Lompat ke isi

Caca gulali: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Caca Gulali merupakan permainan tradisional anak-anak Betawi. Permainan ini dapat dikategorikan sebagai tradisi dan ekspresi lisan yang menggunakan nyanyian sebagai sa...'
 
Swarabakti (bicara | kontrib)
k Swarabakti memindahkan halaman Caca Gulali ke Caca gulali: Judul salah eja
 
(16 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox game
Caca Gulali merupakan permainan tradisional anak-anak Betawi. Permainan ini dapat dikategorikan sebagai tradisi dan ekspresi lisan yang menggunakan nyanyian sebagai sarana utamanya. Seiring perkembangan zaman, permainan ini mulai jarang ditemui. Dalam laporan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Caca Gulali masuk budaya yang berstatus terancam punah.<ref>Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Warisan Tak Benda Indonesia 2018. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+1&utm_campaign=d3fcefc15d-EMAIL_CAMPAIGN_2019_02_16_02_34&utm_medium=email&utm_term=0_36dc46f689-d3fcefc15d-301506445 pada 6 Maret 2019.</ref>
| italic title = no
| subject_name=Caca Gulali
| image_link=[[Berkas:Caca Gulali.png|250px]]
| image_caption= Permainan Caca Gulali
| players= minimal 4 orang
| ages=
| setup_time=
| playing_time= tidak ada batasan
| complexity=Mudah
| strategy=
| random_chance=
| skills=Beryanyi
}}
'''Caca Gulali''' merupakan permainan tradisional anak-anak Betawi. Permainan ini dapat dikategorikan sebagai tradisi dan ekspresi lisan yang menggunakan nyanyian sebagai sarana utamanya. Lokasi persebaran dari permainan ini mencakup wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (BODETABEK).<ref name=":1" /> Seiring perkembangan zaman, permainan ini mulai jarang ditemui. Dalam laporan Penetapan [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Tak Benda Indonesia]] yang dikeluarkan oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]], Caca Gulali masuk budaya yang berstatus terancam punah.<ref name=":1">Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Warisan Tak Benda Indonesia 2018. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+1&utm_campaign=d3fcefc15d-EMAIL_CAMPAIGN_2019_02_16_02_34&utm_medium=email&utm_term=0_36dc46f689-d3fcefc15d-301506445 pada 6 Maret 2019.</ref>


== Pemain ==
<br />
Pemain yang diperlukan dalam Caca Gulali minimal berjumlah 4 orang.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/permainan-caca-gulali|title=Permainan Caca Gulali|website=encyclopedia.jakarta-tourism.go.id|access-date=2019-03-06}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Semakin banyak jumlah pemainnya, permainan Caca Gulali akan berlangsung meriah. Sebelum permainan dimulai, ditentukan terlebih dulu peran masing-masing pemain. Penentuan peran ini dilakukan melalui cara [[hompimpa]]h, gamsit, atau cara lainnya.<ref name=":0" /> Selanjutnya pemain dibagi ke dalam dua peran utama yakni pemain yang berjaga dengan posisi membungkuk atau bersujud dan menelungkupkan wajah ke lantai. Sedangkan peran kedua, yakni pemain yang tersisa, akan duduk melingkari pemain yang membungkuk. Para pemain dengan peran kedua kemudian meletakkan tangan kanannya di atas punggung pemain yang membungkuk.<ref name=":0" /> Pemain tersebut juga menentukan pemimpin permainan.

== Cara bermain ==
Permainan dimulai dengan pemimpin permainan yang akan memindahkan batu kecil dari satu tangan pemain ke tangan pemain lainnya sambil menyanyikan lagu caca gulali.<ref name=":1" /> Pada saat tiba di lirik ''anak raja berpayungan,'' maka pemimpin permainan akan menyembunyikan batu kecil tersebut di salah satu tangan pemain.<ref name=":1" /> Batu kecil tersebut juga bisa diletakkan pada saat menyanyikan lagu caca gulali dengan tujuan mengecoh pemain yang berjaga dalam menebak posisi batu. Setelah itu, seluruh pemain bernyanyi bersama-sama ketika tiba pada lirik guncir riwiw riwiw'' sambil menggerak-gerakkan tangan yang dikepalkan ke luar/depan dan ke dalam/mendekati badan secara bergantian ke kiri dan kanan.<ref name=":1" />'' Gerakan tersebut menjadi penanda bagi pemain yang berjaga untuk menebak keberadaan batu di salah satu tangan pemain. Jika belum berhasil menebak dengan benar, pemain tersebut akan kembali menjadi pemain yang berjaga.<ref name=":1" /> Jika sudah berhasil menebak dengan benar, maka posisi pemain yang berjaga akan digantikan oleh yang menyembunyikan batu.


