Lompat ke isi

Jalur kereta api Probolinggo–Paiton: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmed Fikrie (bicara | kontrib)
k Melengkapi informasi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(7 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7: Baris 7:
| image =COLLECTIE TROPENMUSEUM Locomotief met vrachtwagons van de Probolinggo Stoomtram Maatschappij bij de bocht langs de kust bij Bentar Oost-Java TMnr 10014038.jpg
| image =COLLECTIE TROPENMUSEUM Locomotief met vrachtwagons van de Probolinggo Stoomtram Maatschappij bij de bocht langs de kust bij Bentar Oost-Java TMnr 10014038.jpg
| image_width = 200px
| image_width = 200px
| caption = [[Lokomotif B15|B15]] xx menarik rangkaian kereta di pinggir [[Pantai Bentar]].
| caption = Serangkaian trem uap PBSM melintas pinggiran [[Pantai Bentar]].
| type = Lintas Cabang
| type = Lintas Cabang
| system = Jalur kereta api rel ringan
| system = Jalur kereta api rel ringan
Baris 46: Baris 46:
'''Jalur kereta api Probolinggo–Paiton''' adalah jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Probolinggo dengan Stasiun Paiton dengan panjang lintasan 36 Km. Jalur ini dibangun dari tahun 1897-1912 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, [[Probolinggo Stoomtram Maatschappij]].
'''Jalur kereta api Probolinggo–Paiton''' adalah jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Probolinggo dengan Stasiun Paiton dengan panjang lintasan 36 Km. Jalur ini dibangun dari tahun 1897-1912 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, [[Probolinggo Stoomtram Maatschappij]].


Perusahaan tersebut mendapatkan konsensi untuk membangun jalur kereta api di wilayah Probolinggo dan Kraksaan berdasarkan ''Gouvernements besluit'' 15 Desember 1894 No. 6 yang saat itu masih berupa wilayah kabupaten berbeda. Pusat operasional jalur ini berada di Jati. Latar belakang pemberian izin pembangunan seiring dengan kebutuhan transportasi cepat bagi penumpang dan barang, terutama gula. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pabrik gula di wilayah tersebut.<ref>{{nl}} {{cite book |last=Reitsma |first=Steven Anne |date=1928 |title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB21:035946000:pdf|location=Weltevreden|publisher=G. KOLFF & Co.|page= |isbn= |author-link=}}</ref>
Perusahaan tersebut mendapatkan konsensi untuk membangun jalur kereta api di wilayah Probolinggo dan Kraksaan berdasarkan ''Gouvernements besluit'' 15 Desember 1894 No. 6 yang saat itu masih berupa wilayah kabupaten berbeda. Pusat operasional jalur ini berada di Jati. Latar belakang pemberian izin pembangunan seiring dengan kebutuhan transportasi cepat bagi penumpang dan barang, terutama gula. Hal tersebut karena banyaknya pabrik gula di wilayah tersebut.<ref>{{nl}} {{cite book |last=Reitsma |first=Steven Anne |date=1928 |title=Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB21:035946000:pdf|location=Weltevreden|publisher=G. KOLFF & Co.|page= |isbn= |author-link=}}</ref>


Railbed di jalur ini hampir sepenuhnya selalu bersisian dengan jalan raya. Sisa-sisa sarana perkeretaapian di jalur ini masih dapat di jumpai walaupun sebenarnya jalur ini sudah ditutup cukup lama pada tahun 1960an. Sedangkan di beberapa lokasi, bekas railbednya hingga saat ini digunakan untuk angkutan tebu oleh beberapa pabrik gula dengan cara menyempitkan lebar relnya (''regauge'') yang semula lebar relnya 1067 mm.
Railbed di jalur ini hampir sepenuhnya selalu bersisian dengan jalan raya. Sisa-sisa sarana perkeretaapian di jalur ini masih dapat dijumpai walaupun sebenarnya jalur ini sudah ditutup cukup lama pada tahun 1960-an. Sedangkan di beberapa lokasi, bekas railbednya hingga saat ini digunakan untuk angkutan tebu oleh beberapa pabrik gula dengan cara menyempitkan lebar relnya (''regauge'') yang semula lebar relnya 1067 mm.


