last7=Nogué|first7=Sandra|date=5 October 2021|title=Anthropogenic transitions from forested to human-dominated landscapes in southern Macaronesia|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=40|pages=e2022215118|bibcode=2021PNAS..11822215C|doi=10.1073/pnas.2022215118|issn=0027-8424|pmc=8501805|pmid=34580208}}
* {{cite journal|last1=Castilla-Beltrán|first1=Alvaro|last2=Nascimento|first2=Lea de|last3=Fernández-Palacios|first3=José-María|last4=Whittaker|first4=Robert J.|last5=Willis|first5=Kathy J.|last6=Edwards|first6=Mary|last7=Nogué|first7=Sandra|date=5 October 2021|title=Anthropogenic transitions from forested to human-dominated landscapes in southern Macaronesia|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=40|pages=e2022215118|bibcode=2021PNAS..11822215C|doi=10.1073/pnas.2022215118|issn=0027-8424}}
* {{cite journal|last1=Chandan|first1=Deepak|last2=Peltier|first2=W. Richard|date=16 November 2020|title=African Humid Period Precipitation Sustained by Robust Vegetation, Soil, and Lake Feedbacks|journal=Geophysical Research Letters|volume=47|issue=21|page=e88728|bibcode=2020GeoRL..4788728C|doi=10.1029/2020GL088728|s2cid=226346885}}
* {{cite journal|last1=Chandan|first1=Deepak|last2=Peltier|first2=W. Richard|date=16 November 2020|title=African Humid Period Precipitation Sustained by Robust Vegetation, Soil, and Lake Feedbacks|journal=Geophysical Research Letters|volume=47|issue=21|page=e88728|bibcode=2020GeoRL..4788728C|doi=10.1029/2020GL088728|s2cid=226346885}}
* {{cite journal|last1=Cheddadi|first1=Rachid|last2=Carré|first2=Matthieu|last3=Nourelbait|first3=Majda|last4=François|first4=Louis|last5=Rhoujjati|first5=Ali|last6=Manay|first6=Roger|last7=Ochoa|first7=Diana|last8=Schefuß|first8=Enno|date=8 June 2021|title=Early Holocene greening of the Sahara requires Mediterranean winter rainfall|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=23|pages=e2024898118|bibcode=2021PNAS..11824898C|doi=10.1073/pnas.2024898118|issn=0027-8424|pmc=8201883|pmid=34074769}}
* {{cite journal|last1=Cheddadi|first1=Rachid|last2=Carré|first2=Matthieu|last3=Nourelbait|first3=Majda|last4=François|first4=Louis|last5=Rhoujjati|first5=Ali|last6=Manay|first6=Roger|last7=Ochoa|first7=Diana|last8=Schefuß|first8=Enno|date=8 June 2021|title=Early Holocene greening of the Sahara requires Mediterranean winter rainfall|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|language=en|volume=118|issue=23|pages=e2024898118|bibcode=2021PNAS..11824898C|doi=10.1073/pnas.2024898118|issn=0027-8424}}
* {{Cite book|last=Chiotis|first=Eustathios|date=15 November 2018|url=https://www.taylorfrancis.com/books/9781351260237|title=Climate Changes in the Holocene: Impacts and Human Adaptation|location=[[Boca Raton]]|publisher=CRC Press|isbn=9781351260244|editor-last=Chiotis|editor-first=Eustathios|edition=1|doi=10.1201/9781351260244|s2cid=134818410}}
* {{Cite book|last=Chiotis|first=Eustathios|date=15 November 2018|url=https://www.taylorfrancis.com/books/9781351260237|title=Climate Changes in the Holocene: Impacts and Human Adaptation|location=Boca Raton|publisher=CRC Press|isbn=9781351260244|editor-last=Chiotis|editor-first=Eustathios|edition=1|doi=10.1201/9781351260244|s2cid=134818410}}
* {{cite journal|last1=Claussen|first1=Martin|last2=Kubatzki|first2=Claudia|last3=Brovkin|first3=Victor|last4=Ganopolski|first4=Andrey|last5=Hoelzmann|first5=Philipp|last6=Pachur|first6=Hans-Joachim|date=1999|title=Simulation of an abrupt change in Saharan vegetation in the Mid-Holocene|url=http://epic.awi.de/13567/1/Cla1999b.pdf|journal=Geophysical Research Letters|volume=26|issue=14|pages=2037–2040|bibcode=1999GeoRL..26.2037C|doi=10.1029/1999GL900494|issn=1944-8007|hdl=11858/00-001M-0000-0013-FBE4-E|s2cid=6463581|hdl-access=free}}
* {{cite journal|last1=Claussen|first1=Martin|last2=Kubatzki|first2=Claudia|last3=Brovkin|first3=Victor|last4=Ganopolski|first4=Andrey|last5=Hoelzmann|first5=Philipp|last6=Pachur|first6=Hans-Joachim|date=1999|title=Simulation of an abrupt change in Saharan vegetation in the Mid-Holocene|url=http://epic.awi.de/13567/1/Cla1999b.pdf|journal=Geophysical Research Letters|volume=26|issue=14|pages=2037–2040|bibcode=1999GeoRL..26.2037C|doi=10.1029/1999GL900494|issn=1944-8007|hdl=11858/00-001M-0000-0013-FBE4-E|s2cid=6463581|hdl-access=free}}
* {{Cite book|last=Claussen|first=Martin|last2=Dallmeyer|first2=Anne|last3=Bader|first3=Jürgen|date=2017-03-29|url=http://oxfordre.com/climatescience/view/10.1093/acrefore/9780190228620.001.0001/acrefore-9780190228620-e-532|title=Theory and Modeling of the African Humid Period and the Green Sahara|publisher=Oxford University Press|volume=1|language=en|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.013.532}}
* {{cite journal|last1=Cohen|first1=Andrew S.|last2=Hopmans|first2=Ellen C.|last3=Damsté|first3=Jaap S. Sinninghe|last4=Huang|first4=Yongsong|last5=Russell|first5=James M.|last6=Tierney|first6=Jessica E.|date=10 October 2008|title=Northern Hemisphere Controls on Tropical Southeast African Climate During the Past 60,000 Years|journal=Science|volume=322|issue=5899|pages=252–255|bibcode=2008Sci...322..252T|doi=10.1126/science.1160485|issn=1095-9203|pmid=18787132|s2cid=7364713}}
* {{cite journal|last1=Cohen|first1=Andrew S.|last2=Hopmans|first2=Ellen C.|last3=Damsté|first3=Jaap S. Sinninghe|last4=Huang|first4=Yongsong|last5=Russell|first5=James M.|last6=Tierney|first6=Jessica E.|date=10 October 2008|title=Northern Hemisphere Controls on Tropical Southeast African Climate During the Past 60,000 Years|journal=Science|volume=322|issue=5899|pages=252–255|bibcode=2008Sci...322..252T|doi=10.1126/science.1160485|issn=1095-9203|pmid=18787132|s2cid=7364713}}
* {{cite journal|last1=Cole|first1=Jennifer M.|last2=Goldstein|first2=Steven L.|last3=Menocal|first3=Peter B. de|last4=Hemming|first4=Sidney R.|last5=Grousset|first5=Francis E.|date=February 2009|title=Contrasting compositions of Saharan dust in the eastern Atlantic Ocean during the last deglaciation and African Humid Period|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=278|issue=3–4|pages=257–266|bibcode=2009E&PSL.278..257C|doi=10.1016/j.epsl.2008.12.011|issn=0012-821X}}
* {{cite journal|last1=Cole|first1=Jennifer M.|last2=Goldstein|first2=Steven L.|last3=Menocal|first3=Peter B. de|last4=Hemming|first4=Sidney R.|last5=Grousset|first5=Francis E.|date=February 2009|title=Contrasting compositions of Saharan dust in the eastern Atlantic Ocean during the last deglaciation and African Humid Period|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=278|issue=3–4|pages=257–266|bibcode=2009E&PSL.278..257C|doi=10.1016/j.epsl.2008.12.011|issn=0012-821X}}
Baris 135: Baris 168:
* {{cite journal|last1=Gaetani|first1=Marco|last2=Messori|first2=Gabriele|last3=Zhang|first3=Qiong|last4=Flamant|first4=Cyrille|last5=Pausata|first5=Francesco S. R.|date=October 2017|title=Understanding the Mechanisms behind the Northward Extension of the West African Monsoon during the Mid-Holocene|url=https://hal-insu.archives-ouvertes.fr/insu-01545606/file/jcli-d-16-0299.1.pdf|journal=Journal of Climate|volume=30|issue=19|pages=7621–7642|bibcode=2017JCli...30.7621G|doi=10.1175/jcli-d-16-0299.1}}
* {{cite journal|last1=Gaetani|first1=Marco|last2=Messori|first2=Gabriele|last3=Zhang|first3=Qiong|last4=Flamant|first4=Cyrille|last5=Pausata|first5=Francesco S. R.|date=October 2017|title=Understanding the Mechanisms behind the Northward Extension of the West African Monsoon during the Mid-Holocene|url=https://hal-insu.archives-ouvertes.fr/insu-01545606/file/jcli-d-16-0299.1.pdf|journal=Journal of Climate|volume=30|issue=19|pages=7621–7642|bibcode=2017JCli...30.7621G|doi=10.1175/jcli-d-16-0299.1}}
* {{cite journal|last1=Ganopolski|first1=A.|last2=Chen|first2=F.|last3=Peng|first3=Y.|last4=Jin|first4=L.|date=21 August 2009|title=Modeling sensitivity study of the possible impact of snow and glaciers developing over Tibetan Plateau on Holocene African-Asian summer monsoon climate|url=https://www.clim-past.net/5/457/2009/cp-5-457-2009.html|journal=Climate of the Past|volume=5|issue=3|pages=457–469|bibcode=2009CliPa...5..457J|doi=10.5194/cp-5-457-2009|issn=1814-9324|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Ganopolski|first1=A.|last2=Chen|first2=F.|last3=Peng|first3=Y.|last4=Jin|first4=L.|date=21 August 2009|title=Modeling sensitivity study of the possible impact of snow and glaciers developing over Tibetan Plateau on Holocene African-Asian summer monsoon climate|url=https://www.clim-past.net/5/457/2009/cp-5-457-2009.html|journal=Climate of the Past|volume=5|issue=3|pages=457–469|bibcode=2009CliPa...5..457J|doi=10.5194/cp-5-457-2009|issn=1814-9324|doi-access=free}}
* {{Cite book|last=Garcea|first=Elena A.A.|url=http://link.springer.com/10.1007/978-3-030-47185-9|title=The Prehistory of the Sudan|date=2020|publisher=Springer International Publishing|isbn=978-3-030-47187-3|series=SpringerBriefs in Archaeology|location=Cham|doi=10.1007/978-3-030-47185-9|page=10|s2cid=226447119}}
* {{cite journal|last1=Garcin|first1=Yannick|last2=Schildgen|first2=Taylor F.|last3=Torres Acosta|first3=Verónica|last4=Melnick|first4=Daniel|last5=Guillemoteau|first5=Julien|last6=Willenbring|first6=Jane|last7=Strecker|first7=Manfred R.|date=February 2017|title=Short-lived increase in erosion during the African Humid Period: Evidence from the northern Kenya Rift|url=http://www.escholarship.org/uc/item/7nm9z13c|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=459|pages=58–69|bibcode=2017E&PSL.459...58G|doi=10.1016/j.epsl.2016.11.017|issn=0012-821X|s2cid=55767854}}
* {{cite journal|last1=Garcin|first1=Yannick|last2=Schildgen|first2=Taylor F.|last3=Torres Acosta|first3=Verónica|last4=Melnick|first4=Daniel|last5=Guillemoteau|first5=Julien|last6=Willenbring|first6=Jane|last7=Strecker|first7=Manfred R.|date=February 2017|title=Short-lived increase in erosion during the African Humid Period: Evidence from the northern Kenya Rift|url=http://www.escholarship.org/uc/item/7nm9z13c|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=459|pages=58–69|bibcode=2017E&PSL.459...58G|doi=10.1016/j.epsl.2016.11.017|issn=0012-821X|s2cid=55767854}}
* {{Cite journal|last=Gasse|first=Françoise|date=January 2000|title=Hydrological changes in the African tropics since the Last Glacial Maximum|journal=Quaternary Science Reviews|volume=19|issue=1–5|pages=189–211|bibcode=2000QSRv...19..189G|doi=10.1016/S0277-3791(99)00061-X}}
* {{Cite journal|last=Gasse|first=Françoise|date=January 2000|title=Hydrological changes in the African tropics since the Last Glacial Maximum|journal=Quaternary Science Reviews|volume=19|issue=1–5|pages=189–211|bibcode=2000QSRv...19..189G|doi=10.1016/S0277-3791(99)00061-X}}
Baris 140: Baris 174:
* {{cite journal|last1=Goldsmith|first1=Yonaton|last2=Xu|first2=Hai|last3=Torfstein|first3=Adi|last4=Lan|first4=Jianghu|last5=Song|first5=Yunping|last6=Zhang|first6=Jin|last7=Zhou|first7=Kang'en|last8=Cheng|first8=Jun|last9=Enzel|first9=Yehouda|date=28 November 2022|title=Abrupt Contraction of the Indo‐East Asian Monsoons Ended the Holocene Humid Period|url=https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2022GL100137|journal=Geophysical Research Letters|language=en|volume=49|issue=22|doi=10.1029/2022GL100137|issn=0094-8276}}
* {{cite journal|last1=Goldsmith|first1=Yonaton|last2=Xu|first2=Hai|last3=Torfstein|first3=Adi|last4=Lan|first4=Jianghu|last5=Song|first5=Yunping|last6=Zhang|first6=Jin|last7=Zhou|first7=Kang'en|last8=Cheng|first8=Jun|last9=Enzel|first9=Yehouda|date=28 November 2022|title=Abrupt Contraction of the Indo‐East Asian Monsoons Ended the Holocene Humid Period|url=https://agupubs.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1029/2022GL100137|journal=Geophysical Research Letters|language=en|volume=49|issue=22|doi=10.1029/2022GL100137|issn=0094-8276}}
