Lompat ke isi

Kisaran (kota): Perbedaan antara revisi

Koordinat: 2°59′0″N 99°37′0″E / 2.98333°N 99.61667°E / 2.98333; 99.61667
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Metasorafox (bicara) ke revisi terakhir oleh CommonsDelinker
Tag: Pengembalian
(10 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{More citations needed|date=Oktober 2023}}
{{Ibukota kabupaten
{{Ibukota kabupaten
|nama = Kisaran
|nama = Kisaran
|pulau = Sumatra
|pulau = Sumatra
|foto =
|foto =
|caption = Kantor Bupati Asahan, Pusat Kota, Pasar Inpres, Universitas Asahan, Masjid Agung H. Achmad Bakrie, Tugu Adipura
|caption = Kantor Bupati Asahan, Pusat Kota, Pasar Inpres, Universitas Asahan, Masjid Agung H. Achmad Bakrie, Tugu Adipura
|provinsi = Sumatera Utara
|provinsi = Sumatera Utara
|nama dati2 = Asahan
|nama dati2 = Asahan
|kecamatan = - [[Kota Kisaran Timur, Asahan|Kota Kisaran Timur]] <br> - [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]]
|kecamatan = - [[Kota Kisaran Timur, Asahan|Kota Kisaran Timur]] <br> - [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]]
|peta =
|peta =
|luas = 62,98
|luas = 62,98
|luasref = <ref name="Kisaran01">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2020/04/27/4ea646a2633850ec84fb5069/kabupaten-asahan-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2020|chapter=Bab 1: Geografi|date=April 2020|website=asahankab.bps.go.id|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|accessdate=28 Mei 2024|format=pdf|pages=7,9,13}}</ref><ref>{{cite book|title=Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor: 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Asahan Tahun 2013 – 2033|date=24 Desember 2013|accessdate=28 Mei 2024|publisher=Pemerintah Kabupaten Asahan|location=Kisaran}}</ref>
|penduduk = 143235
|penduduk = 147639
|penduduktahun = [[2021]]
|penduduktahun = [[2023]]
|pendudukref =<ref name="ASAHAN">{{cite web|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2022/02/25/9d2c5650bf35a3a29fe3ae6a/kabupaten-asahan-dalam-angka-2022.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2022|website=www.asahankab.bps.go.id|accessdate=9 Maret 2022|format=pdf|pages=97, 170, 213}}</ref>
|pendudukref = <ref name="Kisaran02">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2024/02/28/383fdb0565940547ba4d71d3/kabupaten-asahan-dalam-angka-2024.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2024|volume=Volume 47: 2024|chapter=Bab 3: Penduduk|date=28 Februari 2024|website=asahankab.bps.go.id|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|accessdate=28 Mei 2024|format=pdf|pages=98|isbn=978-602-456-169-7}}</ref>
|kepadatan = 2274,29
|kelurahan = 25
|kepadatan = 2344,22
|kelurahan = 25
|peresmian ibu kota=30 April 1980 (PP No.19 Tahun 1980)
|peresmian ibu kota = 30 April 1980 (PP No.19 Tahun 1980)<ref>{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/66582/pp-no-19-tahun-1980|title=Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 1980 Tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan Dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Balai Ke Kota Kisaran|date=30 April 1980|access-date=21 Mei 2024|publisher=Sekretariat Negara Republik Indonesia}}</ref>
}}
}}
{{Infobox settlement
{{Infobox settlement
|official_name = Kisaran
|official_name = Kisaran
|nickname ='''• Kota Karet''' '''• Kota Kebun''' '''• Kota Naga'''
|nickname = '''• Kota Karet''' '''• Kota Kebun''' '''• Kota Naga'''
|motto =
|motto = Rambate Rata Raya
|pushpin_map_caption = Letak Kisaran di [[Pulau Sumatra]], [[Indonesia]]
|pushpin_map_caption = Letak Kisaran di [[Pulau Sumatra]], [[Indonesia]]
|pushpin_map = Indonesia Sumatra
|pushpin_map = Indonesia Sumatra
|coordinates_region = ID
|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|utc_offset = +7
|utc_offset = +7
|timezone_DST =
|timezone_DST =
|utc_offset_DST =
|utc_offset_DST =
|coordinates ={{coor|2.98812|99.61288}}
|coordinates = {{coor|2.98812|99.61288}}
|postal_code_type = Kode Pos
|postal_code_type = Kode Pos
|postal_code = 21211-21229
|postal_code = 21211-21229
|area_code_type = Kode Area
|area_code_type = Kode Area
|area_code =[[Daftar kode telepon di Indonesia#Sumut|0623 (Kab. Asahan - Kota Tj. Balai)]]
|area_code = [[Daftar kode telepon di Indonesia#Sumut|0623 (Kab. Asahan - Kota Tj. Balai)]]
|website = [http://www.asahankab.go.id/ www.asahankab.go.id]
|website = [http://www.asahankab.go.id/ www.asahankab.go.id]
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Hoofdstraat_te_Kisaran_Sumara's_Oostkust_Asahan_TMnr_10014986.jpg|jmpl|Jalan utama di Kisaran pada tahun 1900-an]]
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Hoofdstraat_te_Kisaran_Sumara's_Oostkust_Asahan_TMnr_10014986.jpg|jmpl|<center>Jalan utama di Kisaran pada tahun 1900-an <small>(lokasi saat ini diperkirakan bundaran tugu pahlawan Kisaran)</small><center/>]]
[[Berkas:Welcome Gate to City of Kisaran.jpg|jmpl|Gapura selamat datang di Kota Kisaran]]
[[Berkas:Welcome Gate to City of Kisaran.jpg|jmpl|<center>Gapura selamat datang di Kota Kisaran<center/>]]