== Tahap pembangunan jalur ==
== Tahap pembangunan jalur ==
Baris 55: Baris 55:
! Segmen Pembangunan !! Tanggal Peresmian Jalur !! Panjang Jalur (Km) !! Keterangan
! Segmen Pembangunan !! Tanggal Peresmian Jalur !! Panjang Jalur (Km) !! Keterangan
|-
|-
| Jati–Gending || 21 April 1897 || 10 || rowspan="4"|Untuk segmen [[Stasiun Probolinggo]] s.d. [[Stasiun Jati]] terdapat tiga jalur (''triple track''), dua jalur sebelah Barat adalah milik [[Staatsspoorwegen]] sementara satu jalur sebelah Timur milik PbSM, untuk lebih jelasnya lihat peta di atas.
| Jati–Gending || rowspan="2" | 21 April 1897 || 10 || rowspan="4"|Untuk segmen [[Stasiun Probolinggo]] s.d. [[Stasiun Jati]] terdapat tiga jalur (''triple track''): dua jalur sebelah Barat adalah milik [[Staatsspoorwegen]] sementara satu jalur sebelah Timur milik PbSM, untuk lebih jelasnya lihat peta di atas.
|-
|-
| Gending–Jabung || 21 April 1897 || 19
| Gending–Jabung || 19
|-
|-
| Probolinggo–Jati || 22 Juni 1897 || 1
| Probolinggo–Jati || 22 Juni 1897 || 1
Baris 66: Baris 66:
== Jalur Terhubung ==
== Jalur Terhubung ==
=== Lintas Aktif ===
=== Lintas Aktif ===
* [[Jalur kereta api Bangil–Kalisat]]
[[Jalur kereta api Bangil–Kalisat]]
=== Lintas Nonaktif ===
=== Lintas Nonaktif ===
* Percabangan menuju Kalibuntu
* Percabangan menuju Kalibuntu
* Di segmen Probolinggo–Jati terdapat percabangan menuju Probolinggo Pelabuhan / Pelabuhan Tanjung Tembaga (eks- [[Probolinggo Stoomtram Maatschappij|PbSM]])
* Di segmen Probolinggo–Jati terdapat percabangan menuju Probolinggo Pelabuhan / Pelabuhan Tanjung Tembaga (eks [[Probolinggo Stoomtram Maatschappij|PbSM]])


== Penutupan ==
== Penutupan ==
Sebelumnya pada masa pendudukan [[Jepang]] (1942/1943), segmen Gendingbaru–Paiton dibongkar guna kepentingan militer. Pasca kemerdekaan, [[PT Kereta Api Indonesia|DKARI]] melakukan renovasi pada segmen tersebut sehingga dapat beroperasi penuh hingga Paiton, namun jalur ini sepenuhnya ditutup pada sekitar tahun 1960 dikarenakan segmen jalur yang sebagian besar bersisihan dengan [[Jalan Pantura]] petak Probolinggo-Situbondo serta kalah bersaing dengan alat transportasi yang lebih modern. Bekas rel dan beberapa stasiun masih dapat dijumpai di sepanjang jalan raya Probolinggo-Paiton. Sebagian aset yang berhubungan masih dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.<ref>{{cite magazine |last= |first=Widoyoko |date=12 Juli 2007 |title=Masa Penjajahan Jepang Ratusan Kilimeter Rel Lenyap |url= |magazine=Majalah KA |location=Depok |publisher=PT Ilalang Sakti Komunikasi |access-date=}}</ref>
Sebelumnya pada masa pendudukan [[Jepang]] (1942/1943), segmen Gendingbaru–Paiton dibongkar guna kepentingan militer. Pasca kemerdekaan, [[PT Kereta Api Indonesia|DKARI]] melakukan renovasi pada segmen tersebut sehingga dapat beroperasi penuh hingga Paiton, tetapi jalur ini sepenuhnya ditutup pada sekitar tahun 1960 karena segmen jalur yang sebagian besar bersisihan dengan [[Jalan Nasional Rute 1|Jalan Raya Pantura]] segmen Probolinggo-Paiton serta kalah bersaing dengan alat transportasi yang lebih modern. Bekas rel dan beberapa stasiun masih dapat dijumpai di sepanjang jalan raya tersebut. Sebagian aset yang berhubungan masih dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.<ref>{{cite magazine |last= |first=Widoyoko |date=12 Juli 2007 |title=Masa Penjajahan Jepang Ratusan Kilimeter Rel Lenyap |url= |magazine=Majalah KA |location=Depok |publisher=PT Ilalang Sakti Komunikasi |access-date=}}</ref>


