Kassian Cephas: Perbedaan antara revisi
+kat |
k →Pranala luar: Persondata now moved to wikidata, removed: {{Persondata <!-- Metadata: see Wikipedia:Persondata. --> |NAME =Cephas, Kassian |ALTERNATIVE NAMES = |SHORT DESCRIPTION = indonesian photographer |DATE OF BIRTH =15 J |
||
(45 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox artist |
|||
{{rapikan}} |
|||
|bgcolour = #6495ED |
|||
'''Kassian Cephas''' lahir tanggal [[15 Februari]] [[1844]], beliau asli pribumi yang kemudian diangkat anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta philipina Kreeft. Nama Kassian Cephas mulai terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875. |
|||
|name = Kassian Cephas |
|||
|image = Kassian Cephas 1905.jpg |
|||
|caption = Kassian Cephas. |
|||
|birth_name = Kassian |
|||
|birth_date = {{Birth date|1845|1|15|df=yes}} |
|||
|birth_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]] |
|||
|death_date = {{Death date and age|1912|11|16|1845|1|15|df=yes}} |
|||
|death_place = {{flagicon|Hindia Belanda}} [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]] |
|||
|nationality = |
|||
|field = [[Fotografi]] |
|||
|training = |
|||
|movement = |
|||
|works = |
|||
|patrons = |
|||
|influenced by = |
|||
|influenced = |
|||
|awards = |
|||
|website = |
|||
}} |
|||
'''Kassian Cephas''' ({{lahirmati|[[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]]|15|1|1845|[[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]], [[Hindia Belanda]]|16|11|1912}}) merupakan fotografer pribumi [[orang Jawa|Jawa]] yang berasal dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]]. Ia merupakan fotografer profesional pertama dari [[Indonesia]] dan magang di bawah bimbingan [[Hamengkubuwana VI]] (bertakhta 1855–1877). Setelah menjadi fotografer Kesultanan pada awal 1871, ia memulai bekerja sebagai fotografer [[potret]] keluarga Kesultanan, dan didokumentasikan oleh Persatuan Arkeologi Hindia Belanda (''{{lang|nl|Archaeologische Vereeniging}}''). Cephas turut berkontribusi melestarikan budaya [[Jawa]] melalui keanggotaannya di [[KITLV]] dan mendapat penghargaan medali emas kehormatan dari ''Orde van Oranje-Nassau''. Cephas dan istrinya Dina Rakijah memiliki empat anak. Putra pertamanya, Sem Cephas, meneruskan bisnis fotografi ayahnya hingga meninggal tahun 1918. |
|||
== Kehidupan awal == |
|||
Artikel |
|||
Kassian Cephas lahir di [[Yogyakarta]] dari pasangan Kartodrono dan Minah.<ref>{{Harvtxt|Guillot|1981|p=61}} menulis bahwa tanggal 15 Februari 1844 sebagai tanggal kelahiran Cephas, dengan mengutip akta pembaptisan. {{Harvtxt|Knaap|1999|p=5}} membantah bahwa tanggal tersebut salah, sebagaimana pada batu nisannya tertulis 15 Januari 1845. Iklan duka kematiannya tahun 1912 menampilkan bahwa Chepas wafat pada umur 67 tahun.</ref> Semasa muda, Cephas menjadi murid dari seorang misionaris [[Protestan]] Christina Petronella Philips-Steven dan ikut dengannya ke [[Bagelen, Purworejo|Bagelen]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]]. Ia dibaptis di Bagelen tanggal 27 Desember 1860 pada umur 15 tahun dan menggunakan nama Cephas, nama dalam [[bahasa Aram]] dari [[Santo Petrus]], sebagai [[nama baptis]]nya. Ia menggunakan nama Cephas sebagai nama keluarganya setelah dibaptis.<ref name="Knaap 6">{{Harvnb|Knaap|1999|p=6}}</ref> |
|||
== Karier fotografi == |
|||
'''Kassian Cephas Hanya Membuat Foto-foto Indah''' |
|||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Ruïne van een waterkasteel Taman Sari te Djokjakarta. TMnr 60004743.jpg|jmpl|Foto [[Taman Sari Yogyakarta]] karya Cephas.]] |
|||
Oleh Nuraini Juliastuti |
|||
Setelah kembali ke Yogyakarta pada awal 1860-an, Cephas mulai menjalani magang di bawah [[Simon Willem Camerik]], anggota [[Schutterij]] dan fotografer Kraton [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]]. Magang Cephas dilaksanakan di bawah bimbingan [[Sultan]] [[Hamengkubuwana VI]], yang juga menghargai bakat fotografinya. Ia terpilih menjadi pelukis dan fotografer Kraton pada tahun 1871.<ref name="Knaap 7">{{Harvnb|Knaap|1999|p=7}}</ref> |
