Lompat ke isi

Menara Pandang Teratai Purwokerto: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°25′52.4″S 109°13′56.6″E / 7.431222°S 109.232389°E / -7.431222; 109.232389
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tacpahdza (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Knightwell20 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Skyscraper|building_name=Menara Pandang Teratai Purwokerto|use=Menara pengamatan{{br}}Komersial{{br}}Pertemuan|high=117 meter|elevator_count=2|owner=Pemerintah Kabupaten Banyumas|start date=2021|status=Beroperasi|location=[[Purwokerto]], [[Kabupaten Banyumas]]|complete date=April 2022|address=|coordinates={{coord|7|25|52.4|S|109|13|56.6|E|region:ID|display=inline,title}}|opening date={{launch date and age|df=yes|2022|4|27}}<ref>{{Cite web|last=SMBanyumas 2|first=Tim|date=2022-04-25|title=Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas|url=https://banyumas.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-093273034/dibuka-27-april-2022-menara-pandang-teratai-purwokerto-gratis-di-tiga-hari-pertama|website=Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas|language=id|access-date=2022-06-09}}</ref>}}
{{Infobox Skyscraper|building_name=Menara Pandang Teratai Purwokerto|use=Menara pengamatan{{br}}Komersial{{br}}Pertemuan|high=117 meter|elevator_count=2|owner=Pemerintah Kabupaten Banyumas|start date=2021|status=Beroperasi|location=[[Purwokerto]], [[Kabupaten Banyumas]]|complete date=April 2022|address=|coordinates={{coord|7|25|52.4|S|109|13|56.6|E|region:ID|display=inline,title}}|opening date={{launch date and age|df=yes|2022|4|27}}<ref>{{Cite web|last=SMBanyumas 2|first=Tim|date=2022-04-25|title=Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas|url=https://banyumas.suaramerdeka.com/gaya-hidup/pr-093273034/dibuka-27-april-2022-menara-pandang-teratai-purwokerto-gratis-di-tiga-hari-pertama|website=Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas|language=id|access-date=2022-06-09}}</ref>}}


'''Menara Pandang Teratai Purwokerto''' merupakan sebuah [[menara]] yang berada di [[Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Banyumas|Kedungwuluh]], [[Purwokerto Barat, Banyumas|Purwokerto Barat]], [[Kabupaten Banyumas]]. Menara pandang setinggi 117 meter yang dibangun sejak tahun 2021 ini merupakah sebuah proyek infrastruktur pariwisata baru di Kawasan Kota Baru [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]] yang berada di wilayah Jalan Bung Karno.
'''Menara Pandang Teratai Purwokerto''' merupakan sebuah [[menara]] yang berada di [[Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Banyumas|Kedungwuluh]], [[Purwokerto Barat, Banyumas|Purwokerto Barat]], [[Kabupaten Banyumas]].
Menara pandang setinggi 117 meter yang dibangun sejak tahun 2021 ini merupakah sebuah proyek infrastruktur pariwisata baru di Kawasan Kota Baru [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]] yang berada di wilayah Jalan Bung Karno.


Menara ini dibuka untuk tahap uji coba pada tanggal 27 April 2022 dalam tahap finalisasi fasad bangunan.
Menara ini dibuka untuk tahap uji coba pada tanggal 27 April 2022 dalam tahap finalisasi fasad bangunan.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pembangunan Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menciptakan ikon baru Purwokerto di wilayah kawasan perkotaan baru yang nantinya menjadi satu lokasi dengan pembangunan [[Masjid Agung Purwokerto]] berdesain "seribu bulan" yang dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, [[Ridwan Kamil]], wisata buatan berupa pusat kuliner [[Madhang Maning Park]], gedung Convention Hall Purwokerto, danau retensi seluas tujuh hektar, dan Kompleks DPRD Kabupaten Banyumas.
Pembangunan Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menciptakan ikon baru Purwokerto di wilayah kawasan perkotaan baru yang nantinya menjadi satu lokasi dengan pembangunan Masjid Agung Purwokerto berdesain "seribu bulan" yang dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, [[Ridwan Kamil]], wisata buatan berupa pusat kuliner Madhang Maning Park, gedung Convention Hall Purwokerto, danau retensi seluas tujuh hektar, dan Kompleks DPRD Kabupaten Banyumas.