== Daftar stasiun ==
== Daftar stasiun ==
Baris 91: Baris 91:
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Sebaung|kelas=Halte|singkatan=SBU|status=Tidak beroperasi|letak=km 13+970}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Sebaung|kelas=Halte|singkatan=SBU|status=Tidak beroperasi|letak=km 13+970}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Gendingbaru|kelas=III|singkatan=GNB|status=Tidak beroperasi|letak=km ?+???}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Gendingbaru|kelas=III|singkatan=GNB|status=Tidak beroperasi|letak=km ?+???}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Sembungan|kelas=Halte|singkatan=SBN|status=Tidak beroperasi|letak=km ?+???}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Klaseman|kelas=Halte|singkatan=KLAS|status=Tidak beroperasi|letak=km 16+190}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Klaseman|kelas=Halte|singkatan=KLAS|status=Tidak beroperasi|letak=km 16+190}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Karanggeger|kelas=Halte|singkatan=KGR|status=Tidak beroperasi|letak=km 18+330}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Karanggeger|kelas=Halte|singkatan=KGR|status=Tidak beroperasi|letak=km 18+330}}
Baris 99: Baris 100:
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Kraksaan|kelas=III|singkatan=KKA|status=Tidak beroperasi|letak=km 25+070<br>km 0+000 lintas Kraksaan–Kalibuntu}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Kraksaan|kelas=III|singkatan=KKA|status=Tidak beroperasi|letak=km 25+070<br>km 0+000 lintas Kraksaan–Kalibuntu}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Kraksaan Chinese Kamp|kelas=Halte|singkatan=KKC|status=Tidak beroperasi|letak=km 25+510}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Kraksaan Chinese Kamp|kelas=Halte|singkatan=KKC|status=Tidak beroperasi|letak=km 25+510}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Pengandangan|kelas=Halte|singkatan=PAG|status=Tidak beroperasi|letak=km 28+790}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Pengandangan (Asembakor)|kelas=Halte|singkatan=PAG|status=Tidak beroperasi|letak=km 28+790}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Jabung|kelas=Halte|singkatan=JA|status=Tidak beroperasi|letak=km 30+870}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Jabung|kelas=Halte|singkatan=JA|status=Tidak beroperasi|letak=km 30+870}}
{{DaftarStasiun-lintas||segmen=[[Halte Jabung|Jabung]]–[[Stasiun Paiton|Paiton]]|dibuka=22 Juni 1898|panjang=5 Km}}
{{DaftarStasiun-lintas||segmen=[[Halte Jabung|Jabung]]–[[Stasiun Paiton|Paiton]]|dibuka=22 Juni 1898|panjang=5 Km}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Tanjung (Karanganom)|kelas=Halte|singkatan=TUK|status=Tidak beroperasi|letak=km 34+520}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Tanjung (Karanganom/Karanganyar)|kelas=Halte|singkatan=TUK|status=Tidak beroperasi|letak=km 34+520}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Paiton|kelas=III|singkatan=PHT|status=Tidak beroperasi|letak=km 36+130}}
{{DaftarStasiun|nomor=-|nama=Paiton|kelas=III|singkatan=PHT|status=Tidak beroperasi|letak=km 36+130}}
{{DaftarStasiun-end}}
{{DaftarStasiun-end}}

Revisi per 13 Juni 2024 08.48

Jalur kereta api Probolinggo–Paiton
Serangkaian trem uap PBSM melintas pinggiran Pantai Bentar.
Ikhtisar
JenisLintas Cabang
SistemJalur kereta api rel ringan
StatusTidak beroperasi
TerminusStasiun Probolinggo
Stasiun Paiton
Stasiun23
Operasi
Dibangun olehProbolinggo Stoomtram Maatschappij
Legalitas pembangunanGouvernements besluit 15 Desember 1894 No. 6
Dibuka1897-1898
Ditutup1960?
PemilikPT Kereta Api Indonesia
Karakteristik lintasLintas datar
DepoJati
Data teknis
Panjang rel36 km
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Kecepatan operasi20 s.d. 40 km/jam
Peta Kota Probolinggo yang menunjukkan pembagian jalur antara segmen Stasiun Probolinggo s.d. Stasiun Jati.

Jalur kereta api Probolinggo–Paiton adalah jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Probolinggo dengan Stasiun Paiton dengan panjang lintasan 36 Km. Jalur ini dibangun dari tahun 1897-1912 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Probolinggo Stoomtram Maatschappij.

Perusahaan tersebut mendapatkan konsensi untuk membangun jalur kereta api di wilayah Probolinggo dan Kraksaan berdasarkan Gouvernements besluit 15 Desember 1894 No. 6 yang saat itu masih berupa wilayah kabupaten berbeda. Pusat operasional jalur ini berada di Jati. Latar belakang pemberian izin pembangunan seiring dengan kebutuhan transportasi cepat bagi penumpang dan barang, terutama gula. Hal tersebut karena banyaknya pabrik gula di wilayah tersebut.[1]

Railbed di jalur ini hampir sepenuhnya selalu bersisian dengan jalan raya. Sisa-sisa sarana perkeretaapian di jalur ini masih dapat dijumpai walaupun sebenarnya jalur ini sudah ditutup cukup lama pada tahun 1960-an. Sedangkan di beberapa lokasi, bekas railbednya hingga saat ini digunakan untuk angkutan tebu oleh beberapa pabrik gula dengan cara menyempitkan lebar relnya (regauge) yang semula lebar relnya 1067 mm.