== Referensi ==
== Referensi ==
'''''<nowiki/>'''''

[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
[[Kategori:Permainan tradisional di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 4 Juli 2024 09.18

Caca Gulali
Permainan Caca Gulali
Jumlah pemainminimal 4 orang
Waktu permainantidak ada batasan
Keterampilan yang dibutuhkanBeryanyi

Caca Gulali merupakan permainan tradisional anak-anak Betawi. Permainan ini dapat dikategorikan sebagai tradisi dan ekspresi lisan yang menggunakan nyanyian sebagai sarana utamanya. Lokasi persebaran dari permainan ini mencakup wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (BODETABEK).[1] Seiring perkembangan zaman, permainan ini mulai jarang ditemui. Dalam laporan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Caca Gulali masuk budaya yang berstatus terancam punah.[1]

Pemain yang diperlukan dalam Caca Gulali minimal berjumlah 4 orang.[2] Semakin banyak jumlah pemainnya, permainan Caca Gulali akan berlangsung meriah. Sebelum permainan dimulai, ditentukan terlebih dulu peran masing-masing pemain. Penentuan peran ini dilakukan melalui cara hompimpah, gamsit, atau cara lainnya.[2] Selanjutnya pemain dibagi ke dalam dua peran utama yakni pemain yang berjaga dengan posisi membungkuk atau bersujud dan menelungkupkan wajah ke lantai. Sedangkan peran kedua, yakni pemain yang tersisa, akan duduk melingkari pemain yang membungkuk. Para pemain dengan peran kedua kemudian meletakkan tangan kanannya di atas punggung pemain yang membungkuk.[2] Pemain tersebut juga menentukan pemimpin permainan.

Cara bermain

[sunting | sunting sumber]

Permainan dimulai dengan pemimpin permainan yang akan memindahkan batu kecil dari satu tangan pemain ke tangan pemain lainnya sambil menyanyikan lagu caca gulali.[1] Pada saat tiba di lirik anak raja berpayungan, maka pemimpin permainan akan menyembunyikan batu kecil tersebut di salah satu tangan pemain.[1] Batu kecil tersebut juga bisa diletakkan pada saat menyanyikan lagu caca gulali dengan tujuan mengecoh pemain yang berjaga dalam menebak posisi batu. Setelah itu, seluruh pemain bernyanyi bersama-sama ketika tiba pada lirik guncir riwiw riwiw sambil menggerak-gerakkan tangan yang dikepalkan ke luar/depan dan ke dalam/mendekati badan secara bergantian ke kiri dan kanan.[1] Gerakan tersebut menjadi penanda bagi pemain yang berjaga untuk menebak keberadaan batu di salah satu tangan pemain. Jika belum berhasil menebak dengan benar, pemain tersebut akan kembali menjadi pemain yang berjaga.[1] Jika sudah berhasil menebak dengan benar, maka posisi pemain yang berjaga akan digantikan oleh yang menyembunyikan batu.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penetapan Warisan Tak Benda Indonesia 2018. Diakses melalui https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/dashboard/media/Buku%20Penetapan%20WBTb%202018.pdf?utm_source=Misi+1&utm_campaign=d3fcefc15d-EMAIL_CAMPAIGN_2019_02_16_02_34&utm_medium=email&utm_term=0_36dc46f689-d3fcefc15d-301506445 pada 6 Maret 2019.
  2. ^ a b c "Permainan Caca Gulali". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2019-03-06. [pranala nonaktif permanen]