* {{cite journal|last1=Gross|first1=Thilo|last2=Guimarães|first2=Paulo R.|last3=Koch|first3=Paul L.|last4=Dominy|first4=Nathaniel J.|last5=Rudolf|first5=Lars|last6=Pires|first6=Mathias M.|last7=Yeakel|first7=Justin D.|date=7 October 2014|title=Collapse of an ecological network in Ancient Egypt|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=111|issue=40|pages=14472–14477|arxiv=1409.7006|bibcode=2014PNAS..11114472Y|doi=10.1073/pnas.1408471111|issn=1091-6490|pmc=4210013|pmid=25201967|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Gross|first1=Thilo|last2=Guimarães|first2=Paulo R.|last3=Koch|first3=Paul L.|last4=Dominy|first4=Nathaniel J.|last5=Rudolf|first5=Lars|last6=Pires|first6=Mathias M.|last7=Yeakel|first7=Justin D.|date=7 October 2014|title=Collapse of an ecological network in Ancient Egypt|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=111|issue=40|pages=14472–14477|arxiv=1409.7006|bibcode=2014PNAS..11114472Y|doi=10.1073/pnas.1408471111|issn=1091-6490|pmc=4210013|pmid=25201967|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Groucutt|first1=Huw S|last2=Breeze|first2=Paul S|last3=Guagnin|first3=Maria|last4=Stewart|first4=Mathew|last5=Drake|first5=Nick|last6=Shipton|first6=Ceri|last7=Zahrani|first7=Badr|last8=Omarfi|first8=Abdulaziz Al|last9=Alsharekh|first9=Abdullah M|date=December 2020|title=Monumental landscapes of the Holocene humid period in Northern Arabia: The mustatil phenomenon|journal=The Holocene|volume=30|issue=12|pages=1767–1779|bibcode=2020Holoc..30.1767G|doi=10.1177/0959683620950449|pmc=7575307|pmid=33132543|last10=Petraglia|first10=Michael D}}
* {{cite journal|last1=Groucutt|first1=Huw S|last2=Breeze|first2=Paul S|last3=Guagnin|first3=Maria|last4=Stewart|first4=Mathew|last5=Drake|first5=Nick|last6=Shipton|first6=Ceri|last7=Zahrani|first7=Badr|last8=Omarfi|first8=Abdulaziz Al|last9=Alsharekh|first9=Abdullah M|date=December 2020|title=Monumental landscapes of the Holocene humid period in Northern Arabia: The mustatil phenomenon|journal=The Holocene|volume=30|issue=12|pages=1767–1779|bibcode=2020Holoc..30.1767G|doi=10.1177/0959683620950449|pmc=7575307|last10=Petraglia|first10=Michael D}}
* {{cite journal|last1=Guilderson|first1=Thomas P.|last2=Charles|first2=Christopher D.|last3=Crosta|first3=Xavier|last4=Shemesh|first4=Aldo|last5=Kanfoush|first5=Sharon L.|last6=Hodell|first6=David A.|date=2001|title=Abrupt Cooling of Antarctic Surface Waters and Sea Ice Expansion in the South Atlantic Sector of the Southern Ocean at 5000 cal yr B.P.|journal=Quaternary Research|volume=56|issue=2|pages=191–198|bibcode=2001QuRes..56..191H|doi=10.1006/qres.2001.2252|issn=1096-0287|s2cid=129020835}}
* {{cite journal|last1=Guilderson|first1=Thomas P.|last2=Charles|first2=Christopher D.|last3=Crosta|first3=Xavier|last4=Shemesh|first4=Aldo|last5=Kanfoush|first5=Sharon L.|last6=Hodell|first6=David A.|date=2001|title=Abrupt Cooling of Antarctic Surface Waters and Sea Ice Expansion in the South Atlantic Sector of the Southern Ocean at 5000 cal yr B.P.|journal=Quaternary Research|volume=56|issue=2|pages=191–198|bibcode=2001QuRes..56..191H|doi=10.1006/qres.2001.2252|issn=1096-0287|s2cid=129020835}}
* {{cite journal|last1=Hamann|first1=Yvonne|last2=Ehrmann|first2=Werner|last3=Schmiedl|first3=Gerhard|last4=Kuhnt|first4=Tanja|date=20 January 2017|title=Modern and late Quaternary clay mineral distribution in the area of the SE Mediterranean Sea|url=https://doi.pangaea.de/10.1594/PANGAEA.713712|journal=Quaternary Research|volume=71|issue=3|pages=453–464|bibcode=2009QuRes..71..453H|doi=10.1016/j.yqres.2009.01.001|issn=0033-5894|s2cid=128671811}}
* {{cite journal|last1=Hamann|first1=Yvonne|last2=Ehrmann|first2=Werner|last3=Schmiedl|first3=Gerhard|last4=Kuhnt|first4=Tanja|date=20 January 2017|title=Modern and late Quaternary clay mineral distribution in the area of the SE Mediterranean Sea|url=https://doi.pangaea.de/10.1594/PANGAEA.713712|journal=Quaternary Research|volume=71|issue=3|pages=453–464|bibcode=2009QuRes..71..453H|doi=10.1016/j.yqres.2009.01.001|issn=0033-5894|s2cid=128671811}}
Baris 149: Baris 183:
* {{cite journal|last1=Hayes|first1=Christopher T.|last2=Wallace|first2=Davin J.|date=1 February 2019|title=Exploring records of Saharan dust transport and hurricanes in the western North Atlantic over the Holocene|journal=Quaternary Science Reviews|volume=205|pages=1–9|bibcode=2019QSRv..205....1H|doi=10.1016/j.quascirev.2018.11.018|issn=0277-3791|s2cid=133672009}}
* {{cite journal|last1=Hayes|first1=Christopher T.|last2=Wallace|first2=Davin J.|date=1 February 2019|title=Exploring records of Saharan dust transport and hurricanes in the western North Atlantic over the Holocene|journal=Quaternary Science Reviews|volume=205|pages=1–9|bibcode=2019QSRv..205....1H|doi=10.1016/j.quascirev.2018.11.018|issn=0277-3791|s2cid=133672009}}
* {{Cite book|last=Heine|first=Klaus|date=2019|title=Das Quartär in den Tropen: Eine Rekonstruktion des Paläoklimas|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-57383-9|language=de|doi=10.1007/978-3-662-57384-6|s2cid=187666121}}
* {{Cite book|last=Heine|first=Klaus|date=2019|title=Das Quartär in den Tropen: Eine Rekonstruktion des Paläoklimas|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer Berlin Heidelberg|isbn=978-3-662-57383-9|language=de|doi=10.1007/978-3-662-57384-6|s2cid=187666121}}
* {{cite journal|last1=Hély|first1=Christelle|last2=Braconnot|first2=Pascale|author-link2=Pascale Braconnot|last3=Watrin|first3=Julie|last4=Zheng|first4=Weipeng|date=August 2009|title=Climate and vegetation: Simulating the African humid period|journal=Comptes Rendus Geoscience|volume=341|issue=8–9|pages=671–688|bibcode=2009CRGeo.341..671H|doi=10.1016/j.crte.2009.07.002|issn=1631-0713}}
* {{cite journal|last1=Hély|first1=Christelle|last2=Braconnot|first2=Pascale|last3=Watrin|first3=Julie|last4=Zheng|first4=Weipeng|date=August 2009|title=Climate and vegetation: Simulating the African humid period|journal=Comptes Rendus Geoscience|volume=341|issue=8–9|pages=671–688|bibcode=2009CRGeo.341..671H|doi=10.1016/j.crte.2009.07.002|issn=1631-0713}}
* {{cite journal|last1=Hoelzmann|first1=Philipp|last2=Keding|first2=Birgit|last3=Berke|first3=Hubert|last4=Kröpelin|first4=Stefan|last5=Kruse|first5=Hans-Joachim|date=May 2001|title=Environmental change and archaeology: lake evolution and human occupation in the Eastern Sahara during the Holocene|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=169|issue=3–4|pages=193–217|bibcode=2001PPP...169..193H|doi=10.1016/S0031-0182(01)00211-5}}
* {{cite journal|last1=Hoelzmann|first1=Philipp|last2=Keding|first2=Birgit|last3=Berke|first3=Hubert|last4=Kröpelin|first4=Stefan|last5=Kruse|first5=Hans-Joachim|date=May 2001|title=Environmental change and archaeology: lake evolution and human occupation in the Eastern Sahara during the Holocene|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=169|issue=3–4|pages=193–217|bibcode=2001PPP...169..193H|doi=10.1016/S0031-0182(01)00211-5}}
* {{cite journal|last1=Hoelzmann|first1=Philipp|last2=Holmes|first2=Jonathan|date=26 April 2017|title=The Late Pleistocene-Holocene African Humid Period as Evident in Lakes|journal=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|volume=1|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.013.531}}
* {{cite journal|last1=Hoelzmann|first1=Philipp|last2=Holmes|first2=Jonathan|date=26 April 2017|title=The Late Pleistocene-Holocene African Humid Period as Evident in Lakes|journal=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|volume=1|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.013.531}}
Baris 171: Baris 205:
* {{cite journal|last1=Krüger|first1=Stefan|last2=Beuscher|first2=Sarah|last3=Schmiedl|first3=Gerhard|last4=Ehrmann|first4=Werner|date=27 January 2017|title=Intensity of African Humid Periods Estimated from Saharan Dust Fluxes|journal=PLOS ONE|volume=12|issue=1|page=e0170989|bibcode=2017PLoSO..1270989E|doi=10.1371/journal.pone.0170989|issn=1932-6203|pmc=5271358|pmid=28129378|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Krüger|first1=Stefan|last2=Beuscher|first2=Sarah|last3=Schmiedl|first3=Gerhard|last4=Ehrmann|first4=Werner|date=27 January 2017|title=Intensity of African Humid Periods Estimated from Saharan Dust Fluxes|journal=PLOS ONE|volume=12|issue=1|page=e0170989|bibcode=2017PLoSO..1270989E|doi=10.1371/journal.pone.0170989|issn=1932-6203|pmc=5271358|pmid=28129378|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Kuper|first1=Rudolph|date=January 2006|title=After 5000 BC: The Libyan desert in transition|journal=Comptes Rendus Palevol|volume=5|issue=1–2|pages=409–419|doi=10.1016/j.crpv.2005.10.013}}
* {{cite journal|last1=Kuper|first1=Rudolph|date=January 2006|title=After 5000 BC: The Libyan desert in transition|journal=Comptes Rendus Palevol|volume=5|issue=1–2|pages=409–419|doi=10.1016/j.crpv.2005.10.013}}
* {{Cite journal|last1=Kuzmicheva|first1=Evgeniya A.|last2=Debella|first2=Habte Jebessa|last3=Khasanov|first3=Bulat F.|last4=Krylovich|first4=Olga A.|last5=Girmay|first5=Wondwossen|last6=Vasyukov|first6=Dmitry D.|last7=Yirga|first7=Solomon|last8=Savinetsky|first8=Arkady B.|date=14 November 2017|title=ECOSYSTEM HISTORY OF THE BALE MOUNTAINS|url=http://ejol.aau.edu.et/index.php/EJBS/article/view/1061|journal=Ethiopian Journal of Biological Sciences|volume=16|issue=1|pages=61–93|issn=1819-8678}}
* {{Cite journal|last1=Kuzmicheva|first1=Evgeniya A.|last2=Debella|first2=Habte Jebessa|last3=Khasanov|first3=Bulat F.|last4=Krylovich|first4=Olga A.|last5=Girmay|first5=Wondwossen|last6=Vasyukov|first6=Dmitry D.|last7=Yirga|first7=Solomon|last8=Savinetsky|first8=Arkady B.|date=14 November 2017|title=ECOSYSTEM HISTORY OF THE BALE MOUNTAINS|url=http://ejol.aau.edu.et/index.php/EJBS/article/view/1061|journal=Ethiopian Journal of Biological Sciences|volume=16|issue=1|pages=61–93|issn=1819-8678}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite journal|last1=Lancaster|first1=Nicholas|date=2020|title=On the formation of desert loess|url=https://www.cambridge.org/core/journals/quaternary-research/article/on-the-formation-of-desert-loess/D8AFACED44B21F8C13D6D0591B118599|journal=Quaternary Research|volume=96|pages=105–122|bibcode=2020QuRes..96..105L|doi=10.1017/qua.2020.33|issn=0033-5894|s2cid=219068103}}
* {{cite journal|last1=Lancaster|first1=Nicholas|date=2020|title=On the formation of desert loess|url=https://www.cambridge.org/core/journals/quaternary-research/article/on-the-formation-of-desert-loess/D8AFACED44B21F8C13D6D0591B118599|journal=Quaternary Research|volume=96|pages=105–122|bibcode=2020QuRes..96..105L|doi=10.1017/qua.2020.33|issn=0033-5894|s2cid=219068103}}
* {{cite journal|last1=Lebamba|first1=Judicaël|last2=Vincens|first2=Annie|last3=Lézine|first3=Anne-Marie|last4=Marchant|first4=Rob|last5=Buchet|first5=Guillaume|date=December 2016|title=Forest-savannah dynamics on the Adamawa plateau (Central Cameroon) during the "African humid period" termination: A new high-resolution pollen record from Lake Tizong|url=http://eprints.whiterose.ac.uk/115879/1/TIZONG_Final_Manuscripit2_RAM.doc|journal=Review of Palaeobotany and Palynology|volume=235|pages=129–139|doi=10.1016/j.revpalbo.2016.10.001|issn=0034-6667}}
* {{cite journal|last1=Lebamba|first1=Judicaël|last2=Vincens|first2=Annie|last3=Lézine|first3=Anne-Marie|last4=Marchant|first4=Rob|last5=Buchet|first5=Guillaume|date=December 2016|title=Forest-savannah dynamics on the Adamawa plateau (Central Cameroon) during the "African humid period" termination: A new high-resolution pollen record from Lake Tizong|url=http://eprints.whiterose.ac.uk/115879/1/TIZONG_Final_Manuscripit2_RAM.doc|journal=Review of Palaeobotany and Palynology|volume=235|pages=129–139|doi=10.1016/j.revpalbo.2016.10.001|issn=0034-6667}}
Baris 190: Baris 224:
* {{cite journal|last1=Magny|first1=Michel|last2=Haas|first2=Jean Nicolas|date=2004|title=A major widespread climatic change around 5300 cal. yr BP at the time of the Alpine Iceman|journal=Journal of Quaternary Science|volume=19|issue=5|pages=423–430|bibcode=2004JQS....19..423M|doi=10.1002/jqs.850|issn=1099-1417|s2cid=128697360}}
* {{cite journal|last1=Magny|first1=Michel|last2=Haas|first2=Jean Nicolas|date=2004|title=A major widespread climatic change around 5300 cal. yr BP at the time of the Alpine Iceman|journal=Journal of Quaternary Science|volume=19|issue=5|pages=423–430|bibcode=2004JQS....19..423M|doi=10.1002/jqs.850|issn=1099-1417|s2cid=128697360}}
* {{Cite journal|last=Maley|first=J|date=November 2000|title=Last Glacial Maximum lacustrine and fluviatile Formations in the Tibesti and other Saharan mountains, and large-scale climatic teleconnections linked to the activity of the Subtropical Jet Stream|journal=Global and Planetary Change|volume=26|issue=1–3|pages=121–136|bibcode=2000GPC....26..121M|doi=10.1016/S0921-8181(00)00039-4}}
* {{Cite journal|last=Maley|first=J|date=November 2000|title=Last Glacial Maximum lacustrine and fluviatile Formations in the Tibesti and other Saharan mountains, and large-scale climatic teleconnections linked to the activity of the Subtropical Jet Stream|journal=Global and Planetary Change|volume=26|issue=1–3|pages=121–136|bibcode=2000GPC....26..121M|doi=10.1016/S0921-8181(00)00039-4}}
