Lompat ke isi

Negara komunis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Camelista27 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Chrisatya5710 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Communist countries 1979-1983.png|jmpl|ka|350px|Peta yang menunjukkan negara komunis pada tahun 1979.]]'''Negara komunis''' adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan [[bentuk pemerintahan]] suatu negara yang menganut [[Negara satu partai|sistem satu partai]] dan mendeklarasikan kesetiaan kepada [[komunisme]] ([[Marxisme]], [[Leninisme]], atau [[Maoisme]]). Negara komunis umumnya menggunakan sejumlah gelar, seperti [[republik rakyat]], republik demokratis, [[negara sosialis]], dan sebagainya. Dalam sejarah, blok yang terdiri atas negara komunis dikenal sebagai [[Blok Timur]]; pembagian dunia dengan negara-negara yang sama disebut sebagai [[Dunia Kedua]] (''Second World'').
[[Berkas:Communist countries 1979-1983.png|jmpl|ka|350px|Peta yang menunjukkan negara komunis pada tahun 1979.]]'''Negara komunis''' adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan [[bentuk pemerintahan]] suatu negara yang menganut [[Negara satu partai|sistem satu partai]] dan mendeklarasikan kesetiaan kepada [[komunisme]] ([[Marxisme]], [[Leninisme]], atau [[Maoisme]]). Negara komunis umumnya menggunakan sejumlah gelar, seperti [[republik rakyat]], republik demokratis, [[negara sosialis]], dan sebagainya. Dalam sejarah, blok yang terdiri atas negara komunis dikenal sebagai [[Blok Timur]]; pembagian dunia dengan negara-negara yang sama disebut sebagai [[Dunia Kedua]] (''Second World'').


Meskipun banyak didirikan pada abad ke-20, namun setelah tahun 1991 hanya terdapat lima negara komunis yang masih bertahan. Negara-negara tersebut tidak lagi mempraktikkan ajaran komunis secara ortodoks, dengan berbagai elemen kapitalisme yang sudah terintegrasi di tengah masyarakat mereka. Salah satunya, yakni etos kerja Protestan, menyebabkan kemajuan ekonomi Tiongkok pada abad ke-21.<ref>{{Cite web|date=2012-09-24|title=The Protestant Work Ethic: Alive & Well...In China|url=https://tifwe.org/the-protestant-work-ethic-alive-well-in-china/|website=tifwe.org|language=en-US|access-date=2024-05-16}}</ref> Dua faktor utama yang menyebabkan kejatuhan negara-negara komunis pada tahun 1991 antara lain represi politik - umumnya berdarah (dengan lebih dari 100 juta orang yang dibunuh oleh pemerintah negara komunis secara keseluruhan) - yang berujung pada penentangan masyarakat yang mengakibatkan [[Revolusi 1989]],<ref>https://web.archive.org/web/20130607125427/http://www.indymedia.org.uk/en/2004/04/289239.html</ref> dan natur ajaran komunis sendiri yang mendorong kemalasan di tengah masyarakat yang berujung pada kemiskinan yang pervasif.<ref>{{Cite web|last=Daily|date=2013-01-01|title=Poverty, prostitutes and the long, slow death of the Soviet Union: Haunting pictures show desperate struggle to survive in last days of USSR|url=https://www.dailymail.co.uk/news/article-2255693/Last-pictures-life-iron-curtain-collapse-USSR.html|website=Mail Online|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Fein|first=Esther B.|last2=Times|first2=Special To the New York|date=1989-01-29|title=Soviet Openness Brings Poverty Out of the Shadows|url=https://www.nytimes.com/1989/01/29/world/soviet-openness-brings-poverty-out-of-the-shadows.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Wädekin|first=Karl-Eugen|date=1982-03-01|title=Soviet Agriculture's Dependence on the West|url=https://www.foreignaffairs.com/articles/russia-fsu/1982-03-01/soviet-agricultures-dependence-west|newspaper=Foreign Affairs|language=en-US|volume=60|issue=4|issn=0015-7120|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=Osterfeld|first=David|date=1986-11-01|title=Socialism and Incentives|url=https://fee.org/articles/socialism-and-incentives/|website=Foundation of Economic Education|access-date=2024-05-16}}</ref>
Meskipun banyak didirikan pada abad ke-20, namun setelah tahun 1991 hanya terdapat lima negara komunis yang masih bertahan. Negara-negara tersebut tidak lagi mempraktikkan ajaran komunis secara ortodoks, dengan berbagai elemen kapitalisme yang sudah terintegrasi di tengah masyarakat mereka. Salah satunya, yakni etos kerja Protestan, menyebabkan kemajuan ekonomi Tiongkok pada abad ke-21.<ref>{{Cite web|date=2012-09-24|title=The Protestant Work Ethic: Alive & Well...In China|url=https://tifwe.org/the-protestant-work-ethic-alive-well-in-china/|website=tifwe.org|language=en-US|access-date=2024-05-16}}</ref> Dua faktor utama yang menyebabkan kejatuhan negara-negara komunis pada tahun 1991 antara lain represi politik - umumnya berdarah (dengan lebih dari 100 juta orang yang dibunuh oleh pemerintah negara komunis secara keseluruhan) - yang berujung pada penentangan masyarakat yang mengakibatkan [[Revolusi 1989]],<ref>https://web.archive.org/web/20130607125427/http://www.indymedia.org.uk/en/2004/04/289239.html</ref> dan natur ajaran komunis sendiri yang menghilangkan insentif untuk bekerja sehingga mendorong kemalasan di tengah masyarakat yang berujung pada kemiskinan pervasif.<ref>{{Cite web|last=Daily|date=2013-01-01|title=Poverty, prostitutes and the long, slow death of the Soviet Union: Haunting pictures show desperate struggle to survive in last days of USSR|url=https://www.dailymail.co.uk/news/article-2255693/Last-pictures-life-iron-curtain-collapse-USSR.html|website=Mail Online|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Fein|first=Esther B.|last2=Times|first2=Special To the New York|date=1989-01-29|title=Soviet Openness Brings Poverty Out of the Shadows|url=https://www.nytimes.com/1989/01/29/world/soviet-openness-brings-poverty-out-of-the-shadows.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite news|last=Wädekin|first=Karl-Eugen|date=1982-03-01|title=Soviet Agriculture's Dependence on the West|url=https://www.foreignaffairs.com/articles/russia-fsu/1982-03-01/soviet-agricultures-dependence-west|newspaper=Foreign Affairs|language=en-US|volume=60|issue=4|issn=0015-7120|access-date=2024-05-16}}</ref><ref>{{Cite web|last=Osterfeld|first=David|date=1986-11-01|title=Socialism and Incentives|url=https://fee.org/articles/socialism-and-incentives/|website=Foundation of Economic Education|access-date=2024-05-16}}</ref>


