Lompat ke isi

Liturgi Protestan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT09Christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Membatalkan 1 suntingan by PetrusFiter (bicara): Penghapusan tanpa alasan jelas (twinkle)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi
 
(47 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Liturgi Protestan''' adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan [[ibadah]] umat [[Protestan]]. [[Liturgi]] berasal dari [[bahasa Yunani]] λείτούργιά yang artinya kerja atau layanan kepada masyarakat.<ref name="RR">{{id}} Rasid Rachman. Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2010.</ref> Liturgi Protestan memiliki beberapa perbedaan dengan liturgi [[Katolik]], terkait dengan [[Reformasi Gereja]] pada abad ke-16. Liturgi ini disusun oleh para tokoh reformasi gereja dengan pemahaman [[teologi]]s mereka terhadap ibadah itu sendiri.
{{inuse|28 April 2011}}
'''Liturgi Protestan''' adalah rangkaian [[ibadah]] yang dipakai oleh umat [[Protestan]]. [[Liturgi]] berasal dari [[bahasa Yunani]] λείτούργιά yang artinya kerja atau layanan kepada masyarakat.<ref name="RR">{{id}} Rasid Rachman. Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2010.</ref> Liturgi Protestan memiliki beberapa perbedaan dengan Liturgi [[Katolik]], terkait dengan [[Reformasi Gereja]] di abad ke-16.<ref name="RR"/> Liturgi ini disusun oleh para tokoh reformasi gereja dengan pemahaman [[Teologi|teologis]] mereka terhadap ibadah itu sendiri.<ref name="RR"/>


== Sejarah Liturgi Protestan dan Penyebarannya ==
== Sejarah Liturgi Protestan dan Penyebarannya ==
Istilah "Liturgi Protestan" bermula dari konflik antara pimpinan [[Gereja Katolik Roma]] dengan orang-orang yang kelak disebut sebagai reformator Protestan di abad ke-16.<ref name="RR"/> Sebelumnya, kekristenan hanya mengenal satu jenis liturgi, yaitu liturgi Katolik Roma.<ref name="RR"/> Dalam perkembangannya, ada 9 induk liturgi gereja-gereja Protestan<ref name="White">{{en}}James F. White.1989.''Protestant Worship:Traditions in Transition''.Kentucky:John Knox.</ref>, yakni :
Istilah "Liturgi Protestan" bermula dari konflik antara pimpinan [[Gereja Katolik Roma]] dengan orang-orang yang kelak disebut sebagai reformator Protestan pada abad ke-16. Sebelumnya, kekristenan hanya mengenal satu jenis liturgi, yaitu liturgi Katolik Roma. Dalam perkembangannya, ada 9 induk liturgi gereja-gereja Protestan,<ref name="White">{{en}}James F. White.1989.''Protestant Worship:Traditions in Transition''.Kentucky:John Knox.</ref> yakni:
# [[Lutheran]], berasal dari [[Wittenberg]] dan berkembang ke negara-negara [[Jerman]] dan [[Skandinavia]] di abad ke-16.<ref name="RR"/>
# [[Lutheran]], berasal dari [[Wittenberg]] dan berkembang ke negara-negara [[Jerman]] dan [[Skandinavia]] pada abad ke-16.
# [[Calvinis]], berasal dari [[Zurich]], [[Jenewa]], dan [[Strassbourg]] dari abad ke-16, kemudian menyebar ke [[belanda]], [[Prancis]], [[Skotlandia]], [[Hongaria]], dan [[Inggris]].<ref name="RR"/>
# [[Calvinis]], berasal dari [[Zurich]], [[Jenewa]], dan [[Strassburg]] dari abad ke-16, kemudian menyebar ke [[belanda]], [[Prancis]], [[Skotlandia]], [[Hungaria]], dan [[Inggris]].
# [[Anabaptis]] muncul di [[Swiss]] sejak tahun [[1520]]-an.<ref name="RR"/>
# [[Anabaptis]] muncul di [[Swiss]] sejak tahun [[1520]]-an.
# [[Anglikan]] di Inggris, muncul sesaat setelah Lutheran.<ref name="RR"/>
# [[Anglikan]] di Inggris, muncul sesaat setelah Lutheran.
# [[Gereja Separatis|Separatis]] dan [[Puritan]] muncul pada abad ke-17 sebagai protes atas kemapanan gereja negara.<ref name="RR"/>
# [[Gereja Separatis|Separatis]] dan [[Puritan]] muncul pada abad ke-17 sebagai protes atas kemapanan gereja negara.
# [[Quaker]] muncul pada abad ke-17 dan membuat terputusnya tradisi peribadahan karena mereka beribadah tanpa khtbah, nyanyian, dan pembacaan [[Alkitab]].<ref name="RR"/>
# [[Quaker]] muncul pada abad ke-17 dan membuat terputusnya tradisi peribadahan karena mereka beribadah tanpa khtbah, nyanyian, dan pembacaan [[Alkitab]].
# [[Methodis]] muncul pada abad ke-18, membuat sebuah liturgi yang merupakan campuran antara liturgi Katolik Roma, Anglikan, dan Puritan.<ref name="RR"/>
# [[Methodis]] muncul pada abad ke-18, membuat sebuah liturgi yang merupakan campuran antara liturgi Katolik Roma, Anglikan, dan Puritan.
# [[Frontier]] muncul pada abad ke-19.<ref name="RR"/>
# [[Frontier]] muncul pada abad ke-19.
# [[Pentakostal]] muncul pada abad ke-20 dan merupakan ciri khas spiritual [[Amerika]].<ref name="RR"/>
# [[Pentakostal]] muncul pada abad ke-20 dan merupakan ciri khas spiritual [[Amerika]].