'''Kisaran''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: كيسرن) adalah sebuah kawasan yang terletak di provinsi [[Sumatera Utara]], sekaligus menjadi [[ibu kota]] dari [[Kabupaten Asahan]]. Kisaran meliputi dua kecamatan, yakni kecamatan [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]] dan [[Kota Kisaran Timur, Asahan|Kota Kisaran Timur]]. Kisaran berada di [[Jalan Raya Lintas Sumatra]] dan juga jalur Kereta Api Trans Sumatra [[Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh|Divre I Sumut & Aceh]].
'''Kisaran''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]: كيسرن) adalah sebuah kawasan yang terletak di provinsi [[Sumatera Utara]], sekaligus menjadi [[ibu kota]] dari [[Kabupaten Asahan]]. Ibukota kabupaten Asahan dipindahkan dari [[Tanjung Balai]] ke kota Kisaran pada 20 Mei 1968, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan karena letaknya yang strategis.<ref>{{cite book|last=Rahmad|date=Juni 2020|title=Sejarah Kota Kisaran Kabupaten Asahan, Sumatera Utara|isbn=978-6-236-52100-7|publisher=Penerbit: Garudhawaca|edition=1}}</ref> Kisaran meliputi dua kecamatan, yakni kecamatan [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]] dan [[Kota Kisaran Timur, Asahan|Kota Kisaran Timur]]. Kisaran berada di [[Jalan Raya Lintas Sumatra]] dan juga jalur Kereta Api Trans Sumatra [[Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh|Divre I Sumut & Aceh]].<ref>{{cite web|url=https://medan.tribunnews.com/2023/11/29/dua-kecamatan-di-kabupaten-asahan-dengan-kelurahan-terbanyak|title=Dua Kecamatan di Kabupaten Asahan dengan Kelurahan Terbanyak|date=29 November 2023|website=Tribun-Medan.com|editor-first=Array|editor-last=A. Argus}}</ref>


Status Kisaran sebelumnya adalah [[kota administratif]], yang kemudian dihapuskan menjadi kecamatan biasa pada tahun 2003 karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah otonom. Kota Kisaran mempunyai objek wisata yang menarik setelah rampungnya pembangunan Masjid Agung Haji Ahmad Bakrie (tahun 2015) yang berada di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera, Medan-Rantau Parapat, di depan gedung Kantor Bupati Asahan. Disamping itu, Taman Alun-Alun Kisaran adalah taman sederhana nuansa alami, dengan pepohonan hijau dan sarana komplet yang tersebar di penjuru taman.
Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 1982 status kota Kisaran sebelumnya adalah [[kota administratif]]<ref>{{cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/3178/PP0171982.htm|title=Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1982 Tentang Pembentukan Kota Administratif Kisaran|date=9 Juni 1982|access-date=21 Mei 2024|publisher=Sekretariat Negara Republik Indonesia|format=pdf}}</ref>, yang kemudian dihapuskan menjadi kecamatan biasa pada tahun 2003 karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah otonom.<ref>{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Download/41643/PPNo.33Tahun2003.pdf|title=Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 33 Tahun 2003 (33/2003) Tentang Penghapusan Kota Administratif Kisaran, Kota Administratif Rantau Prapat, Kota Administratif Batu Raja, Kota Administratif Cilacap, Kota Administratif Purwokerto, Kota Administratif Klaten, Kota Administratif Jember, dan Kota Administratif Watampone|date=8 Juli 2003|access-date=21 Mei 2024|publisher=Sekretariat Negara Republik Indonesia|format=pdf}}</ref> Kota Kisaran mempunyai objek wisata yang menarik setelah rampungnya pembangunan Masjid Agung Haji Ahmad Bakrie (tahun 2015) yang berada di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera, Medan-Rantau Parapat, di depan gedung Kantor Bupati Asahan. Disamping itu, Taman Alun-Alun Kisaran adalah taman sederhana nuansa alami, dengan pepohonan hijau dan sarana komplet yang tersebar di penjuru taman.<ref>{{cite web|url=https://www.timenews.co.id/hiburan/9958757455/masjid-agung-h-achmad-bakrie-kisaran-sebuah-destinasi-wisata-religius-dengan-konsep-melayu-yang-memukau|title=Masjid Agung H Achmad Bakrie Kisaran: Sebuah Destinasi Wisata Religius dengan Konsep Melayu yang Memukau|date=12 Mei 2023|access-date=21 Mei 2024|website=www.timenews.co.id|last=Sugiono}}</ref>


==Sejarah==
==Sejarah==
'''Kisaran'''diambil dari legenda sei silau, yang menjadi lokasi bertempurnya naga dengan ikan pesut, dalam pertempuran itu sang naga kalah dan berkisar kisar diatas sei silau, maka warga sekitar melihatnya dan menamakan naha berkisaran, dan lokasi kejadian itu dinamai dengan KISARAN
'''"Kisaran"''' diambil dari legenda Sei Silau, yang menjadi lokasi bertempurnya [[Naga Cina]] dengan [[Anguillidae|Dundung/Sidat]], dalam pertempuran itu sang naga kalah dan berkisar-kisar di aliran Sei Silau, maka warga sekitar melihatnya dan menamakan naga berkisar, dan lokasi kejadian itu dinamai dengan "KISARAN"<ref name="Legenda01">{{cite book|last=Soetrisman M.E., R.|year=2009|title=Legenda Kisaran Naga: (Cerita Rakyat Asal Mula Nama Kisaran)|publisher=Yogyakarta: Araska|isbn=978-602-8669-36-8|location=Indonesia|series=Cerita Rakyat Sumatera Utara (Kabupaten Asahan)}}</ref>


'''Pengaruh Perkembangan Daerah:''' Seiring dengan perkembangan daerah tersebut sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, desa Sei Saran kemudian berkembang menjadi sebuah kota dan mengalami perubahan penulisan menjadi "Kisaran".
'''Pengaruh Perkembangan Daerah:''' Seiring dengan perkembangan daerah tersebut sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, Kampung Sei Saran kemudian berkembang menjadi sebuah kota dengan mengalami perubahan [[lafal|pelafalan]] dan penulisan menjadi "Kisaran".