* {{cite journal|last1=Menviel|first1=Laurie|last2=Govin|first2=Aline|last3=Avenas|first3=Arthur|last4=Meissner|first4=Katrin J.|last5=Grant|first5=Katharine M.|last6=Tzedakis|first6=Polychronis C.|date=18 November 2021|title=Drivers of the evolution and amplitude of African Humid Periods|url=https://www.nature.com/articles/s43247-021-00309-1|journal=Communications Earth & Environment|language=en|volume=2|issue=1|page=237|bibcode=2021ComEE...2..237M|doi=10.1038/s43247-021-00309-1|issn=2662-4435|s2cid=244275247}}
* {{Cite journal|last=Marinova|first=Elena|last2=Linseele|first2=Veerle|last3=Vermeersch|first3=Pierre|date=2008|title=Holocene environment and subsistence patterns near the Tree Shelter, Red Sea Mountains, Egypt|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0033589400005585/type/journal_article|journal=Quaternary Research|language=en|volume=70|issue=3|pages=392–397|doi=10.1016/j.yqres.2008.08.002|issn=0033-5894}}
* {{cite journal|last1=Marks|first1=Leszek|last2=Welc|first2=Fabian|last3=Woronko|first3=Barbara|last4=Krzymińska|first4=Jarmilla|last5=Rogóż-Matyszczak|first5=Anna|last6=Szymanek|first6=Marcin|last7=Holuša|first7=Jakub|last8=Nitychoruk|first8=Jerzy|last9=Chen|first9=Zhongyuan|date=2021|title=High-resolution insight into the Holocene environmental history of the Burullus Lagoon in northern Nile delta, Egypt|url=https://www.cambridge.org/core/journals/quaternary-research/article/highresolution-insight-into-the-holocene-environmental-history-of-the-burullus-lagoon-in-northern-nile-delta-egypt/B3B5C71601138D8793F2C6D0A979D214|journal=Quaternary Research|language=en|volume=107|pages=87–103|doi=10.1017/qua.2021.63|issn=0033-5894|last10=Salem|first10=Alaa|last11=Zalat|first11=Abdelfattah|s2cid=244413387}}
* {{cite journal|last1=Marks|first1=Leszek|last2=Welc|first2=Fabian|last3=Woronko|first3=Barbara|last4=Krzymińska|first4=Jarmilla|last5=Rogóż-Matyszczak|first5=Anna|last6=Szymanek|first6=Marcin|last7=Holuša|first7=Jakub|last8=Nitychoruk|first8=Jerzy|last9=Chen|first9=Zhongyuan|date=2021|title=High-resolution insight into the Holocene environmental history of the Burullus Lagoon in northern Nile delta, Egypt|url=https://www.cambridge.org/core/journals/quaternary-research/article/highresolution-insight-into-the-holocene-environmental-history-of-the-burullus-lagoon-in-northern-nile-delta-egypt/B3B5C71601138D8793F2C6D0A979D214|journal=Quaternary Research|language=en|volume=107|pages=87–103|doi=10.1017/qua.2021.63|issn=0033-5894|last10=Salem|first10=Alaa|last11=Zalat|first11=Abdelfattah|s2cid=244413387}}
* {{cite journal|last1=Marshall|first1=Michael H.|last2=Lamb|first2=Henry F.|last3=Davies|first3=Sarah J.|last4=Leng|first4=Melanie J.|last5=Kubsa|first5=Zelalem|last6=Umer|first6=Mohammed|last7=Bryant|first7=Charlotte|date=1 August 2009|title=Climatic change in northern Ethiopia during the past 17,000 years: A diatom and stable isotope record from Lake Ashenge|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0031018209001862|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=279|issue=1|pages=114–127|bibcode=2009PPP...279..114M|doi=10.1016/j.palaeo.2009.05.003|issn=0031-0182}}
* {{cite journal|last1=Marshall|first1=Michael H.|last2=Lamb|first2=Henry F.|last3=Davies|first3=Sarah J.|last4=Leng|first4=Melanie J.|last5=Kubsa|first5=Zelalem|last6=Umer|first6=Mohammed|last7=Bryant|first7=Charlotte|date=1 August 2009|title=Climatic change in northern Ethiopia during the past 17,000 years: A diatom and stable isotope record from Lake Ashenge|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0031018209001862|journal=Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology|volume=279|issue=1|pages=114–127|bibcode=2009PPP...279..114M|doi=10.1016/j.palaeo.2009.05.003|issn=0031-0182}}
Baris 198: Baris 232:
* {{cite journal|last1=Matter|first1=Albert|last2=Mahjoub|first2=Ayman|last3=Neubert|first3=Eike|last4=Preusser|first4=Frank|last5=Schwalb|first5=Antje|last6=Szidat|first6=Sönke|last7=Wulf|first7=Gerwin|date=October 2016|title=Reactivation of the Pleistocene trans-Arabian Wadi ad Dawasir fluvial system (Saudi Arabia) during the Holocene humid phase|url=https://boris.unibe.ch/85894/7/Matter%20et%20al%202016_Reactivation%20of%20the%20Pleistocene%20trans-Arabian%20Wadi%20ad%20Dawasir%20fluvial%20system%20%28Saudi%20Arabia%29%20during%20the%20Holocene%20humid%20phase.pdf|journal=Geomorphology|volume=270|pages=88–101|bibcode=2016Geomo.270...88M|doi=10.1016/j.geomorph.2016.07.013}}
* {{cite journal|last1=Matter|first1=Albert|last2=Mahjoub|first2=Ayman|last3=Neubert|first3=Eike|last4=Preusser|first4=Frank|last5=Schwalb|first5=Antje|last6=Szidat|first6=Sönke|last7=Wulf|first7=Gerwin|date=October 2016|title=Reactivation of the Pleistocene trans-Arabian Wadi ad Dawasir fluvial system (Saudi Arabia) during the Holocene humid phase|url=https://boris.unibe.ch/85894/7/Matter%20et%20al%202016_Reactivation%20of%20the%20Pleistocene%20trans-Arabian%20Wadi%20ad%20Dawasir%20fluvial%20system%20%28Saudi%20Arabia%29%20during%20the%20Holocene%20humid%20phase.pdf|journal=Geomorphology|volume=270|pages=88–101|bibcode=2016Geomo.270...88M|doi=10.1016/j.geomorph.2016.07.013}}
* {{cite journal|last1=McCool|first1=Jon-Paul|date=15 April 2019|title=Carbonates as evidence for groundwater discharge to the Nile River during the Late Pleistocene and Holocene|journal=Geomorphology|volume=331|pages=4–21|bibcode=2019Geomo.331....4M|doi=10.1016/j.geomorph.2018.09.026|issn=0169-555X|s2cid=134112125}}
* {{cite journal|last1=McCool|first1=Jon-Paul|date=15 April 2019|title=Carbonates as evidence for groundwater discharge to the Nile River during the Late Pleistocene and Holocene|journal=Geomorphology|volume=331|pages=4–21|bibcode=2019Geomo.331....4M|doi=10.1016/j.geomorph.2018.09.026|issn=0169-555X|s2cid=134112125}}
* {{Cite book|last1=McGee|first1=David|last2=deMenocal|first2=Peter B.|date=20 November 2017|url=https://oxfordre.com/climatescience/view/10.1093/acrefore/9780190228620.001.0001/acrefore-9780190228620-e-529|title=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|website=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|isbn=9780190228620|chapter=Climatic Changes and Cultural Responses During the African Humid Period Recorded in Multi-Proxy Data|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.013.529|access-date=29 April 2020|via=[[Semantic Scholar]]}}
* {{Cite book|last1=McGee|first1=David|last2=deMenocal|first2=Peter B.|date=20 November 2017|url=https://oxfordre.com/climatescience/view/10.1093/acrefore/9780190228620.001.0001/acrefore-9780190228620-e-529|title=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|website=Oxford Research Encyclopedia of Climate Science|isbn=9780190228620|chapter=Climatic Changes and Cultural Responses During the African Humid Period Recorded in Multi-Proxy Data|doi=10.1093/acrefore/9780190228620.013.529|access-date=29 April 2020|via=Semantic Scholar}}
* {{cite journal|last1=Médail|first1=Frédéric|last2=Duong|first2=Nathalie|last3=Roig|first3=Anne|last4=Fady|first4=Bruno|last5=Juin|first5=Marianick|last6=Baumel|first6=Alex|last7=Migliore|first7=Jérémy|date=18 September 2013|title=Surviving in Mountain Climate Refugia: New Insights from the Genetic Diversity and Structure of the Relict Shrub Myrtus nivellei (Myrtaceae) in the Sahara Desert|journal=PLOS ONE|volume=8|issue=9|page=e73795|bibcode=2013PLoSO...873795M|doi=10.1371/journal.pone.0073795|issn=1932-6203|pmc=3776782|pmid=24058489|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Médail|first1=Frédéric|last2=Duong|first2=Nathalie|last3=Roig|first3=Anne|last4=Fady|first4=Bruno|last5=Juin|first5=Marianick|last6=Baumel|first6=Alex|last7=Migliore|first7=Jérémy|date=18 September 2013|title=Surviving in Mountain Climate Refugia: New Insights from the Genetic Diversity and Structure of the Relict Shrub Myrtus nivellei (Myrtaceae) in the Sahara Desert|journal=PLOS ONE|volume=8|issue=9|page=e73795|bibcode=2013PLoSO...873795M|doi=10.1371/journal.pone.0073795|issn=1932-6203|pmc=3776782|pmid=24058489|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Menocal|first1=Peter de|last2=Ortiz|first2=Joseph|last3=Guilderson|first3=Tom|last4=Adkins|first4=Jess|last5=Sarnthein|first5=Michael|last6=Baker|first6=Linda|last7=Yarusinsky|first7=Martha|date=January 2000|title=Abrupt onset and termination of the African Humid Period|journal=Quaternary Science Reviews|volume=19|issue=1–5|pages=347–361|bibcode=2000QSRv...19..347D|doi=10.1016/S0277-3791(99)00081-5|issn=0277-3791}}
* {{cite journal|last1=Menocal|first1=Peter de|last2=Ortiz|first2=Joseph|last3=Guilderson|first3=Tom|last4=Adkins|first4=Jess|last5=Sarnthein|first5=Michael|last6=Baker|first6=Linda|last7=Yarusinsky|first7=Martha|date=January 2000|title=Abrupt onset and termination of the African Humid Period|journal=Quaternary Science Reviews|volume=19|issue=1–5|pages=347–361|bibcode=2000QSRv...19..347D|doi=10.1016/S0277-3791(99)00081-5|issn=0277-3791}}
* {{cite journal|last1=Menviel|first1=Laurie|last2=Govin|first2=Aline|last3=Avenas|first3=Arthur|last4=Meissner|first4=Katrin J.|last5=Grant|first5=Katharine M.|last6=Tzedakis|first6=Polychronis C.|date=18 November 2021|title=Drivers of the evolution and amplitude of African Humid Periods|url=https://www.nature.com/articles/s43247-021-00309-1|journal=Communications Earth & Environment|language=en|volume=2|issue=1|page=237|bibcode=2021ComEE...2..237M|doi=10.1038/s43247-021-00309-1|issn=2662-4435|s2cid=244275247}}
* {{Cite journal|last=Menocal|first=Peter B. de|date=February 2015|title=Palaeoclimate: End of the African Humid Period|journal=Nature Geoscience|volume=8|issue=2|pages=86–87|bibcode=2015NatGe...8...86D|doi=10.1038/ngeo2355|issn=1752-0908}}
* {{Cite journal|last=Menocal|first=Peter B. de|date=February 2015|title=Palaeoclimate: End of the African Humid Period|journal=Nature Geoscience|volume=8|issue=2|pages=86–87|bibcode=2015NatGe...8...86D|doi=10.1038/ngeo2355|issn=1752-0908}}
* {{Cite book|date=2018|title=Plants and People in the African Past: Progress in African Archaeobotany|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=9783319898384|editor-last=Mercuri|editor-first=Anna Maria|doi=10.1007/978-3-319-89839-1|editor2-last=D'Andrea|editor2-first=A. Catherine|editor3-last=Fornaciari|editor3-first=Rita|editor4-last=Höhn|editor4-first=Alexa|s2cid=51890928}}
* {{Cite book|date=2018|title=Plants and People in the African Past: Progress in African Archaeobotany|location=Cham|publisher=Springer International Publishing|isbn=9783319898384|editor-last=Mercuri|editor-first=Anna Maria|doi=10.1007/978-3-319-89839-1|editor2-last=D'Andrea|editor2-first=A. Catherine|editor3-last=Fornaciari|editor3-first=Rita|editor4-last=Höhn|editor4-first=Alexa|s2cid=51890928}}
Baris 214: Baris 249:
* {{Cite book|last1=Pachur|first1=Hans-Joachim|last2=Altmann|first2=Norbert|date=2006|title=Die Ostsahara im Spätquartär : Ökosystemwandel im größten hyperariden Raum der Erde|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer-Verlag Berlin Heidelberg|isbn=9783540476252|language=de|oclc=315826557}}
* {{Cite book|last1=Pachur|first1=Hans-Joachim|last2=Altmann|first2=Norbert|date=2006|title=Die Ostsahara im Spätquartär : Ökosystemwandel im größten hyperariden Raum der Erde|location=Berlin, Heidelberg|publisher=Springer-Verlag Berlin Heidelberg|isbn=9783540476252|language=de|oclc=315826557}}
* {{cite journal|last1=Pausata|first1=Francesco S.R.|last2=Gaetani|first2=Marco|last3=Messori|first3=Gabriele|last4=Berg|first4=Alexis|last5=Maia de Souza|first5=Danielle|last6=Sage|first6=Rowan F.|last7=deMenocal|first7=Peter B.|date=March 2020|title=The Greening of the Sahara: Past Changes and Future Implications|journal=One Earth|volume=2|issue=3|pages=235–250|bibcode=2020OEart...2..235P|doi=10.1016/j.oneear.2020.03.002|issn=2590-3322|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Pausata|first1=Francesco S.R.|last2=Gaetani|first2=Marco|last3=Messori|first3=Gabriele|last4=Berg|first4=Alexis|last5=Maia de Souza|first5=Danielle|last6=Sage|first6=Rowan F.|last7=deMenocal|first7=Peter B.|date=March 2020|title=The Greening of the Sahara: Past Changes and Future Implications|journal=One Earth|volume=2|issue=3|pages=235–250|bibcode=2020OEart...2..235P|doi=10.1016/j.oneear.2020.03.002|issn=2590-3322|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Peck|first1=John|last2=Scholz|first2=Christopher A.|last3=King|first3=John|last4=Heil|first4=Clifford W.|last5=Otto-Bliesner|first5=Bette|author-link5=Bette Otto-Bliesner|last6=Overpeck|first6=Jonathan T.|last7=Hughen|first7=Konrad A.|last8=McKay|first8=Nicholas P.|last9=Shanahan|first9=Timothy M.|date=February 2015|title=The time-transgressive termination of the African Humid Period|journal=Nature Geoscience|volume=8|issue=2|pages=140–144|bibcode=2015NatGe...8..140S|doi=10.1038/ngeo2329|issn=1752-0908}}
