Paku Alam II: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Perbaiki Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11: | Baris 11: | ||
| succession = [[Kadipaten Pakualaman|Adipati Kadipaten Pakualaman]] |
| succession = [[Kadipaten Pakualaman|Adipati Kadipaten Pakualaman]] |
||
| moretext = kedua |
| moretext = kedua |
||
| reign = |
| reign = 1830-1858 |
||
| reign-type = Bertakhta |
| reign-type = Bertakhta |
||
| coronation = |
| coronation =4 Januari 1830<ref name="bio"/> |
||
| cor-type = Penobatan |
| cor-type = Penobatan |
||
| predecessor = [[Paku Alam I]] |
| predecessor = [[Paku Alam I]] |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
| death_place = [[Pura Pakualaman]], [[Yogyakarta]]<ref name="bio"/> |
| death_place = [[Pura Pakualaman]], [[Yogyakarta]]<ref name="bio"/> |
||
| burial_place = [[Kotagede]], [[Yogyakarta]] |
| burial_place = [[Kotagede]], [[Yogyakarta]] |
||
| spouse = |
| spouse = Gusti Kanjeng Ratu Hayu |
||
| spouse-type = |
| spouse-type = Permaisuri |
||
| consort = |
| consort = |
||
| issue = |
| issue = Paku Alam III Paku Alam V |
||
| issue-link = |
| issue-link = |
||
| issue-pipe = |
| issue-pipe = |
||
Baris 37: | Baris 37: | ||
| era name = |
| era name = |
||
| era dates = |
| era dates = |
||
| regnal name = |
| regnal name = Sampeyan Dalem Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Paku Alam ingkang Jumeneng Kaping Kalih |
||
| posthumous name= |
| posthumous name= |
||
| temple name = |
| temple name = |
||
Baris 43: | Baris 43: | ||
| father = [[Paku Alam I]] |
| father = [[Paku Alam I]] |
||
| mother = |
| mother = |
||
| religion =Islam |
| religion = Islam |
||
| occupation = |
| occupation = |
||
| signature_type = Tanda tangan |
| signature_type = Tanda tangan |
||
Baris 50: | Baris 50: | ||
}} |
}} |
||
''' |
'''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam II''' dilahirkan [[25 Juni]] [[1786]] (versi lain [[1785]]) di [[Yogyakarta]]. Ia adalah putera pertama BPH Notokusumo ([[Paku Alam I]]). Bergelar (Paku Alam II) |
||
Kiprah RT Notodiningrat dalam kancah politik telah dilakukan ketika masih muda. Ketika terjadi intrik di istana ia sempat diangkat menjadi sekretaris istana oleh pamannya, Sultan Sepuh. Notodiningrat juga turut dibuang bersama ayahnya ke [[Semarang]] dan [[Batavia]]. Selama pemerintahan [[Paku Alam I]] ia sudah mendampingi ayahnya memerintah. |
|||
⚫ | Pada 1814 ia dilantik menjadi Pangeran Suryaningrat. Setelah ayah mangkat, maka pada 31 Desember 1829 sang pangeran ditahtakan sebagai '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat'''. Melalui '''[[perjanjian politik 1831-1832-1833]]''' dengan Pemerintah [[Hindia Belanda]], KGP Adipati Suryaningrat dikukuhkan menjadi '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II''' |
||
== Penobatan == |
|||
⚫ | Pada 1814 ia dilantik menjadi Pangeran Suryaningrat. Setelah ayah mangkat, maka pada 31 Desember 1829 sang pangeran ditahtakan sebagai '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat'''. Melalui '''[[perjanjian politik 1831-1832-1833]]''' dengan Pemerintah [[Hindia Belanda]], KGP Adipati Suryaningrat dikukuhkan menjadi '''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II'''. |
||
== Sebagai Adipati Pakualaman == |
|||
Dalam masa pemerintahannya ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap kesenian dan kesusastraan disamping meletakkan dasar pemerintahan Kadipaten Pakualaman. Kebudayaan menemukan wujud yang baru dalam kadipaten walaupun tidak meninggalkan pokoknya. |
|||
== Kehidupan Pribadi == |
|||
Perlu dicatat bahwa Paku Alam II dari garwa padmi (permaisuri) mendapat empat orang putra. Sementara keseluruhan putra-putrinya berjumlah 16 orang. Pada waktu ia naik tahta putra sulungnya yang bernama GPH Suryoputro telah wafat. Putra kedua yaitu GPH Suryaningrat terganggu ingatannya karena terlalu mendalami soal mistik. Putra yang ketiga GPH Nataningprang mendampinginya dalam memegang tampuk pemerintahan dan merupakan tulang punggungnya. Namun putra ketiga ini mendahului meninggal dunia pada 1857. Dengan demikian putra terakhirnya, GPH Sasraningrat, yang menggantikan membantu tampuk pemerintahan sekaligus pewaris tahta berikutnya. Akhirnya KGPA Paku Alam II mangkat pada [[23 Juli]] [[1858]] setelah bertahta sekitar 30 tahun dan dimakamkan di [[Kota Gede Yogyakarta]]. |