==Liturgi di Zaman Reformasi==
== Liturgi di Zaman Reformasi ==
===Ciri-Ciri Liturgi Reformasi Protestan===
=== Ciri-Ciri Liturgi Reformasi Protestan ===
Berikut adalah ciri-ciri liturgi [[Protestan]] yang membedakannya dengan liturgi [[Katolik Roma]]:
Berikut adalah ciri-ciri liturgi [[Protestan]], menurut Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 160-163. Beberapa ciri ini juga terdapat dalam liturgi [[Katolik Roma]]:
* Liturgi dilaksanakan dengan bahasa umat.<ref name="RR"/>
* Liturgi dilaksanakan dengan bahasa umat.
* Pengajaran atau khotbah adalah unsur utama dari liturgi.<ref name="RR"/>
* Pengajaran atau khotbah adalah unsur utama dari liturgi.
* Umat berhak dan wajib menerima [[komuni]], kecuali jemaat yang bersangkutan dilarang untuk ikut karena alasan [[Pastoral|pastoral]].<ref name="RR"/>
* Umat berhak dan wajib menerima [[komuni]], kecuali jemaat yang bersangkutan dilarang untuk ikut karena alasan [[pastoral]].
* Umat berhak menerima roti dan anggur, bukan hanya roti saja.<ref name="RR"/>
* Umat berhak menerima roti dan anggur, bukan hanya roti saja.
* Umat perlu terlibat secara aktif dalam liturgi dengan menyanyikan nyanyian jemaat.<ref name="RR"/>
* Umat perlu terlibat secara aktif dalam liturgi dengan menyanyikan nyanyian jemaat.
* Doa dilayankan dengan suara yang jelas dan khidmat.<ref name="RR"/>
* Doa dilayankan dengan suara yang jelas dan khidmat.
* Pelayan liturgis tidak mengenakan pakaian liturgis yang membedakannya dari umat.<ref name="RR"/> ia boleh mengenakan jubah yang menunjukkan dirinya sebagai seorang [[sarjana]], tetapi bukan jubah [[imamat]].<ref name="Connell">{{en}}Jean Jacques vol Allmen.1981.''The Communal Character of Public Worship in the Reformed Church''.Diterjemahkan oleh Matthew J. O'Connell.New York:Pueblo Publishing Company.hlm 1-4.</ref>
* Pelayan liturgis tidak mengenakan pakaian liturgis yang membedakannya dari umat. ia boleh mengenakan jubah yang menunjukkan dirinya sebagai seorang [[sarjana]], tetapi bukan jubah [[imamat]].<ref name="Connell">{{en}}Jean Jacques vol Allmen.1981.''The Communal Character of Public Worship in the Reformed Church''.Diterjemahkan oleh Matthew J. O'Connell.New York:Pueblo Publishing Company.hlm 1-4.</ref>


===Martin Luther===
=== Martin Luther ===
{{main|Martin Luther}}
{{main|Martin Luther}}
[[Berkas:Luther46c.jpg|thumb|200px|Martin Luther]]
[[Berkas:Martin_Luther,_1529.jpg|jmpl|200px|Martin Luther]]
Perubahan liturgi yang diadakan oleh Luther berasal atas [[Alkitab]], [[Gereja Mula-Mula|Gereja mula-mula]] dan struktur [[misa]] [[Roma]], terutama liturgi dari [[zaman Patristik]].<ref name="RR"/> Alkitab mendapat peran dominan dalam ibadah.<ref name="RR"/> Selian itu, Luther juga membersihkan gereja dari segala unsur yang dianggapnya [[kafir]] dan hanya merupakan "embel-embel zaman".<ref name="RR"/> Patung-patung dan lukisan orang [[kudus]] dihilangkan dari gereja agar tidak ada hal dalam gereja yang menyerupai atau mengimajinasikan dewa-dewi.<ref name="RR"/> Ia hanya mengizinkan adanya tiga meja dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan [[Injil]] dan pemberitaan firman, serta meja untuk [[Perjamuan Kudus|perjamuan kudus]].<ref name="Thompson">{{en}}Bard Thompson.2003.''Liturgies of the Wester Church''.Minneapolis:Fortress. hlm 95-96</ref><ref name="Lull"/>
Perubahan liturgi yang diadakan oleh Luther berasal atas [[Alkitab]], [[Gereja Mula-Mula|Gereja mula-mula]] dan struktur [[misa]] [[Roma]], terutama liturgi dari [[zaman Patristik]]. Alkitab mendapat peran dominan dalam ibadah. Selian itu, Luther juga membersihkan gereja dari segala unsur yang dianggapnya [[kafir]] dan hanya merupakan "embel-embel zaman". Patung-patung dan lukisan orang [[kudus]] tidak dihilangkan dari gereja ,tetapi pemikiran menyerupai atau mengimajinasikan dewa-dewi dilarang. Ia hanya mengizinkan adanya tiga meja dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan [[Injil]] dan pemberitaan firman, serta meja untuk [[Perjamuan Kudus|perjamuan kudus]].<ref name="Thompson">{{en}}Bard Thompson.2003.''Liturgies of the Wester Church''.Minneapolis:Fortress. hlm 95-96</ref><ref name="Lull"/>