* {{cite journal|last1=Peck|first1=John|last2=Scholz|first2=Christopher A.|last3=King|first3=John|last4=Heil|first4=Clifford W.|last5=Otto-Bliesner|first5=Bette|last6=Overpeck|first6=Jonathan T.|last7=Hughen|first7=Konrad A.|last8=McKay|first8=Nicholas P.|last9=Shanahan|first9=Timothy M.|date=February 2015|title=The time-transgressive termination of the African Humid Period|journal=Nature Geoscience|volume=8|issue=2|pages=140–144|bibcode=2015NatGe...8..140S|doi=10.1038/ngeo2329|issn=1752-0908}}
* {{cite journal|last1=Pennington|first1=Benjamin T.|last2=Hamdan|first2=Mohamed A.|last3=Pears|first3=Ben R.|last4=Sameh|first4=Hamed I.|date=30 April 2019|title=Aridification of the Egyptian Sahara 5000–4000 cal BP revealed from x-ray fluorescence analysis of Nile Delta sediments at Kom al-Ahmer/Kom Wasit|url=https://eprints.soton.ac.uk/430143/1/Pennington_et_al_XRF_QI_ACCEPTED_FIGS_AT_END.pdf|journal=Quaternary International|volume=514|pages=108–118|doi=10.1016/j.quaint.2019.01.015|issn=1040-6182|s2cid=135086813}}
* {{cite journal|last1=Pennington|first1=Benjamin T.|last2=Hamdan|first2=Mohamed A.|last3=Pears|first3=Ben R.|last4=Sameh|first4=Hamed I.|date=30 April 2019|title=Aridification of the Egyptian Sahara 5000–4000 cal BP revealed from x-ray fluorescence analysis of Nile Delta sediments at Kom al-Ahmer/Kom Wasit|url=https://eprints.soton.ac.uk/430143/1/Pennington_et_al_XRF_QI_ACCEPTED_FIGS_AT_END.pdf|journal=Quaternary International|volume=514|pages=108–118|doi=10.1016/j.quaint.2019.01.015|issn=1040-6182|s2cid=135086813}}
* {{cite journal|last1=Perego|first1=Alessandro|last2=Zerboni|first2=Andrea|last3=Cremaschi|first3=Mauro|date=1 January 2011|title=Geomorphological Map of the Messak Settafet and Mellet (Central Sahara, SW Libya)|journal=Journal of Maps|volume=7|issue=1|pages=464–475|doi=10.4113/jom.2011.1207|s2cid=129383111}}
* {{cite journal|last1=Perego|first1=Alessandro|last2=Zerboni|first2=Andrea|last3=Cremaschi|first3=Mauro|date=1 January 2011|title=Geomorphological Map of the Messak Settafet and Mellet (Central Sahara, SW Libya)|journal=Journal of Maps|volume=7|issue=1|pages=464–475|doi=10.4113/jom.2011.1207|s2cid=129383111}}
Baris 226: Baris 261:
* {{Citation|last1=Prasad|first1=Sushma|title=Holocene Palaeoclimate in the Saharo—Arabian Desert|date=2004|work=The Climate in Historical Times: Towards a Synthesis of Holocene Proxy Data and Climate Models|pages=209–227|editor-last=Fischer|editor-first=Hubertus|series=GKSS School of Environmental Research|publisher=Springer Berlin Heidelberg|doi=10.1007/978-3-662-10313-5_12|isbn=9783662103135|last2=Negendank|first2=Jörg F. W.|editor2-last=Kumke|editor2-first=Thomas|editor3-last=Lohmann|editor3-first=Gerrit|editor4-last=Flöser|editor4-first=Götz}}
* {{Citation|last1=Prasad|first1=Sushma|title=Holocene Palaeoclimate in the Saharo—Arabian Desert|date=2004|work=The Climate in Historical Times: Towards a Synthesis of Holocene Proxy Data and Climate Models|pages=209–227|editor-last=Fischer|editor-first=Hubertus|series=GKSS School of Environmental Research|publisher=Springer Berlin Heidelberg|doi=10.1007/978-3-662-10313-5_12|isbn=9783662103135|last2=Negendank|first2=Jörg F. W.|editor2-last=Kumke|editor2-first=Thomas|editor3-last=Lohmann|editor3-first=Gerrit|editor4-last=Flöser|editor4-first=Götz}}
* {{cite journal|last1=Quade|first1=J.|last2=Dente|first2=E.|last3=Armon|first3=M.|last4=Ben Dor|first4=Y.|last5=Morin|first5=E.|last6=Adam|first6=O.|last7=Enzel|first7=Y.|date=14 June 2018|title=Megalakes in the Sahara? A Review|journal=Quaternary Research|volume=90|issue=2|pages=253–275|bibcode=2018QuRes..90..253Q|doi=10.1017/qua.2018.46|issn=0033-5894|s2cid=133889170}}
* {{cite journal|last1=Quade|first1=J.|last2=Dente|first2=E.|last3=Armon|first3=M.|last4=Ben Dor|first4=Y.|last5=Morin|first5=E.|last6=Adam|first6=O.|last7=Enzel|first7=Y.|date=14 June 2018|title=Megalakes in the Sahara? A Review|journal=Quaternary Research|volume=90|issue=2|pages=253–275|bibcode=2018QuRes..90..253Q|doi=10.1017/qua.2018.46|issn=0033-5894|s2cid=133889170}}
* {{Cite journal|last=Rabanus-Wallace|first=M. Timothy|last2=Wooller|first2=Matthew J.|last3=Zazula|first3=Grant D.|last4=Shute|first4=Elen|last5=Jahren|first5=A. Hope|last6=Kosintsev|first6=Pavel|last7=Burns|first7=James A.|last8=Breen|first8=James|last9=Llamas|first9=Bastien|date=2017-04-18|title=Megafaunal isotopes reveal role of increased moisture on rangeland during late Pleistocene extinctions|url=https://www.nature.com/articles/s41559-017-0125|journal=Nature Ecology & Evolution|language=en|volume=1|issue=5|pages=0125|doi=10.1038/s41559-017-0125|issn=2397-334X}}
* {{cite journal|last1=Radies|first1=D.|last2=Hasiotis|first2=S.T.|last3=Preusser|first3=F.|last4=Neubert|first4=E.|last5=Matter|first5=A.|date=July 2005|title=Paleoclimatic significance of Early Holocene faunal assemblages in wet interdune deposits of the Wahiba Sand Sea, Sultanate of Oman|journal=Journal of Arid Environments|volume=62|issue=1|pages=109–125|bibcode=2005JArEn..62..109R|doi=10.1016/j.jaridenv.2004.09.021}}
* {{cite journal|last1=Radies|first1=D.|last2=Hasiotis|first2=S.T.|last3=Preusser|first3=F.|last4=Neubert|first4=E.|last5=Matter|first5=A.|date=July 2005|title=Paleoclimatic significance of Early Holocene faunal assemblages in wet interdune deposits of the Wahiba Sand Sea, Sultanate of Oman|journal=Journal of Arid Environments|volume=62|issue=1|pages=109–125|bibcode=2005JArEn..62..109R|doi=10.1016/j.jaridenv.2004.09.021}}
* {{Cite book|date=2017|title=Deep-Sea Ecosystems Off Mauritania|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=9789402410211|editor-last=Ramos|editor-first=Ana|doi=10.1007/978-94-024-1023-5|editor2-last=Ramil|editor2-first=Fran|editor3-last=Sanz|editor3-first=José Luis|s2cid=46208390}}
* {{Cite book|date=2017|title=Deep-Sea Ecosystems Off Mauritania|location=Dordrecht|publisher=Springer Netherlands|isbn=9789402410211|editor-last=Ramos|editor-first=Ana|doi=10.1007/978-94-024-1023-5|editor2-last=Ramil|editor2-first=Fran|editor3-last=Sanz|editor3-first=José Luis|s2cid=46208390}}
Baris 245: Baris 281:
* {{cite journal|last1=Sachse|first1=Dirk|last2=Brauer|first2=Achim|last3=Strecker|first3=Manfred R.|last4=Tjallingii|first4=Rik|last5=Epp|first5=Laura S.|last6=Ako|first6=Andrew A.|last7=Onana|first7=Jean-Michel|last8=Mbusnum|first8=Kevin G.|last9=Brademann|first9=Brian|date=27 March 2018|title=Early anthropogenic impact on Western Central African rainforests 2,600 y ago|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=115|issue=13|pages=3261–3266|bibcode=2018PNAS..115.3261G|doi=10.1073/pnas.1715336115|issn=1091-6490|pmc=5879660|pmid=29483260|last10=Oslisly|first10=Richard|last11=Dupont|first11=Lydie M.|last12=Sebag|first12=David|last13=Schefuß|first13=Enno|last14=Saulieu|first14=Geoffroy de|last15=Ménot|first15=Guillemette|last16=Deschamps|first16=Pierre|last17=Garcin|first17=Yannick|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Sachse|first1=Dirk|last2=Brauer|first2=Achim|last3=Strecker|first3=Manfred R.|last4=Tjallingii|first4=Rik|last5=Epp|first5=Laura S.|last6=Ako|first6=Andrew A.|last7=Onana|first7=Jean-Michel|last8=Mbusnum|first8=Kevin G.|last9=Brademann|first9=Brian|date=27 March 2018|title=Early anthropogenic impact on Western Central African rainforests 2,600 y ago|journal=Proceedings of the National Academy of Sciences|volume=115|issue=13|pages=3261–3266|bibcode=2018PNAS..115.3261G|doi=10.1073/pnas.1715336115|issn=1091-6490|pmc=5879660|pmid=29483260|last10=Oslisly|first10=Richard|last11=Dupont|first11=Lydie M.|last12=Sebag|first12=David|last13=Schefuß|first13=Enno|last14=Saulieu|first14=Geoffroy de|last15=Ménot|first15=Guillemette|last16=Deschamps|first16=Pierre|last17=Garcin|first17=Yannick|doi-access=free}}
* {{Cite book|last=Said|first=Rushdi|date=1993|title=The River Nile|publisher=Elsevier|isbn=9780080418865|pages=127–169|chapter=PAST FLUCTUATIONS OF THE NILE|doi=10.1016/b978-0-08-041886-5.50020-5|access-date=4 May 2019|chapter-url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780080418865500205}}
* {{Cite book|last=Said|first=Rushdi|date=1993|title=The River Nile|publisher=Elsevier|isbn=9780080418865|pages=127–169|chapter=PAST FLUCTUATIONS OF THE NILE|doi=10.1016/b978-0-08-041886-5.50020-5|access-date=4 May 2019|chapter-url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780080418865500205}}
* <!-- Redo to use book title? -->{{Cite book|last1=Sangen|first1=Mark|date=2012|title=Landscape evolution, neotectonics and quaternary environmental change in southern Cameroon|location=[[Boca Raton, Florida]]|publisher=CRC Press/Balkema|isbn=9780203120200|editor-last=Runge|editor-first=Jürgen|edition=1|chapter=Late Quaternary palaeoenvironments in Southern Cameroon as evidenced by alluvial sediments from the tropical rain forest and savanna domain|oclc=802261801}}
* {{Cite book|last1=Sangen|first1=Mark|date=2012|title=Landscape evolution, neotectonics and quaternary environmental change in southern Cameroon|location=[[Boca Raton, Florida]]|publisher=CRC Press/Balkema|isbn=9780203120200|editor-last=Runge|editor-first=Jürgen|edition=1|chapter=Late Quaternary palaeoenvironments in Southern Cameroon as evidenced by alluvial sediments from the tropical rain forest and savanna domain|oclc=802261801}}
* {{cite journal|last1=Santisteban|first1=Juan I.|last2=Mediavilla|first2=Rosa|last3=Galán de Frutos|first3=Luis|last4=López Cilla|first4=Ignacio|date=1 October 2019|title=Holocene floods in a complex fluvial wetland in central Spain: Environmental variability, climate and time|journal=Global and Planetary Change|volume=181|page=102986|bibcode=2019GPC...18102986S|doi=10.1016/j.gloplacha.2019.102986|issn=0921-8181|s2cid=198405956}}
* {{cite journal|last1=Santisteban|first1=Juan I.|last2=Mediavilla|first2=Rosa|last3=Galán de Frutos|first3=Luis|last4=López Cilla|first4=Ignacio|date=1 October 2019|title=Holocene floods in a complex fluvial wetland in central Spain: Environmental variability, climate and time|journal=Global and Planetary Change|volume=181|page=102986|bibcode=2019GPC...18102986S|doi=10.1016/j.gloplacha.2019.102986|issn=0921-8181|s2cid=198405956}}
* {{cite journal|last1=Schefuß|first1=Enno|last2=Roche|first2=Didier|last3=Skonieczny|first3=Charlotte|last4=Mulitza|first4=Stefan|last5=Beckmann|first5=Britta|last6=Gimeno|first6=Luis|last7=Caley|first7=Thibaut|last8=Prange|first8=Matthias|last9=Collins|first9=James A.|date=8 November 2017|title=Rapid termination of the African Humid Period triggered by northern high-latitude cooling|journal=Nature Communications|volume=8|issue=1|page=1372|bibcode=2017NatCo...8.1372C|doi=10.1038/s41467-017-01454-y|issn=2041-1723|pmc=5678106|pmid=29118318}}
* {{cite journal|last1=Schefuß|first1=Enno|last2=Roche|first2=Didier|last3=Skonieczny|first3=Charlotte|last4=Mulitza|first4=Stefan|last5=Beckmann|first5=Britta|last6=Gimeno|first6=Luis|last7=Caley|first7=Thibaut|last8=Prange|first8=Matthias|last9=Collins|first9=James A.|date=8 November 2017|title=Rapid termination of the African Humid Period triggered by northern high-latitude cooling|journal=Nature Communications|volume=8|issue=1|page=1372|bibcode=2017NatCo...8.1372C|doi=10.1038/s41467-017-01454-y|issn=2041-1723|pmc=5678106|pmid=29118318}}
Baris 265: Baris 301:
* {{cite journal|last1=Sylvestre|first1=F.|last2=Doumnang|first2=J.-C.|last3=Deschamps|first3=P.|last4=Buchet|first4=G.|last5=Guiot|first5=J.|last6=Vincens|first6=A.|last7=Amaral|first7=P. G. C.|date=29 January 2013|title=Palynological evidence for gradual vegetation and climate changes during the African Humid Period termination at 13°N from a Mega-Lake Chad sedimentary sequence|journal=Climate of the Past|volume=9|issue=1|pages=223–241|bibcode=2013CliPa...9..223A|doi=10.5194/cp-9-223-2013|issn=1814-9324|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Sylvestre|first1=F.|last2=Doumnang|first2=J.-C.|last3=Deschamps|first3=P.|last4=Buchet|first4=G.|last5=Guiot|first5=J.|last6=Vincens|first6=A.|last7=Amaral|first7=P. G. C.|date=29 January 2013|title=Palynological evidence for gradual vegetation and climate changes during the African Humid Period termination at 13°N from a Mega-Lake Chad sedimentary sequence|journal=Climate of the Past|volume=9|issue=1|pages=223–241|bibcode=2013CliPa...9..223A|doi=10.5194/cp-9-223-2013|issn=1814-9324|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Tafuri|first1=Mary Anne|last2=Bentley|first2=R. Alexander|last3=Manzi|first3=Giorgio|last4=di Lernia|first4=Savino|date=September 2006|title=Mobility and kinship in the prehistoric Sahara: Strontium isotope analysis of Holocene human skeletons from the Acacus Mts. (southwestern Libya)|journal=Journal of Anthropological Archaeology|volume=25|issue=3|pages=390–402|doi=10.1016/j.jaa.2006.01.002|issn=0278-4165}}