|||
Studio foto Cephas bertempat di lantai 2 bangunan rumah tempat ia dan istrinya tinggal di Lodji Ketjil Wetan, sekarang Jalan Mayor Suryotomo. Bisnis fotografinya bukan satu-satunya yang didirikan di kawasan tersebut pada masa itu.<ref name="Knaap 8">{{Harvnb|Knaap|1999|p=8}}</ref> Selain [[potret]], Cephas juga memotret bangunan dan struktur yang berdiri saat itu, termasuk [[Taman Sari Yogyakarta|Taman Sari]] (1884) untuk ''[[Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen]]''.<ref>{{Harvnb|Knaap|1999|p=10}}</ref> |
|||
Nama Kassian Cephas tidak banyak dikenal orang sampai foto-foto karyanya dipamerkan di kraton mulai 11 Juni 1999 yang lalu di Bale Bang, Kraton Yogyakarta. Bahkan mungkin para mahasiswa yang kebetulan pernah mempelajari fotografi di bangku kuliah kurang begitu familiar dengan namanya. Literaratur-literatur sejarah Indonesia pun tidak pernah menyebut-nyebut namanya sebagai pribumi pertama yang berkarir sebagai fotografer profesional, atau menurut bahasa Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang menyusun buku "Cephas, Yogyakarta: photography in the Service of the Sultan" ) sebagai salah satu pionir modernitas. Namanya memang tidak seharum dan melekat di benak banyak orang seperti nama Wahidin Sudirohusodo atau KH. Dewantara yang sama-sama berasal dari Yogyakarta dan hidup satu jaman dengannya. |
|||
=== Karier profesional === |
|||
Apa yang menarik dari foto-foto karya Cephas? Dari foto-foto yang dipajang di Bale Bang dan di buku karya Knaap tampak bahwa Cephas memotret banyak hal: sultan dan keluarganya, bangunan-bangunan sekitar kraton, upacara garebeg di alun-alun, iring-iringan benda-benda untuk keperluan upacara, tari-tarian, pemandangan kota Yogya jaman itu saat jalan raya sepanjang Malioboro sampai depan Benteng Vredeberg masih sepi dan dipenuhi pohon-pohon besar di kiri-kanannya, sudut-sudut kota yang menurutnya menarik dan sebagainya. |
|||
Karyanya dipamerkan kepada masyarakat tahun 1888 pada publikasi ''In den Kedaton te Jogjåkartå'' oleh Isaäc Groneman. Buku ini memasukkan 16 karya cetak datar ''collotype'' yang memuat tarian [[Hindu]] [[Jawa]]. Groneman berharap untuk membangkitkan minat budaya Jawa kepada [[Belanda]] dan meminta izin dari [[Hamengkubuwana VII]] kepada Cephas untuk memotret adegan tarian. Aslinya publikasi ini disediakan oleh [[KITLV]], tetapi mahalnya biaya cetak ''collotype'' memaksa lembaga tersebut untuk meninggalkannya. Seiring kemajuan teknologi fotografi, Cephas membeli kamera baru tahun 1886 yang memungkinkannya memotret 1/400 kali dalam satu detik. Diharapkan subjek foto dapat segera dipotret daripada menunggu lama.<ref>{{Harvnb|Knaap|1999|p=15}}</ref> Terkadang foto-foto tersebut dipamerkan sebagai tanda perpisahan kepada kalangan elite European ketika meninggalkan Yogyakarta untuk kembali ke Eropa dan kepada pegawai Belanda.<ref name="Knaap 16">{{Harvnb|Knaap|1999|p=16}}</ref> |
|||
Pada tahun 1889, ''{{lang|nl|Archaeologische Vereeniging}}'' mulai berupaya untuk mempelajari dan melestarikan monumen dan bangunan bersejarah pada masa Hindu-Buddha [[Central Java]]. Salah satu lokasi yang paling diutamakan adalah [[Candi Prambanan]], sebuah kompleks percandian yang kerap dihubungkan dengan legenda [[Rara Jonggrang]]. Cephas ditunjuk sebagai fotografer pemotret situs bersejarah itu, ketika anaknya Sem Cephas menggambar penampang bangunan dan denah tata letak kompleks. Groneman menyerahkan foto dan deskripsi yang dibuat oleh Cephas ke KITLV tahun 1891, tetapi tidak dipublikasikan hingga 1893 karena mahalnya biaya cetak ulang. Publikasi terakhir memuat 62 karya cetak ''collotype'' Candi Prambanan dan sekitarnya.<ref name="Knaap 16" /> |
|||