====Liturgi====
==== Liturgi ====
Luther memperbaharui liturgi secara bertahap agar tidak menimbulkan kegelisahan dalam umat.<ref name="RR"/> Pertama-tama, dalam buku ''[[Formula Misae]]'', Luther memberikan contoh bahwa umat berhak menerima roti dan anggur dalam ekaristi.<ref name="RR"/> Khotbah menjadi unsur utama dalam kebaktian karena menurutnya liturgi adalah pemberitaan firman.<ref name="RR"/> Pembacaan [[Alkitab]] dan khotbah disampaikan dalam bahasa pribumi, sementara hal-hal yang lainnya, misalnya nyanyian jemaat, boleh disampaikan dalam [[bahasa Latin]].<ref name="RR"/> [[Imam]] bebas memilih pakaian, asalkan tidak menonjolkan kemewahan dan kemegahan.<ref name="Kooiman">{{id}}W.J. Kooiman.1986.''Martin Luther''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 86.</ref><ref name="Lull">{{en}}Timothy F. Lull.1989.''Martin Luther's basic Theological Writings''.Minneapolis:Fortress Press. hlm.449, 461.</ref> Luther melakukan pembaruan selanjutnya yang ditulis tahun [[1526]] dalam buku ''[[Deutsche Messe]]'' ([[Misa]] [[Jerman]]).<ref name="Brecht">{{en}}Martin Brecht.1985.''Martin Luther''.Philadelphia:Fortress Press.</ref> Dalam buku ini, perbedaan liturgi yang diperbaharui oleh Luther tampak semakin berbeda dengan liturgi [[Katolik Roma]].<ref name="RR"/> Ada unsur-unsur liturgi yang dibuang.<ref name="RR"/> Semua nyanyian dalam bahasa Latin diganti dengan [[bahasa Jerman]] dan diubah istilahnya.<ref name="RR"/> Misalnya, ''Agnus Dei'' digantikan dengan judul ''Christe, du Lamm Gottes''.<ref name="RR"/>
Luther memperbaharui liturgi secara bertahap agar tidak menimbulkan kegelisahan dalam umat. Pertama-tama, dalam buku ''[[Formula Misae]]'', Luther memberikan contoh bahwa umat berhak menerima roti dan anggur dalam ekaristi. Khotbah menjadi unsur utama dalam kebaktian karena menurutnya liturgi adalah pemberitaan firman. Pembacaan [[Alkitab]] dan khotbah disampaikan dalam bahasa pribumi, sementara hal-hal yang lainnya, misalnya nyanyian jemaat, boleh disampaikan dalam [[bahasa Latin]]. [[Imam]] bebas memilih pakaian, asalkan tidak menonjolkan kemewahan dan kemegahan.<ref name="Lull">{{en}}Timothy F. Lull.1989.''Martin Luther's basic Theological Writings''.Minneapolis:Fortress Press. hlm.449, 461.</ref><ref name="Kooiman">{{id}}W.J. Kooiman.1986.''Martin Luther''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 86.</ref> Luther melakukan pembaruan selanjutnya yang ditulis tahun [[1526]] dalam buku ''[[Deutsche Messe]]'' ([[Misa]] [[Jerman]]).<ref name="Brecht">{{en}}Martin Brecht.1985.''Martin Luther''.Philadelphia:Fortress Press.</ref> Dalam buku ini, perbedaan liturgi yang diperbaharui oleh Luther tampak semakin berbeda dengan liturgi [[Katolik Roma]]. Ada unsur-unsur liturgi yang dibuang. Semua nyanyian dalam bahasa Latin diganti dengan [[bahasa Jerman]] dan diubah istilahnya. Misalnya, ''Agnus Dei'' digantikan dengan judul ''Christe, du Lamm Gottes''.


====Tahun Liturgi====
==== Tahun Liturgi ====
Luther hanya memperbolehkan hari Minggu serta hari raya Tuhan (''[[temporale]]''), yaitu hari [[Natal]], [[Paskah]], dan [[Pentakosta]].<ref name="RR"/> Ia menghapuskan perayaan hari raya para kudus (''[[sactorale]]'') secara bertahap.<ref name="RR"/> Pada awalnya, ia masih memperbolehkan perayaan tersebut dilakukan, tetapi dimasukkan ke dalam perayaan hari Minggu atau perayaan temporale terdekat dan diajarkan melalui khotbah.<ref name="RR"/>
Luther hanya memperbolehkan hari [[Minggu]] serta hari raya [[Tuhan]] (''[[temporale]]''), yaitu hari [[Natal]], [[Paskah]], dan [[Pentakosta]]. Ia menghapuskan perayaan hari raya para kudus (''[[sanctorale]]'') secara bertahap. Pada awalnya, ia masih memperbolehkan perayaan tersebut dilakukan, tetapi dimasukkan ke dalam perayaan hari Minggu atau perayaan temporale terdekat dan diajarkan melalui khotbah.


====Pemberitaan Firman Tuhan====
==== Pemberitaan Firman Tuhan ====
Menurut Luther, pemberitaan firman Tuhan memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan sekadar khotbah atau pidato.<ref name="RR"/> Praktik pengajaran yang benar adalah melalui [[Homiletika|homili]].<ref name="RR"/> Asal kata homili sendiri berasal dari kata ''homileo'' yang berarti berbicara, bercakap-cakap dalam rangka mengajar.<ref name="RR"/> Oleh karena itu, khotbah yang monoton tidak dapat disebut sebagai sebuah homili.<ref name="RR"/> Pemberitaan firman Tuhan inilah yang menjadi pusat peribadahan.<ref name="RR"/> Tanpanya, ibadah tidak dapat berlangsung.<ref name="RR"/> [[Sakramen]] pun menjadi nyata dan sah hanya melalui pemberitaan firman.<ref name="RR"/>
Menurut Luther, pemberitaan firman Tuhan memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan sekadar khotbah atau pidato. Praktik pengajaran yang benar adalah melalui [[Homiletika|homili]]. Asal kata homili sendiri berasal dari kata ''homileo'' yang berarti berbicara, bercakap-cakap dalam rangka mengajar. Oleh karena itu, khotbah yang monoton tidak dapat disebut sebagai sebuah homili. Pemberitaan firman Tuhan inilah yang menjadi pusat peribadahan. Tanpanya, ibadah tidak dapat berlangsung. [[Sakramen]] pun menjadi nyata dan sah hanya melalui pemberitaan firman.


====Ibadah Harian====
==== Ibadah Harian ====
Selain ibadah mingguan yang berlangsung setiap hari [[Minggu]], Luther juga menerapkan ibadah harian (''ofisi'').<ref name="RR"/> Ada tiga waktu doa komunal setiap hari, yaitu ibadah pagi, ibadah siang, dan ibadah senja.<ref name="RR"/> Ibadah pagi dilaksanakan sekitar pukul 4 hingga pukul 5.<ref name="RR"/> [[Pendeta]] memilih sebuah kitab dari [[Perjanjian Lama]] dan siapapun boleh membacakannya.<ref name="RR"/> Hal ini dimaksudkan agar umat tetap terampil dan pandai dalam memahami Alkitab.<ref name="RR"/> Ibadah siang dilakukan setelah makan siang.<ref name="RR"/> Ibadah senja dilakukan sekitar pukul 5 atau 6.<ref name="RR"/> Pada ibadah ini, sebaiknya kitab yang diambil berasal dari [[Perjanjian Baru]].<ref name="RR"/>
Selain ibadah mingguan yang berlangsung setiap hari [[Minggu]], Luther juga menerapkan ibadah harian (''ofisi''). Ada tiga waktu doa komunal setiap hari, yaitu ibadah pagi, ibadah siang, dan ibadah senja. Ibadah pagi dilaksanakan sekitar pukul 4 hingga pukul 5. [[Pendeta]] memilih sebuah kitab dari [[Perjanjian Lama]] dan siapapun boleh membacakannya. Hal ini dimaksudkan agar umat tetap terampil dan pandai dalam memahami Alkitab. Ibadah siang dilakukan setelah makan siang. Ibadah senja dilakukan sekitar pukul 5 atau 6. Pada ibadah ini, sebaiknya kitab yang diambil berasal dari [[Perjanjian Baru]].


