Adat bersendikan syarak: Perbedaan antara revisi

← Revisi sebelumnya Revisi selanjutnya →

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi per 16 Juni 2024 10.36

Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah (bahasa Indonesia: adat bersendikan syariat, syariat bersendikan Kitabullah, selanjutnya disingkat ABSSBK) adalah aforisme terkait pengamalan adat dan Islam dalam masyarakat Minangkabau. ABSSBK dideskripsikan bahwa adat Minangkabau harus "bersendikan" kepada syariat Islam, yang pada gilirannya didasarkan pada Al-Quran dan Sunnah.^[1]

Abdurrahman Wahid menulis, ABSSBK adalah bentuk "ketidakpastian sikap" orang Minang yang lahir dari perbenturan hukum formal Islam dan ketentuan-ketentuan adat.^[2]

ABSSBK juga dikenal sebagai aforisme di daerah Nusantara lainnya seperti Aceh,^[3] Riau,^[4] Jambi,^[5] Kerinci, Banjar,^[6] Gorontalo, dan Tidore.^[7] Bahkan, ABSSBK menjadi motto dari Provinsi Gorontalo.^[8]

Di Minangkabau, ungkapan ini dirangkai dengan syarak mangato adaik mamakai (bahasa Indonesia: syariat berkata, adat memakai), yakni fakta historis bahwa Islam tiba di wilayah Minangkabau melalui pesisir dan bertemu dengan pengaruh adat di dataran tinggi.^[9]

Referensi

^ Benda-Beckmannn, Franz, dan Keebet von Benda-Beckmannn. "Changing one is changing all: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle." The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 38.53-54 (2006): 239-270.
^ Wahid, Abdurrahman (2006). Islamku, Islam anda, Islam kita: agama masyarakat negara demokrasi. Wahid Institute. hlm. 283. ISBN 978-979-98737-0-5.
^ Ramulyo, M. Idris (1992). Perbandingan hukum kewarisan Islam di pengadilan agama dan kewarisan menurut Undang-Undang Hukum Perdata (BW) di pengadilan negeri : suatu studi kasus.
^ Pemerintah Daerah Propinsi Riau, Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 1 tahun 2014 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau, Sekretariat Daerah
^ Pemerintah Propinsi Jambi, Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi, Sekretariat Daerah Propinsi Jambi, 2014.
^ Adat Basandi Syarak dalam Falsafah Masyarakat Banjar "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2015-05-27.
^ Burhanudin, Dede (2013). Rumah ibadah bersejarah. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI. ISBN 978-602-8766-83-8.
^ "Provinsi Gorontalo: Bumi Serambi Madinah di Gerbang Utara Indonesia". Kompaspedia. 2021-03-03. Diakses tanggal 2021-09-28.
^ Abdullah, Taufik (1987). Sejarah dan masyarakat: lintasan historis Islam di Indonesia. Pustaka Firdaus.

[1] Benda-Beckmannn, Franz, dan Keebet von Benda-Beckmannn. "Changing one is changing all: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle." The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law 38.53-54 (2006): 239-270.

[2] Wahid, Abdurrahman (2006). Islamku, Islam anda, Islam kita: agama masyarakat negara demokrasi. Wahid Institute. hlm. 283. ISBN 978-979-98737-0-5.

[3] Ramulyo, M. Idris (1992). Perbandingan hukum kewarisan Islam di pengadilan agama dan kewarisan menurut Undang-Undang Hukum Perdata (BW) di pengadilan negeri : suatu studi kasus.

[4] Pemerintah Daerah Propinsi Riau, Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 1 tahun 2014 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau, Sekretariat Daerah

[5] Pemerintah Propinsi Jambi, Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi, Sekretariat Daerah Propinsi Jambi, 2014.

[6] Adat Basandi Syarak dalam Falsafah Masyarakat Banjar "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2015-05-27.

[7] Burhanudin, Dede (2013). Rumah ibadah bersejarah. Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI. ISBN 978-602-8766-83-8.

[8] "Provinsi Gorontalo: Bumi Serambi Madinah di Gerbang Utara Indonesia". Kompaspedia. 2021-03-03. Diakses tanggal 2021-09-28.

[9] Abdullah, Taufik (1987). Sejarah dan masyarakat: lintasan historis Islam di Indonesia. Pustaka Firdaus.