Tahap pembangunan jalur

Segmen Pembangunan Tanggal Peresmian Jalur Panjang Jalur (Km) Keterangan
Jati–Gending 21 April 1897 10 Untuk segmen Stasiun Probolinggo s.d. Stasiun Jati terdapat tiga jalur (triple track): dua jalur sebelah Barat adalah milik Staatsspoorwegen sementara satu jalur sebelah Timur milik PbSM, untuk lebih jelasnya lihat peta di atas.
Gending–Jabung 19
Probolinggo–Jati 22 Juni 1897 1
Jabung–Paiton 22 Juni 1898 5

Jalur Terhubung

Lintas Aktif

Jalur kereta api Bangil–Kalisat

Lintas Nonaktif

  • Percabangan menuju Kalibuntu
  • Di segmen Probolinggo–Jati terdapat percabangan menuju Probolinggo Pelabuhan / Pelabuhan Tanjung Tembaga (eks PbSM)

Penutupan

Sebelumnya pada masa pendudukan Jepang (1942/1943), segmen Gendingbaru–Paiton dibongkar guna kepentingan militer. Pasca kemerdekaan, DKARI melakukan renovasi pada segmen tersebut sehingga dapat beroperasi penuh hingga Paiton, tetapi jalur ini sepenuhnya ditutup pada sekitar tahun 1960 karena segmen jalur yang sebagian besar bersisihan dengan Jalan Raya Pantura segmen Probolinggo-Paiton serta kalah bersaing dengan alat transportasi yang lebih modern. Bekas rel dan beberapa stasiun masih dapat dijumpai di sepanjang jalan raya tersebut. Sebagian aset yang berhubungan masih dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia.[2]

Daftar stasiun

Berikut stasiun yang masuk jalur kereta api Probolinggo-Paiton.

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
ProbolinggoPaiton
Segmen ProbolinggoJati
Panjang segmen 1 Km
Diresmikan pada tanggal 22 Juni 1897
oleh Probolinggo Stoomtram Maatschappij
Termasuk dalam Daerah Operasi IX Jember
5400 Probolinggo PB Jalan Kyai Haji Mas Mansyur 26, Mayangan, Mayangan, Probolinggo km 101+451 lintas Surabaya KotaProbolinggoKalisatPanarukan
km 0+000 lintas ProbolinggoPaiton
+5 m Beroperasi
- Probolinggopasar PBP km 0+230 Tidak beroperasi
- Probolinggomakam PBK km 0+650 Tidak beroperasi
5704 Jati JAT km 1+130 Tidak beroperasi
Segmen JatiGending
Panjang segmen 10 Km
Diresmikan pada tanggal 21 April 1897
- Randupangger RPG km 1+620 Tidak beroperasi
- Dringu DRI km 4+400 Tidak beroperasi
- Gunungpandak GPD km 6+620 Tidak beroperasi
- Curahsawo CHS km 9+870 Tidak beroperasi
- Gendinglama GNL km 11+??? Tidak beroperasi
Segmen GendingJabung
Panjang segmen 19 Km
Diresmikan pada tanggal 21 April 1897
- Sebaung SBU km 13+970 Tidak beroperasi
- Gendingbaru GNB km ?+??? Tidak beroperasi
- Sembungan SBN km ?+??? Tidak beroperasi
- Klaseman KLAS km 16+190 Tidak beroperasi
- Karanggeger KGR km 18+330 Tidak beroperasi
- Pajarakanpasar PJKP km 20+780 Tidak beroperasi
- Pajarakan PJK km 21+310 Tidak beroperasi
- Semampir SMM km 23+600 Tidak beroperasi
- Kraksaanpasar KKP km 24+470 Tidak beroperasi
- Kraksaan KKA km 25+070
km 0+000 lintas Kraksaan–Kalibuntu
Tidak beroperasi
- Kraksaan Chinese Kamp KKC km 25+510 Tidak beroperasi
- Pengandangan (Asembakor) PAG km 28+790 Tidak beroperasi
- Jabung JA km 30+870 Tidak beroperasi
Segmen JabungPaiton
Panjang segmen 5 Km
Diresmikan pada tanggal 22 Juni 1898
- Tanjung (Karanganom/Karanganyar) TUK km 34+520 Tidak beroperasi
- Paiton PHT km 36+130 Tidak beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [3]
  • Stasiun nonaktif: [4][5]
  • Pengidentifikasi stasiun: [6]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [7]:106-124


Referensi

  1. ^ (Belanda) Reitsma, Steven Anne (1928). Korte geschiedenis der Nederlandsch-Indische spoor- en tramwegen. Weltevreden: G. KOLFF & Co. 
  2. ^ "Masa Penjajahan Jepang Ratusan Kilimeter Rel Lenyap". Majalah KA. Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi. 12 Juli 2007. 
  3. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  4. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  5. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  6. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  7. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.