===Martin Bucer===
=== Martin Bucer ===
{{main|Martin Bucer}}
{{main|Martin Bucer}}
[[berkas:Martin-Bucer_1.jpg|thumb|200px|Martin Bucer]]
[[Berkas:Martin-Bucer_1.jpg|jmpl|200px|Martin Bucer]]
Liturgi yang dibuat oleh [[Martin Bucer]] bersifat [[Injili]] dan memiliki segi personalitas yang menonjol.<ref name="RR"/>
Liturgi yang dibuat oleh [[Martin Bucer]] bersifat [[Injili]] dan memiliki segi personalitas yang menonjol.


Menurut Bucer, liturgi berisi 4 hal :
Menurut Bucer, liturgi berisi 4 hal:
* Pemberitaan firman Tuhan dan tanggapan umat kepada-Nya dalam bentuk mazmur-mazmur yang saling bersahutan, doa, dan nyanyian.<ref name="RR"/>
* Pemberitaan firman Tuhan dan tanggapan umat kepada-Nya dalam bentuk mazmur-mazmur yang saling bersahutan, doa, dan nyanyian.
* Peran [[Roh Kudus]] ditonjolkan secara aktif dan terlihat melalui khotbah yang mengena sehingga mendorong pertobatan.<ref name="RR"/>
* Peran [[Roh Kudus]] ditonjolkan secara aktif dan terlihat melalui khotbah yang mengena sehingga mendorong pertobatan.
* Selain di waktu khotbah, umat bebas berdoa dan memuji tanpa dikekang oleh tatacara yang kaku.<ref name="RR"/>
* Selain di waktu khotbah, umat bebas berdoa dan memuji tanpa dikekang oleh tatacara yang kaku.
* Gereja harus menjadi persekutuan kasih.<ref name="RR"/> Kasih harus mendasari segenap kehidupan orang percaya.<ref name="RR"/>
* Gereja harus menjadi persekutuan kasih. Kasih harus mendasari segenap kehidupan orang percaya.


Keempat hal ini dikenal sebagai "empat prinsip Bucer mengenai liturgi".<ref name="Thompson">{{en}}Bard Thompson.2003.''Liturgies of the Western Church''. Minneapolis:Fortress. hlm 162-163.</ref>
Keempat hal ini dikenal sebagai "empat prinsip Bucer mengenai liturgi".<ref name="Thompson1">{{en}}Bard Thompson.2003.''Liturgies of the Western Church''. Minneapolis:Fortress. hlm 162-163.</ref>


Bucer menerbitkan sebuah buku liturgi yang berjudul ''Grund und Ursach der Neurungen an dem Nachtmahl des Herren'' (Dasar dan Alasan Pembaruan pada Perjamuan Malam Tuhan) pada tahun [[1524]]. Isi liturgi buku tersebut adalah sebagai berikut :
Bucer menerbitkan sebuah buku liturgi yang berjudul ''Grund und Ursach der Neurungen an dem Nachtmahl des Herren'' (Dasar dan Alasan Pembaruan pada Perjamuan Malam Tuhan) pada tahun [[1524]]. Isi liturgi buku tersebut adalah sebagai berikut:
# Ketika umat datang untuk beribadah pada hari [[Minggu]], Pendeta mengingatkan mereka untuk mengaku dosa dan berdoa.<ref name="RR"/> Setelah itu, Pendeta memanjatkan doa bersama umat dan memberitakan pengampunan dosa bagi mereka yang percaya.<ref name="RR"/> Setelah berdoa singkat dan membacakan kitab tertentu, umat menyanyikan mazmur-mazmur pendek atau nyanyian dari [[kidung pujian]].<ref name="RR"/>
# Ketika umat datang untuk beribadah pada hari [[Minggu]], Pendeta mengingatkan mereka untuk mengaku dosa dan berdoa. Setelah itu, Pendeta memanjatkan doa bersama umat dan memberitakan pengampunan dosa bagi mereka yang percaya. Setelah berdoa singkat dan membacakan kitab tertentu, umat menyanyikan mazmur-mazmur pendek atau nyanyian dari [[kidung pujian]].
# Umat menyanyikan [[Dasa titah]] atau nyanyian lain, lalu Pendeta membacakan Injil dan berkhotbah.<ref name="RR"/>
# Umat menyanyikan [[Dasa Titah]] atau nyanyian lain, lalu Pendeta membacakan Injil dan berkhotbah.
# Umat menyanyikan pengakuan iman, disusul dengan [[Doa Syafaat|doa syafaat]] bagi pemerintah, iman, kasih, dan anugerah untuk selalu mengenang kematian [[Kristus]].<ref name="RR"/>
# Umat menyanyikan pengakuan iman, disusul dengan [[Doa Syafaat|doa syafaat]] bagi pemerintah, iman, kasih, dan anugerah untuk selalu mengenang kematian [[Kristus]].
# Pendeta mengingatkan untuk merayakan perjamuan Tuhan dan mengenangkan-Nya.<ref name="RR"/>
# Pendeta mengingatkan untuk merayakan perjamuan Tuhan dan mengenangkan-Nya.
# Pembacaan Alkitab mengenai perjamuan Tuhan dari [[Injil Sinoptik]] dan 1 Korintus 11.<ref name="RR"/>
# Pembacaan Alkitab mengenai perjamuan Tuhan dari [[Injil Sinoptik]] dan 1 Korintus 11.
# Pendeta memecahkan roti dan menuang cawan minuman untuk mengenang Tuhan sementara umat menyanyikan nyanyian jemaat.<ref name="RR"/>
# Pendeta memecahkan roti dan menuang cawan minuman untuk mengenang Tuhan sementara umat menyanyikan nyanyian jemaat.
# pendeta menutup perjamuan dengan doa singkat dan berkat serta mengutus umat untuk pergi dalam damai Tuhan.<ref name="RR"/>
# pendeta menutup perjamuan dengan doa singkat dan berkat serta mengutus umat untuk pergi dalam damai Tuhan.