* {{cite journal|last1=Tafuri|first1=Mary Anne|last2=Bentley|first2=R. Alexander|last3=Manzi|first3=Giorgio|last4=di Lernia|first4=Savino|date=September 2006|title=Mobility and kinship in the prehistoric Sahara: Strontium isotope analysis of Holocene human skeletons from the Acacus Mts. (southwestern Libya)|journal=Journal of Anthropological Archaeology|volume=25|issue=3|pages=390–402|doi=10.1016/j.jaa.2006.01.002|issn=0278-4165}}
* {{cite journal|last1=Talbot|first1=Michael R.|last2=Filippi|first2=Maria Letizia|last3=Jensen|first3=Niels Bo|last4=Tiercelin|first4=Jean-Jacques|date=March 2007|title=An abrupt change in the African monsoon at the end of the Younger Dryas|url=https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00140493/file/G3-Talbot.tierceliln-07.pdf|journal=Geochemistry, Geophysics, Geosystems|volume=8|issue=3|bibcode=2007GGG.....8.3005T|doi=10.1029/2006GC001465|s2cid=31950295}}
* {{cite journal|last1=Talbot|first1=Michael R.|last2=Filippi|first2=Maria Letizia|last3=Jensen|first3=Niels Bo|last4=Tiercelin|first4=Jean-Jacques|date=March 2007|title=An abrupt change in the African monsoon at the end of the Younger Dryas|url=https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00140493/file/G3-Talbot.tierceliln-07.pdf|journal=Geochemistry, Geophysics, Geosystems|volume=8|issue=3|bibcode=2007GGG.....8.3005T|doi=10.1029/2006GC001465|s2cid=31950295}}
* {{cite journal|last1=Teixeira|first1=Helena|last2=Montade|first2=Vincent|last3=Salmona|first3=Jordi|last4=Metzger|first4=Julia|last5=Bremond|first5=Laurent|last6=Kasper|first6=Thomas|last7=Daut|first7=Gerhard|last8=Rouland|first8=Sylvie|last9=Ranarilalatiana|first9=Sandratrinirainy|date=15 September 2021|title=Past environmental changes affected lemur population dynamics prior to human impact in Madagascar|journal=Communications Biology|language=en|volume=4|issue=1|page=1084|doi=10.1038/s42003-021-02620-1|issn=2399-3642|pmc=8443640|pmid=34526636|last10=Rakotondravony|first10=Romule|last11=Chikhi|first11=Lounès|last12=Behling|first12=Hermann|last13=Radespiel|first13=Ute|s2cid=237523050}}
* {{cite journal|last1=Teixeira|first1=Helena|last2=Montade|first2=Vincent|last3=Salmona|first3=Jordi|last4=Metzger|first4=Julia|last5=Bremond|first5=Laurent|last6=Kasper|first6=Thomas|last7=Daut|first7=Gerhard|last8=Rouland|first8=Sylvie|last9=Ranarilalatiana|first9=Sandratrinirainy|date=15 September 2021|title=Past environmental changes affected lemur population dynamics prior to human impact in Madagascar|journal=Communications Biology|language=en|volume=4|issue=1|page=1084|doi=10.1038/s42003-021-02620-1|issn=2399-3642|last10=Rakotondravony|first10=Romule|last11=Chikhi|first11=Lounès|last12=Behling|first12=Hermann|last13=Radespiel|first13=Ute|s2cid=237523050}}
* {{cite journal|last1=Thompson|first1=Alexander J.|last2=Skinner|first2=Christopher B.|last3=Poulsen|first3=Christopher J.|last4=Zhu|first4=Jiang|date=2019|title=Modulation of Mid-Holocene African Rainfall by Dust Aerosol Direct and Indirect Effects|journal=Geophysical Research Letters|volume=46|issue=7|pages=3917–3926|bibcode=2019GeoRL..46.3917T|doi=10.1029/2018GL081225|issn=1944-8007|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Thompson|first1=Alexander J.|last2=Skinner|first2=Christopher B.|last3=Poulsen|first3=Christopher J.|last4=Zhu|first4=Jiang|date=2019|title=Modulation of Mid-Holocene African Rainfall by Dust Aerosol Direct and Indirect Effects|journal=Geophysical Research Letters|volume=46|issue=7|pages=3917–3926|bibcode=2019GeoRL..46.3917T|doi=10.1029/2018GL081225|issn=1944-8007|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Tierney|first1=Jessica E.|last2=Lewis|first2=Sophie C.|last3=Cook|first3=Benjamin I.|last4=LeGrande|first4=Allegra N.|last5=Schmidt|first5=Gavin A.|date=July 2011|title=Model, proxy and isotopic perspectives on the East African Humid Period|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=307|issue=1–2|pages=103–112|bibcode=2011E&PSL.307..103T|doi=10.1016/j.epsl.2011.04.038|issn=0012-821X|author-link1=Jessica Tierney}}
* {{cite journal|last1=Tierney|first1=Jessica E.|last2=Lewis|first2=Sophie C.|last3=Cook|first3=Benjamin I.|last4=LeGrande|first4=Allegra N.|last5=Schmidt|first5=Gavin A.|date=July 2011|title=Model, proxy and isotopic perspectives on the East African Humid Period|journal=Earth and Planetary Science Letters|volume=307|issue=1–2|pages=103–112|bibcode=2011E&PSL.307..103T|doi=10.1016/j.epsl.2011.04.038|issn=0012-821X}}
* {{cite journal|last1=Timm|first1=Oliver|last2=Köhler|first2=Peter|last3=Timmermann|first3=Axel|author-link3=Axel Timmermann|last4=Menviel|first4=Laurie|date=May 2010|title=Mechanisms for the Onset of the African Humid Period and Sahara Greening 14.5–11 ka BP*|url=http://epic.awi.de/18463/1/Tim2008a.pdf|journal=Journal of Climate|volume=23|issue=10|pages=2612–2633|bibcode=2010JCli...23.2612T|doi=10.1175/2010jcli3217.1}}
* {{cite journal|last1=Timm|first1=Oliver|last2=Köhler|first2=Peter|last3=Timmermann|first3=Axel|last4=Menviel|first4=Laurie|date=May 2010|title=Mechanisms for the Onset of the African Humid Period and Sahara Greening 14.5–11 ka BP*|url=http://epic.awi.de/18463/1/Tim2008a.pdf|journal=Journal of Climate|volume=23|issue=10|pages=2612–2633|bibcode=2010JCli...23.2612T|doi=10.1175/2010jcli3217.1}}
* {{Cite journal|last1=Toomey|first1=Michael R.|last2=Curry|first2=William B.|last3=Donnelly|first3=Jeffrey P.|last4=van Hengstum|first4=Peter J.|date=March 2013|title=Reconstructing 7000 years of North Atlantic hurricane variability using deep-sea sediment cores from the western Great Bahama Bank: A 7000 YR RECORD OF HURRICANE ACTIVITY|journal=Paleoceanography|volume=28|issue=1|pages=31–41|doi=10.1002/palo.20012|hdl=1912/5928|doi-access=free}}
* {{Cite journal|last1=Toomey|first1=Michael R.|last2=Curry|first2=William B.|last3=Donnelly|first3=Jeffrey P.|last4=van Hengstum|first4=Peter J.|date=March 2013|title=Reconstructing 7000 years of North Atlantic hurricane variability using deep-sea sediment cores from the western Great Bahama Bank: A 7000 YR RECORD OF HURRICANE ACTIVITY|journal=Paleoceanography|volume=28|issue=1|pages=31–41|doi=10.1002/palo.20012|hdl=1912/5928|doi-access=free}}
* {{cite journal|last1=Wang|first1=Lixin|last2=Brook|first2=George A.|last3=Burney|first3=David A.|last4=Voarintsoa|first4=Ny Riavo G.|last5=Liang|first5=Fuyuan|last6=Cheng|first6=Hai|last7=Edwards|first7=R. Lawrence|date=15 April 2019|title=The African Humid Period, rapid climate change events, the timing of human colonization, and megafaunal extinctions in Madagascar during the Holocene: Evidence from a 2m Anjohibe Cave stalagmite|url=https://lirias.kuleuven.be/handle/123456789/647186|journal=Quaternary Science Reviews|volume=210|pages=136–153|bibcode=2019QSRv..210..136W|doi=10.1016/j.quascirev.2019.02.004|issn=0277-3791|s2cid=135166211}}
* {{cite journal|last1=Wang|first1=Lixin|last2=Brook|first2=George A.|last3=Burney|first3=David A.|last4=Voarintsoa|first4=Ny Riavo G.|last5=Liang|first5=Fuyuan|last6=Cheng|first6=Hai|last7=Edwards|first7=R. Lawrence|date=15 April 2019|title=The African Humid Period, rapid climate change events, the timing of human colonization, and megafaunal extinctions in Madagascar during the Holocene: Evidence from a 2m Anjohibe Cave stalagmite|url=https://lirias.kuleuven.be/handle/123456789/647186|journal=Quaternary Science Reviews|volume=210|pages=136–153|bibcode=2019QSRv..210..136W|doi=10.1016/j.quascirev.2019.02.004|issn=0277-3791|s2cid=135166211}}
Baris 281: Baris 317:
* {{Citation|last1=Vahrenholt|first1=F.|title=Holocene Climate Development of North Africa and the Arabian Peninsula|date=2019|work=The Geology of the Arab World---An Overview|pages=507–546|series=Springer Geology|publisher=Springer, Cham|doi=10.1007/978-3-319-96794-3_14|isbn=9783319967936|last2=Lüning|first2=S.|s2cid=134704538}}
* {{Citation|last1=Vahrenholt|first1=F.|title=Holocene Climate Development of North Africa and the Arabian Peninsula|date=2019|work=The Geology of the Arab World---An Overview|pages=507–546|series=Springer Geology|publisher=Springer, Cham|doi=10.1007/978-3-319-96794-3_14|isbn=9783319967936|last2=Lüning|first2=S.|s2cid=134704538}}
* {{cite journal|last1=van der Lubbe|first1=H.J.L.|last2=Krause-Nehring|first2=J.|last3=Junginger|first3=A.|last4=Garcin|first4=Y.|last5=Joordens|first5=J.C.A.|last6=Davies|first6=G.R.|last7=Beck|first7=C.|last8=Feibel|first8=C.S.|last9=Johnson|first9=T.C.|date=October 2017|title=Gradual or abrupt? Changes in water source of Lake Turkana (Kenya) during the African Humid Period inferred from Sr isotope ratios|journal=Quaternary Science Reviews|volume=174|pages=1–12|bibcode=2017QSRv..174....1V|doi=10.1016/j.quascirev.2017.08.010|issn=0277-3791|last10=Vonhof|first10=H.B.}}
* {{cite journal|last1=van der Lubbe|first1=H.J.L.|last2=Krause-Nehring|first2=J.|last3=Junginger|first3=A.|last4=Garcin|first4=Y.|last5=Joordens|first5=J.C.A.|last6=Davies|first6=G.R.|last7=Beck|first7=C.|last8=Feibel|first8=C.S.|last9=Johnson|first9=T.C.|date=October 2017|title=Gradual or abrupt? Changes in water source of Lake Turkana (Kenya) during the African Humid Period inferred from Sr isotope ratios|journal=Quaternary Science Reviews|volume=174|pages=1–12|bibcode=2017QSRv..174....1V|doi=10.1016/j.quascirev.2017.08.010|issn=0277-3791|last10=Vonhof|first10=H.B.}}
* {{cite journal|last1=Vermeersch|first1=Pierre|last2=Linseele|first2=Veerle|last3=Marinova|first3=Elena|date=2008|title=Holocene environment and subsistence patterns near the Tree Shelter, Red Sea Mountains, Egypt|url=https://lirias.kuleuven.be/handle/123456789/207546|journal=Quaternary Research|volume=70|issue=3|pages=392–397|bibcode=2008QuRes..70..392M|doi=10.1016/j.yqres.2008.08.002|issn=1096-0287|s2cid=130090032}}
* {{cite journal|last1=Vincenzo|first1=De Santis|last2=Massimo|first2=Caldara|date=26 May 2015|title=The 5.5–4.5 kyr climatic transition as recorded by the sedimentation pattern of coastal deposits of the Apulia region, southern Italy|journal=The Holocene|volume=25|issue=8|pages=1313–1329|bibcode=2015Holoc..25.1313V|doi=10.1177/0959683615584207|s2cid=129760951}}
* {{cite journal|last1=Vincenzo|first1=De Santis|last2=Massimo|first2=Caldara|date=26 May 2015|title=The 5.5–4.5 kyr climatic transition as recorded by the sedimentation pattern of coastal deposits of the Apulia region, southern Italy|journal=The Holocene|volume=25|issue=8|pages=1313–1329|bibcode=2015Holoc..25.1313V|doi=10.1177/0959683615584207|s2cid=129760951}}
* {{cite journal|last1=Zaki|first1=Abdallah S.|last2=King|first2=Georgina E.|last3=Haghipour|first3=Negar|last4=Giegengack|first4=Robert|last5=Watkins|first5=Stephen E.|last6=Gupta|first6=Sanjeev|last7=Schuster|first7=Mathieu|last8=Khairy|first8=Hossam|last9=Ahmed|first9=Salah|date=15 November 2021|title=Did increased flooding during the African Humid Period force migration of modern humans from the Nile Valley?|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0277379121004078|journal=Quaternary Science Reviews|language=en|volume=272|pages=107200|bibcode=2021QSRv..27207200Z|doi=10.1016/j.quascirev.2021.107200|issn=0277-3791|last10=El-Wakil|first10=Mostafa|last11=Eltayeb|first11=Saleh A.|last12=Herman|first12=Frédéric|last13=Castelltort|first13=Sébastien|s2cid=244583474}}
* {{cite journal|last1=Zaki|first1=Abdallah S.|last2=King|first2=Georgina E.|last3=Haghipour|first3=Negar|last4=Giegengack|first4=Robert|last5=Watkins|first5=Stephen E.|last6=Gupta|first6=Sanjeev|last7=Schuster|first7=Mathieu|last8=Khairy|first8=Hossam|last9=Ahmed|first9=Salah|date=15 November 2021|title=Did increased flooding during the African Humid Period force migration of modern humans from the Nile Valley?|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0277379121004078|journal=Quaternary Science Reviews|language=en|volume=272|pages=107200|bibcode=2021QSRv..27207200Z|doi=10.1016/j.quascirev.2021.107200|issn=0277-3791|last10=El-Wakil|first10=Mostafa|last11=Eltayeb|first11=Saleh A.|last12=Herman|first12=Frédéric|last13=Castelltort|first13=Sébastien|s2cid=244583474}}
Baris 292: Baris 327:
{{refend}}
{{refend}}