'''Pengaruh Kolonial Belanda:''' Selama masa penjajahan Belanda di Hindia Belanda, Kisaran merupakan wilayah yang dikuasai oleh Belanda. Nama-nama tempat di wilayah ini seringkali mengalami perubahan penulisan dan pengucapan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, penamaan "Kisaran" mungkin juga dipengaruhi oleh pengaruh kolonial Belanda pada masa itu.
'''Pengaruh Kolonial Belanda:''' Selama masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], Kisaran termasuk wilayah yang dikuasai oleh Belanda. Nama-nama tempat di wilayah ini seringkali mengalami perubahan [[lafal|pelafalan]] dan penulisan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, penamaan "Kisaran" mungkin juga dipengaruhi oleh pengaruh kolonial Belanda pada masa itu.


Daerah Kisaran pada awalnya merupakan daerah perkebunan yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Belanda pada abad ke-19. Daerah ini dikenal sebagai "Nederlandsch-Indische Cultuur Maatschappij" (N.I.C.M.), yang mengembangkan perkebunan tembakau dan lada di daerah ini. Pada masa kolonial Belanda, Kisaran menjadi pusat administrasi yang tergabung dalam wilayah [[Kesultanan Asahan]] yang berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Daerah ini juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan, terutama dalam bidang perkebunan dan perdagangan hasil bumi seperti tembakau, lada, dan pala.
Daerah Kisaran pada awalnya merupakan daerah perkebunan yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Belanda pada abad ke-19. Daerah ini dikenal sebagai "''Nederlandsch-Indische Cultuur Maatschappij''" (N.I.C.M.), yang mengembangkan perkebunan tembakau dan lada di daerah ini. Pada masa kolonial Belanda, Kisaran menjadi pusat administrasi yang tergabung dalam wilayah [[Kesultanan Asahan]] yang berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Daerah ini juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan, terutama dalam bidang perkebunan dan perdagangan hasil bumi seperti tembakau, lada, dan pala.


Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945, Kisaran tetap menjadi bagian dari wilayah Sumatera Utara. Pada tahun 1950-an, terjadi perubahan administratif di Indonesia, termasuk di daerah Kisaran. Pada tahun 1956, Kisaran dimekarkan menjadi sebuah kecamatan yang tergabung dalam Kabupaten Asahan.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945, Kisaran tetap menjadi bagian dari wilayah Sumatera Utara. Pada tahun 1950-an, terjadi perubahan administratif di Indonesia, termasuk di daerah Kisaran. Pada tahun 1956, Kisaran dimekarkan menjadi sebuah kecamatan yang tergabung dalam [[Kabupaten Asahan]].


===Legenda 1===
===Legenda 1===
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat setempat, Kisaran awalnya merupakan sebuah desa yang terletak di sekitar aliran Sungai Musi yang dikenal sebagai "Sei Saran". Konon, pada zaman dahulu kala, daerah tersebut sering dilanda oleh banjir yang membuat masyarakat setempat menderita. Penduduk desa pun mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memohon pertolongan kepada Dewa yang diyakini sebagai pengendali air.
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat setempat, Kisaran awalnya merupakan sebuah kampung yang terletak di sekitar aliran Sungai Silau yang dikenal sebagai "Sei Saran". Kampung Sei Saran ini adalah nama lain dari Kampung Tebing, yang dipercaya sebagai awal mula pemukiman orang-orang [[Melayu]], [[Batak Toba]], maupun suku bangsa pendatang lainnya di kawasan tersebut. Nama Kampung Tebing muncul karena berada di dekat kawasan Tebing yang banyak terdapat di tepi Sei Silau akibat dari proses erosi aliran Sei Silau. Kampung ini sekarang dikenal sebagai [[Tebing Kisaran, Kota Kisaran Barat, Asahan|Kelurahan Tebing Kisaran]].<ref>{{cite book|title=Sejarah Kota Kisaran|origyear=2013|date=2 September 2016|publisher=[[Unimed]]|last=Rahmad}}</ref>


Mereka mengadakan ritual dan memohon agar air sungai tidak lagi mengganggu mereka. Setelah beberapa waktu, permohonan mereka dijawab dan air sungai menjadi tenang, tidak lagi membanjiri desa mereka. Sebagai ucapan terima kasih kepada Dewa, desa tersebut kemudian diberi nama "Sei Saran", yang dalam bahasa Melayu atau Batak Toba berarti "air yang tenang".
Konon, pada zaman dahulu kala, kampung tersebut sering dilanda oleh banjir yang membuat masyarakat setempat menderita. Penduduk kampung pun mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memohon pertolongan kepada Dewata (<small>''dalam [[Bahasa Batak Toba]] disebut'' "Debata"</small>) yang diyakini dapat mengendalikan air.<ref>{{cite web|title=Inilah Asal-Usul Nama Kisaran|url=https://www.asahansatu.co.id/inilah-asal-usul-nama-kisaran/|date=22 September 2017|website=www.asahansatu.co.id}}</ref> Mereka mengadakan ritual dan memohon agar air sungai tidak lagi mengganggu mereka. Setelah beberapa waktu, permohonan mereka terjawab dan air sungai menjadi tenang, tidak lagi membanjiri kampung mereka. Sebagai ucapan terima kasih kepada Dewata, kampung tersebut kemudian diberi nama "Sei Saran", yang dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Batak Toba]] berarti "air yang tenang".


Seiring dengan perkembangan waktu, nama "Sei Saran" kemudian mengalami penyederhanaan menjadi "Kisaran" dalam penggunaan sehari-hari. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat di Kisaran.
Seiring dengan perkembangan waktu, nama "Sei Saran" kemudian mengalami proses [[metatesis]] (perubahan bunyi kata) menjadi "Kisaran" dalam penggunaan sehari-hari. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat di Kisaran.


