Lompat ke isi

Sangitan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: tanpa takson -> klad + clean up
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{taxobox
{{Taxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
|name = Sangitan
|name = Sangitan
|image = Sambucus chinensis 1.JPG
|image = Sambucus chinensis 1.JPG
|image_caption = Sangitan
|image_caption = Sangitan
|regnum = [[Plantae]]
|regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
|unranked_divisio = [[Angiospermae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
|unranked_classis = [[Eudikotil]]
{{kladtb|[[Eudikotil]]}}
|unranked_ordo = [[Asterids]]
{{kladtb|[[Asterid]]}}
|ordo = [[Dipsacales]]
|ordo = [[Dipsacales]]
|familia = [[Adoxaceae]]
|familia = [[Adoxaceae]]
Baris 19: Baris 21:
Di [[Maluku]], Sanitan disebut ''Halemaniri'', yaitu di daerah [[Tidore]].<ref name="Damayanti"/><ref name="Dalimarta"/>
Di [[Maluku]], Sanitan disebut ''Halemaniri'', yaitu di daerah [[Tidore]].<ref name="Damayanti"/><ref name="Dalimarta"/>


== Asal-usul Sangitan ==
== Asal usul Sangitan ==
Sangitan merupakan tanaman asli [[Indonesia]].<ref name="Saky">{{id}} Fauzi R. Kusuma & B. Muhammad Zaky., Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat, Jakarta: Agromedia, Hal. 48-49</ref> Sangitan juga banyak dijumpai di [[Bhutan]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Tiongkok]] (kecuali di utara), [[India]], [[Jepang]], [[Laos]], [[Malaysia]] (di Sabah), [[Filipina]], [[Thailand Selatan]], dan [[Vietnam]]<ref name=FoC>{{cite web|url=http://www.efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&taxon_id=242425216 |title=''Sambucus javanica'' |author=Deyuan Hong, Qiner Yang, Valéry Malécot & David E. Boufford |work=Flora of China |publisher=Missouri Botanical Garden, St. Louis, MO & Harvard University Herbaria, Cambridge, MA |accessdate=21 March 2013}}</ref><ref name=grin>{{cite web |url=http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?32990 |title=''Sambucus javanica'' at NPGS/GRIN |author=[[United States Department of Agriculture|USDA]], [[Agricultural Research Service|ARS]], National Genetic Resources Program |year= |work=[[Germplasm Resources Information Network]] (GRIN) |publisher=[[United States Department of Agriculture]] |date=May 19, 2011 |accessdate=21 March 2013}}</ref>
Sangitan merupakan tanaman asli [[Indonesia]].<ref name="Saky">{{id}} Fauzi R. Kusuma & B. Muhammad Zaky., Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat, Jakarta: Agromedia, Hal. 48-49</ref> Sangitan juga banyak dijumpai di [[Bhutan]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Tiongkok]] (kecuali di utara), [[India]], [[Jepang]], [[Laos]], [[Malaysia]] (di Sabah), [[Filipina]], [[Thailand Selatan]], dan [[Vietnam]]<ref name=FoC>{{cite web|url=http://www.efloras.org/florataxon.aspx?flora_id=2&taxon_id=242425216 |title=''Sambucus javanica'' |author=Deyuan Hong, Qiner Yang, Valéry Malécot & David E. Boufford |work=Flora of China |publisher=Missouri Botanical Garden, St. Louis, MO & Harvard University Herbaria, Cambridge, MA |accessdate=21 March 2013}}</ref><ref name=grin>{{cite web |url=http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?32990 |title=''Sambucus javanica'' at NPGS/GRIN |author=[[United States Department of Agriculture|USDA]], [[Agricultural Research Service|ARS]], National Genetic Resources Program |year= |work=[[Germplasm Resources Information Network]] (GRIN) |publisher=[[United States Department of Agriculture]] |date=May 19, 2011 |accessdate=21 March 2013 |archive-date=2012-10-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121011142618/http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?32990 |dead-url=yes }}</ref>
Keberadaan Sangitan kurang diperhatikan orang bahkan terkadang dianggap sebagai [[gulma]], padahal di Tiongkok, Sangitan sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit [[hepatitis]].<ref name="Efifah">{{id}}Tanaman Obat untuk mengatasi hepatitis, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2005, Hal. 40-41</ref>
Keberadaan Sangitan kurang diperhatikan orang bahkan terkadang dianggap sebagai [[gulma]], padahal di Tiongkok, Sangitan sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit [[hepatitis]].<ref name="Efifah">{{id}}Tanaman Obat untuk mengatasi hepatitis, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2005, Hal. 40-41</ref>


Baris 44: Baris 46:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
{{Authority control}}
{{Taxonbar|from=Q4117827}}


[[Kategori:Farmasi]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
[[Kategori:Pertanian]]
[[Kategori:Pertanian]]
[[Kategori:Tumbuhan]]
[[Kategori:Tumbuhan]]
[[Kategori:Biologi]]
[[Kategori:Sambucus]]

Revisi terkini sejak 29 Juni 2024 13.19

Sangitan
Sangitan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. javanica
Nama binomial
Sambucus javanica

Sangitan (Latin: Sambucus Javanica Reinv / Sambuci Javanicae) adalah jenis tanaman herbal dalam keluarga Adoxaceae asli Asia dan merupakan tanaman subtropis dan tropis.[1][2] Sinonim nama ilmiahnya: Sambucus Chinensis Lindl., Simbucus Ebuloides Desc., Simbucus Thunbergiana BI., Phyteuma Bipinnata Lour., dan P. Cochinchinensis Lour.[1] Nama Sangitan atau Kelak Nasi diambil dari bahasa Melayu.[1][2]

