Lompat ke isi

Istana Batu Tulis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
New article
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox building
'''Istana Batu Tulis''' adalah salah satu dari enam istana kepresidenan yang dimiliki Indonesia.<ref>{{Cite news|last=Purnama|first=Kakak Indra|date=2023-04-24|title=6 Istana Kepresidenan, Selain Istana Batu Tulis|url=https://travel.tempo.co/read/1718261/6-istana-kepresidenan-indonesia-selain-istana-batu-tulis|work=Tempo|access-date=2023-04-26}}</ref> Istana Batu Tulis disebut demikian karena lokasinya tidak jauh dengan lokasi Prasasti Batu Tulis, yakni sama-sama di Jalan Batu Tulis, Bogor Selatan. Istana Batu Tulis berada di kompleks bangunan bersejarah bernama Hing Puri Bima Sakti. Prasasti Batu Tulis dibuat tahun 1533 oleh Prabu Surawisesa guna memperingati ayahnya, Prabu Siliwangi.<ref name=":0">{{Cite news|last=Arum Wibawana|first=Widhia|date=2022-10-09|title=Sejarah Istana Batu Tulis Bogor Lokasi Pertemuan Penting Megawati-Jokowi|url=https://news.detik.com/berita/d-6337809/sejarah-istana-batu-tulis-bogor-lokasi-pertemuan-penting-megawati-jokowi|work=Detik|access-date=2023-04-26}}</ref> Prasasti Batu Tulis ditulis dalam bahasa Sunda Kuno dengan angka tahun yang tercantum adalah tahun 1455 Saka (1533 Masehi).<ref name=":0" />
| name =
| image =
| image_caption =
| coordinates = {{coord|-6.623127862877863| 106.80882199575389}}
| location = Bogor
| address = Unnamed Road, RT.01/RW.08, Batutulis, Kec. Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16133
| groundbreaking_date =
| start_date = Tahun 1533
| completion_date = Tahun 1963
| inauguration_date =
| renovation_date =
| cost =
| owner =
| height =
| floor_count =
| architect =
| architecture_firm =
| architectural_style =
| public_transit =
| website =
}}


Istana Batu Tulis dibangun oleh ahli vulkanologi Belanda bernama Abraham Riebeeck pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Abraham Riebeeck mendirikan tempat peristirahatan sekaligus tempat pengamatan guna mengamati kondisi Kota Bogor atau Buitenzorg sekitar tahun 1704 pasca-Gunung Salak meletus tahun 1699.<ref>{{Cite news|last=D|first=Ivi|date=2023-04-24|title=Misteri Istana Batu Tulis Antara Sejarah dan Keputusan Politik|url=https://garut.suara.com/read/2023/04/24/165044/misteri-istana-batu-tulis-antara-sejarah-dan-keputusan-politik|work=suara|access-date=2023-04-26}}</ref>
'''Istana Batu Tulis''' adalah salah satu dari enam [[istana kepresidenan]] yang dimiliki [[Indonesia]].<ref>{{Cite news|last=Purnama|first=Kakak Indra|date=2023-04-24|title=6 Istana Kepresidenan, Selain Istana Batu Tulis|url=https://travel.tempo.co/read/1718261/6-istana-kepresidenan-indonesia-selain-istana-batu-tulis|work=Tempo|access-date=2023-04-26}}</ref> Istana Batu Tulis disebut demikian karena lokasinya tidak jauh dengan lokasi [[Prasasti Batu Tulis]], yakni sama-sama di Jalan Batu Tulis, [[Bogor Selatan, Bogor|Bogor]]. Istana Batu Tulis berada di kompleks bangunan bersejarah bernama Hing Puri Bima Sakti.<ref name=":0">{{Cite news|last=Arum Wibawana|first=Widhia|date=2022-10-09|title=Sejarah Istana Batu Tulis Bogor Lokasi Pertemuan Penting Megawati-Jokowi|url=https://news.detik.com/berita/d-6337809/sejarah-istana-batu-tulis-bogor-lokasi-pertemuan-penting-megawati-jokowi|work=Detik|access-date=2023-04-26}}</ref>


Istana Batu Tulis dibangun oleh ahli vulkanologi Belanda bernama Abraham Riebeeck pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Abraham Riebeeck mendirikan tempat peristirahatan sekaligus tempat pengamatan guna mengamati kondisi Kota Bogor atau Buitenzorg sekitar tahun 1704 pasca-meletusnya [[Gunung Salak]] pada tahun 1699.<ref>{{Cite news|last=D|first=Ivi|date=2023-04-24|title=Misteri Istana Batu Tulis Antara Sejarah dan Keputusan Politik|url=https://garut.suara.com/read/2023/04/24/165044/misteri-istana-batu-tulis-antara-sejarah-dan-keputusan-politik|work=suara|access-date=2023-04-26}}</ref>
Saat ini Istana Batu Tulis berada di atas lahan seluas 3,8 hektare.<ref>{{Cite news|last=Eda|first=Ervina|date=2014-05-20|title=Mengintip Istana Batu Tulis Bogor, Asing di Tengah Kota Bogor|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/mengintip-istana-batu-tulis-bogor-asing-di-tengah-kota-bogor.html|work=Merdeka|access-date=2023-04-26}}</ref> Pada tahun 1960, Presiden RI Soekarno membeli tanah di sekitar Istana Batu Tulis. Ketika memutuskan untuk membeli tanah tersebut, Presiden Soekarno berkeliling Kota Bogor dengan menggunakan helikopter. Ketika terbang di atas kawasan Batu Tulis, hati Soekarno terpikat dengan tanah yang di bawahnya mengalir sungai Cisadane dengan pemandangan Gunung Salak. Setelah membeli lahan, Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk membuat Istana menyerupai Istana Tampak Siring, di Bali.


