Lompat ke isi

Aloysius Sugianto Adikusumo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Glorious Engine (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Aloysius Sugianto''' adalah seorang tentara dan pejuang asal Indonesia. Pada masa muda, ia sudah terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia dari 1945 sampai 1949. Ia dekat dengan Slamet Riyadi yang gugur di Maluku ketika penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS). Setelah Slamet Riyadi terbunuh, Sugianto tetap berkarier di militer. Ia termasuk perwira generasi awal dari pasukan khusus Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)—yang kemudia...'
 
Glorious Engine (bicara | kontrib)
k Glorious Engine memindahkan halaman Aloysius Sugianto ke Aloysius Sugianto Adikusumo
(Tidak ada perbedaan)

Revisi per 13 Juni 2024 14.47

Aloysius Sugianto adalah seorang tentara dan pejuang asal Indonesia. Pada masa muda, ia sudah terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia dari 1945 sampai 1949. Ia dekat dengan Slamet Riyadi yang gugur di Maluku ketika penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS). Setelah Slamet Riyadi terbunuh, Sugianto tetap berkarier di militer. Ia termasuk perwira generasi awal dari pasukan khusus Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD)—yang kemudian menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Namun, setelah Peristiwa Kranji, Sugianto ditempatkan di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Sewaktu G30S meletus pada 1965, ia berpangkat kapten dan menjadi staf dari Asisten Intel Kostrad, Kolonel Yoga Sugama, bersama Letnan Kolonel Ali Moertopo.

Kala Ali Moertopo menjadi Deputi II Bakin dan memimpin Operasi Khusus (Opsus), Sugianto menjadi Direktur Masalah Budaya dan berpangkat kolonel pada pertengahan 1974. Ia juga menjadi pengelola majalah hiburan Pop. Setelah Ali Moertopo dikunjungi perwakilan kelompok Apodeti dari Timor Portugal, Sugianto dapat tugas.

Bermodal visa dari Konsulat Portugal di Jakarta, Sugianto terbang ke Dili. Sugianto tak mengaku sebagai kolonel Opsus, melainkan sebagai direktur perusahaan dagang fiktif. Berkali-kali Sugianto keluar-masuk Timor Portugal, mengumpulkan data intelijen soal kelompok-kelompok politik pendukung kolonialisasi Portugal dan pro-kemerdekaan.[1]

Referensi