Fotografi, tidak ada bedanya dulu dan sekarang, tetap dianggap sebagai kegiatan yang mahal. Banyak peralatan dan piranti yang harus dibeli, banyak biaya yang dibutuhkan. Maka itu orang yang menggeluti dunia fotografi tentulah bukan orang yang sembarangan. Pada jaman sekarang saja orang masih kerap memandang kagum kepada fotografer yang membawa seperangkat alat yang bermacam-macam bentuknya, lebih-lebih pada masa itu, masa menjelang ujung abad 19. Foto karya Cephas yang menggambarkan suasana rumah-rumah dan toko-toko di Jalan Ngabean (sekarang Jl. KH. Ahmad Dahlan) dengan bagus menunjukkan kekaguman masyarakat pribumi kepada fotografi. Bagian terbesar dari frame foto itu berisi rumah dan toko milik orang Belanda lengkap dengan tuan-tuan dan noni-noni Belanda yang duduk-duduk di teras rumah. Sementara orang-orang pribumi asli tampak kabur, berdiri berjubel di pojok kanan. Jalan depan rumah dan toko yang sedang dipotret tampak kosong, seakan sengaja dikosongkan untuk Cephas, si fotografer. Entah bagaimana perasaan mereka waktu itu. Mungkin kagum, heran, takjub, campur jadi satu. |
|||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Fotograaf Kassian Céphas bij de stupa's op de Borobudur TMnr 60005095.jpg|jmpl|Cephas mempelajari stupa perwara [[Borobudur]], 1890.]] |
|||
Sebagai satu-satunya pribumi di masa itu yang sudah menguasai peralatan fotografi, tentulah Cephas sendiri orang yang sangat istimewa. Bayangkanlah seorang pribumi bernama Kassian Cephas di tahun menjelang ujung abad 19 menenteng peralatan kamera kemana-mana. |
|||
Cephas juga dipercaya dengan karya potretnya di kompleks Candi [[Borobudur]] setelah bagian Relief [[Karmawibhangga]] yang tersembunyi ditemukan tahun 1885 oleh ketua persatuan tersebut. Dibuka tahun 1890 untuk dipotret, kemudian ditutup lagi tahun 1891. Karena Cephas hanya menerima sepertiga subsidi pemerintah, ia tidak dapat menyelesaikan target jumlah foto Karmawibhangga tersebut, yakni hingga 300 foto. Tiap [[plat film]] membutuhkan 30 menit untuk mengembang dengan gelatin kering, sehingga totalnya menjadi 150 jam. Secara keseluruhan, hanya 160 panil [[relief]] telah dipotret, dan empat foto tambahannya dibuat untuk menjelaskan gambaran umum situs tersebut. Foto-foto tersebut dipublikasikan 30 tahun kemudian oleh KITLV sebagai koleksi cetak ''collotype''.<ref name="Knaap 16" /> |
|||
=== Penghargaan internasional === |
|||
Satu pertanyaan yang mengganjal di kepala saya adalah kenapa foto-foto yang dibuat Cephas selalu indah? Foto-foto tari-tarian, upacara-upacara, model-model cantik, arsitektur rumah masa itu, semuanya adalah gambar suasana yang menyenangkan, enak dilihat dan tentu saja indah. Sebuah suasana yang agak bertolak belakang dengan kondisi Indonesia yang telah terjajah hampir 300 tahun. Tentu saja saja tak ada yang salah kalau seorang fotografer itu akan memotret pemandangan yang indah atau suasana menyedihkan yang kebetulan dilihatnya. Apa yang membuat Cephas mempunyai sudut pandang kamera tentang dunia yang selalu indah, itulah pertanyaannya. |
|||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Waringinbomen langs de weg naar Fort Vredeburg in Jogjakarta TMnr 60027572.jpg|jmpl|Foto udara Benteng Vredeburg.]] |
|||
Setelah menyelesaikan proyek Karmawibhangga Borobudur, Cephas ditunjuk sebagai anggota luar biasa Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atas hasil pekerjaannya sebagai "fotografer dan praktisi arkeologi Hindia".<ref name="Knaap 17">{{Harvnb|Knaap|1999|p=17}}</ref> Beberapa tahun kemudian, ia dicalonkan sebagai anggota KITLV sebagai penghargaan dari hasil kerjanya dengan ''{{lang|nl|Archaeologische Vereeniging}}''. Cephas menerima pencalonan itu dalam sebuah surat tertanggal 15 Juni 1896. Tahun berikutnya, ia memotret kunjungan Raja [[Thailand]] [[Chulalongkorn]] ke Yogyakarta.<ref name="Knaap 18">{{Harvnb|Knaap|1999|p=18}}</ref> Sebagai ungkapan terima kasih, raja Thailand menghadiahkannya sebuah kotak berisi tiga kancing dari batu permata.<ref name="Knaap 20">{{Harvnb|Knaap|1999|p=20}}</ref> |
|||