Menara pandang ini dibangun oleh pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)<ref>{{Cite web|last=arybprass|date=2022-05-11|title=Lift Menara Pandang Teratai Macet, Pengunjung Minta Tiket Dikembalikan|url=https://www.krjogja.com/berita-lokal/jateng/banyumas/lift-menara-pandang-teratai-macet-pengunjung-minta-tiket-dikembalikan/|website=KRJogja|language=id-ID|access-date=2022-05-12}}</ref> dari dana APBN dan nantinya akan dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD-UPTD) Lokawisata Baturraden.
Menara pandang ini dibangun oleh pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)<ref>{{Cite web|last=arybprass|date=2022-05-11|title=Lift Menara Pandang Teratai Macet, Pengunjung Minta Tiket Dikembalikan|url=https://www.krjogja.com/berita-lokal/jateng/banyumas/lift-menara-pandang-teratai-macet-pengunjung-minta-tiket-dikembalikan/|website=KRJogja|language=id-ID|access-date=2022-05-12}}</ref> dari dana APBN dan nantinya akan dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD-UPTD) Lokawisata Baturraden.


== Bentuk menara ==
== Arsitektur ==
Desain menara pandang beberapa kali mengalami perubahan konsep dalam proses pembangunannya. Dalam tahap perencanaan awal, desain akhir bangunan yang dikehendaki adalah menara setinggi 117 meter yang di atasnya terdapat puncak observasi berbentuk kubah dan awalnya dinamakan sebagai Menara Gada Rujakpolo. Pada proses menuju tahap penyelesaian, bentuk menara akhirnya mengalami perubahan desain menjadi bunga teratai yang diilhami dari konsultasi tokoh lokal di Kabupaten Banyumas, yakni sastrawan [[Ahmad Tohari]], akademisi [[Universitas Jenderal Soedirman]], dan budayawan Banyumas.
Desain menara pandang beberapa kali mengalami perubahan konsep dalam proses pembangunannya. Dalam tahap perencanaan awal, desain akhir bangunan yang dikehendaki adalah menara setinggi 117 meter yang di atasnya terdapat puncak observasi berbentuk kubah dan awalnya dinamakan sebagai Menara Gada Rujakpolo. Pada proses menuju tahap penyelesaian, bentuk menara akhirnya mengalami perubahan desain menjadi bunga teratai yang diilhami dari konsultasi tokoh lokal di Kabupaten Banyumas, yakni sastrawan [[Ahmad Tohari]], akademisi [[Universitas Jenderal Soedirman]], dan budayawan Banyumas.


Puncak menara yang mahkota bunga teratai memiliki filosofi dari Dwipa Semarang dengan pembagian menara menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat bawah, tingkat tengah, dan tingkat atas. Tingkat bawah berada di lantai dasar bawah yang menyimbolkan hubungan dengan manusia, tingkat tengah berada di lantai satu dan dua yang menyimbolkan hubungan dengan alam, dan tingkat atas berada di lantai tiga dan empat yang menyimbolkan hubungan dengan [[Tuhan]].<ref>{{Cite web|date=2021-12-11|title=Menara Pandang 99 Meter Berkonsepkan Bungai Teratai, Dibangun 5 Lantai, Tiap Tingkat Punya Filosofi, Ini Maknanya|url=https://radarbanyumas.co.id/menara-pandang-99-meter-berkonsepkan-bungai-teratai-dibangun-5-lantai-tiap-tingkat-punya-filosofi-ini-maknanya/|website=RADAR Banyumas|language=id-ID|access-date=2022-05-12}}</ref>
Puncak menara yang mahkota bunga teratai memiliki filosofi dari Dwipa Semarang dengan pembagian menara menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat bawah, tingkat tengah, dan tingkat atas. Tingkat bawah berada di lantai dasar bawah yang menyimbolkan hubungan dengan manusia, tingkat tengah berada di lantai satu dan dua yang menyimbolkan hubungan dengan alam, dan tingkat atas berada di lantai tiga dan empat yang menyimbolkan hubungan dengan [[Tuhan]].<ref>{{Cite web|date=2021-12-11|title=Menara Pandang 99 Meter Berkonsepkan Bungai Teratai, Dibangun 5 Lantai, Tiap Tingkat Punya Filosofi, Ini Maknanya|url=https://radarbanyumas.co.id/menara-pandang-99-meter-berkonsepkan-bungai-teratai-dibangun-5-lantai-tiap-tingkat-punya-filosofi-ini-maknanya/|website=RADAR Banyumas|language=id-ID|access-date=2022-05-12|archive-date=2021-12-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20211211072944/https://radarbanyumas.co.id/menara-pandang-99-meter-berkonsepkan-bungai-teratai-dibangun-5-lantai-tiap-tingkat-punya-filosofi-ini-maknanya/|dead-url=yes}}</ref>


== Fitur bangunan ==
== Fitur bangunan ==

Revisi terkini sejak 13 Juni 2024 01.35

Menara Pandang Teratai Purwokerto
Peta
Informasi umum
StatusBeroperasi
LokasiPurwokerto, Kabupaten Banyumas
Koordinat7°25′52.4″S 109°13′56.6″E / 7.431222°S 109.232389°E / -7.431222; 109.232389
PemilikPemerintah Kabupaten Banyumas
Data teknis
Lift2

Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan sebuah menara yang berada di Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.