== External links ==
== Pranala luar ==


* {{Cite thesis|last=Bloszies|first=Christopher|title=Water Level History of Lake Turkana, Kenya and Hydroclimate Variability during the African Humid Period|date=28 October 2014|url=http://dspace-prod.lib.uic.edu//handle/10027/19041|degree=Master of Science|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Bloszies|first=Christopher|title=Water Level History of Lake Turkana, Kenya and Hydroclimate Variability during the African Humid Period|date=28 October 2014|url=http://dspace-prod.lib.uic.edu//handle/10027/19041|degree=Master of Science|ref=none}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{Cite thesis|last=Fraedrich|first=Klaus F.|title=Analysis of multistability and abrupt transitions – method studies with a global atmosphere-vegetation model simulating the end of the African Humid Period|date=2013|publisher=Hamburg University Hamburg|url=https://pure.mpg.de/pubman/faces/ViewItemOverviewPage.jsp?itemId=item_1602269|doi=10.17617/2.1602269|degree=PhD|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Fraedrich|first=Klaus F.|title=Analysis of multistability and abrupt transitions – method studies with a global atmosphere-vegetation model simulating the end of the African Humid Period|date=2013|publisher=Hamburg University Hamburg|url=https://pure.mpg.de/pubman/faces/ViewItemOverviewPage.jsp?itemId=item_1602269|doi=10.17617/2.1602269|degree=PhD|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Krause|first=Jan|date=2013|title=Holozäne Landschaftsentwicklung und Paläohydrologie der Zentralen Sahara|url=https://refubium.fu-berlin.de/handle/fub188/3918|language=de|degree=PhD|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Krause|first=Jan|date=2013|title=Holozäne Landschaftsentwicklung und Paläohydrologie der Zentralen Sahara|url=https://refubium.fu-berlin.de/handle/fub188/3918|language=de|degree=PhD|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Reick|first=Christian|title=Effects of plant diversity on simulated climate-vegetation interaction towards the end of the African Humid Period|date=27 September 2017|publisher=Universität Hamburg Hamburg|degree=PhD|url=https://pure.mpg.de/pubman/faces/ViewItemOverviewPage.jsp?itemId=item_2479574|doi=10.17617/2.2479574|ref=none}}
* {{Cite thesis|last=Reick|first=Christian|title=Effects of plant diversity on simulated climate-vegetation interaction towards the end of the African Humid Period|date=27 September 2017|publisher=Universität Hamburg Hamburg|degree=PhD|url=https://pure.mpg.de/pubman/faces/ViewItemOverviewPage.jsp?itemId=item_2479574|doi=10.17617/2.2479574|ref=none}}
[[Kategori:Afrika]]
[[Kategori:Iklim]]
[[Kategori:Perubahan iklim]]
[[Kategori:Pleistosen]]
[[Kategori:Holocene]]
[[Kategori:Era sejarah]]
{{DEFAULTSORT:Afrika basah: Periode Afrika-basah}}

Revisi terkini sejak 12 Juni 2024 07.05

Selama Periode Afrika basah, sebagian besar Afrika Utara ditutupi oleh rumput, pohon, dan danau; dan wilayah Sahara bukanlah gurun pasir.

Periode Afrika basah (African humid period), disingkat PAB, adalah suatu periodisasi cuaca dari jaman Pleistosen akhir hingga Holosen di mana iklim di Afrika bagian utara lebih basah daripada saat ini. Pada periode itu sebagian besar Gurun Sahara masih ditutup oleh rerumputan dan pohon, serta terdapat berbagai sungai dan danau. Penyebabnya antara lain menguatnya muson Afrika.

Periode Afrika basah dimulai sekitar 14.600–14.500 tahun lampau pada masa akhir Zaman Es. Danau Chad terbentuk atau meluas, gletser es menutupi Gunung Kilimanjaro, dan gurun pasir menyusut. Lalu terjadi dua fluktuasi cuaca kering (menurunnya temperatur bumi), yakni pada kurun dryas terakhir dan peristiwa 8,2 kilo-warsa di mana temperatur bumi menurun drastis. Periode Afrika basah berakhir 6.000–5.000 tahun lampau, atau selama periode dingin Osilasi Piora. Meski beberapa fakta menunjukan bahwa hal ini terjadi pada 5.500 tahun lampau, namun di beberapa tempat seperti di Sahel, Jazirah Arab, dan Afrika Timur, Periode Afrika basah berakhir sekitar peristiwa 4,2 kilo-warsa, saat kekeringan global melanda.

Periode Afrika basah (PAB) ditandai dengan penyebaran penduduk dan luasnya area yang dihuni manusia di wilayah Gurun Sahara dan Gurun Arab, dan berdampak positif pada perkembangan budaya di Afrika, seperti lahirnya peradaban Mesir Kuno. Orang-orang di Sahara bukan saja hidup sebagai pemburu-pengumpul tetapi juga melakukan domestifikasi sapi, kambing, dan domba. PAB menyisakan beberapa peninggalan seperti artefak perahu tertua di dunia, dan lukisan-lukisan gua seperti di Gua Perenang dan di Pegunungan Acacus. Ketika periode basah berakhir, manusia berangsur-angsur meninggalkan tempat tinggal mereka yang kini menjadi gurun; mereka umumnya bermigrasi ke tempat-tempa basah seperti Lembah Nil dan Lembah Mesopotamia.

Terminologi[sunting | sunting sumber]

Periode basah atau lembap di Afrika/Sahara umumnya disebut sebagai "Periode Afrika basah",[1] di samping beberapa periodisasi basah/kering yang telah ditetapkan untuk wilayah Afrika Tengah.[2] Secara umum, jenis fluktuasi iklim basah/kering ini masing-masing dikenal sebagai pluvial dan interpluvial.[3] Namun karena PAB tidak berlaku di seluruh benua Afrika, Williams et al. 2019 merekomendasikan agar istilah tersebut diubah,[4] dan beberapa peneliti telah mengajukan istilah "periode Afrika Utara basah".[5]

Istilah lain yang digunakan adalah "Periode Holosen Afrika-Basah", atau kerap disingkat "Periode Holosen Basah", yang mencakup sebagian wilayah Afrika serta Arab dan Asia;[6] "episode basah awal dan pertengahan Holosen";[7] "Holosene Pluvial"; [8] "Fase Basah Holosen"; [9] "Kibangien A" di Afrika Tengah;[10] "Makalian" untuk periode Neolitik di Sudan utara; [11] "Fase Basah Nabtian" [12] atau "periode Nabtian" untuk periode basah 14.000–6.000 di sepanjang Mediterania Timur dan Levant ; [13] "Neolitik Pluvial"; "Neolitik Subpluvial"; [9] "Neolitik fase basah"; "Nouakchottien" di Sahara Barat 6.500–4.000 tahun lampau; [14] "Subpluvial II" dan "Tchadien" di Sahara Tengah pada 14.000–7.500 tahun lampau.[14]

Istilah "Léopoldvillien" [15] dan Ogolien [fr] telah diterapkan pada periode kering dalam Glasial Maksimum Terakhir,[16] yang terakhir setara dengan "Kanemian"; [17] "Periode kering Kanemian" mengacu pada periode kering antara 20.000 dan 13.000 tahun lampau untuk daerah Danau Chad.[18]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Periode Afrika basah disebabkan oleh muson Afrika Barat yang lebih kuat [19] yang didikte oleh perubahan radiasi matahari dan umpan balik albedo. [20] Hal-hal tersebut menyebabkan peningkatan uap air dari Atlantik khatulistiwa ke Afrika Barat, serta dari Atlantik Utara dan Laut Mediterania ke pantai Mediterania Afrika.[21][22] Terdapat interaksi yang kompleks antara sirkulasi atmosfer ekstratropis dan antara uap air yang berasal dari Samudra Atlantik dan Samudra Hindia,[23] dan overlap antara area yang basah oleh muson Afrika dan area yang basah oleh siklon ekstratropis.[24] Penyebabnya antara lain: perubahan orbital bumi, umpan-balik Albedo, perubahan zona konvergensi intertropis, dan perubahan curah hujan di Afrika Timur.

Perubahan orbital bumi[sunting | sunting sumber]

Grafik siklus Milankovich selama satu juta tahun terakhir

Periode Afrika basah terjadi karena adanya peningkatan insolasi musim panas di belahan bumi utara.[25] Akibat adanya presesi (perubahan orientasi sumbu rotasi), berdampak pada perubahan musim panas.[26] Antara 11.000 hingga 10.000 tahun lampau, bumi melewati perihelion pada saat titik balik matahari musim panas, sehingga meningkatkan jumlah radiasi matahari sekitar 8%,[27] mengakibatkan muson Afrika menjadi lebih kuat hingga menjangkau lebih jauh ke utara.[28] Antara 15.000 dan 5.000 tahun lampau, insolasi musim panas setidaknya 4% lebih tinggi daripada hari ini. [29] Kemiringan sumbu (oblikuital) juga menurun selama Holosen,[30] tetapi dampak dari perubahan oblikuital terhadap perubahan, terutama pada garis lintang tinggi dan muson, masih belum diketahui.[31]

Saat memasuki musim panas, daratan Afrika Utara akan menerim radiasi matahari lebih kuat daripada lautan di sekitarnya, sehingga membentuk daerah bertekanan rendah yang akan menarik udara lembap dan curah hujan[27] dari Samudera Atlantik.[32] Dengan adanya insolasi musim panas, mekanisme ini akan semakin menguat[33] sehingga menimbulkan dorongan muson Afrika yang juga lebih kuat hingga ke utara,[30] bahkan bisa menjangkau wilayah subtropis.[34]

Oblikuital dan presesi merupakan dua variabel utama siklus Milankovich; bukan saja menentukan mula dan akhir zaman es,[35] tetapi juga bertanggung jawab atas variasi kekuatan muson.[31] Perlu dicatat bahwa muson belahan bumi selatan memiliki respons yang berlawanan dengan muson belahan bumi utara terhadap perubahan presesi, karena perubahan insolasinya terbalik bagi belahan bumi selatan.[36]

Umpan-balik Albedo[sunting | sunting sumber]

Berdasakan pemodelan, perubahan orbital tidak serta merta dapat meningkatkan intensitas curah hujan secara signifikan kecuali perubahan permukaan bumi turut diperhitungkan, karena akan menentukan rasio antara radiasi matahari yang menerpa bumi dengan radiasi yang dipantulkannya, atau dikenal sebagai umpan-balik (feedback) Albedo. Dalam kasus PAB, perluasan vegetasi merupakan faktor penting dalam peningkatan curah hujan, baik secara intensitas maupun luasannya.[34]

Muson yang menguat akiban perubahan oblikuital dan presesi, membuat curah hujan meningkat; hal ini berdampak positif pada meningkatnya vegetasi; selanjutnya radiasi matahari akan lebih banya diserap vegetasi (umpan-balik Albedo), sekaligus membantu menahan evaporasi air sepanjang musim panas; dan sebagai dampaknya, tersedia cukup banyak cadangan air untuk musim hujan. Perluasan vegetasi juga mengurangi polusi debu gurun pasir dan berdampak pada iklim lokal[37] karena mengurangi pantulan radiasi matahari dan lebih efisien dalam menginduksi presipitasi.[38] [39]

Cadangan air pada pepohonan dan permukaan tanah juga menambah lebih banyak uap air di musim hujan (evapotranspirasi), tetapi dampak evapotranspirasi ini kurang kentara dibandingkan efek Albedo.[40] Fluks panas di dalam tanah dan penguapan air juga dipengaruhi oleh luasan vegetasi.[41] Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah perubahan curah hujan keseluruhan di samping curah hujan musiman (yang dipengaruhi panjang-pendeknya musim kemarau);[42] efek pemupukan dari vegetasi yang mati; serta jumlah karbon dioksida di atmosfer, mengingat vegetasi membutuhkan konsentrasi CO2 yang cukup.[41]

