Lompat ke isi

Suku Kanum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Elijah Mahoebessy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(14 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
|group = '''Kanum'''
|group = '''Kanum'''
|native_name = {{small|''Kanume''}}
|native_name = {{small|''Kanume''}}
|image = [[File:Suku Kanum.jpg|300px]]
|image = [[file:Suku Kanum.jpg|300px]]
|caption = Masyarakat Suku Kanum bersama Satgas TNI di perbatasan
|caption = Masyarakat suku Kanum bersama [[Tentara Nasional Indonesia|Satgas TNI]] di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
|population = ~1000
|population = ~1.000
|popplace = {{flag|Indonesia}} ([[Papua Selatan]]), {{flag|Papua Nugini}} ([[Provinsi Barat, Papua Nugini|Provinsi Barat]])
|popplace = {{flag|Indonesia}} ([[Papua Selatan]]), {{flag|Papua Nugini}} ([[Provinsi Barat, Papua Nugini|Provinsi Barat]])
|langs = [[Bahasa Kanum Smarky]], [[Bahasa Kanum Sota]], [[Bahasa Kanum Ngkâlmpw]], [[Bahasa Kanum Barkari]]
|langs = [[Bahasa Kanum Smarky|Kanum Smarky]], [[Bahasa Kanum Sota|Kanum Sota]], [[Bahasa Kanum Ngkâlmpw|Kanum Ngkâlmpw]], [[Bahasa Kanum Barkari|Kanum Barkari]], [[Bahasa Kanum Badi|Kanum Badi]]
|rels = [[Kristen]] (dominan), keyakinan adat
|rels = [[Kekristenan]] (dominan), kepercayaan asli
|related = [[Suku Marind]], [[Suku Yei]]
|related = [[Suku Marind|Marind]] dan [[Suku Yei|Yei]]
}}
}}
'''Suku Kanum''' atau '''Kanume''' adalah kelompok [[etnis]] kecil yang tinggal di kawasan perbatasan [[Kabupaten Merauke]], [[Papua Selatan]] dan [[Papua Nugini]]. Kanum dianggap sebagai subsuku [[Suku Marind|Marind]], namun mereka memiliki bahasa tersendiri yaitu [[Bahasa Kanum]] yang termasuk dalam rumpun [[Bahasa Yam]], sehingga lebih mendekati bahasa [[Suku Yei]] dan suku-suku di Papua Nugini dibandingkan dengan bahasa Suku Marind yang merupakan suku lokal terbesar di Merauke. Kanum adalah salah satu suku yang tinggal di [[Taman Nasional Wasur]].<ref name="Evans">{{cite book |last=Evans |first=Nicholas |editor1-last=Palmer |editor1-first=Bill |date=2018 |title=The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide |chapter=The languages of Southern New Guinea |series= The World of Linguistics |volume=4 |location=Berlin |publisher=De Gruyter Mouton |pages=641–774 |isbn=978-3-11-028642-7}}</ref> Terdapat beberapa marga yang ada di Suku Kanum, antara lain: Mbanggu, Ndimar, Ndiken, Sanggra, Mayuwa, Gelambu dan Kul.<ref name=winara>{{Cite journal|title=PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU KANUM DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA|journal=Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)|url=http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2798|last=Winara|first=Aji|issue=1|volume=13|last2=Mukhtar|first2=Abdullah Syarief|publisher=Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan|year=2016}}</ref>
'''Suku Kanum''' (''Kanume'') adalah sebuah [[kelompok etnis]] yang mendiami kawasan perbatasan [[Kabupaten Merauke]], [[Papua Selatan]] dan [[Papua Nugini]]. Suku Kanum dianggap sebagai sub-suku [[Suku Marind|Marind]], namun mereka memiliki bahasa tersendiri, yakni [[bahasa Kanum]] yang termasuk dalam [[rumpun bahasa Yam]], sehingga lebih mendekati [[bahasa Yei]] dan suku-suku di Papua Nugini, jika dibandingkan dengan bahasa Marind yang merupakan kelompok etnis lokal terbesar di Merauke.<ref name="Evans">{{cite book |last=Evans |first=Nicholas |editor1-last=Palmer |editor1-first=Bill |date=2018 |title=The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide |chapter=The languages of Southern New Guinea |series= The World of Linguistics |volume=4 |location=Berlin |publisher=De Gruyter Mouton |pages=641–774 |isbn=978-3-11-028642-7}}</ref>