Kelak, [[Zwingli]] memperbaharui liturgi ini dengan membersihkannya dari unsur Katolik Roma.<ref name="RR"/>
Kelak, [[Zwingli]] memperbaharui liturgi ini dengan membersihkannya dari unsur Katolik Roma.


===Yohanes Calvin===
=== Yohanes Calvin ===
{{main|Yohanes Calvin}}
{{main|Yohanes Calvin}}
[[Berkas:John Calvin - best likeness.jpg|thumb|200px|Yohanes Calvin.]]
[[Berkas:John Calvin - best likeness.jpg|jmpl|200px|Yohanes Calvin.]]
Yohanes Calvin memberi sumbangan besar dalam perkembangan liturgi protestan.<ref name="RR"/> Ia melakukan penyusunan tata liturgi dan nyanyian jemaat di [[Strassburg]] bersama teman-temannya.<ref name="RR"/> Liturgi Calvin sendiri diambil dari liturgi yang dibuat oleh [[Martin Bucer]] yang dikenal dengan [[Liturgi Strassburg]].<ref name="RR"/>
Yohanes Calvin melakukan penyusunan tata liturgi dan nyanyian jemaat di [[Strassburg]] bersama teman-temannya. Ia mengembangkan liturgi yang dibuat oleh [[Martin Bucer]]. Pada tahun [[1540]], Calvin menerbitkan sebuah liturgi yang disebut dengan [[Liturgi Strassburg]], namun naskah aslinya tidak tersimpan. Dua tahun kemudian, ia mempublikasikan [[Liturgi Jenewa]]. Pada tahun [[1545]] ia mempublikasikan sebuah edisi lain dari liturgi Strassburg yang merupakan penggabungan dari liturgi Strassburg edisi sebelumnya dengan liturgi Jenewa. Sebenarnya, liturgi Strassburg dan liturgi Jenewa memiliki pola yang sama, namun memiliki perbedaan dalam beberapa ritus.


Salah satu sumbangan Calvin terhadap liturgi [[Gereja Reformasi]] adalh unsur yang disebut dengan "[[votum]]".<ref name="RR"/> Kalimat votum (disebut oleh Calvin sebagai ''adjutorium'') berbunyi sebagai berikut : "''Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi''".<ref name="RR"/> Dalam prakteknya, kalimat tersebut sering ditambahkan dengan kalimat : "''Dan yang tetap memelihara kasih setia-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan pekerjaan tangan-Nya.''"<ref name="RR"/> Calvin biasa menggunakan kalimat tersebut untuk pembuka kebaktian firman.<ref name="End">{{id}}Th, van den End.2000.''Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 416.</ref>
Salah satu sumbangan Calvin terhadap liturgi [[Gereja Reformasi]] adalah unsur yang disebut dengan "[[votum]]". Kalimat votum (disebut oleh Calvin sebagai ''adjutorium'') berbunyi sebagai berikut: "''Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi''". Dalam praktiknya, kalimat tersebut sering ditambahkan dengan kalimat: "''Dan yang tetap memelihara kasih setia-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan pekerjaan tangan-Nya.''" Calvin biasa menggunakan kalimat tersebut untuk pembuka kebaktian firman.<ref name="End">{{id}}Th, van den End.2000.''Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme''.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 416.</ref>


Selain itu, Calvin juga memprakarsai terbentuknya [[Mazmur Jenewa]].<ref name="RR"/> Mazmur Jenewa adalah kumpulan nyanyian dari Mazmur 1 - 150 yang dibuat oleh banyak penyair dan komponis.<ref name="RR"/> Calvin sendiri nyaris tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan dan penyusunan Mazmur Jenewa.<ref name="RR"/>
Selain itu, Calvin juga memprakarsai terbentuknya [[Mazmur Jenewa]]. Mazmur Jenewa adalah kumpulan nyanyian dari Mazmur 1 - 150 yang dibuat oleh banyak penyair dan komponis. Calvin sendiri nyaris tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan dan penyusunan Mazmur Jenewa.


==Liturgi Modern==
== Liturgi Modern ==
Ciri khas dari liturgi di masa ini adalah upaya penyesuaian liturgi dengan budaya lokal.<ref name="RR"/> Proses ini melibatkan [[kontekstualisasi]], [[inkulturasi]], [[akulturasi]], dan [[adaptasi]] terhadap budaya setempat.<ref name="RR"/> Selain itu, ada juga [[Gerakan Liturgi]] yang berusaha membuat penyesuaian liturgi secara [[Oikumene|oikumenis]].<ref name="RR"/>
Ciri khas dari liturgi pada masa ini adalah upaya penyesuaian liturgi dengan budaya lokal. Proses ini melibatkan [[kontekstualisasi]], [[inkulturasi]], [[akulturasi]], dan [[adaptasi]] terhadap budaya setempat. Selain itu, ada juga [[Gerakan Liturgi]] yang berusaha membuat penyesuaian liturgi secara [[Oikumene|oikumenis]].