Zona konvergensi angin intra-tropis[sunting | sunting sumber]

Selama musim panas, wilayah ekstra-tropis di utara akan lebih hangat sehingga dapat menarik zona konvergensi angin intra-tropis (ZKAIT) lebih ke utara.[43] Perubahan orbital dan melemahnya angin pasat juga turut membuat permukaan Laut Mediterania di sebelah utara Afrika menjadi lebih hangat; selain mendorong ZKAIT lebih ke utara, juga meningkatkan gradien kelembapan antara daratan dan lautan.[40] Dalam hal ini terdapat dua gradien perbedaan suhu, yang sudah terjadi sejak musim semi, turut mendorong pergeseran ini. Pertama, antara Samudra Atlantik yang lebih dingin dengan benua Afrika yang sudah menghangat; kedua, antara garis lintang 10° di utara yang lebih hangat dengan dan garis lintang 10° selatan yang lebih dingin. Pergeseran ZKAIT ke utara berdampak positif pada kondensasi uap air di atmosfer (presipitasi), khususnya di Afrika Utara.[44] Adapun untuk wilayah Afrika Timur, perubahan ini memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap perubahan curah hujan,[45] [46] dan pengaruhnya di Jazirah Arab masih diperdebatkan.[47]

Perubahan curah hujan di Afrika Timur[sunting | sunting sumber]

Periode Afrika basah di Afrika Timur tampaknya dipicu mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan yang terjadi di Afrika Utara.[48] Di antara mekanisme yang diajukan adalah penurunan curah hujan musiman[49] akibat presipitasi musim kemarau yang naik,[50] panjang-pendeknya musim kemarau dan intensitas curah hujan,[51] serta peningkatan aliran uap air dari Samudra Atlantik dan Samudra Hindia. Bahwa Afrika Timur mengalami Periode Afrika basah (PAB), tidaklah diragukan lagi; namun faktor-faktor yang berkontribusi di wilayah tersebut tidak semuanya beroperasi secara bersamaan selama PAB.[52] [53]

Berlangsungnya Afrika basah[sunting | sunting sumber]

Vegetasi Afrika selama Glasial Maksimum Terakhir

Periode Afrika basah (PAB) terjadi pada akhir jaman Pleistosen akhir[27] hinggaawal-pertengahan Holosen,[54] yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di Afrika Utara dan Afrika Barat yang disebabkan migrasi sabuk hujan tropis ke utara.[25] [55]

Pra-PAB, selama jaman Es Terakhir, Sahara dan Sahel sangat lah kering[40] dengan curah hujan yang lebih rendah dari hari ini[56] [57] sebagaimana tercermin dari luasnya lapisan bukit pasir dan ketinggian air di danau pada jaman itu.[40] Luas Sahara memanjang 500–800 kilometer (310–500 mi) lebih jauh ke selatan[58] dengan perbedaan garis lintang 5°. [59] Bukit pasir hampir mencapai khatulistiwa,[58] [60] [a] dan hutan hujan jauh mundur ke selatan.[15] [64]

Fase Awal[sunting | sunting sumber]

Akhir dari kekeringan akibat Zaman Es terjadi antara 17.000 dan 11.000 tahun lampau;[65] dengan perubahan awal tercatat di pegunungan Sahara [66] [64] pada 18.500 tahun lampau,[67] di Afrika Selatan dan Afrika Tengah, masing-masing mulai 17.000 dan 17.500 tahun lampau,[68] [10] sementara sekitar wilayah Danau Malawi pada 10.000 tahun lampau.[69]

Meningkatnya tinggi permukaan air danau tercatat di Pegunungan Jebel antara 15.000 dan 14.000 tahun lampau.[70] Sekitar 14.500 tahun lampau, danau-danau mulai muncul di daerah-daerah gersang.[71]

Fase Puncak[sunting | sunting sumber]

Periode basah dimulai sekitar 15.000 tahun lampau [68] [72] hingga 14.500 tahun lampau.[b] [27] Permulaan periode basah terjadi serentak di hampir seluruh wilayah Afrika Utara[c] dan Afrika Tropis,[76] yang dampaknya terlihat hingga Santo Antão di Tanjung Verde. Di Jazirah Arab, periode basah secara gradual bergerak ke utara dalam masa 2000 tahun lebih lambat.[75] [77]

Pada 15.000–14.500 tahun lampau, Danau Victoria terbentuk dan meluap; [71] Danau Albert juga meluap ke Sungai Nil Putih;[70] [78] dan begitu pula Danau Tana ke Sungai Nil Biru.[70] Sungai Nil Putih membanjiri sebagian dasnya dan menyambung kembali ke Sungai Nil utama.[72] [d]

Di wilayah Mesir terjadi banjir yang meluas akibat "Sungai Nil Liar";[70] dan periode "Nil Liar"[80] ini menyebabkan banjir terbesar yang tercatat dalam sejarah.[81] Terjadi lebih awal, yakni pada 17.000–16.800 tahun lampau, lelehan gletser membasahi Ethiopia sehingga mungkin telah menyebabkan peningkatan aliran air dan sedimen di Sungai Nil. [82] Di Afrika Timur, permukaan air danau mulai meningkat sekitar 15.500/15.000[83] hingga 12.000 tahun lampau; [84] seperti meluapnya Danau Kivu ke Danau Tanganyika sekitar 10.500 tahun lampau.[85]

Fase Akhir[sunting | sunting sumber]

Periode Afrika basah berakhir sekitar 6.000–5.000 tahun lampau;[34] [86] dan kurun 5.500 tahun lampau umumnya digunakan.[87] Setelah menurunnya vegetasi,[56] Sahara menjadi tandus dan dikuasai gurun pasir.[28] Erosi angin meningkat di Afrika utara,[88] dan ekspor debu dari gurun yang sekarang [89] dan dari danau yang mengering [90] seperti Basin Bodele terus bertambah dan menjadi produsen sumber debu terbesar di Bumi saat ini.[91] Danau-danau mengering, vegetasi menghilang, dan masyarakat menetap digantikan oleh budaya nomaden.[34] Transisi dari "Sahara Hijau" ke "Sahara Kering" saat ini dianggap sebagai transisi lingkungan terbesar;[92] dan hari ini hampir tidak ada hujan yang turun di wilayah tersebut.[27] Akhir dan awal PAB dapat dianggap sebagai "krisis iklim" di Sahara, mengingat dampaknya yang kuat dan berkepanjangan.[93]

Periode dingin Osilasi Piora di Pegunungan Alpen [94] bertepatan dengan akhir PAB; [95] [96] dan periode 5.600–5.000 tahun lampau ditandai oleh pendinginan yang meluas dan perubahan curah hujan yang lebih bervariasi di seluruh dunia[96] dan kemungkinan didorong oleh perubahan aktivitas matahari dan parameter orbit.[97] Beberapa perubahan iklim mungkin meluas hingga Australia, Amerika Tengah dan ke Amerika Selatan.

Perubahan besar lingkungan pan-tropis terjadi sekitar 4.000 tahun lampau.[98] Perubahan ini disertai dengan runtuhnya peradaban kuno, kekeringan parah di Afrika, Asia dan Timur Tengah, dan susutnya gletser di Gunung Kilimanjaro[99] dan Gunung Kenya.[100]

  • Sahara dan Sahel
  • Afrika Timur dan Jazirah Arabia
  • Mediterania
  • Afrika Barat (Wilayah Tropis)
  • Afrika Tengah
  • Afrika selatan Katulistiwa

Fluktuasi kelembapan[sunting | sunting sumber]

Fluktuasi suhu di Greenland dari masa sekarang hingga 17.000 tahun lampau.

Fluktuasi curah hujan terjadi selama akhir Zaman Es dan Holosen.[101] Selama kurun Driyas Terkini, pada 12.500–11.500 tahun lampau, suhu di Atlantik Utara dan Eropa kembali lebih dingin sehingga angin muson Afrika melemah dan kekeringan terjadi di semua wilayah PAB,[102] [103] termasuk Afrika Timur, [e] [105] di mana permukaan air danau turun di banyak tempat,[106][107] seperti terjadi di Afrika Selatan[108] dan Afrika Barat. Interval kering juga terdeteksi hingga ke India [105] dan Mediterania,[109] di mana aktivitas bukit pasir banyak terbentuk di Negev.[110] Namun di penghujung Driyas Terkini, curah hujan kembali meningkat dan diiringi limpasan sungai dan kenaikan muka air danau, yang diawali di daerah utara Afrika dan perlahan-lahan diikuti oleh wilayah di selatan katulistiwa.[111][112]

Fluktuasi kembali terjadi di sekitar peristiwa 8,2 kilowarsa[102] yang memisahkan fase Greenlandian dan Northgrippian dari era Holosen.[113] yang melanda seluruh Afrika Timur[53] dan Afrika Utara sebagaimana terekam dengan menurunnya muka air danau.[114][115] Fase kekeringan ini bertepatan dengan pendinginan di Atlantik Utara[93] dan daratan sekitarnya, seperti Greenland.[116] Peristiwa 8,2 kilowarsa memang terjadi secara global, di mana terjadi pendinginan di seluruh dunia,[117] sebagaimana juga terekam di Maghreb, yang dikaitkan dengan transisi budaya Kapsian (bahasa Arab: قبصية, translit. qibsiyah), juga perubahan budaya lain di Sahara maupun di Mediterania.[118] Episode ini tampaknya disebabkan oleh pengeringan danau-danau yang dibendung es di Amerika Utara [119] meskipun diduga berasal dari lintang rendah.[120]

Fluktuasi kering-basah lainnya juga terjadi pada 9.500–9.000 tahun lampau dan 7.400–6.800 tahun lampau,[121] serta sekitar 10.200, 6.600, dan 6.000 tahun lampau; yang umumnya disertai dengan penurunan kepadatan populasi di beberapa bagian Sahara.[89] Beberapa periode kering lainnya tercatat di Mesir pada 9.400–9.300, 8.800–8.600, 7.100–6.900 dan 6.100–5.900 tahun lampau.[122] Durasi dan tingkat keparahan peristiwa kekeringan sulit untuk direkonstruksi[117] dan dampak peristiwa seperti Dryas Terkini bersifat heterogen bahkan di antara daerah yang berdekatan. Selama periode kering, manusia mungkin melakukan migrasi ke sumber-sumber air yang masih ada,[123] dan beberapa perubahan budaya di Sahara dikaitkan dengan fluktuasi periode kering ini.[124] Selain fluktuasi kekeringan, mundurnya periode lembap ke selatan mungkin telah berlangsung setelah 8.000 tahun lampau,[125] dengan kekeringan besar terjadi sekitar 7.800 tahun lampau.[126]

Dampak Afrika basah[sunting | sunting sumber]

Vegetasi dan air pada masa Holosen (atas) dan masa Eemian (bawah).

Periode Afrika basah meliputi wilayah Sahara dan meluas hingga ke timur,[127] Afrika tenggara dan Afrika khatulistiwa. Secara umum, vegetasi dan hutan meluas di seluruh benua Afrika.[128] Selain itu debit sungai meningkat dan berbagai danau terbentuk.

Debit Sungai Kongo, Sungai Niger, Sungai Nil, Sungai Ntem,[8] Sungai Rufiji,[129] dan Sungai Sanaga meningkat. Limpasan sungai-sungai di Aljazair, Afrika khatulistiwa, Afrika timur laut, dan Sahara barat juga lebih besar.[130] Perubahan morfologi sistem sungai dan dataran aluvialnya terjadi sebagai respons terhadap peningkatan debit,[10][8] dan dasar Sungai Senegal semakin melebar,[131] menembus bukit pasir dan bermuara ke Samudra Atlantik.[132]

Episode basah serupa terjadi di Amerika tropis, Cina, Asia,[55][40] India,[133] wilayah Makran, Timur Tengah dan Semenanjung Arab[134][134] dan tampaknya berhubungan dengan gaya orbit yang sama dengan PAB.[134] Episode muson awal Holosen meluas hingga Gurun Mojave di Amerika Utara. Sebaliknya, episode yang lebih kering tercatat dari sebagian besar Amerika Selatan di mana Danau Titicaca, Danau Junin, debit Sungai Amazon dan ketersediaan air di Atacama lebih rendah.[135]

Flora dan Fauna di Sahara[sunting | sunting sumber]

Selama periode Afrika basah, danau, sungai, rawa-rawa banyak ditemukan di Sahara, demikian pula berbagai vegetasi menutupi daratan Sahara dan Sahel[33] [136][28] sehingga terbentuk suatu "Sahara Hijau"[137] yang tidak lagi ditemukan di era modern.[113] Bukti-bukti fisik meliputi data serbuk sari, situs arkeologi, serta bukti aktivitas fauna seperti diatom, mamalia, ostracoda, reptil dan siput, lembah sungai yang terkubur, tikar mikrob yang kaya, batu lumpur, evaporit serta travertine dan tufa yang mengendap di lingkungan bawah air.[54] Iklim gurun Sahara tidak sepenuhnya homogen; bagian tengah-timur lebih kering daripada bagian barat dan tengah[138] dan gurun di Libya masih tetap gurun,[139] meskipun tidak lagi berupa gurun murni tetapi memiliki iklim semi-kering.[140]

Tutupan vegetasi meliputi hampir seluruh Sahara,[27] yang berupa padang rumput terbuka dengan semak dan pohon.[32][101] Secara umum, tutupan vegetasi mencapai wilayah utara,[55] di Afrika Barat hingga 27°30° lintang utara[141][142] dan di Sahel sekitar 23° lintang utara,[143] adapun wilayah Sahara ke selatan dihuni oleh tanaman yang saat ini sering ditemukan sekitar 400–600 km.[144][145][146] Penyebaran vegetasi ke utara membutuhkan waktu dan beberapa tanaman tertentu bergerak lebih cepat daripada yang lain.[147] Tanaman yang memiliki kemampuan fiksasi karbon C3 lebih banyak ditemukan. Kebakaran semak mengikuti perubahan ini; di mana perluasan vegetasi di wilayah gurun menjadi suluh untuk terjadinya kebakaran, sementara di wilayah sabana peningkatan prevalensi vegetasi berkayu mengurangi potensi kebakaran.[148]

Sabana masa kini di Taman Nasional Tarangire, Tanzania.