===Legenda 2===
===Legenda 2===
Menurut kisah yang sudah ada sejak turun-temurun, pada sekitar abad XVII, bukit Katerina adalah tempat bertempurnya panglima perang kerajaan Cina dengan Raja Maria Pane ke-7 dari Buntu Pane Asahan, bernama Datuk Daurung. Kemudian setelah bertarung adu kesaktian, tidak ada yang kalah dan menang, maka masing-masing mengeluarkan aji pamungkas, yaitu menjelma menjadi seekor ular naga dan ikan dundung. Keduanya lalu terjun ke sungai Silau.
Menurut kisah yang sudah ada sejak turun-temurun, pada sekitar abad XVII, bukit Katarina adalah tempat bertempurnya panglima perang kerajaan Cina dengan Raja Maria Pane ke-7 dari Buntu Pane Asahan, bernama Datuk Daurung. Kemudian setelah bertarung adu kesaktian, tidak ada yang kalah dan menang, maka masing-masing mengeluarkan aji pamungkas, yaitu menjelma menjadi seekor ular naga dan ikan dundung. Keduanya lalu terjun ke Sungai Silau (Sei Silau).<ref name="Legenda01"/>


Mereka bertempur dengan mengandalkan kesaktian masing-masing. Akan tetapi, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina dapat dipukul jatuh, tertusuk sanai (patil) dari ikan dundung jelmaan Datuk Daurung. Naga itu meraung-raung menahan sakit dan menggelepar, yang akhirnya terkulai hanyut dan terkapar di hilir sungai Silau tidak seberapa jauh dari bukit itu.
Mereka bertempur dengan mengandalkan kesaktian masing-masing. Akan tetapi, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina dapat dipukul jatuh, tertusuk sanai (patil) dari ikan dundung jelmaan Datuk Daurung. Naga itu meraung-raung menahan sakit dan menggelepar, yang akhirnya terkulai hanyut dan terkapar di hilir Sungai Silau tidak seberapa jauh dari bukit itu.


Setelah ratusan tahun kemudian, menurut cerita secara turun temurun dan sudah menjadi semacam legenda di masyarakat, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina siuman dari pingsannya yang cukup lama. Diiringi hujan lebat, petir sambung menyambung sehingga terjadilah banjir besar.
Setelah ratusan tahun kemudian, menurut cerita secara turun temurun dan sudah menjadi semacam legenda di masyarakat, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina siuman dari pingsannya yang cukup lama. Diiringi hujan lebat, petir sambung menyambung sehingga terjadilah banjir besar.


Kemudian ular naga tersebut berkisar-kisar (berenang-renang) dan menghanyutkan diri menelusuri Sungai Silau sampai hilir sungai Asahan di kota Tanjung Balai. Selanjutnya menuju ke Selat Malaka.
Kemudian ular naga tersebut berkisar-kisar (berenang-renang) dan menghanyutkan diri menelusuri Sungai Silau sampai hilir [[Sungai Asahan]] di kota [[Tanjung Balai]]. Selanjutnya menuju ke [[Selat Malaka]].


Perkampungan di kawasan tempat naga berkisar tersebut akhirnya disebut dengan nama Kampung Kisaran Naga. Sekarang menjadi Kelurahan Kisaran Naga dan kota yang berada di dekat sungai Silau disebut dengan nama Kisaran.
Perkampungan di kawasan tempat naga berkisar tersebut akhirnya disebut dengan nama Kampung Kisaran Naga. Sekarang menjadi [[Kisaran Naga, Kota Kisaran Timur, Asahan|Kelurahan Kisaran Naga]] dan kota yang berada di dekat Sungai Silau disebut dengan nama Kisaran.<ref>{{cite web|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/11/asal-usul-kota-kisaran|title=Asal usul Kota Kisaran|date=11 Oktober 2023|access-date=23 Mei 2024|website=www.goodnewsfromindonesia.id|first=Dini|last=Anjani Kartika}}</ref>


== Batas wilayah ==
== Batas wilayah ==
Kota Kisaran berada pada ketinggian 14 – 17 [[mdpl]], dengan letak geografis pada koordinat 2°57'08"–3°01'30"[[LU]] dan 99°36'43"–99°40'38"[[BT]]. Curah hujan berkisar antara 1.680mm – 2.246mm. Kota ini berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lainnya,<ref name="Kisaran01"/> yakni:
Kota ini memiliki batas wilayah dengan kecamatan lainnya, yakni:
{{batas_USBT
{{batas_USBT
|utara=[[Rawang Panca Arga, Asahan|Kecamatan Rawang Panca Arga]], [[Air Joman, Asahan|Kecamatan Air Joman]] dan [[Pulo Bandring, Asahan|Kecamatan Pulo Bandring]]
|utara=[[Rawang Panca Arga, Asahan|Kecamatan Rawang Panca Arga]], [[Air Joman, Asahan|Kecamatan Air Joman]] dan [[Pulo Bandring, Asahan|Kecamatan Pulo Bandring]]
Baris 83: Baris 82:
== Demografi ==
== Demografi ==
=== Penduduk ===
=== Penduduk ===
Pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], jumlah penduduk Kisaran sebanyak 123.956 jiwa, dan pada tahun [[2021]] sebanyak 143.235 jiwa.<ref name="ASAHAN"/>
Pada [[Sensus Penduduk Indonesia 2020]], jumlah penduduk Kisaran sebanyak 141.915 jiwa, dan pada tahun [[2023]] sebanyak 147.639 jiwa.<ref name="Kisaran02"/>


{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
!Kecamatan
!Kecamatan
!Jumlah Penduduk<br>(2020)<ref name="Sensus2020:01">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2021/08/18/68ed62d2fa34844c38a0e30e/statistik-kependudukan-kecamatan-kisaran-barat-2020.html|title=Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Barat 2020|date=Agustus 2021|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|chapter=Bab III: Ulasan Singkat|page=17|isbn=978-602-456-238-0}}</ref><ref name="Sensus2020:02">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2021/12/01/98668820bb94042d9dda2825/statistik-kependudukan-kecamatan-kisaran-timur-2020.html|title=Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Timur 2020|date=November 2021|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|chapter=Bab III: Ulasan Singkat|page=13|isbn=978-602-456-274-8}}</ref>
!Jumlah Penduduk<br>(2010)
!Jumlah Penduduk<br>(2021)
!Jumlah Penduduk<br>(2023)<ref name="Kisaran02"/>
|-
|-
|Kota Kisaran Barat || 55.175 || 60.724
|Kota Kisaran Barat || <ref name="Sensus2020:01"/>{{right|60.428}} || {{right|62.043}}
|-
|-
|Kota Kisaran Timur || 68.781 || 82.511
|Kota Kisaran Timur || <ref name="Sensus2020:02"/>{{right|81.487}} || {{right|85.596}}
|-
|-
|'''Total''' || 123.956 || 143.235
|'''Total''' || {{right|141.915}} || {{right|147.639}}
|-
|-
|}
|}