===Gerakan Liturgis===
=== Nyanyian Taize ===
{{main|Taize (Nyanyian)}}
Gerakan liturgis dimulai dengan usaha untuk kembali pada norma ibadah mula-mula.<ref name="RR"/> Tujuan utama dari gerakan liturgis ini adalah untuk melahirkan liturgi yang sepola.<ref name="RR"/> Gerakan pembaruan liturgi dari gereja Reformasi dipelopori oleh [[Eugene bersier]], [[Wilfred Monod]], [[Richard Paquier]], [[Jean-Jacques Von Allmen]], [[William D. Maxwell]], dan [[James White]].<ref name="RR"/> Dari Gereja Anglikan, tokohnya adalah [[Walter Howard Frere]] dan [[Dom Gregory Dix]] yang mempublikasikan buku "''The Shape of The Liturgy''" pada tahun [[1945]].<ref name="RR"/> Gereja Methodist mensahkan buku berjudul "''Methodist Service Book''" yang menegaskan [[baptisan]] dalam sebuah konferensi di Inggris pada tahun [[1975]].<ref name="RR"/> Gereja Lutheran menerbitkan buku berjudul "''Lutheran Book of Worship''" pada tahun [[1978]].<ref name="RR"/>
[[Berkas:Taizé prayer.JPG|jmpl|150px|Ibadah Taize]]
Nyanyian ini berasal dari komunitas yang berasal dari desa Taize, Prancis. Nyanyian Taize memiliki bentuk seperti model liturgi di [[biara]]. Liturgi Taize berbentuk rangkaian nyanyian-nyanyian. Iringan musik untuk nyanyian Taize menggunakan berbagai alat musik yang harmonis namun khidmat bila dimainkan, seperti [[trompet]], [[flute]], [[organ]], dan [[gitar]]. Bahasa yang digunakan untuk nyanyian Taize adalah [[bahasa Latin]], [[bahasa Inggris|Inggris]], [[bahasa Prancis|Prancis]], dan [[bahasa Jerman|Jerman]]. Tokoh yang berperan banyak dalam mengaransemen musik Taize adalah [[Jaques Berthier]] dari [[Auxerre]]. Nyanyian-nyanyian Taize kebanyakan memiliki pola nyanyian pendek yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan.


=== Gerakan Liturgis ===
Di tahun [[1982]], [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (DGD) menyelenggaran [[seminar]] liturgi di [[Peru]] dann menghasilkan sebuah liturgi oikumenis yang disebut sebagai [[Liturgi Lima]].<ref name="RR"/> Pada tahun [[1987]] diselenggarakan sebuah [[lokakarya]] musik dan liturgi di [[Manila]], [[Filipina]] yang diadakan oleh [[Lembaga Liturgi dan Musik Asia]] (''Asian Institute for Liturgy and Music'' - AILM).<ref name="RR"/> Lokakarya ini bersifat internasional dan berusaha memperkenalkan dan menerapkan musik-musik [[Asia]] sebagai nyanyian jemaat.<ref name="RR"/> Seminar dengan tema yang serupa dilaksanakan kembali di tahun [[1992]] dan diselengarakan oleh DGD dan AILM.<ref name="RR"/> Seminar ini menggunakan sebuah buku nyanyian jemaat dari berbagai budaya di Asia yang berjudul "''Sound the Bamboo''".<ref name="RR"/> Seminar-seminar ini ditindaklanjuti dengan beberapa seminar lain dengan tema yang sejenis di tahun [[1993]] (diselenggarakan di [[Rio de Janeiro]]), 1994 ([[Hongkong]]), dan [[1997]] ([[Tainan]]).<ref name="RR"/>
Gerakan liturgis dimulai dengan usaha untuk kembali pada norma ibadah mula-mula. Tujuan utama dari gerakan liturgis ini adalah untuk melahirkan liturgi yang sepola. Gerakan pembaruan liturgi dari gereja Reformasi dipelopori oleh [[Eugene bersier]], [[Wilfred Monod]], [[Richard Paquier]], [[Jean-Jacques Von Allmen]], [[William D. Maxwell]], dan [[James White]]. Dari Gereja Anglikan, tokohnya adalah [[Walter Howard Frere]] dan [[Dom Gregory Dix]] yang mempublikasikan buku "''The Shape of The Liturgy''" pada tahun [[1945]]. Gereja Methodist mensahkan buku berjudul "''Methodist Service Book''" yang menegaskan [[baptisan]] dalam sebuah konferensi di Inggris pada tahun [[1975]]. Gereja Lutheran menerbitkan buku berjudul "''Lutheran Book of Worship''" pada tahun [[1978]].


Pada tahun [[1982]], [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia]] (DGD) menyelenggaran [[seminar]] liturgi di [[Peru]] dann menghasilkan sebuah liturgi oikumenis yang disebut sebagai [[Liturgi Lima]]. Pada tahun [[1987]] diselenggarakan sebuah [[lokakarya]] musik dan liturgi di [[Manila]], [[Filipina]] yang diadakan oleh [[Lembaga Liturgi dan Musik Asia]] (''Asian Institute for Liturgy and Music'' - AILM). Lokakarya ini bersifat internasional dan berusaha memperkenalkan dan menerapkan musik-musik [[Asia]] sebagai nyanyian jemaat. Seminar dengan tema yang serupa dilaksanakan kembali pada tahun [[1992]] dan diselengarakan oleh DGD dan AILM. Seminar ini menggunakan sebuah buku nyanyian jemaat dari berbagai budaya di Asia yang berjudul "''Sound the Bamboo''". Seminar-seminar ini ditindaklanjuti dengan beberapa seminar lain dengan tema yang sejenis pada tahun [[1993]] (diselenggarakan di [[Rio de Janeiro]]), [[1994]] ([[Hongkong]]), dan [[1997]] ([[Tainan]]).
===Nyanyian Taize===
{{main|Taize (Nyanyian)}}
Liturgi Taize memiliki bentuk seperti model liturgi di [[biara]].<ref name="RR"/> Liturgi Taize berbentuk rangkaian nyanyian-nyanyian.<ref name="RR"/> Iringan musik untuk nyanyian Taize menggunakan berbagai alat musik yang harmonis namun khidmat bila dimainkan, seperti [[terompet]], [[flute]], [[organ]], dan [[gitar]].<ref name="RR"/> Bahasa yang digunakan untuk nyanyian Taize adalah [[bahasa Latin]], [[bahasa Inggris|Inggris]], [[bahasa Prancis|Prancis]], dan [[bahasa Jerman|Jerman]].<ref name="RR"/> Tokoh yang berperan banyak dalam mengaransemen musik Taize adalah [[Jaques Berthier]] dari [[Auxerre]].<ref name="RR"/> Nyanyian-nyanyian Taize kebanyakan memiliki pola nyanyian pendek yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan.<ref name="RR"/>