Bentang alam selama PAB digambarkan sebagai gabungan antara berbagai jenis vegetasi yang berasal dari semi-gurun dan lembab,[149] di mana hutan dan tumbuhan dari daerah tropis hujan terkonsentrasi di sekitar danau dan sungai.[150] Tidak ada perpindahan tumbuhan Mediterania ke selatan selama masa Holosen[151] dan suhu dingin di Pegunungan Tibesti diduga telah membatasi perluasan tumbuhan tropis.[152] Data serbuk sari sering menunjukkan dominasi rerumputan di atas lapukan pohon tropis hujan.[142] Pohon Lophira alata dan lainnya mungkin telah menyebar keluar dari hutan Afrika selama periode PAB, dan tanaman Lactuca mungkin telah terpecah menjadi dua spesies di bawah pengaruh PAB dan perubahan iklim lainnya di Afrika selama Holosen.[153]

Berbagai fosil yang ditemukan merekam perubahan fauna di Sahara.[154] Fosil yang umum ditemukan adalah antelop,[27] babon, tikus tebu,[155] lele,[156][157] kerang,[158] burung kormoran,[159] buaya,[27] gajah,[160] katak,[161] rusa,[160] jerapah,[27] hartebeest,[156][162] kelinci,[160] kuda nil,[156][162] moluska,[163] pelikan,[164] badak,[155] elang,[159] ular,[161] tilapia,[158] kodok,[161] kura-kura[156] dan berbagai hewan lainnya,[165] dan di Mesir ada kerbau, hyena tutul, babi hutan, rusa kutub dan kuda zebra.[166] Burung yang sekarang tidak ditemukan termasuk gagak berleher coklat, coot, moorhen biasa, grebe jambul, ibis mengkilap, elang berkaki panjang, merpati karang, angsa bersayap pacu dan bebek berumbai.[167] Kawanan mamalia besar hidup di Sahara.[168] Beberapa hewan berkembang biak di seluruh wilayah, sementara yang lain terbatas pada tempat-tempat dengan konsetrasi air yang banyak.[163] Periode basah di Sahara memungkinkan beberapa spesies melintasi gurun yang sekarang.[169] Peralihan padang rumput terbuka menjadi hutan pada awal PAB menjelaskan penurunan populasi beberapa spesies seperti cheetah pada awal periode lembab.[153]

  1. Danau dan sungai di Sahara
  2. Masayarakat domestik di Sahara
  3. Jazirah Arabia
  4. Afrika Timur
  5. Hutan Hujan di Afrika
  6. Levant dan Mediterania
  7. Afrika selatan Katulistiwa

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Bukit pasir aktif terbentuk di Jazirah Arab dan Israel,[61] juga di dasar laut Teluk Persia[62] di mana produksi debu meningkat.[63]
  2. ^ Semula diperkirakan terjadi 9,000 tahun lampau, tetapi belakangan diduga dimulai lebih awal namun disela oleh before it was found that it probably began earlier and was interrupted by the Dryas Terkini;[40] dan hipotesis awal belum sepenuhnya ditinggalkan.[73] Beberapa grafik menunjukkan peningkatan bertahap dari ketinggian air muka danau pada 15.000 ± 500 dan 11.500–10.800 tahun lampau, sebelum dan sesudah era Dryas Terkini.[74]
  3. ^ Masih belum jelas apakah hal ini diawali di Sahara sebelah timur.[75]
  4. ^ Awalnya diyakini terjadi 7,000 atau 13,000 tahun lampau,[72] namun beberapa penelitian terbaru mengajukan terhubungnya kembali Sungai Nil pada 14,000–15,000 tahun lampau.[79]
  5. ^ Khusus wilayah Afrika tenggara, ada bukti-bukti yang saling bertentangan mengenai apakah pada masa Dryas Terkini lebih basah atau lebih kering.[104]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Krüger et al. 2017, hlm. 1.
  2. ^ Sangen 2012, hlm. 144.
  3. ^ Médail et al. 2013, hlm. 1.
  4. ^ Garcea 2020, hlm. 10.
  5. ^ Dupont et al. 2022, hlm. 15.
  6. ^ Lézine et al. 2017, hlm. 68.
  7. ^ Linstädter 2008, hlm. 56.
  8. ^ a b c Runge 2013, hlm. 81.
  9. ^ a b Olsen 2017, hlm. 90.
  10. ^ a b c Sangen 2012, hlm. 213.
  11. ^ Spinage 2012, hlm. 71.
  12. ^ Said 1993, hlm. 128.
  13. ^ Revel et al. 2010, hlm. 1357.
  14. ^ a b Baumhauer & Runge 2009, hlm. 10.
  15. ^ a b Sangen 2012, hlm. 211.
  16. ^ Soriano et al. 2009, hlm. 2.
  17. ^ Pachur & Altmann 2006, hlm. 32.
  18. ^ Sepulchre et al. 2008, hlm. 42.
  19. ^ Burrough & Thomas 2013, hlm. 29.
  20. ^ Skinner & Poulsen 2016, hlm. 349.
  21. ^ Marinova, Linseele & Vermeersch 2008, hlm. 395.
  22. ^ Röhl et al. 2008, hlm. 673.
  23. ^ Mercuri et al. 2018, hlm. 219.
  24. ^ Baumhauer 2004, hlm. 290.
  25. ^ a b Peck et al. 2015, hlm. 140.
  26. ^ Shi & Liu 2009, hlm. 3721.
  27. ^ a b c d e f g h i Menocal et al. 2000, hlm. 347.
  28. ^ a b c Menocal 2015, hlm. 1.
  29. ^ McGee & deMenocal 2017, hlm. 3.
  30. ^ a b Hély et al. 2009, hlm. 672.
  31. ^ a b Shi & Liu 2009, hlm. 3722.
  32. ^ a b Tierney et al. 2011, hlm. 103.
  33. ^ a b Renssen et al. 2006, hlm. 95.
  34. ^ a b c d Menocal et al. 2000, hlm. 348.
  35. ^ Shi & Liu 2009, hlm. 3720–3721.
  36. ^ Shi & Liu 2009, hlm. 3723.
  37. ^ Donnelly et al. 2017, hlm. 6222.
  38. ^ Gaetani et al. 2017, hlm. 7622.
  39. ^ Thompson et al. 2019, hlm. 3918.
  40. ^ a b c d e f Adkins, Menocal & Eshel 2006, hlm. 1.
  41. ^ a b Timm et al. 2010, hlm. 2613.
  42. ^ Servant, Buchet & Vincens 2010, hlm. 290.
  43. ^ Sha et al. 2019, hlm. 6.
  44. ^ Heine 2019, hlm. 45.
  45. ^ Tierney et al. 2011, hlm. 110.
  46. ^ Cohen et al. 2008, hlm. 254.
  47. ^ Vahrenholt & Lüning 2019, hlm. 529.
  48. ^ Burrough & Thomas 2013, hlm. 29–30.
  49. ^ Tierney et al. 2011, hlm. 109.
  50. ^ Wang et al. 2019, hlm. 150.
  51. ^ Burrough & Thomas 2013, hlm. 30.
  52. ^ Reid et al. 2019, hlm. 1.
  53. ^ a b Liu et al. 2017, hlm. 131.
  54. ^ a b Quade et al. 2018, hlm. 1.
  55. ^ a b c Costa et al. 2014, hlm. 58.
  56. ^ a b Schefuß et al. 2017, hlm. 2.
  57. ^ Coutros 2019, hlm. 4.
  58. ^ a b Williams et al. 2010, hlm. 1131.
  59. ^ Riemer 2006, hlm. 554–555.
  60. ^ Baumhauer & Runge 2009, hlm. 28.
  61. ^ Muhs et al. 2013, hlm. 29.
  62. ^ Kennett & Kennett 2007, hlm. 235.
  63. ^ Petraglia & Rose 2010, hlm. 45.
  64. ^ a b Pachur & Altmann 2006, hlm. 6.
  65. ^ Zerboni & Gatto 2015, hlm. 307.
  66. ^ Pachur & Altmann 2006, hlm. 11.
  67. ^ Pachur & Altmann 2006, hlm. 601.
  68. ^ a b Junginger et al. 2014, hlm. 12.
  69. ^ Talbot et al. 2007, hlm. 4.
  70. ^ a b c d Williams et al. 2010, hlm. 1132.
  71. ^ a b Menocal et al. 2000, hlm. 354.
  72. ^ a b c Williams et al. 2006, hlm. 2652.
  73. ^ Reid et al. 2019, hlm. 9.
  74. ^ Battarbee, Gasse & Stickley 2004, hlm. 242.
  75. ^ a b Bendaoud et al. 2019, hlm. 528.
  76. ^ Peck et al. 2015, hlm. 142.
  77. ^ Petraglia & Rose 2010, hlm. 46.
  78. ^ Williams et al. 2010, hlm. 1129.
  79. ^ Williams et al. 2006, hlm. 2664.
  80. ^ Blanchet, Contoux & Leduc 2015, hlm. 225.
  81. ^ Runge 2010, hlm. 237.
  82. ^ Revel et al. 2010, hlm. 1358.
  83. ^ Barker et al. 2002, hlm. 302.
  84. ^ Moeyersons et al. 2006, hlm. 177.
  85. ^ Gasse 2000, hlm. 203.
  86. ^ Zerboni & Gatto 2015, hlm. 312.
  87. ^ Huang et al. 2008, hlm. 1460.
  88. ^ Dawelbeit, Jaillard & Eisawi 2019, hlm. 13.
  89. ^ a b Zielhofer et al. 2017, hlm. 131.
  90. ^ Krüger et al. 2017, hlm. 10.
  91. ^ Armitage, Bristow & Drake 2015, hlm. 8547.
  92. ^ Sylvestre et al. 2013, hlm. 223.
  93. ^ a b Menocal et al. 2000, hlm. 355.
  94. ^ Blümel 2002, hlm. 11.
  95. ^ Blümel 2002, hlm. 12.
  96. ^ a b Magny & Haas 2004, hlm. 425.
  97. ^ Hou & Wu 2020, hlm. 13.
  98. ^ Lebamba et al. 2016, hlm. 130.
  99. ^ Beer et al. 2002, hlm. 592.
  100. ^ Wendorf, Karlén & Schild 2007, hlm. 201.
  101. ^ a b Bristow et al. 2018, hlm. 182.
  102. ^ a b Niedermeyer et al. 2010, hlm. 3003.
  103. ^ Menocal et al. 2000, hlm. 354–355.
  104. ^ Cohen et al. 2008, hlm. 252.
  105. ^ a b Junginger et al. 2014, hlm. 14.
  106. ^ Wendorf, Karlén & Schild 2007, hlm. 191.
  107. ^ Bloszies, Forman & Wright 2015, hlm. 65.
  108. ^ Talbot et al. 2007, hlm. 9–10.
  109. ^ Zielhofer et al. 2016, hlm. 857.
  110. ^ Muhs et al. 2013, hlm. 34.
  111. ^ Talbot et al. 2007, hlm. 10.
  112. ^ Engel et al. 2012, hlm. 139.
  113. ^ a b Phelps et al. 2020, hlm. 1120.
  114. ^ Zerboni & Gatto 2015, hlm. 310.
  115. ^ Zerboni & Nicoll 2019, hlm. 31.
  116. ^ Zielhofer et al. 2016, hlm. 851.
  117. ^ a b Zerboni & Nicoll 2019, hlm. 24.
  118. ^ Cremaschi et al. 2010, hlm. 91.
  119. ^ Cremaschi et al. 2010, hlm. 89.
  120. ^ Blanchet et al. 2013, hlm. 108.
  121. ^ Runge 2010, hlm. 238.
  122. ^ Said 1993, hlm. 131.
  123. ^ Smith 2018, hlm. 243.
  124. ^ Heine 2019, hlm. 624.
  125. ^ Chiotis 2018, hlm. 18.
  126. ^ Coutros 2019, hlm. 7–8.
  127. ^ Liu et al. 2017, hlm. 123.
  128. ^ Russell & Ivory 2018, hlm. 1.
  129. ^ Liu et al. 2017, hlm. 127.
  130. ^ Wu et al. 2017, hlm. 95.
  131. ^ Sulas & Pikirayi 2018, hlm. 126.
  132. ^ Coutros 2019, hlm. 5.
  133. ^ Heine 2019, hlm. 586.
  134. ^ a b c Huang et al. 2008, hlm. 1459.
  135. ^ Huang et al. 2008, hlm. 1461.
  136. ^ Stojanowski, Carver & Miller 2014, hlm. 80.
  137. ^ Chiotis 2018, hlm. 187.
  138. ^ Linstädter & Kröpelin 2004, hlm. 762.
  139. ^ Claussen, Dallmeyer & Bader 2017.
  140. ^ Brookes 2003, hlm. 163.
  141. ^ Hély et al. 2009, hlm. 685.
  142. ^ a b Watrin, Lézine & Hély 2009, hlm. 657.
  143. ^ Petoukhov et al. 2003, hlm. 99.
  144. ^ Sylvestre et al. 2013 (lower estimate).
  145. ^ Lézine 2017, hlm. 4.
  146. ^ Baumhauer 2004, hlm. 291.
  147. ^ Watrin, Lézine & Hély 2009, hlm. 663.
  148. ^ Moore et al. 2022, hlm. 12.
  149. ^ Lézine 2017, hlm. 5.
  150. ^ Watrin, Lézine & Hély 2009, hlm. 668.
  151. ^ Runge et al. 2021, hlm. 28.
  152. ^ Runge et al. 2021, hlm. 43.
  153. ^ a b Rabanus-Wallace et al. Jahren.
  154. ^ Cole et al. 2009, hlm. 257.
  155. ^ a b Neer et al. 2020, hlm. 18–19.
  156. ^ a b c d Stivers et al. 2008, hlm. 4.
  157. ^ Neer et al. 2020, hlm. 23.
  158. ^ a b Stivers et al. 2008, hlm. 11.
  159. ^ a b Neer et al. 2020, hlm. 16–17.
  160. ^ a b c Metcalfe & Nash 2012, hlm. 100.
  161. ^ a b c Neer et al. 2020, hlm. 15.
  162. ^ a b Petit-Maire 1989, hlm. 641.
  163. ^ a b Mercuri et al. 2018, hlm. 221.
  164. ^ Neer et al. 2020, hlm. 16.
  165. ^ Pachur & Altmann 2006, hlm. 528.
  166. ^ Gross et al. 2014, hlm. 14472.
  167. ^ Neer et al. 2020, hlm. 17.
  168. ^ Blanchet, Contoux & Leduc 2015, hlm. 222.
  169. ^ White et al. 2011, hlm. 458.

Sumber[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]