=== Agama ===
=== Agama ===
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], mayoritas penduduk Kisaran menganut agama [[Islam]] yakni 83,65%, kemudian [[Kristen]] sebanyak 11,33% ([[Protestan]] 10,57% dan [[Katolik]] 0,76%). Selanjutnya penganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 4,46%, [[Hindu]] sebanyak 0,07%, [[Konghucu]] dan lainnya 0,49%.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Asahan&wid=1208000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Asahan|website=www.sp2010.bps.go.id|publisher=BPS|accessdate=23 Maret 2022}}</ref> Agama [[Islam]] umumnya dianut sebagian besar warga [[Suku Jawa|Jawa]], Batak [[Suku Mandailing|Mandailing]], dan [[Suku Angkola|Angkola]], [[Suku Melayu|Melayu]], Minangkabau, Banjar, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga [[Batak Toba]], Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Angkola|Angkola]] dan Mandailing. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Konghucu]] umumnya adalah warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yang kebanyakan berada di kecamatan [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]]. Untuk sarana rumah ibadah di Kisaran hingga tahun [[2021]], terdapat 81 masjid, 85 musala, 36 gereja [[Protestan]], dan 9 vihara.<ref name="ASAHAN"/>
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], mayoritas penduduk Kisaran menganut agama [[Islam]] yakni 83,65%, kemudian [[Kristen]] sebanyak 11,33% ([[Protestan]] 10,57% dan [[Katolik]] 0,76%). Selanjutnya penganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 4,46%, [[Hindu]] sebanyak 0,07%, [[Konghucu]] dan lainnya 0,49%.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Asahan&wid=1208000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Asahan|website=www.sp2010.bps.go.id|publisher=BPS|accessdate=23 Maret 2022}}</ref> Agama [[Islam]] umumnya dianut sebagian besar warga [[Suku Jawa|Jawa]], Batak [[Suku Mandailing|Mandailing]], dan [[Suku Angkola|Angkola]], [[Suku Melayu|Melayu]], Minangkabau, Banjar, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga [[Batak Toba]], Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Angkola|Angkola]] dan Mandailing. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Konghucu]] umumnya adalah warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yang kebanyakan berada di kecamatan [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]]. Untuk sarana rumah ibadah di Kisaran hingga tahun [[2023]], terdapat 83 masjid, 82 musholla, 26 gereja [[Protestan]], 3 gereja [[Katholik]], dan 12 vihara/pura.<ref name="agama">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2024/02/28/383fdb0565940547ba4d71d3/kabupaten-asahan-dalam-angka-2024.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2024|volume=Volume 47: 2024|chapter=Bab 4: Sosial dan Kesejahteraan|date=28 Februari 2024|website=asahankab.bps.go.id|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|page=208|isbn=978-602-456-169-7}}</ref>


=== Suku bangsa ===
=== Suku bangsa ===
Baris 156: Baris 155:
== Transportasi ==
== Transportasi ==
* [[Kereta Api]] ([[Stasiun Kisaran]])
* [[Kereta Api]] ([[Stasiun Kisaran]])
*Transportasi Online :
* Transportasi Online :
- [[Gojek]]
** [[Gojek]]
** Kijek (Kisaran ojek online)
* [[Becak|Becak Motor]]
* [[Becak|Becak Motor]]
* [[Angkot|Mopen]]
* [[Angkot|Mopen]]
Baris 170: Baris 170:
* [[Achmad Tahir]] (Tokoh Politik dan Militer Indonesia)
* [[Achmad Tahir]] (Tokoh Politik dan Militer Indonesia)
* [[Mian|Ir. H. Mian]] (Bupati Bengkulu Utara Periode 2021-2024)
* [[Mian|Ir. H. Mian]] (Bupati Bengkulu Utara Periode 2021-2024)
* [[Rahmad Syambudi]] (Tokoh Buruh)