==Lihat Juga==
=== Litugi Lima ===
{{main|Liturgi Lima}}
Liturgi Lima adalah sebuah liturgi [[ekumenis]] yang dibentuk berdasarkan [[Deklarasi Lima]] yang dilaksanakan di kota [[Lima]], [[Peru]] pada tahun [[1982]].<ref name="Lima">{{en}}Michael Kunzler.2001.''Church's Liturgy''.New York: Continuum International Publishing Group. hlm 163-164.</ref> Liturgi ini disepakati secara doktrinal oleh gereja anggota [[Dewan Gereja-gereja se-Dunia|DGD]]<ref name="Foundation">{{en}}Susan J. White.2006.''Foundations of Christian Worship''.Louisville:Westminster John Knox Press. hlm 154-155.</ref> dan dibuat oleh [[Max Thurian]], salah seorang anggota dari kelompok Taize.<ref name="Lima"/> Liturgi Lima digunakan secara luas - serta diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa - sejak penggunaannya di sidang DGD pada tahun [[1983]] di [[Vancouver]].<ref name="Worshipping">{{en}}Per Harling.1995.''Worshipping Ecumenically''.Switzerland:WCC Publications. hlm 155.</ref> Struktur liturgi ini dibuat mengikuti tradisi gereja Kristen pertama kali<ref name="Worshipping"/> dan memiliki kemiripan dengan liturgi Katolik Roma.<ref>{{en}}Polycarp Chuma Ibebuike.1989.''The Eucharist: the discussion on the Eucharist by the Faith and Order Commission of the World Council of Churches, Lausanne 1927--Lima 1982''.University of Virginia. hlm 432.</ref> Liturgi ini juga dibuat untuk menjembatani perbedaan antara tradisi gereja barat dan timur, misalnya menggunakan [[Pengakuan Iman Rasuli|Pengakuan Iman Rasuli Nicea - Konstantinopel]] tanpa menggunakan tambahan bagian "Tuhan dari Tuhan" dalam artikel kedua dan "Sang Anak" dalam artikel ketiga.<ref name="Worshipping"/>

== Lihat Juga ==
* [[Protestantisme]]
* [[Protestantisme]]
* [[Kristen]]
* [[Kristen]]
* [[Gereja Reformasi]]
* [[Gereja Reformasi]]
* [[Liturgi]]


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Liturgi Kristen]]
{{kristen-stub}}
[[Kategori:Protestanisme]]

[[Kategori:Kristen]]


[[en:Protestant Liturgy]]
[[en:Protestant Liturgy]]

Revisi terkini sejak 5 Juli 2024 07.59

Liturgi Protestan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan ibadah umat Protestan. Liturgi berasal dari bahasa Yunani λείτούργιά yang artinya kerja atau layanan kepada masyarakat.[1] Liturgi Protestan memiliki beberapa perbedaan dengan liturgi Katolik, terkait dengan Reformasi Gereja pada abad ke-16. Liturgi ini disusun oleh para tokoh reformasi gereja dengan pemahaman teologis mereka terhadap ibadah itu sendiri.

Sejarah Liturgi Protestan dan Penyebarannya

[sunting | sunting sumber]

Istilah "Liturgi Protestan" bermula dari konflik antara pimpinan Gereja Katolik Roma dengan orang-orang yang kelak disebut sebagai reformator Protestan pada abad ke-16. Sebelumnya, kekristenan hanya mengenal satu jenis liturgi, yaitu liturgi Katolik Roma. Dalam perkembangannya, ada 9 induk liturgi gereja-gereja Protestan,[2] yakni:

  1. Lutheran, berasal dari Wittenberg dan berkembang ke negara-negara Jerman dan Skandinavia pada abad ke-16.
  2. Calvinis, berasal dari Zurich, Jenewa, dan Strassburg dari abad ke-16, kemudian menyebar ke belanda, Prancis, Skotlandia, Hungaria, dan Inggris.
  3. Anabaptis muncul di Swiss sejak tahun 1520-an.
  4. Anglikan di Inggris, muncul sesaat setelah Lutheran.
  5. Separatis dan Puritan muncul pada abad ke-17 sebagai protes atas kemapanan gereja negara.
  6. Quaker muncul pada abad ke-17 dan membuat terputusnya tradisi peribadahan karena mereka beribadah tanpa khtbah, nyanyian, dan pembacaan Alkitab.
  7. Methodis muncul pada abad ke-18, membuat sebuah liturgi yang merupakan campuran antara liturgi Katolik Roma, Anglikan, dan Puritan.
  8. Frontier muncul pada abad ke-19.
  9. Pentakostal muncul pada abad ke-20 dan merupakan ciri khas spiritual Amerika.

Liturgi di Zaman Reformasi

[sunting | sunting sumber]

Ciri-Ciri Liturgi Reformasi Protestan

[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah ciri-ciri liturgi Protestan, menurut Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 160-163. Beberapa ciri ini juga terdapat dalam liturgi Katolik Roma:

  • Liturgi dilaksanakan dengan bahasa umat.
  • Pengajaran atau khotbah adalah unsur utama dari liturgi.
  • Umat berhak dan wajib menerima komuni, kecuali jemaat yang bersangkutan dilarang untuk ikut karena alasan pastoral.
  • Umat berhak menerima roti dan anggur, bukan hanya roti saja.
  • Umat perlu terlibat secara aktif dalam liturgi dengan menyanyikan nyanyian jemaat.
  • Doa dilayankan dengan suara yang jelas dan khidmat.
  • Pelayan liturgis tidak mengenakan pakaian liturgis yang membedakannya dari umat. ia boleh mengenakan jubah yang menunjukkan dirinya sebagai seorang sarjana, tetapi bukan jubah imamat.[3]