== Negara komunis setelah tahun 1991 ==
== Negara komunis setelah tahun 1991 ==
Baris 27: Baris 27:
* [[Yaman Selatan]] (1969–1990)
* [[Yaman Selatan]] (1969–1990)
* [[Republik Demokratis Afganistan]] (1978–1992)
* [[Republik Demokratis Afganistan]] (1978–1992)
* [[Republik Rakyat Kamboja]] (1979-1989) dan [[Republik Rakyat Kamboja|Republik Demokratis Kamboja]] (1975-1979).
* [[Republik Rakyat Kamboja]] (1979-1989) dan [[Demokratik Kampuchea|Republik Kampuecha]] (1975-1979).


== Sumber ==
{{Reflist}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 14 Juni 2024 00.23

Peta yang menunjukkan negara komunis pada tahun 1979.

Negara komunis adalah istilah politik yang digunakan untuk mendeskripsikan bentuk pemerintahan suatu negara yang menganut sistem satu partai dan mendeklarasikan kesetiaan kepada komunisme (Marxisme, Leninisme, atau Maoisme). Negara komunis umumnya menggunakan sejumlah gelar, seperti republik rakyat, republik demokratis, negara sosialis, dan sebagainya. Dalam sejarah, blok yang terdiri atas negara komunis dikenal sebagai Blok Timur; pembagian dunia dengan negara-negara yang sama disebut sebagai Dunia Kedua (Second World).

Meskipun banyak didirikan pada abad ke-20, namun setelah tahun 1991 hanya terdapat lima negara komunis yang masih bertahan. Negara-negara tersebut tidak lagi mempraktikkan ajaran komunis secara ortodoks, dengan berbagai elemen kapitalisme yang sudah terintegrasi di tengah masyarakat mereka. Salah satunya, yakni etos kerja Protestan, menyebabkan kemajuan ekonomi Tiongkok pada abad ke-21.[1] Dua faktor utama yang menyebabkan kejatuhan negara-negara komunis pada tahun 1991 antara lain represi politik - umumnya berdarah (dengan lebih dari 100 juta orang yang dibunuh oleh pemerintah negara komunis secara keseluruhan) - yang berujung pada penentangan masyarakat yang mengakibatkan Revolusi 1989,[2] dan natur ajaran komunis sendiri yang menghilangkan insentif untuk bekerja sehingga mendorong kemalasan di tengah masyarakat yang berujung pada kemiskinan pervasif.[3][4][5][6]

Negara komunis setelah tahun 1991[sunting | sunting sumber]

Negara komunis sebelum tahun 1991[sunting | sunting sumber]

Sumber[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "The Protestant Work Ethic: Alive & Well...In China". tifwe.org (dalam bahasa Inggris). 2012-09-24. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  2. ^ https://web.archive.org/web/20130607125427/http://www.indymedia.org.uk/en/2004/04/289239.html
  3. ^ Daily (2013-01-01). "Poverty, prostitutes and the long, slow death of the Soviet Union: Haunting pictures show desperate struggle to survive in last days of USSR". Mail Online. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  4. ^ Fein, Esther B.; Times, Special To the New York (1989-01-29). "Soviet Openness Brings Poverty Out of the Shadows". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  5. ^ Wädekin, Karl-Eugen (1982-03-01). "Soviet Agriculture's Dependence on the West". Foreign Affairs (dalam bahasa Inggris). 60 (4). ISSN 0015-7120. Diakses tanggal 2024-05-16. 
  6. ^ Osterfeld, David (1986-11-01). "Socialism and Incentives". Foundation of Economic Education. Diakses tanggal 2024-05-16. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]