Saat ini, Istana Batu Tulis berada di atas lahan seluas 3,8 hektar.<ref>{{Cite news|last=Eda|first=Ervina|date=2014-05-20|title=Mengintip Istana Batu Tulis Bogor, Asing di Tengah Kota Bogor|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/mengintip-istana-batu-tulis-bogor-asing-di-tengah-kota-bogor.html|work=Merdeka|access-date=2023-04-26}}</ref> Pada tahun 1960, Presiden RI [[Soekarno]] membeli tanah di sekitar Istana Batu Tulis. Ketika memutuskan untuk membeli tanah tersebut, Presiden Soekarno berkeliling Kota Bogor dengan menggunakan helikopter. Ketika terbang di atas kawasan Batu Tulis, hati Soekarno terpikat dengan tanah yang di bawahnya mengalir [[sungai Cisadane]] dengan pemandangan Gunung Salak. Setelah membeli lahan, Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk membuat istana menyerupai Istana Tampak Siring, di Bali.
Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah hak pengelolaan Istana Batu Tulis menjadi milik negara melalui Keppres No 2 Tahun 1973. Pada awal Orde Baru, Istana Batu Tulis menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno. Setelah itu, pada zaman Presiden Abdurrachman Wahid, kepemilikan Istana Batu Tulis diserahkan kembali kepada keluarga Soekarno.

Pada zaman Orde Baru, Presiden [[Soeharto]] mengubah hak pengelolaan Istana Batu Tulis menjadi milik negara melalui Keppres No 2 Tahun 1973. Pada awal Orde Baru, Istana Batu Tulis menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno. Setelah itu, pada zaman Presiden Abdurrachman Wahid, kepemilikan Istana Batu Tulis diserahkan kembali kepada keluarga Soekarno.


== Daftar referensi ==
== Daftar referensi ==
<references />
<references />

[[Kategori:Bangunan dan struktur di Kota Bogor]]
[[Kategori:Istana kepresidenan Indonesia|Batu Tulis]]

Revisi terkini sejak 15 Juni 2024 07.41

Peta
Informasi umum
LokasiBogor
AlamatUnnamed Road, RT.01/RW.08, Batutulis, Kec. Bogor Sel., Kota Bogor, Jawa Barat 16133
Koordinat6°37′23″S 106°48′32″E / 6.623127862877863°S 106.80882199575389°E / -6.623127862877863; 106.80882199575389
Mulai dibangunTahun 1533
RampungTahun 1963

Istana Batu Tulis adalah salah satu dari enam istana kepresidenan yang dimiliki Indonesia.[1] Istana Batu Tulis disebut demikian karena lokasinya tidak jauh dengan lokasi Prasasti Batu Tulis, yakni sama-sama di Jalan Batu Tulis, Bogor. Istana Batu Tulis berada di kompleks bangunan bersejarah bernama Hing Puri Bima Sakti.[2]

Istana Batu Tulis dibangun oleh ahli vulkanologi Belanda bernama Abraham Riebeeck pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Abraham Riebeeck mendirikan tempat peristirahatan sekaligus tempat pengamatan guna mengamati kondisi Kota Bogor atau Buitenzorg sekitar tahun 1704 pasca-meletusnya Gunung Salak pada tahun 1699.[3]

Saat ini, Istana Batu Tulis berada di atas lahan seluas 3,8 hektar.[4] Pada tahun 1960, Presiden RI Soekarno membeli tanah di sekitar Istana Batu Tulis. Ketika memutuskan untuk membeli tanah tersebut, Presiden Soekarno berkeliling Kota Bogor dengan menggunakan helikopter. Ketika terbang di atas kawasan Batu Tulis, hati Soekarno terpikat dengan tanah yang di bawahnya mengalir sungai Cisadane dengan pemandangan Gunung Salak. Setelah membeli lahan, Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk membuat istana menyerupai Istana Tampak Siring, di Bali.

Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah hak pengelolaan Istana Batu Tulis menjadi milik negara melalui Keppres No 2 Tahun 1973. Pada awal Orde Baru, Istana Batu Tulis menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno. Setelah itu, pada zaman Presiden Abdurrachman Wahid, kepemilikan Istana Batu Tulis diserahkan kembali kepada keluarga Soekarno.

Daftar referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Purnama, Kakak Indra (2023-04-24). "6 Istana Kepresidenan, Selain Istana Batu Tulis". Tempo. Diakses tanggal 2023-04-26. 
  2. ^ Arum Wibawana, Widhia (2022-10-09). "Sejarah Istana Batu Tulis Bogor Lokasi Pertemuan Penting Megawati-Jokowi". Detik. Diakses tanggal 2023-04-26. 
  3. ^ D, Ivi (2023-04-24). "Misteri Istana Batu Tulis Antara Sejarah dan Keputusan Politik". suara. Diakses tanggal 2023-04-26. 
  4. ^ Eda, Ervina (2014-05-20). "Mengintip Istana Batu Tulis Bogor, Asing di Tengah Kota Bogor". Merdeka. Diakses tanggal 2023-04-26.