Groneman dan Cephas terakhir bekerja bersama-sama pada 1899 untuk mendokumentasikan peringatan pengangkatan [[Hamengkunegara III]] sebagai Putra Mahkota Kesultanan. Persiapan acara dilangsungkan selama satu setengah tahun, dan pertunjukan selama empat hari menyedot perhatian dari 23.000 hingga 36.000 orang. Sebuah buku beludru biru bersampul emas dan berlian berisi foto-foto pertunjukan itu dihadiahkan pada saat pernikahan [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] dan [[Pangeran Hendrik dari Belanda]] pada tahun 1901. Pada saat ulang tahun Ratu Wilhelmina ke-21, setahun sesudahnya, Cephas berhasil mendapatkan medali emas kehormatan dari [[Ordo van Oranje-Nassau]] atas jasa-jasanya dalam memotret dan melestarikan budaya Jawa.<ref name="Knaap 20" /> |
|||
Cephas lahir pada 15 Januari 1845 dari pasangan Kartodrono dan Minah. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di rumah Christina Petronella Steven (siapa). Cephas mulai belajar menjadi fotografer profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah sekitar 1863-1875. Tapi berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik. |
|||
== Kematian == |
|||
Publikasi luas foto-foto Cephas mulai pada tahun 1888 ketika ia membantu membuat foto-foto untuk buku karya Isaac Groneman, seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang kebudayaan Jawa, yang berjudul: In den Kedaton te Jogjakarta. Pada buku karya Groneman yang lain: De Garebeg's te Ngajogjakarta, karya-karya foto Cephas juga ada disitu. |
|||
Cephas pensiun dari fotografi pada usia sekitar 60 tahun. Hampir setahun setelah istrinya wafat pada tanggal 16 September 1911, ia wafat pada usia 67 tahun karena sakit. Perusahaan fotografi keluarganya akhirnya tutup beberapa tahun kemudian ketika Sem Cephas meninggal pada tanggal 20 Maret 1918 karena kecelakaan berkuda. Mereka semua dimakamkan di Yogyakarta di antara [[Pasar Beringharjo]] dan Lodji Ketjil.<ref>{{Harvnb|Knaap|1999|pp=21–22}}</ref> Makamnya kemudian dipindah ke makam Sasanalaya blok JJ no 47 dan sekarang menjadi blok H, timur Jalan Brigjend Katamso pada tahun 1964 atau tepat nya berada di Jl. Ireda, karena akan dibangun bangunan baru.<ref>{{Harvnb|Knaap|1999|p=23}}</ref> Walaupun Cephas dan anaknya ditetapkan sebagai fotografer kraton, Cephas adalah yang terpenting dan yang orang Jawa pertama (dan fotografer pribumi pertama) yang menjadi fotografer profesional.<ref>{{Harvnb|Knaap|1999|p=1}}</ref> |
|||
== Kehidupan pribadi == |
|||
Dengan kamera barunya yang bisa dipakai untuk membuat "photographe instanee", Cephas mulai menjual karya-karya fotonya. Sejak itu karya-karyanya mulai dikenal dan dipakai sebagai suvenir atau oleh-oleh bagi para masyarakat elit Belanda ketika mereka akan pergi ke luar kota atau ke Eropa. Misalnya ketika JM. Pijnaker Hordijk, leaseholder and prominent freemason, akan meninggalkan Yogya, ia diberi hadiah album indah berisi kompilasi karya-karya foto Cephas dengan cover indah yang dilukis oleh Cephas sendiri dan bertuliskan "Souvenir von Jogjakarta". Album-album semacam itu yang berisi foto-foto sultan dan keluarganya juga kerap diberikan sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti residen dan asisten residen. Keadaan seperti ini tentunya membuat Cephas dikenal luas masyarakat kelas tinggi, dan memberinya keleluasaan bergaul di lingkungan mereka. |
|||
Cephas menikah dengan Dina Rakijah (lahir tahun 1846), seorang wanita Kristen Jawa dan anak Soerobangso dan Rad Rakemah, di sebuah gereja di Yogyakarta pada tanggl 22 Januari 1866.<ref name="Knaap 6" /> Anak-anaknya: Naomi (lahir 28 Juni 1866), Sem (lahir 15 Maret 1870), Fares (lahir 30 Januari 1872), dan Jozef (lahir 4 Juli 1881). Keduanya juga memiliki anak bernama Jacob yang lahir tahun 1868, tetapi kemudian meninggal pada tahun yang sama. Naomi menikah dengan Christiaan Beem tahun 1882, dan memiliki 13 anak, delapan di antaranya tumbuh hingga dewasa. Putra pertamanya Sem Cephas menjadi fotografer dan pelukis di studio ayahnya.<ref name="Knaap 8" /> |
|||
== Galeri == |
|||
Cephas mulai bekerja sebagai fotografer kraton pada masa kekuasaan Sultan Hamengkubuwono VII. Karena kedekatannya dengan pihak kraton maka ia bisa memotret momen-momen khusus yang hanya diadakan di kraton semisal tari-tarian untuk kepentingan buku karya Groneman. |
|||