== Fasilitas kesehatan ==
== Fasilitas kesehatan ==
Baris 199: Baris 198:
<center><gallery perrow=5>
<center><gallery perrow=5>
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret postbodes met hun dienstfietsen voor het Hulppost- en telegraafkantoor in Kisaran TMnr 10015238.jpg|Kantor pos Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret postbodes met hun dienstfietsen voor het Hulppost- en telegraafkantoor in Kisaran TMnr 10015238.jpg|Kantor pos Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:MUS A.4.4. Token perkebunan Unternehmung Kisaran; 2.jpg|Token perkebunan Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:Token_Kisaran_Reis_1_Dollar.jpg|Token perkebunan Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - HAPM Kisaranclub, sociëteit van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 12394.tiff|Kisaran Club/Bakrie Club (dulu HAPM Club) pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - HAPM Kisaranclub, sociëteit van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 12394.tiff|Kisaran Club/Bakrie Club (dulu HAPM Club) pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Jonge rubberaanplant (Colt Estate) van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 10193.tiff|Perkebunan karet HAPM di Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1925]]
Berkas:KITLV A891 - Rubberfarbiek van onderneming Tanah Radja bij Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 107647.tiff|Pabrik pengolahan karet di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A891 - Rubberfarbiek van onderneming Tanah Radja bij Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 107647.tiff|Pabrik pengolahan karet di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Hoofdkantoor van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 11731.tiff|Kantor besar perkebunan BSP (dulu HAPM) di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Hoofdkantoor van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 11731.tiff|Kantor besar perkebunan BSP (dulu HAPM) di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Weg over het hoofdemplacement van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 85799.tiff|Suasana kompleks HAPM {{kira-kira}} tahun [[1925]] (<small>sekarang menjadi kompleks BSP Kisaran</small>)
Berkas:Kompleks BSP Tahun 2024.jpg|Kompleks BSP tahun [[2024]] (<small>eks kompleks HAPM</small>)
Berkas:Bij de plaquette van Huibregt Ketner, van 1911-1919 de eerste hoofdadministrateur van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran, KITLV 34952.tiff|Tengku Alang Yahya (penguasa Asahan; ketiga dari kiri) berfoto bersama para petinggi HAPM di kantor besar HAPM Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1919]]
Berkas:Kabupaten Asahan, Sumatra Utara 02.jpg|Kantor bupati Asahan di Kisaran
Berkas:Kabupaten Asahan, Sumatra Utara 02.jpg|Kantor bupati Asahan di Kisaran
Berkas:DPRD Kabupaten Asahan, Sumatera Utara 01.jpg|Kantor DPRD Asahan di Kisaran
Berkas:DPRD Kabupaten Asahan, Sumatera Utara 01.jpg|Kantor DPRD Asahan di Kisaran
Baris 208: Baris 211:
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Verkeer in de winkelstraat Tebing TMnr 60053815.jpg|Lalu lintas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Verkeer in de winkelstraat Tebing TMnr 60053815.jpg|Lalu lintas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De winkelstraat Tebing met Toko Bombay Lama TMnr 60053814.jpg|Aktivitas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De winkelstraat Tebing met Toko Bombay Lama TMnr 60053814.jpg|Aktivitas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Opening van de brug te Kisaran met de resident de sultan van Asahan TMnr 60038663.jpg|Peresmian jembatan Sei Silau di Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1897]] (<small>saat ini biasa disebut sebagai pangkal titi</small>)
</gallery></center>
</gallery></center>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 221: Baris 225:
<!--{{Kota Kisaran}}-->
<!--{{Kota Kisaran}}-->
{{Kabupaten Asahan}}
{{Kabupaten Asahan}}
{{kecamatan-stub}}


[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sumatera Utara]]
[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Sumatera Utara]]

Revisi per 21 Juni 2024 01.32

Kisaran
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
KabupatenAsahan
Kecamatan- Kota Kisaran Timur
- Kota Kisaran Barat
Peresmian ibu kota30 April 1980 (PP No.19 Tahun 1980)[1]
Luas
 • Total62,98 km2 (24,32 sq mi)
Populasi
 • Total147.639
 • Kepadatan2.344,22/km2 (6,071,5/sq mi)
Kisaran
Julukan: 
• Kota Karet • Kota Kebun • Kota Naga
Motto: 
Rambate Rata Raya
Kisaran di Sumatra
Kisaran
Kisaran
Letak Kisaran di Pulau Sumatra, Indonesia
Koordinat: 2°59′17″N 99°36′46″E / 2.98812°N 99.61288°E / 2.98812; 99.61288
Zona waktuUTC+7 (WIB)
Kode Pos
21211-21229
Kode area telepon0623 (Kab. Asahan - Kota Tj. Balai)
Situs webwww.asahankab.go.id
Jalan utama di Kisaran pada tahun 1900-an (lokasi saat ini diperkirakan bundaran tugu pahlawan Kisaran)
Gapura selamat datang di Kota Kisaran

Kisaran (Jawi: كيسرن) adalah sebuah kawasan yang terletak di provinsi Sumatera Utara, sekaligus menjadi ibu kota dari Kabupaten Asahan. Ibukota kabupaten Asahan dipindahkan dari Tanjung Balai ke kota Kisaran pada 20 Mei 1968, dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan karena letaknya yang strategis.[5] Kisaran meliputi dua kecamatan, yakni kecamatan Kota Kisaran Barat dan Kota Kisaran Timur. Kisaran berada di Jalan Raya Lintas Sumatra dan juga jalur Kereta Api Trans Sumatra Divre I Sumut & Aceh.[6]

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 1982 status kota Kisaran sebelumnya adalah kota administratif[7], yang kemudian dihapuskan menjadi kecamatan biasa pada tahun 2003 karena tidak memenuhi persyaratan peningkatan daerah otonom.[8] Kota Kisaran mempunyai objek wisata yang menarik setelah rampungnya pembangunan Masjid Agung Haji Ahmad Bakrie (tahun 2015) yang berada di tepi Jalan Lintas Timur Sumatera, Medan-Rantau Parapat, di depan gedung Kantor Bupati Asahan. Disamping itu, Taman Alun-Alun Kisaran adalah taman sederhana nuansa alami, dengan pepohonan hijau dan sarana komplet yang tersebar di penjuru taman.[9]

Sejarah

"Kisaran" diambil dari legenda Sei Silau, yang menjadi lokasi bertempurnya Naga Cina dengan Dundung/Sidat, dalam pertempuran itu sang naga kalah dan berkisar-kisar di aliran Sei Silau, maka warga sekitar melihatnya dan menamakan naga berkisar, dan lokasi kejadian itu dinamai dengan "KISARAN"[10]

Pengaruh Perkembangan Daerah: Seiring dengan perkembangan daerah tersebut sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, Kampung Sei Saran kemudian berkembang menjadi sebuah kota dengan mengalami perubahan pelafalan dan penulisan menjadi "Kisaran".

Pengaruh Kolonial Belanda: Selama masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, Kisaran termasuk wilayah yang dikuasai oleh Belanda. Nama-nama tempat di wilayah ini seringkali mengalami perubahan pelafalan dan penulisan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, penamaan "Kisaran" mungkin juga dipengaruhi oleh pengaruh kolonial Belanda pada masa itu.

