Lompat ke isi

Pulang (novel): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaar Dinn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{disambiginfo|Pulang (disambiguasi)}}
{{Kotakinfo Buku
{{Kotakinfo Buku
| name = Pulang
| name = Pulang
Baris 27: Baris 28:
| followed_by =
| followed_by =
}}
}}
'''''Pulang''''' adalah judul [[novel]] karya [[Leila S. Chudori]] yang diterbitkan oleh [[Kepustakaan Populer Gramedia]] pada tahun [[2013]]. Novel setebal 552 halaman ini mengantarkan Leila memenangi Penghargaan [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] untuk kategori prosa, pada tahun [[2013]]. ''Pulang'' merupakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September 1965]], [[Mei 1968|Prancis pada Mei 1968]], dan [[Kerusuhan Mei 1998]]. Penghargaan serupa, tahun itu, juga diberikan kepada [[Afrizal Malna]] melalui karyanya, ''[[Museum Penghancur Dokumen]]'' untuk kategori [[Puisi]].<ref>{{cite web
'''''Pulang''''' adalah judul [[novel]] karya [[Leila S. Chudori]] yang diterbitkan oleh [[Kepustakaan Populer Gramedia]] pada tahun [[2013]]. Novel setebal 552 halaman ini mengantarkan Leila memenangi Penghargaan [[Kusala Sastra Khatulistiwa]] untuk kategori [[prosa]], pada tahun [[2013]]. ''Pulang'' merupakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September 1965]], [[Mei 1968|Prancis pada Mei 1968]], dan [[Kerusuhan Mei 1998]].<ref>{{cite web
|last=
|last=
|first=
|first=
Baris 114: Baris 115:


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
* Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.
* Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan [[seniman]] lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.


: Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
: Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.


* Mei 1998: Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, menyatakan keinginannya untuk ke Indonesia dan merekam pengalaman keluarga korban tragedi September 30 sebagai tugas akhir kuliah. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putera Hananto Prawiro, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.
* Mei 1998: Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, menyatakan keinginannya untuk ke Indonesia dan merekam pengalaman keluarga korban tragedi September 30 sebagai tugas akhir kuliah. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putera Hananto Prawiro, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya [[Presiden Indonesia]] yang sudah berkuasa selama 32 tahun.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 126: Baris 127:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|Referensi=5. Daftar Pemenang : Link is live : https://www.kusalasastrakhatulistiwa.com/pemenang}}
{{reflist|Referensi=5. Daftar Pemenang : Link is live : https://www.kusalasastrakhatulistiwa.com/pemenang}}
{{buku-stub}}


[[Kategori:Buku sastra]]
[[Kategori:Buku sastra]]
[[Kategori:Karya sastra]]
[[Kategori:Karya sastra]]
[[Kategori:Sastra Indonesia]]
[[Kategori:Sastra Indonesia]]


{{buku-stub}}

Revisi terkini sejak 4 Juli 2024 00.07

Pulang
PengarangLeila S. Chudori
BahasaIndonesia Indonesia
PenerbitKepustakaan Populer Gramedia
Tanggal terbit
2013
Halaman552 halaman
ISBNISBN 978-979-91-0515-8

Pulang adalah judul novel karya Leila S. Chudori yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2013. Novel setebal 552 halaman ini mengantarkan Leila memenangi Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori prosa, pada tahun 2013. Pulang merupakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Gerakan 30 September 1965, Prancis pada Mei 1968, dan Kerusuhan Mei 1998.[1][2][3][4][5][6]

  • Paris, Mei 1968: Ketika revolusi mahasiswa berkecamuk di Paris, Dimas Suryo, seorang eksil politik Indonesia bertemu Vivienne Deveraux, seorang mahasiswa Prancis yang ikut demonstrasi melawan pemerintah Prancis. Pada saat yang sama, Dimas menerima kabar dari Jakarta: Hananto Prawiro, sahabatnya, ditangkap tentara dan dinyatakan tewas. Dimas merasa cemas dan gamang. Bersama puluhan wartawan dan seniman lain, dia tak bisa kembali ke Jakarta karena paspornya dicabut oleh pemerintah Indonesia. Sejak itu mereka mengelana tanpa status yang jelas dari Santiago ke Havana, ke Peking dan akhirnya mendarat di tanah Eropa untuk mendapatkan suaka dan menetap di sana.
Di tengah kesibukan mengelola Restoran Tanah Air di Paris bersama tiga kawannya: Nug, Tjai, dan Risjaf—mereka berempat disebut Empat Pilar Tanah Air—Dimas, terus-menerus dikejar rasa bersalah karena kawan-kawannya di Indonesia satu persatu tumbang, dikejar, ditembak, atau menghilang begitu saja dalam perburuan Peristiwa 30 September. Apalagi dia tak bisa melupakan Surti Anandari—isteri Hananto—yang bersama ketiga anaknya berbulan-bulan diinterogasi tentara.
  • Mei 1998: Lintang Utara, puteri Dimas dari perkawinan dengan Vivienne Deveraux, menyatakan keinginannya untuk ke Indonesia dan merekam pengalaman keluarga korban tragedi September 30 sebagai tugas akhir kuliah. Apa yang terkuak oleh Lintang bukan sekadar masa lalu ayahnya dengan Surti Anandari, tetapi juga bagaimana sejarah paling berdarah di negerinya mempunyai kaitan dengan Ayah dan kawan-kawan ayahnya. Bersama Segara Alam, putera Hananto Prawiro, Lintang menjadi saksi mata apa yang kemudian menjadi kerusuhan terbesar dalam sejarah Indonesia: kerusuhan Mei 1998 dan jatuhnya Presiden Indonesia yang sudah berkuasa selama 32 tahun.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Pulang". Good Reads. Diakses tanggal 8 Juli 2015. 
  2. ^ "PULANG – LEILA S. CHUDORI". Surga Buku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-08. Diakses tanggal 8 Juli 2015. 
  3. ^ "Chudori's Pulang". Inside Indonesia. Oct–Dec 2013. Diakses tanggal 8 Juli 2015. 
  4. ^ "Leila S Chudori Luncurkan Novel Pulang". Gaya-Tempo. 12 DESEMBER 2012. Diakses tanggal 8 Juli 2015. 
  5. ^ "Daftar Pemenang". Kusala Sastra Khatulistiwa. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-23. Diakses tanggal 8 Juli 2015. 
  6. ^ "Pulang Sebuah Novel". Penerbit KPG. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-08. Diakses tanggal 8 Juli 2015.