<gallery> |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM De Lodjie Ketjilstraat te Djokjakarta. TMnr 60004733.jpg|Lodjie Ketjilstraat (Jalan Mayor Suryotomo) |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Een wajang kulit voorstelling begeleid door een gamelanorkest TMnr 60009276.jpg|Wayang Kulit |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Javaanse danseres in hofkleding TMnr 10004662.jpg|Penari Jawa |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Hofdansers dansen een serimpi TMnr 10004653.jpg|Tari serimpi |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Pangeran Aria Boeminata broer van sultan Hamengkoe Boewono VII TMnr 60001463.jpg|Pangeran Arya Bhuminata |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Ratoe Madoeretna dochter van sultan Hamengkoe Boewono VII TMnr 60001467.jpg|Ratu Maduretno |
|||
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een van de Rakshasa de tempelwachtersbeelden bij de noordelijke ingang van candi Sewu op Midden Java TMnr 60009666.jpg|Dwarapala di Candi Sewu |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM De aan Brahma Shiva en Vishnu gewijde tempels op de Candi Lara Jonggrang oftewel het Prambanan tempelcomplex TMnr 60027217.jpg|Candi Prambanan |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf in het interieur van de tempel Tjandi Mendoet achterin rechts bij de ingang. TMnr 60004715.jpg|Candi Mendut |
|||
COLLECTIE TROPENMUSEUM Reliëf O 101 op de verborgen voet van de Borobudur TMnr 10015838.jpg|Relief Karmawibhangga O 101 |
|||
Studioportret van een jonge Javaanse vrouw zittend op een boomstam, RP-F-2001-17-63.jpg|Potret studio seorang wanita Jawa yang duduk di atas tunggul pohon. |
|||
</gallery> |
|||
== Lihat pula == |
|||
Cephas juga membantu pemotretan untuk penelitian monumen kuno peninggalan jaman Hindu-Jawa yaitu kompleks Candi Loro Jonggrang di Prambanan yang dilakukan oleh Archaeologische Vereeniging atau Archeological Union di Yogyakarta. Proyek ini berlangsung tahun 1889-1890. Dalam bekerja, Kassian Cephas banyak dibantu Sem, anak laki-lakinya yang paling tertarik pada dunia fotografi seperti ayahnya. Kassian Cephas memotret sementara Sem menggambar profil bangunannya. |
|||
[[Berkas:KITLV 12217 - Kassian Céphas - The photographer K. Céphas at the Buddha sculpture in Tjandi Mendoet - 1890.tif|jmpl|Céphas di dalam [[Candi Mendut]].]] |
|||
{{Commons category|Kassian Cephas}} |
|||
* [[Isidore van Kinsbergen]] |
|||
* [[Sejarah fotografi]] |
|||
== Catatan kaki == |
|||
Ia juga membantu memotret untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas untuk penggalian ini. Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9000 gulden untuk penelitian ini. Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Cephas mengantongi 3000 gulden (sepertiga dari seluruh uang penelitian). Jumlah yang sangat besar untuk ukuran waktu itu. Bahkan tiket nonton di Bioskop Al Hambra (sekarang Bioskop Indra), bioskop termahal waktu itu, pada tahun 1946 pun hanya 5 gulden yang waktu itu setara 2-3 kilogram beras. Pada bulan Maret 1946, harga tiket Al Hambra naik jadi 10 gulden. Tapi masih tetap sedikit dibanding dengan gaji Cephas. |
|||
{{Reflist|colwidth=30em}} |
|||
== Referensi == |
|||
Cephas adalah pribumi satu-satunya yang berhasil menguasai alat peradaban modern, itu juga yang membuatnya diakui di kalangan golongan masyarakat kelas tinggi. Buktinya ia bisa menjadi anggota istimewa "Batavian Society" yang terkenal itu. Tahun 1896 ia dinominasikan menjadi anggota KITLV (Royal Institute of Linguistics and Anthropology) atas dedikasinya memotret untuk penelitian Archaeological Union. Ia benar-benar diterima menjadi anggota KITLV pada tanggal 15 Juni 1896. Ketika Raja Chulangkorn dari Thailand berkunjung ke Yogya tahun 1896, ia mendapat hadiah berupa tiga buah kancing permata. Bahkan Ratu Wilhelmina memberi penghargaan berupa medali emas Orange-nassau kepada Cephas pada tahun 1901. |
|||
* {{Citation |last = Guillot |first = Clude |title = Un exemple d'assimilation á Java: le photographe Kassian Céphas |journal = Archipel |volume= 22 |year = 1981 |pages = 55–73 |language = Prancis|issn = 0044-8613 |postscript = . |doi=10.3406/arch.1981.1669}} |