Daerah Kisaran pada awalnya merupakan daerah perkebunan yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Belanda pada abad ke-19. Daerah ini dikenal sebagai "Nederlandsch-Indische Cultuur Maatschappij" (N.I.C.M.), yang mengembangkan perkebunan tembakau dan lada di daerah ini. Pada masa kolonial Belanda, Kisaran menjadi pusat administrasi yang tergabung dalam wilayah Kesultanan Asahan yang berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Daerah ini juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan, terutama dalam bidang perkebunan dan perdagangan hasil bumi seperti tembakau, lada, dan pala.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945, Kisaran tetap menjadi bagian dari wilayah Sumatera Utara. Pada tahun 1950-an, terjadi perubahan administratif di Indonesia, termasuk di daerah Kisaran. Pada tahun 1956, Kisaran dimekarkan menjadi sebuah kecamatan yang tergabung dalam Kabupaten Asahan.

Legenda 1

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat setempat, Kisaran awalnya merupakan sebuah kampung yang terletak di sekitar aliran Sungai Silau yang dikenal sebagai "Sei Saran". Kampung Sei Saran ini adalah nama lain dari Kampung Tebing, yang dipercaya sebagai awal mula pemukiman orang-orang Melayu, Batak Toba, maupun suku bangsa pendatang lainnya di kawasan tersebut. Nama Kampung Tebing muncul karena berada di dekat kawasan Tebing yang banyak terdapat di tepi Sei Silau akibat dari proses erosi aliran Sei Silau. Kampung ini sekarang dikenal sebagai Kelurahan Tebing Kisaran.[11]

Konon, pada zaman dahulu kala, kampung tersebut sering dilanda oleh banjir yang membuat masyarakat setempat menderita. Penduduk kampung pun mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memohon pertolongan kepada Dewata (dalam Bahasa Batak Toba disebut "Debata") yang diyakini dapat mengendalikan air.[12] Mereka mengadakan ritual dan memohon agar air sungai tidak lagi mengganggu mereka. Setelah beberapa waktu, permohonan mereka terjawab dan air sungai menjadi tenang, tidak lagi membanjiri kampung mereka. Sebagai ucapan terima kasih kepada Dewata, kampung tersebut kemudian diberi nama "Sei Saran", yang dalam bahasa Melayu atau bahasa Batak Toba berarti "air yang tenang".

Seiring dengan perkembangan waktu, nama "Sei Saran" kemudian mengalami proses metatesis (perubahan bunyi kata) menjadi "Kisaran" dalam penggunaan sehari-hari. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat di Kisaran.

Legenda 2

Menurut kisah yang sudah ada sejak turun-temurun, pada sekitar abad XVII, bukit Katarina adalah tempat bertempurnya panglima perang kerajaan Cina dengan Raja Maria Pane ke-7 dari Buntu Pane Asahan, bernama Datuk Daurung. Kemudian setelah bertarung adu kesaktian, tidak ada yang kalah dan menang, maka masing-masing mengeluarkan aji pamungkas, yaitu menjelma menjadi seekor ular naga dan ikan dundung. Keduanya lalu terjun ke Sungai Silau (Sei Silau).[10]

Mereka bertempur dengan mengandalkan kesaktian masing-masing. Akan tetapi, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina dapat dipukul jatuh, tertusuk sanai (patil) dari ikan dundung jelmaan Datuk Daurung. Naga itu meraung-raung menahan sakit dan menggelepar, yang akhirnya terkulai hanyut dan terkapar di hilir Sungai Silau tidak seberapa jauh dari bukit itu.

Setelah ratusan tahun kemudian, menurut cerita secara turun temurun dan sudah menjadi semacam legenda di masyarakat, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina siuman dari pingsannya yang cukup lama. Diiringi hujan lebat, petir sambung menyambung sehingga terjadilah banjir besar.

Kemudian ular naga tersebut berkisar-kisar (berenang-renang) dan menghanyutkan diri menelusuri Sungai Silau sampai hilir Sungai Asahan di kota Tanjung Balai. Selanjutnya menuju ke Selat Malaka.

Perkampungan di kawasan tempat naga berkisar tersebut akhirnya disebut dengan nama Kampung Kisaran Naga. Sekarang menjadi Kelurahan Kisaran Naga dan kota yang berada di dekat Sungai Silau disebut dengan nama Kisaran.[13]

Batas wilayah

Kota Kisaran berada pada ketinggian 14 – 17 mdpl, dengan letak geografis pada koordinat 2°57'08"–3°01'30"LU dan 99°36'43"–99°40'38"BT. Curah hujan berkisar antara 1.680mm – 2.246mm. Kota ini berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lainnya,[2] yakni:

Utara Kecamatan Rawang Panca Arga, Kecamatan Air Joman dan Kecamatan Pulo Bandring
Timur Kecamatan Air Joman dan Kecamatan Sei Dadap
Selatan Kecamatan Sei Dadap dan Kecamatan Pulo Bandring
Barat Kecamatan Pulo Bandring

Demografi

Penduduk

Pada Sensus Penduduk Indonesia 2020, jumlah penduduk Kisaran sebanyak 141.915 jiwa, dan pada tahun 2023 sebanyak 147.639 jiwa.[4]

Kecamatan Jumlah Penduduk
(2020)[14][15]
Jumlah Penduduk
(2023)[4]
Kota Kisaran Barat [14]
60.428
62.043
Kota Kisaran Timur [15]
81.487
85.596
Total
141.915
147.639

Agama

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, mayoritas penduduk Kisaran menganut agama Islam yakni 83,65%, kemudian Kristen sebanyak 11,33% (Protestan 10,57% dan Katolik 0,76%). Selanjutnya penganut agama Buddha sebanyak 4,46%, Hindu sebanyak 0,07%, Konghucu dan lainnya 0,49%.[16] Agama Islam umumnya dianut sebagian besar warga Jawa, Batak Mandailing, dan Angkola, Melayu, Minangkabau, Banjar, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga Batak Toba, Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian Tionghoa, Angkola dan Mandailing. Agama Buddha dan Konghucu umumnya adalah warga Tionghoa yang kebanyakan berada di kecamatan Kota Kisaran Barat. Untuk sarana rumah ibadah di Kisaran hingga tahun 2023, terdapat 83 masjid, 82 musholla, 26 gereja Protestan, 3 gereja Katholik, dan 12 vihara/pura.[17]