Suku ini merupakan salah satu kelompok etnis yang tinggal di kawasan [[Taman Nasional Wasur]]. Dalam masyarakat suku Kanum terdapat beberapa marga, antara lain Mbanggu, Ndimar, Ndiken, Sanggra, Mayuwa, Gelambu, dan Kul.<ref name=winara>{{Cite journal|title=PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU KANUM DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA|journal=Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA)|url=http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHKA/article/view/2798|last=Winara|first=Aji|issue=1|volume=13|last2=Mukhtar|first2=Abdullah Syarief|publisher=Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan|year=2016}}</ref>
== Geografi dan bahasa ==
Suku Kanum tersebar di berbagai kampung di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Di Indonesia, Suku Kanum memiliki wilayah adat yang luas di kawasan [[Taman Nasional Wasur]], sebuah taman nasional di dataran rendah dengan topografi rawa-rawa, hutan, dan padang sabana. Masyarakat Kanum berburu hewan-hewan seperti babi hutan, rusa, dan [[walabi]] secara tradisional dengan busur panah, tombak, dan parang.<ref>{{Cite web|url=https://ksdae.menlhk.go.id/berita/8389/jumpa-pertama-masyarakat-suku-kanume.html|title=Jumpa Pertama Masyarakat Suku Kanume|date=2020-07-27|website=ksdae.menlhk.go.id|last=Heryadi|first=Eka|publisher=Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan}}</ref> Suku Kanum juga mengambil tanaman dari alam seperti [[sagu]] serta membudidayakan umbi-umbian seperti [[gembili]] (dalam bahasa lokal disebut ''nai''), kedua tanaman itu dijadikan makanan pokok.<ref>{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2020/12/25/gembili-tanaman-adat-suku-kanume/|title=Gembili, Tanaman Adat Suku Kanume|date=2020-12-25|website=mongabay.co.id|last=Batbual|first=Agapitus|publisher=MONGABAY}}</ref> Masyarakat Kanum juga memanfaatkan [[kayu putih]] yang banyak ditemukan di Taman Nasional Wasur untuk disuling kemudian dipasarkan ke wilayah lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.<ref>{{Cite web|url=https://papuaselatanpos.com/2020/05/08/sumadi-optimis-minyak-kayu-putih-merauke-bisa-tingkatkan-ekonomi-masyarakat/|title=Sumadi Optimis Minyak Kayu Putih Merauke bisa Tingkatkan Ekonomi Masyarakat|date=2020-05-08|access-date=2024-06-24|website=papuaselatanpos.com}}</ref><ref name=winara></ref>