|||
Cephas sendiri sudah sejak tahun 1888 memulai prosedur untuk mendapatkan status "gelijkgesteld met europeanen" atau "equivalent to Europeans" (sama dengan orang Eropa) untuk dirinya sendiri dan anak-anak laki-lakinya: Sem dan Fares. |
|||
* {{Citation |last = Knaap |first = Gerrit |title = Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan |publisher = [[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde|Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies]] |place = Leiden |year = 1999 |isbn = 978-90-6718-142-6 |postscript = .}} |
|||
* {{Citation |last = Soerjoatmodjo |first = Yudhi |contribution = The Transfixed Spectator: The World as a Stage in the Photographs of Kassian Cephas |editor-last = Knaap |editor-first = Gerrit |title = Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan |publisher = Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies |place = Leiden |year = 1999 |pages = 25–27 |isbn = 978-90-6718-142-6 |postscript = .}} |
|||
== Pranala luar == |
|||
Dunia Kassian Cephas memang dunia yang indah bagi ukuran orang pribumi. Waktu itu penjajahan sudah berjalan hampir 300 tahun. Orang Belanda sudah menjadi seperti bagian sehari-hari bangsa Jawa, bangsanya Kassian Cephas. Dan Cephas termasuk sedikit orang yang persis berada di tengah-tengahnya. Menikmati seluruh keistimewaan pergaulan sosial dan penghargaan dari masyarakat elit Eropa di Yogyakarta. Mungkin itu sebabnya kenapa karya-karya foto Cephas berisi suasana yang menyenangkan dan indah. Bukan lantaran ia adalah fotografer sultan dan juga bukan karena ia diminta untuk membuat foto-foto seperti itu oleh pemesan fotonya. Tapi mungkin karena "world view" Kassian Cephas sendiri memang indah, dunia sehari-harinya indah dan menyenangkan, maka lensa kameranya pun hanya mampu meneropong suasana yang indah. |
|||
* [http://www.geheugenvannederland.nl/?/en/collecties/pioniersfotografie_uit_nederlands-indie/kassian_cephas Kassian Cephas: Pioneer photography from the Dutch Indies] |
|||
Versi Bahasa Inggris artikel ini dimuat di The Jakarta Post, 24 Juni 1999 dengan judul "Classic Photographer Cephas Presents Beautiful Past". |
|||
{{Authority control}} |
|||
{{lifetime|1844|1912|}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Cephas, Kassian}} |
{{DEFAULTSORT:Cephas, Kassian}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Islam ke Protestan|K]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta|K]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Fotografer Indonesia|K]] |
Revisi terkini sejak 23 Juni 2024 15.24
Kassian Cephas | |
---|---|
Lahir | Kassian 15 Januari 1845 Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda |
Meninggal | 16 November 1912 Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda | (umur 67)
Dikenal atas | Fotografi |
Penghargaan
|
Kassian Cephas (15 Januari 1845 – 16 November 1912) merupakan fotografer pribumi Jawa yang berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ia merupakan fotografer profesional pertama dari Indonesia dan magang di bawah bimbingan Hamengkubuwana VI (bertakhta 1855–1877). Setelah menjadi fotografer Kesultanan pada awal 1871, ia memulai bekerja sebagai fotografer potret keluarga Kesultanan, dan didokumentasikan oleh Persatuan Arkeologi Hindia Belanda (Archaeologische Vereeniging). Cephas turut berkontribusi melestarikan budaya Jawa melalui keanggotaannya di KITLV dan mendapat penghargaan medali emas kehormatan dari Orde van Oranje-Nassau. Cephas dan istrinya Dina Rakijah memiliki empat anak. Putra pertamanya, Sem Cephas, meneruskan bisnis fotografi ayahnya hingga meninggal tahun 1918.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Kassian Cephas lahir di Yogyakarta dari pasangan Kartodrono dan Minah.[1] Semasa muda, Cephas menjadi murid dari seorang misionaris Protestan Christina Petronella Philips-Steven dan ikut dengannya ke Bagelen, Purworejo. Ia dibaptis di Bagelen tanggal 27 Desember 1860 pada umur 15 tahun dan menggunakan nama Cephas, nama dalam bahasa Aram dari Santo Petrus, sebagai nama baptisnya. Ia menggunakan nama Cephas sebagai nama keluarganya setelah dibaptis.[2]