Menara pandang setinggi 117 meter yang dibangun sejak tahun 2021 ini merupakah sebuah proyek infrastruktur pariwisata baru di Kawasan Kota Baru Purwokerto yang berada di wilayah Jalan Bung Karno.

Menara ini dibuka untuk tahap uji coba pada tanggal 27 April 2022 dalam tahap finalisasi fasad bangunan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pembangunan Menara Pandang Teratai Purwokerto merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menciptakan ikon baru Purwokerto di wilayah kawasan perkotaan baru yang nantinya menjadi satu lokasi dengan pembangunan Masjid Agung Purwokerto berdesain "seribu bulan" yang dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, wisata buatan berupa pusat kuliner Madhang Maning Park, gedung Convention Hall Purwokerto, danau retensi seluas tujuh hektar, dan Kompleks DPRD Kabupaten Banyumas.

Menara pandang ini dibangun oleh pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)[2] dari dana APBN dan nantinya akan dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD-UPTD) Lokawisata Baturraden.

Arsitektur[sunting | sunting sumber]

Desain menara pandang beberapa kali mengalami perubahan konsep dalam proses pembangunannya. Dalam tahap perencanaan awal, desain akhir bangunan yang dikehendaki adalah menara setinggi 117 meter yang di atasnya terdapat puncak observasi berbentuk kubah dan awalnya dinamakan sebagai Menara Gada Rujakpolo. Pada proses menuju tahap penyelesaian, bentuk menara akhirnya mengalami perubahan desain menjadi bunga teratai yang diilhami dari konsultasi tokoh lokal di Kabupaten Banyumas, yakni sastrawan Ahmad Tohari, akademisi Universitas Jenderal Soedirman, dan budayawan Banyumas.

Puncak menara yang mahkota bunga teratai memiliki filosofi dari Dwipa Semarang dengan pembagian menara menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat bawah, tingkat tengah, dan tingkat atas. Tingkat bawah berada di lantai dasar bawah yang menyimbolkan hubungan dengan manusia, tingkat tengah berada di lantai satu dan dua yang menyimbolkan hubungan dengan alam, dan tingkat atas berada di lantai tiga dan empat yang menyimbolkan hubungan dengan Tuhan.[3]

Fitur bangunan[sunting | sunting sumber]

Menara pandang ini memiliki total lima lantai dengan penggunaan yang berbeda-beda, yakni lantai dasar bawah dan lantai satu hingga empat. Lantai satu dan dua merupakan wilayah di bagian bawah menara yang akan digunakan untuk ruang pertemuan dan zona komersial/pertokoan yang disewakan, sedangkan lantai tiga dan empat berada di bagian atas menara. Lantai tiga menara memiliki dek observasi dengan jembatan kaca tembus pandang pada ketinggian sekitar 70-80 meter dan puncak menara di bawah mahkota teratai yang dibatasi dengan mesh atau pembatas jaring besi. Akses menuju dek observasi dan puncak menara dapat dilakukan melalui lift berkapasitas 20 orang dan tangga darurat.

Fasad bangunan dilengkapi dengan pencahayaan teknologi LED berwarna-warni yang menyinari bagian tubuh menara hingga mahkota teratai.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ SMBanyumas 2, Tim (2022-04-25). "Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas". Dibuka 27 April 2022, Menara Pandang Teratai Purwokerto Gratis di Tiga Hari Pertama - Suara Merdeka Banyumas. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  2. ^ arybprass (2022-05-11). "Lift Menara Pandang Teratai Macet, Pengunjung Minta Tiket Dikembalikan". KRJogja. Diakses tanggal 2022-05-12. 
  3. ^ "Menara Pandang 99 Meter Berkonsepkan Bungai Teratai, Dibangun 5 Lantai, Tiap Tingkat Punya Filosofi, Ini Maknanya". RADAR Banyumas. 2021-12-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-11. Diakses tanggal 2022-05-12. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]