== Masyarakat ==
Suku Kanum tersebar di distrik Sota dan Naukenjerai di Kabupaten Merauke. Kanum dapat dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan bahasanya. Contohnya, penutur [[Bahasa Kanum Smarky]] di Kampung Rawa Biru, penutur [[Bahasa Kanum Sota]] di Sota, penutur [[Bahasa Kanum Ngkâlmpw]] atau Ngkalembu/Ngkolmpu di Kampung Yanggandur, dan penutur [[Bahasa Kanum Barkari]] di Kampung Kondo.<ref>{{Cite journal|title=Report on the Merauke Subdistrict Survey Papua, Indonesia|journal=SIL Electronic Survey Report 2009-018|url=https://www.sil.org/system/files/reapdata/18/66/33/18663399736509074854210976688303464681/silesr2009_018.pdf|last=Sohn|first=Myo-Sook|last2=Lebold|first2=Randy|publisher=SIL International|year=2009|last3=Kriens|first3=Ron}}</ref><ref>{{Cite journal|title=ANALISIS KONSTRASTIF FONEM BAHASA KANUM SOTA DAN BAHASA KANUM BARKARI|journal=Kibas Cenderawasih: Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan|url=http://kibascenderawasih.kemdikbud.go.id/index.php/kibas/article/view/97/73|last=Sanjoko|first=Yohanis|issue=1|volume=13|publisher=Balai Bahasa Papua|year=2016}}</ref> Bahasa-bahasa Suku Kanum tergolong dalam bahasa yang terancam punah karena penuturnya yang sangat sedikit, contohnya di tahun 2024 penutur Kanum Smarky 80 orang dan Kanum Sota 100 orang. Ada juga [[Bahasa Kanum Badi]] dengan penutur hanya 10 orang tersisa.<ref>{{Cite web|url=https://papuaselatanpos.com/2024/02/26/3-bahasa-lokal-merauke-diambang-kepunahan/|title=3 Bahasa Lokal Merauke Diambang Kepunahan|date=2024-02-24|access-date=2024-06-24|website=papuaselatanpos.com}}</ref>
[[Berkas:Kanum people of Papua (distribution in Merauke Indonesia).png|thumb|Peta persebaran suku Kanum di Kabupaten Merauke, Indonesia.]]
Suku Kanum tersebar di beberapa kampung-kampung di perbatasan Indonesia-Papua Nugini, terutama di [[Kabupaten Merauke]]. Di Indonesia, suku Kanum memiliki wilayah adat yang luas di kawasan [[Taman Nasional Wasur]], sebuah taman nasional di dataran rendah dengan topografi rawa-rawa, hutan, dan padang sabana. Masyarakat Kanum berburu hewan-hewan seperti babi hutan, rusa, dan [[walabi]]. Perburuan tersebut dilakukan secara tradisional dengan menggunakan busur panah, tombak, dan parang.<ref>{{Cite web|url=https://ksdae.menlhk.go.id/berita/8389/jumpa-pertama-masyarakat-suku-kanume.html|title=Jumpa Pertama Masyarakat Suku Kanume|date=2020-07-27|website=ksdae.menlhk.go.id|last=Heryadi|first=Eka|publisher=Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan}}</ref> Suku Kanum juga mengambil tanaman dari alam seperti [[sagu]] serta membudidayakan umbi-umbian seperti [[gembili]] (dalam bahasa lokal disebut ''nai''), kedua tanaman itu dijadikan sebagai makanan pokok.<ref>{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2020/12/25/gembili-tanaman-adat-suku-kanume/|title=Gembili, Tanaman Adat Suku Kanume|date=2020-12-25|website=mongabay.co.id|last=Batbual|first=Agapitus|publisher=MONGABAY}}</ref> Masyarakat Kanum juga memanfaatkan [[kayu putih]] yang banyak ditemukan di Taman Nasional Wasur untuk disuling kemudian dipasarkan ke wilayah lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.<ref>{{Cite web|url=https://papuaselatanpos.com/2020/05/08/sumadi-optimis-minyak-kayu-putih-merauke-bisa-tingkatkan-ekonomi-masyarakat/|title=Sumadi Optimis Minyak Kayu Putih Merauke bisa Tingkatkan Ekonomi Masyarakat|date=2020-05-08|access-date=2024-06-24|website=papuaselatanpos.com}}</ref><ref name=winara></ref>


Suku Kanum tersebar di distrik [[Sota, Merauke|Sota]] dan [[Naukenjerai, Merauke|Naukenjerai]] di Kabupaten Merauke. Masyarakat Kanum dapat dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan bahasanya. Contohnya, penutur [[bahasa Kanum Smarky]] di Kampung Rawa Biru, penutur [[bahasa Kanum Sota]] di Sota, penutur [[bahasa Kanum Ngkâlmpw]] atau Ngkalembu/Ngkolmpu di Kampung Yanggandur, dan penutur [[bahasa Kanum Barkari]] di Kampung Kondo.<ref>{{Cite journal|title=Report on the Merauke Subdistrict Survey Papua, Indonesia|journal=SIL Electronic Survey Report 2009-018|url=https://www.sil.org/system/files/reapdata/18/66/33/18663399736509074854210976688303464681/silesr2009_018.pdf|last=Sohn|first=Myo-Sook|last2=Lebold|first2=Randy|publisher=SIL International|year=2009|last3=Kriens|first3=Ron}}</ref><ref>{{Cite journal|title=ANALISIS KONSTRASTIF FONEM BAHASA KANUM SOTA DAN BAHASA KANUM BARKARI|journal=Kibas Cenderawasih: Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan|url=http://kibascenderawasih.kemdikbud.go.id/index.php/kibas/article/view/97/73|last=Sanjoko|first=Yohanis|issue=1|volume=13|publisher=Balai Bahasa Papua|year=2016}}</ref> Bahasa-bahasa suku Kanum tergolong dalam bahasa yang terancam punah karena penuturnya yang sangat sedikit. Pada tahun 2024, bahasa Kanum Smarky dituturkan oleh 80 orang dan bahasa Kanum Sota dituturkan oleh 100 orang. Terdapat juga [[bahasa Kanum Badi]] dengan jumlah penutur hanya 10 orang tersisa.<ref>{{Cite web|url=https://papuaselatanpos.com/2024/02/26/3-bahasa-lokal-merauke-diambang-kepunahan/|title=3 Bahasa Lokal Merauke Diambang Kepunahan|date=2024-02-24|access-date=2024-06-24|website=papuaselatanpos.com}}</ref>
Suku Kanum juga tinggal di Papua Nugini dan berkerabat dekat dengan Suku Kanum di Indonesia. Mereka sering datang ke [[Pos lintas batas negara di Indonesia|Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota]] dengan berjalan kaki atau bersepeda selama belasan kilometer dari kampung mereka untuk membeli sembako dengan menukar hasil bumi seperti ikan dan hewan buruan. Mereka mudah memasuki wilayah Indonesia dengan adanya dokumen lintas batas. Warga Kanum Papua Nugini juga sering diundang untuk mengikuti perayaan tertentu di Sota.<ref>{{Cite web|url=https://arsip.jubi.id/suku-kanum-juga-ada-di-papua-nugini/|title=Suku Kanum juga ada di Papua Nugini|date=2018-08-21|website=jubi.id|last=Ans K.|publisher=JUBI}}</ref>