Karier fotografi
[sunting | sunting sumber]Setelah kembali ke Yogyakarta pada awal 1860-an, Cephas mulai menjalani magang di bawah Simon Willem Camerik, anggota Schutterij dan fotografer Kraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Magang Cephas dilaksanakan di bawah bimbingan Sultan Hamengkubuwana VI, yang juga menghargai bakat fotografinya. Ia terpilih menjadi pelukis dan fotografer Kraton pada tahun 1871.[3]
Studio foto Cephas bertempat di lantai 2 bangunan rumah tempat ia dan istrinya tinggal di Lodji Ketjil Wetan, sekarang Jalan Mayor Suryotomo. Bisnis fotografinya bukan satu-satunya yang didirikan di kawasan tersebut pada masa itu.[4] Selain potret, Cephas juga memotret bangunan dan struktur yang berdiri saat itu, termasuk Taman Sari (1884) untuk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.[5]
Karier profesional
[sunting | sunting sumber]Karyanya dipamerkan kepada masyarakat tahun 1888 pada publikasi In den Kedaton te Jogjåkartå oleh Isaäc Groneman. Buku ini memasukkan 16 karya cetak datar collotype yang memuat tarian Hindu Jawa. Groneman berharap untuk membangkitkan minat budaya Jawa kepada Belanda dan meminta izin dari Hamengkubuwana VII kepada Cephas untuk memotret adegan tarian. Aslinya publikasi ini disediakan oleh KITLV, tetapi mahalnya biaya cetak collotype memaksa lembaga tersebut untuk meninggalkannya. Seiring kemajuan teknologi fotografi, Cephas membeli kamera baru tahun 1886 yang memungkinkannya memotret 1/400 kali dalam satu detik. Diharapkan subjek foto dapat segera dipotret daripada menunggu lama.[6] Terkadang foto-foto tersebut dipamerkan sebagai tanda perpisahan kepada kalangan elite European ketika meninggalkan Yogyakarta untuk kembali ke Eropa dan kepada pegawai Belanda.[7]
Pada tahun 1889, Archaeologische Vereeniging mulai berupaya untuk mempelajari dan melestarikan monumen dan bangunan bersejarah pada masa Hindu-Buddha Central Java. Salah satu lokasi yang paling diutamakan adalah Candi Prambanan, sebuah kompleks percandian yang kerap dihubungkan dengan legenda Rara Jonggrang. Cephas ditunjuk sebagai fotografer pemotret situs bersejarah itu, ketika anaknya Sem Cephas menggambar penampang bangunan dan denah tata letak kompleks. Groneman menyerahkan foto dan deskripsi yang dibuat oleh Cephas ke KITLV tahun 1891, tetapi tidak dipublikasikan hingga 1893 karena mahalnya biaya cetak ulang. Publikasi terakhir memuat 62 karya cetak collotype Candi Prambanan dan sekitarnya.[7]
Cephas juga dipercaya dengan karya potretnya di kompleks Candi Borobudur setelah bagian Relief Karmawibhangga yang tersembunyi ditemukan tahun 1885 oleh ketua persatuan tersebut. Dibuka tahun 1890 untuk dipotret, kemudian ditutup lagi tahun 1891. Karena Cephas hanya menerima sepertiga subsidi pemerintah, ia tidak dapat menyelesaikan target jumlah foto Karmawibhangga tersebut, yakni hingga 300 foto. Tiap plat film membutuhkan 30 menit untuk mengembang dengan gelatin kering, sehingga totalnya menjadi 150 jam. Secara keseluruhan, hanya 160 panil relief telah dipotret, dan empat foto tambahannya dibuat untuk menjelaskan gambaran umum situs tersebut. Foto-foto tersebut dipublikasikan 30 tahun kemudian oleh KITLV sebagai koleksi cetak collotype.[7]
Penghargaan internasional
[sunting | sunting sumber]Setelah menyelesaikan proyek Karmawibhangga Borobudur, Cephas ditunjuk sebagai anggota luar biasa Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atas hasil pekerjaannya sebagai "fotografer dan praktisi arkeologi Hindia".[8] Beberapa tahun kemudian, ia dicalonkan sebagai anggota KITLV sebagai penghargaan dari hasil kerjanya dengan Archaeologische Vereeniging. Cephas menerima pencalonan itu dalam sebuah surat tertanggal 15 Juni 1896. Tahun berikutnya, ia memotret kunjungan Raja Thailand Chulalongkorn ke Yogyakarta.[9] Sebagai ungkapan terima kasih, raja Thailand menghadiahkannya sebuah kotak berisi tiga kancing dari batu permata.[10]