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
+{{Italictitle}}
 [[Berkas:Perti_-_Sulaiman_ar-Rasuli.jpg|jmpl|227x227px|[[Sulaiman Ar-Rasuli|Syekh Sulaiman ar-Rasuli]], ulama Minangkabau yang mempopulerkan ungkapan ''Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah''.]]
-'''''Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah''''' ({{lang-id|adat bersendikan [[syariat]], syariat bersendikan Kitabullah}}, selanjutnya disingkat '''ABSSBK''') adalah aforisme terkait pengamalan adat dan Islam dalam [[Orang Minangkabau|masyarakat Minangkabau]]. ABSSBK dideskripsikan bahwa [[adat Minangkabau]] harus "bersendikan" kepada syariat [[Islam]], yang pada gilirannya didasarkan pada [[Al-Quran]] dan [[Sunnah]].<ref>Benda-Beckmannn, Franz, dan Keebet von Benda-Beckmannn. "[https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07329113.2006.10756604 Changing one is changing all: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle]." ''The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law'' 38.53-54 (2006): 239-270.</ref> Versi lengkap ungkapan ini memiliki lanjutan ''syarak mandaki adaik manurun'' ({{lang-id|syariat mendaki, adat menurun}}), yakni fakta historis bahwa Islam tiba di wilayah Minangkabau melalui pesisir dan bertemu dengan pengaruh adat di [[Dataran Tinggi Minangkabau|dataran tinggi]].<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|date=1987|url=https://books.google.com/books?id=qIgeAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22Taufik+Abdullah%22+adat+basandi&q=inauthor:%22Taufik+Abdullah%22+adat+basandi&hl=en|title=Sejarah dan masyarakat: lintasan historis Islam di Indonesia|publisher=Pustaka Firdaus|language=id}}</ref>
+'''''Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah''''' ({{lang-id|adat bersendikan [[syariat]], syariat bersendikan Kitabullah}}, selanjutnya disingkat '''ABSSBK''') adalah aforisme terkait pengamalan adat dan Islam dalam [[Orang Minangkabau|masyarakat Minangkabau]]. ABSSBK dideskripsikan bahwa [[adat Minangkabau]] harus "bersendikan" kepada syariat [[Islam]], yang pada gilirannya didasarkan pada [[Al-Quran]] dan [[Sunnah]].<ref>Benda-Beckmannn, Franz, dan Keebet von Benda-Beckmannn. "[https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/07329113.2006.10756604 Changing one is changing all: Dynamics in the Adat-Islam-State Triangle]." ''The Journal of Legal Pluralism and Unofficial Law'' 38.53-54 (2006): 239-270.</ref>
+[[Abdurrahman Wahid]] menulis, ABSSBK adalah bentuk "ketidakpastian sikap" orang Minang yang lahir dari perbenturan hukum formal Islam dan ketentuan-ketentuan adat.<ref>{{Cite book|last=Wahid|first=Abdurrahman|date=2006|url=https://www.google.co.id/books/edition/Islamku_Islam_anda_Islam_kita/7TMQzgEACAAJ?hl=en|title=Islamku, Islam anda, Islam kita: agama masyarakat negara demokrasi|publisher=Wahid Institute|isbn=978-979-98737-0-5|pages=283|language=id|url-status=live}}</ref>
 ABSSBK juga dikenal sebagai aforisme di daerah Nusantara lainnya seperti Aceh,<ref>{{Cite book|last=Ramulyo|first=M. Idris|date=1992|url=https://books.google.com/books?id=CBcaAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=ACEH+%22ADAT+BERSENDI%22&q=ACEH+%22ADAT+BERSENDI%22&hl=en|title=Perbandingan hukum kewarisan Islam di pengadilan agama dan kewarisan menurut Undang-Undang Hukum Perdata (BW) di pengadilan negeri : suatu studi kasus|language=id}}</ref> Riau,<ref>[https://www.riau.go.id/ Pemerintah Daerah Propinsi Riau], ''Peraturan Daerah Propinsi Riau Nomor 1 tahun 2014 Tentang Lembaga Adat Melayu Riau'', Sekretariat Daerah</ref> Jambi,<ref>[https://jambiprov.go.id/ Pemerintah Propinsi Jambi], ''Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Lembaga Adat Melayu Jambi,'' Sekretariat Daerah Propinsi Jambi, 2014.</ref> Kerinci, Banjar,<ref>Adat Basandi Syarak dalam Falsafah Masyarakat Banjar
 [https://web.archive.org/web/20150527102944/http://kalimantan.onoffsolutindo.com/kesultanan-banjar-dan-pelestarian-budaya/ "Salinan arsip"]. Diarsipkan dari [http://kalimantan.onoffsolutindo.com/kesultanan-banjar-dan-pelestarian-budaya/ versi asli] tanggal 2015-05-27. Diakses tanggal 2015-05-27.</ref> Gorontalo, dan Tidore.<ref>{{Cite book|last=Burhanudin|first=Dede|date=2013|url=https://books.google.com/books?id=FvevGSX_SxcC&newbks=0&printsec=frontcover&dq=adat+ge+mauri+syara&q=adat+ge+mauri+syara&hl=en|title=Rumah ibadah bersejarah|publisher=Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI|isbn=978-602-8766-83-8|language=id}}</ref> Bahkan, ABSSBK menjadi motto dari [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]].<ref>{{Cite web|date=2021-03-03|title=Provinsi Gorontalo: Bumi Serambi Madinah di Gerbang Utara Indonesia|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/daerah/provinsi-gorontalo/|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2021-09-28}}</ref>
+Di Minangkabau, ungkapan ini dirangkai dengan ''syarak mangato adaik mamakai'' ({{lang-id|syariat berkata, adat memakai}}), yakni fakta historis bahwa Islam tiba di wilayah Minangkabau melalui pesisir dan bertemu dengan pengaruh adat di [[Dataran Tinggi Minangkabau|dataran tinggi]].<ref>{{Cite book|last=Abdullah|first=Taufik|date=1987|url=https://books.google.com/books?id=qIgeAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=inauthor:%22Taufik+Abdullah%22+adat+basandi&q=inauthor:%22Taufik+Abdullah%22+adat+basandi&hl=en|title=Sejarah dan masyarakat: lintasan historis Islam di Indonesia|publisher=Pustaka Firdaus|language=id}}</ref>
 == Referensi ==
 {{reflist|2}}
 {{DEFAULTSORT:adaik basandi syarak syarak basandi kitabullah}}
 [[Kategori:Adat Minangkabau]]