Suku Kanum juga tinggal di Papua Nugini dan masih sering berhubungan dengan suku Kanum di Indonesia. Mereka sering datang ke [[Pos lintas batas negara di Indonesia|Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota]] dengan berjalan kaki atau bersepeda selama belasan kilometer dari kampung mereka untuk membeli sembako dengan menukar hasil bumi seperti ikan dan hewan buruan. Mereka mudah memasuki wilayah Indonesia dengan adanya dokumen lintas batas. Masyarakat Kanum Papua Nugini juga sering diundang untuk mengikuti perayaan tertentu di Sota.<ref>{{Cite web|url=https://arsip.jubi.id/suku-kanum-juga-ada-di-papua-nugini/|title=Suku Kanum juga ada di Papua Nugini|date=2018-08-21|website=jubi.id|last=Ans K.|publisher=JUBI}}</ref>

== Lihat juga ==
*[[Bahasa Kanum Sota]]
*[[Suku Marind]]
*[[Daftar suku bangsa di Papua]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 24: Baris 31:


[[Kategori:Suku bangsa di Papua Selatan]]
[[Kategori:Suku bangsa di Papua Selatan]]
[[kategori:Suku bangsa di Indonesia]]

Revisi per 2 Juli 2024 18.07

Kanum
Kanume
Masyarakat suku Kanum bersama Satgas TNI di perbatasan Indonesia-Papua Nugini.
Jumlah populasi
~1.000
Daerah dengan populasi signifikan
 Indonesia (Papua Selatan),  Papua Nugini (Provinsi Barat)
Bahasa
Kanum Smarky, Kanum Sota, Kanum Ngkâlmpw, Kanum Barkari, Kanum Badi
Agama
Kekristenan (dominan), kepercayaan asli
Kelompok etnik terkait
Marind dan Yei

Suku Kanum (Kanume) adalah sebuah kelompok etnis yang mendiami kawasan perbatasan Kabupaten Merauke, Papua Selatan dan Papua Nugini. Suku Kanum dianggap sebagai sub-suku Marind, namun mereka memiliki bahasa tersendiri, yakni bahasa Kanum yang termasuk dalam rumpun bahasa Yam, sehingga lebih mendekati bahasa Yei dan suku-suku di Papua Nugini, jika dibandingkan dengan bahasa Marind yang merupakan kelompok etnis lokal terbesar di Merauke.[1]

Suku ini merupakan salah satu kelompok etnis yang tinggal di kawasan Taman Nasional Wasur. Dalam masyarakat suku Kanum terdapat beberapa marga, antara lain Mbanggu, Ndimar, Ndiken, Sanggra, Mayuwa, Gelambu, dan Kul.[2]

Masyarakat

Peta persebaran suku Kanum di Kabupaten Merauke, Indonesia.