Groneman dan Cephas terakhir bekerja bersama-sama pada 1899 untuk mendokumentasikan peringatan pengangkatan Hamengkunegara III sebagai Putra Mahkota Kesultanan. Persiapan acara dilangsungkan selama satu setengah tahun, dan pertunjukan selama empat hari menyedot perhatian dari 23.000 hingga 36.000 orang. Sebuah buku beludru biru bersampul emas dan berlian berisi foto-foto pertunjukan itu dihadiahkan pada saat pernikahan Ratu Wilhelmina dan Pangeran Hendrik dari Belanda pada tahun 1901. Pada saat ulang tahun Ratu Wilhelmina ke-21, setahun sesudahnya, Cephas berhasil mendapatkan medali emas kehormatan dari Ordo van Oranje-Nassau atas jasa-jasanya dalam memotret dan melestarikan budaya Jawa.[10]
Kematian
[sunting | sunting sumber]Cephas pensiun dari fotografi pada usia sekitar 60 tahun. Hampir setahun setelah istrinya wafat pada tanggal 16 September 1911, ia wafat pada usia 67 tahun karena sakit. Perusahaan fotografi keluarganya akhirnya tutup beberapa tahun kemudian ketika Sem Cephas meninggal pada tanggal 20 Maret 1918 karena kecelakaan berkuda. Mereka semua dimakamkan di Yogyakarta di antara Pasar Beringharjo dan Lodji Ketjil.[11] Makamnya kemudian dipindah ke makam Sasanalaya blok JJ no 47 dan sekarang menjadi blok H, timur Jalan Brigjend Katamso pada tahun 1964 atau tepat nya berada di Jl. Ireda, karena akan dibangun bangunan baru.[12] Walaupun Cephas dan anaknya ditetapkan sebagai fotografer kraton, Cephas adalah yang terpenting dan yang orang Jawa pertama (dan fotografer pribumi pertama) yang menjadi fotografer profesional.[13]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Cephas menikah dengan Dina Rakijah (lahir tahun 1846), seorang wanita Kristen Jawa dan anak Soerobangso dan Rad Rakemah, di sebuah gereja di Yogyakarta pada tanggl 22 Januari 1866.[2] Anak-anaknya: Naomi (lahir 28 Juni 1866), Sem (lahir 15 Maret 1870), Fares (lahir 30 Januari 1872), dan Jozef (lahir 4 Juli 1881). Keduanya juga memiliki anak bernama Jacob yang lahir tahun 1868, tetapi kemudian meninggal pada tahun yang sama. Naomi menikah dengan Christiaan Beem tahun 1882, dan memiliki 13 anak, delapan di antaranya tumbuh hingga dewasa. Putra pertamanya Sem Cephas menjadi fotografer dan pelukis di studio ayahnya.[4]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Lodjie Ketjilstraat (Jalan Mayor Suryotomo)
-
Wayang Kulit
-
Penari Jawa
-
Tari serimpi
-
Pangeran Arya Bhuminata
-
Ratu Maduretno
-
Dwarapala di Candi Sewu
-
Candi Prambanan
-
Candi Mendut
-
Relief Karmawibhangga O 101
-
Potret studio seorang wanita Jawa yang duduk di atas tunggul pohon.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ (Guillot 1981, hlm. 61) menulis bahwa tanggal 15 Februari 1844 sebagai tanggal kelahiran Cephas, dengan mengutip akta pembaptisan. (Knaap 1999, hlm. 5) membantah bahwa tanggal tersebut salah, sebagaimana pada batu nisannya tertulis 15 Januari 1845. Iklan duka kematiannya tahun 1912 menampilkan bahwa Chepas wafat pada umur 67 tahun.
- ^ a b Knaap 1999, hlm. 6
- ^ Knaap 1999, hlm. 7
- ^ a b Knaap 1999, hlm. 8
- ^ Knaap 1999, hlm. 10
- ^ Knaap 1999, hlm. 15
- ^ a b c Knaap 1999, hlm. 16
- ^ Knaap 1999, hlm. 17
- ^ Knaap 1999, hlm. 18
- ^ a b Knaap 1999, hlm. 20
- ^ Knaap 1999, hlm. 21–22
- ^ Knaap 1999, hlm. 23
- ^ Knaap 1999, hlm. 1
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Guillot, Clude (1981), "Un exemple d'assimilation á Java: le photographe Kassian Céphas", Archipel (dalam bahasa Prancis), 22: 55–73, doi:10.3406/arch.1981.1669, ISSN 0044-8613.
- Knaap, Gerrit (1999), Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan, Leiden: Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, ISBN 978-90-6718-142-6.
- Soerjoatmodjo, Yudhi (1999), "The Transfixed Spectator: The World as a Stage in the Photographs of Kassian Cephas", dalam Knaap, Gerrit, Cephas, Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan, Leiden: Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, hlm. 25–27, ISBN 978-90-6718-142-6.