Di Pulau Sumatera sendiri ia dikenal dalam beberapa sebutan, di Aceh ia disebut Abur, di Bengkulu ia dinamai Babalat.[1][2] Sedangkan di Pulau Jawa, di daerah Sunda disebut Kerak Nasi, di Jawa Tengah, orang menyebutnya sebagai tanaman Brobos Kebo.[1][2] Di Maluku, Sanitan disebut Halemaniri, yaitu di daerah Tidore.[1][2]

Asal usul Sangitan

[sunting | sunting sumber]

Sangitan merupakan tanaman asli Indonesia.[3] Sangitan juga banyak dijumpai di Bhutan, Burma, Kamboja, Tiongkok (kecuali di utara), India, Jepang, Laos, Malaysia (di Sabah), Filipina, Thailand Selatan, dan Vietnam[4][5] Keberadaan Sangitan kurang diperhatikan orang bahkan terkadang dianggap sebagai gulma, padahal di Tiongkok, Sangitan sangat terkenal dan dimanfaatkan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit hepatitis.[6]

Karakteristi Tanaman Sangitan

[sunting | sunting sumber]

Sangitan biasanya tumbuh di pinggir sawah dan di antara semak belukar di hutan bambu.[6] Rantingnya saling berdesakan dan membentuk perdu, tampak unik bagian daunnya.[6] Lebar daun berukuran 2–3 cm, ujungnya meruncing membuat daunnya semakin sempit dan helaiannya seperti menutup.[6] Bunganya berwarna putih agak krem di pucuk tanaman sehingga kelihatan menonjol.[6] Bentuk mahkota bunga seperti bintang, pertumbuhannya mengarah ke atas dan sekilas mirip payung.[6]

Rasa pohon atau daun Sangitan manis agak pahit.[7] Herba ini masuk dalam meridian hati (liver) dan berkasiat sebagai peluruh kencing (diretik).[7]

Kandungan Kimia

[sunting | sunting sumber]

Sangitan kaya akan kandungan kimia, seperti minyak esensial, asam ursolik, beta sitosterol, alfa amyrin palmitat, KNO, dan tanin.[3][6][7] Kandungan tersebut menyebar di bagian akar, batang, dan daun.[3][6][7] Di samping itu, menurut data Departemen Kesehatan, tanaman ini mengandung sambunigran dan glukosida.[3][6][7]

Pemanfaatan Bagian Tanaman Sangitan

[sunting | sunting sumber]

Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah akar, daun, dan bunga.[2] Pemakaiannya Sangitan dapat dilakukan dengan mengolahnya ketika masih segar maupun dapat dilakukan dengan cara dijemur sampai kering jika akan disimpan.[2]

Akarnya digunakan untuk beberapa pengobatan penyakit, antara lain bengkak dan memar, tulang patah, reumatik, pegal linu, dan sakit kuning.[2] Daunnya digunakan untuk mengobati bengkak karena timbunan cairan pada penyakit ginjal, beri-beri, disentri, radang saluran napas kronis, eripelasi.[2] Seluruh tumbuhan digunakan untuk pengobatan sakit keram, nyeri tulang, memar, kulit terbakar, bercak hitam di wajah, untuk menghaluskan kulit dan merangsang saraf.[2] Penggunaannya sangat sederhana dan sifatnya masih lokal.[2] Daunnya bisa ditumbuk, direbus (airnya diminum atau untuk mencuci bagian tubuh yang sakit), atau diperas setelah ditumbuk.[2]

Contoh, penggunaan bagi penderita penyakit kuning: cuci 30-50 g akar sangitan kering atau 90 g akar sangitan segar, lalu potong seperlunya.[2] Tambahkan daging sapi yang jumlahnya sama banyak, setelah dingin, air diminum dan dagingnya dimakan.[2]

Efek Samping

[sunting | sunting sumber]

Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan ini karena dapat menyebabkan kematian janin.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f (Indonesia) Dewi Damayanti., Buku pintar tanaman obat: 431 jenis tanaman penggempur aneka penyakit (Google eBuku), Jakarta: AgroMedia, 2008, Hal. 215-216
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o (Indonesia) Setiawan Dalimarta., Atlas tumbuhan obat Indonesia, Volume 2, Jakarta: Trubus Agriwidya, 2000, Hal. 166-170
  3. ^ a b c d (Indonesia) Fauzi R. Kusuma & B. Muhammad Zaky., Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat, Jakarta: Agromedia, Hal. 48-49
  4. ^ Deyuan Hong, Qiner Yang, Valéry Malécot & David E. Boufford. "Sambucus javanica". Flora of China. Missouri Botanical Garden, St. Louis, MO & Harvard University Herbaria, Cambridge, MA. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  5. ^ USDA, ARS, National Genetic Resources Program (May 19, 2011). "Sambucus javanica at NPGS/GRIN". Germplasm Resources Information Network (GRIN). United States Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-11. Diakses tanggal 21 March 2013. 
  6. ^ a b c d e f g h i (Indonesia)Tanaman Obat untuk mengatasi hepatitis, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2005, Hal. 40-41
  7. ^ a b c d e (Indonesia)Nurheti Yuliarti., Sehat, Cantik, Bugar dengan Herbal dan Obat Tradisional, Yogyakarta: Penerbit Andi, Hal. 72-73