Suku Kanum tersebar di beberapa kampung-kampung di perbatasan Indonesia-Papua Nugini, terutama di Kabupaten Merauke. Di Indonesia, suku Kanum memiliki wilayah adat yang luas di kawasan Taman Nasional Wasur, sebuah taman nasional di dataran rendah dengan topografi rawa-rawa, hutan, dan padang sabana. Masyarakat Kanum berburu hewan-hewan seperti babi hutan, rusa, dan walabi. Perburuan tersebut dilakukan secara tradisional dengan menggunakan busur panah, tombak, dan parang.[3] Suku Kanum juga mengambil tanaman dari alam seperti sagu serta membudidayakan umbi-umbian seperti gembili (dalam bahasa lokal disebut nai), kedua tanaman itu dijadikan sebagai makanan pokok.[4] Masyarakat Kanum juga memanfaatkan kayu putih yang banyak ditemukan di Taman Nasional Wasur untuk disuling kemudian dipasarkan ke wilayah lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.[5][2]

Suku Kanum tersebar di distrik Sota dan Naukenjerai di Kabupaten Merauke. Masyarakat Kanum dapat dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan bahasanya. Contohnya, penutur bahasa Kanum Smarky di Kampung Rawa Biru, penutur bahasa Kanum Sota di Sota, penutur bahasa Kanum Ngkâlmpw atau Ngkalembu/Ngkolmpu di Kampung Yanggandur, dan penutur bahasa Kanum Barkari di Kampung Kondo.[6][7] Bahasa-bahasa suku Kanum tergolong dalam bahasa yang terancam punah karena penuturnya yang sangat sedikit. Pada tahun 2024, bahasa Kanum Smarky dituturkan oleh 80 orang dan bahasa Kanum Sota dituturkan oleh 100 orang. Terdapat juga bahasa Kanum Badi dengan jumlah penutur hanya 10 orang tersisa.[8]

Suku Kanum juga tinggal di Papua Nugini dan masih sering berhubungan dengan suku Kanum di Indonesia. Mereka sering datang ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota dengan berjalan kaki atau bersepeda selama belasan kilometer dari kampung mereka untuk membeli sembako dengan menukar hasil bumi seperti ikan dan hewan buruan. Mereka mudah memasuki wilayah Indonesia dengan adanya dokumen lintas batas. Masyarakat Kanum Papua Nugini juga sering diundang untuk mengikuti perayaan tertentu di Sota.[9]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Evans, Nicholas (2018). "The languages of Southern New Guinea". Dalam Palmer, Bill. The Languages and Linguistics of the New Guinea Area: A Comprehensive Guide. The World of Linguistics. 4. Berlin: De Gruyter Mouton. hlm. 641–774. ISBN 978-3-11-028642-7. 
  2. ^ a b Winara, Aji; Mukhtar, Abdullah Syarief (2016). "PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT OLEH SUKU KANUM DI TAMAN NASIONAL WASUR, PAPUA". Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam (JPHKA). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 13 (1). 
  3. ^ Heryadi, Eka (2020-07-27). "Jumpa Pertama Masyarakat Suku Kanume". ksdae.menlhk.go.id. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 
  4. ^ Batbual, Agapitus (2020-12-25). "Gembili, Tanaman Adat Suku Kanume". mongabay.co.id. MONGABAY. 
  5. ^ "Sumadi Optimis Minyak Kayu Putih Merauke bisa Tingkatkan Ekonomi Masyarakat". papuaselatanpos.com. 2020-05-08. Diakses tanggal 2024-06-24. 
  6. ^ Sohn, Myo-Sook; Lebold, Randy; Kriens, Ron (2009). "Report on the Merauke Subdistrict Survey Papua, Indonesia" (PDF). SIL Electronic Survey Report 2009-018. SIL International. 
  7. ^ Sanjoko, Yohanis (2016). "ANALISIS KONSTRASTIF FONEM BAHASA KANUM SOTA DAN BAHASA KANUM BARKARI". Kibas Cenderawasih: Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan. Balai Bahasa Papua. 13 (1). 
  8. ^ "3 Bahasa Lokal Merauke Diambang Kepunahan". papuaselatanpos.com. 2024-02-24. Diakses tanggal 2024-06-24. 
  9. ^ Ans K. (2018-08-21). "Suku Kanum juga ada di Papua Nugini". jubi.id. JUBI.