Suku bangsa

Penduduk di Kisaran memiliki latar belakang suku bangsa yang berbeda-beda, yang didominasi oleh suku Jawa, Batak, dan Melayu. Data Badan Pusat Statistik dari hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010, persentasi penduduk Kisaran (Kisaran Barat dan Kisaran Timur) berdasarkan suku bangsa yakni suku Jawa sebanyak 49,87%. Kemudian Batak sebanyak 32,03%. Suku Batak dalam Sensus 2010 di Kisaran sebagian besar adalah Batak Angkola, Toba, Mandailing, dan sebagian Karo dan Pakpak.[18] Penduduk dari suku Melayu sebanyak 4,88%, kemudian Minangkabau sebanyak 4,47%, Banjar sebanyak 1,29%, Aceh sebanyak 0,56%. Suku lain sebanyak 6,90%, sebagian besar ialah Tionghoa, dan selebihnya Nias, Sunda, dan suku lainnya.[18]

No Suku Jumlah 2010 %
1 Jawa 66.510 49,87%
2 Batak 42.715 32,03%
3 Melayu 6.502 4,88%
4 Minangkabau 5.968 4,47%
5 Banjar 1.719 1,29%
6 Aceh 742 0,56%
7 Lainnya* 9.199 6,90%
Kisaran 133.355 100%

Catatan: Suku lainnya, sebagian besar adalah Tionghoa, dan selebihnya suku lain seperti Nias, Sunda dan lain-lain.

Transportasi

Tokoh

Fasilitas kesehatan

Rumah Sakit :

Puskesmas :

Pusat Perbelanjaan

  • Pasar Inpress
  • Pajak Diponegoro
  • Pajak Kartini
  • Pajak Bakti
  • dan Sekitaran Area Pusat Kota Lainnya seperti di Jl. Imam Bonjol, Jl. Diponegoro, Jl. Sisingamangaraja, Jl. HOS Cokroaminoto, Jl. Dr. Sutomo, Jl. Ir. Juanda, dan lainnya

Galeri kota kisaran

Referensi

  1. ^ "Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 1980 Tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan Dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Balai Ke Kota Kisaran". Sekretariat Negara Republik Indonesia. 30 April 1980. Diakses tanggal 21 Mei 2024. 
  2. ^ a b "Bab 1: Geografi". Kabupaten Asahan Dalam Angka 2020 (pdf). asahankab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. April 2020. hlm. 7,9,13. Diakses tanggal 28 Mei 2024. 
  3. ^ Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor: 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Asahan Tahun 2013 – 2033. Kisaran: Pemerintah Kabupaten Asahan. 24 Desember 2013. 
  4. ^ a b c "Bab 3: Penduduk". Kabupaten Asahan Dalam Angka 2024 (pdf). asahankab.bps.go.id. Volume 47: 2024. Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. 28 Februari 2024. hlm. 98. ISBN 978-602-456-169-7. Diakses tanggal 28 Mei 2024. 
  5. ^ Rahmad (Juni 2020). Sejarah Kota Kisaran Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (edisi ke-1). Penerbit: Garudhawaca. ISBN 978-6-236-52100-7. 
  6. ^ A. Argus, Array, ed. (29 November 2023). "Dua Kecamatan di Kabupaten Asahan dengan Kelurahan Terbanyak". Tribun-Medan.com. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 1982 Tentang Pembentukan Kota Administratif Kisaran" (pdf). Sekretariat Negara Republik Indonesia. 9 Juni 1982. Diakses tanggal 21 Mei 2024. 
  8. ^ "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 33 Tahun 2003 (33/2003) Tentang Penghapusan Kota Administratif Kisaran, Kota Administratif Rantau Prapat, Kota Administratif Batu Raja, Kota Administratif Cilacap, Kota Administratif Purwokerto, Kota Administratif Klaten, Kota Administratif Jember, dan Kota Administratif Watampone" (pdf). Sekretariat Negara Republik Indonesia. 8 Juli 2003. Diakses tanggal 21 Mei 2024. 
  9. ^ Sugiono (12 Mei 2023). "Masjid Agung H Achmad Bakrie Kisaran: Sebuah Destinasi Wisata Religius dengan Konsep Melayu yang Memukau". www.timenews.co.id. Diakses tanggal 21 Mei 2024. 
  10. ^ a b Soetrisman M.E., R. (2009). Legenda Kisaran Naga: (Cerita Rakyat Asal Mula Nama Kisaran). Cerita Rakyat Sumatera Utara (Kabupaten Asahan). Indonesia: Yogyakarta: Araska. ISBN 978-602-8669-36-8. 
  11. ^ Rahmad (2 September 2016) [2013]. Sejarah Kota Kisaran. Unimed. 
  12. ^ "Inilah Asal-Usul Nama Kisaran". www.asahansatu.co.id. 22 September 2017. 
  13. ^ Anjani Kartika, Dini (11 Oktober 2023). "Asal usul Kota Kisaran". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 23 Mei 2024. 
  14. ^ a b "Bab III: Ulasan Singkat". Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Barat 2020 (pdf). Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. Agustus 2021. hlm. 17. ISBN 978-602-456-238-0. Diakses tanggal 28 Mei 2024. 
  15. ^ a b "Bab III: Ulasan Singkat". Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Timur 2020 (pdf). Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. November 2021. hlm. 13. ISBN 978-602-456-274-8. Diakses tanggal 28 Mei 2024. 
  16. ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Asahan". www.sp2010.bps.go.id. BPS. Diakses tanggal 23 Maret 2022. 
  17. ^ "Bab 4: Sosial dan Kesejahteraan". Kabupaten Asahan Dalam Angka 2024 (pdf). asahankab.bps.go.id. Volume 47: 2024. Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan. 28 Februari 2024. hlm. 208. ISBN 978-602-456-169-7. Diakses tanggal 28 Mei 2024. 
  18. ^ a b "Kabupaten Asahan Dalam Angka 2010". asahankab.bps.go.id. hlm. 78–79. Diakses tanggal 23 Maret 2022. 

Pranala luar

2°59′0″N 99°37′0″E / 2.98333°N 99.61667°E / 2.98333; 99.61667