Perlu dicatat bahwa Paku Alam II dari garwa padmi (permaisuri) mendapat empat orang putra. Sementara keseluruhan putra-putrinya berjumlah 16 orang. Pada waktu ia naik tahta putra sulungnya yang bernama GPH Suryoputro telah wafat. Putra kedua yaitu GPH Suryaningrat terganggu ingatannya karena terlalu mendalami soal mistik. Putra yang ketiga GPH Nataningprang mendampinginya dalam memegang tampuk pemerintahan dan merupakan tulang punggungnya. Namun putra ketiga ini mendahului meninggal dunia pada 1857. Dengan demikian putra terakhirnya, GPH Sasraningrat, yang menggantikan membantu tampuk pemerintahan sekaligus pewaris tahta berikutnya. Akhirnya KGPA Paku Alam II mangkat pada [[23 Juli]] [[1858]] setelah bertahta sekitar 30 tahun dan dimakamkan di [[Kota Gede Yogyakarta]]. |
||
Baris 66: | Baris 73: | ||
{{kotak mulai}} |
{{kotak mulai}} |
||
{{s-reg}} |
{{s-reg}} |
||
{{kotak suksesi|jabatan = |
{{kotak suksesi|jabatan = [[Paku Alam|Adipati Pakualaman]]|pendahulu=[[Paku Alam I]]|pengganti = [[Paku Alam III]]|tahun = 1830-1858}} |
||
{{kotak selesai}} |
{{kotak selesai}} |
||
{{lifetime|1785|1858|Paku Alam 02}} |
{{lifetime|1785|1858|Paku Alam 02}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Paku Alam|2]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
Revisi terkini sejak 25 Juni 2024 02.32
Paku Alam II ꦦꦏꦸꦄꦭꦩ꧀꧇꧒꧇ | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat | |||||
![]() Gambar Paku Alam II yang dibuat pada sekitar tahun 1858 | |||||
Adipati Kadipaten Pakualaman kedua | |||||
Bertakhta | 1830-1858 | ||||
Penobatan | 4 Januari 1830[1] | ||||
Pendahulu | Paku Alam I | ||||
Penerus | Paku Alam III | ||||
Informasi pribadi | |||||
Kelahiran | Raden Tumenggung Natadiningrat 25 Juni 1786 Kraton Yogyakarta Yogyakarta | ||||
Kematian | 23 Juli 1858 Pura Pakualaman, Yogyakarta[1] | (umur 72)||||
Pemakaman | |||||
Wangsa | Mataram | ||||
| |||||
Ayah | Paku Alam I | ||||
Permaisuri | Gusti Kanjeng Ratu Hayu | ||||
Anak | Paku Alam III Paku Alam V | ||||
Agama | Islam |
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam II dilahirkan 25 Juni 1786 (versi lain 1785) di Yogyakarta. Ia adalah putera pertama BPH Notokusumo (Paku Alam I). Bergelar (Paku Alam II)
Kiprah RT Notodiningrat dalam kancah politik telah dilakukan ketika masih muda. Ketika terjadi intrik di istana ia sempat diangkat menjadi sekretaris istana oleh pamannya, Sultan Sepuh. Notodiningrat juga turut dibuang bersama ayahnya ke Semarang dan Batavia. Selama pemerintahan Paku Alam I ia sudah mendampingi ayahnya memerintah.
Penobatan[sunting | sunting sumber]
Pada 1814 ia dilantik menjadi Pangeran Suryaningrat. Setelah ayah mangkat, maka pada 31 Desember 1829 sang pangeran ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryaningrat. Melalui perjanjian politik 1831-1832-1833 dengan Pemerintah Hindia Belanda, KGP Adipati Suryaningrat dikukuhkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II.
Sebagai Adipati Pakualaman[sunting | sunting sumber]
Dalam masa pemerintahannya ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap kesenian dan kesusastraan disamping meletakkan dasar pemerintahan Kadipaten Pakualaman. Kebudayaan menemukan wujud yang baru dalam kadipaten walaupun tidak meninggalkan pokoknya.
Kehidupan Pribadi[sunting | sunting sumber]
Perlu dicatat bahwa Paku Alam II dari garwa padmi (permaisuri) mendapat empat orang putra. Sementara keseluruhan putra-putrinya berjumlah 16 orang. Pada waktu ia naik tahta putra sulungnya yang bernama GPH Suryoputro telah wafat. Putra kedua yaitu GPH Suryaningrat terganggu ingatannya karena terlalu mendalami soal mistik. Putra yang ketiga GPH Nataningprang mendampinginya dalam memegang tampuk pemerintahan dan merupakan tulang punggungnya. Namun putra ketiga ini mendahului meninggal dunia pada 1857. Dengan demikian putra terakhirnya, GPH Sasraningrat, yang menggantikan membantu tampuk pemerintahan sekaligus pewaris tahta berikutnya. Akhirnya KGPA Paku Alam II mangkat pada 23 Juli 1858 setelah bertahta sekitar 30 tahun dan dimakamkan di Kota Gede Yogyakarta.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Soedarisman Poerwokoesoemo, KPH, Mr (1985) KADIPATEN PAKUALAMAN, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Paku Alam I |
Adipati Pakualaman 1830-1858 |
Diteruskan oleh: Paku Alam III |