Martin Luther

[sunting | sunting sumber]
Martin Luther

Perubahan liturgi yang diadakan oleh Luther berasal atas Alkitab, Gereja mula-mula dan struktur misa Roma, terutama liturgi dari zaman Patristik. Alkitab mendapat peran dominan dalam ibadah. Selian itu, Luther juga membersihkan gereja dari segala unsur yang dianggapnya kafir dan hanya merupakan "embel-embel zaman". Patung-patung dan lukisan orang kudus tidak dihilangkan dari gereja ,tetapi pemikiran menyerupai atau mengimajinasikan dewa-dewi dilarang. Ia hanya mengizinkan adanya tiga meja dalam gereja, yaitu meja untuk pembacaan Alkitab, meja untuk pembacaan Injil dan pemberitaan firman, serta meja untuk perjamuan kudus.[4][5]

Luther memperbaharui liturgi secara bertahap agar tidak menimbulkan kegelisahan dalam umat. Pertama-tama, dalam buku Formula Misae, Luther memberikan contoh bahwa umat berhak menerima roti dan anggur dalam ekaristi. Khotbah menjadi unsur utama dalam kebaktian karena menurutnya liturgi adalah pemberitaan firman. Pembacaan Alkitab dan khotbah disampaikan dalam bahasa pribumi, sementara hal-hal yang lainnya, misalnya nyanyian jemaat, boleh disampaikan dalam bahasa Latin. Imam bebas memilih pakaian, asalkan tidak menonjolkan kemewahan dan kemegahan.[5][6] Luther melakukan pembaruan selanjutnya yang ditulis tahun 1526 dalam buku Deutsche Messe (Misa Jerman).[7] Dalam buku ini, perbedaan liturgi yang diperbaharui oleh Luther tampak semakin berbeda dengan liturgi Katolik Roma. Ada unsur-unsur liturgi yang dibuang. Semua nyanyian dalam bahasa Latin diganti dengan bahasa Jerman dan diubah istilahnya. Misalnya, Agnus Dei digantikan dengan judul Christe, du Lamm Gottes.

Tahun Liturgi

[sunting | sunting sumber]

Luther hanya memperbolehkan hari Minggu serta hari raya Tuhan (temporale), yaitu hari Natal, Paskah, dan Pentakosta. Ia menghapuskan perayaan hari raya para kudus (sanctorale) secara bertahap. Pada awalnya, ia masih memperbolehkan perayaan tersebut dilakukan, tetapi dimasukkan ke dalam perayaan hari Minggu atau perayaan temporale terdekat dan diajarkan melalui khotbah.

Pemberitaan Firman Tuhan

[sunting | sunting sumber]

Menurut Luther, pemberitaan firman Tuhan memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan sekadar khotbah atau pidato. Praktik pengajaran yang benar adalah melalui homili. Asal kata homili sendiri berasal dari kata homileo yang berarti berbicara, bercakap-cakap dalam rangka mengajar. Oleh karena itu, khotbah yang monoton tidak dapat disebut sebagai sebuah homili. Pemberitaan firman Tuhan inilah yang menjadi pusat peribadahan. Tanpanya, ibadah tidak dapat berlangsung. Sakramen pun menjadi nyata dan sah hanya melalui pemberitaan firman.

Ibadah Harian

[sunting | sunting sumber]

Selain ibadah mingguan yang berlangsung setiap hari Minggu, Luther juga menerapkan ibadah harian (ofisi). Ada tiga waktu doa komunal setiap hari, yaitu ibadah pagi, ibadah siang, dan ibadah senja. Ibadah pagi dilaksanakan sekitar pukul 4 hingga pukul 5. Pendeta memilih sebuah kitab dari Perjanjian Lama dan siapapun boleh membacakannya. Hal ini dimaksudkan agar umat tetap terampil dan pandai dalam memahami Alkitab. Ibadah siang dilakukan setelah makan siang. Ibadah senja dilakukan sekitar pukul 5 atau 6. Pada ibadah ini, sebaiknya kitab yang diambil berasal dari Perjanjian Baru.

Martin Bucer

[sunting | sunting sumber]
Martin Bucer

Liturgi yang dibuat oleh Martin Bucer bersifat Injili dan memiliki segi personalitas yang menonjol.

Menurut Bucer, liturgi berisi 4 hal:

  • Pemberitaan firman Tuhan dan tanggapan umat kepada-Nya dalam bentuk mazmur-mazmur yang saling bersahutan, doa, dan nyanyian.
  • Peran Roh Kudus ditonjolkan secara aktif dan terlihat melalui khotbah yang mengena sehingga mendorong pertobatan.
  • Selain di waktu khotbah, umat bebas berdoa dan memuji tanpa dikekang oleh tatacara yang kaku.
  • Gereja harus menjadi persekutuan kasih. Kasih harus mendasari segenap kehidupan orang percaya.

Keempat hal ini dikenal sebagai "empat prinsip Bucer mengenai liturgi".[8]

Bucer menerbitkan sebuah buku liturgi yang berjudul Grund und Ursach der Neurungen an dem Nachtmahl des Herren (Dasar dan Alasan Pembaruan pada Perjamuan Malam Tuhan) pada tahun 1524. Isi liturgi buku tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Ketika umat datang untuk beribadah pada hari Minggu, Pendeta mengingatkan mereka untuk mengaku dosa dan berdoa. Setelah itu, Pendeta memanjatkan doa bersama umat dan memberitakan pengampunan dosa bagi mereka yang percaya. Setelah berdoa singkat dan membacakan kitab tertentu, umat menyanyikan mazmur-mazmur pendek atau nyanyian dari kidung pujian.
  2. Umat menyanyikan Dasa Titah atau nyanyian lain, lalu Pendeta membacakan Injil dan berkhotbah.
  3. Umat menyanyikan pengakuan iman, disusul dengan doa syafaat bagi pemerintah, iman, kasih, dan anugerah untuk selalu mengenang kematian Kristus.
  4. Pendeta mengingatkan untuk merayakan perjamuan Tuhan dan mengenangkan-Nya.
  5. Pembacaan Alkitab mengenai perjamuan Tuhan dari Injil Sinoptik dan 1 Korintus 11.
  6. Pendeta memecahkan roti dan menuang cawan minuman untuk mengenang Tuhan sementara umat menyanyikan nyanyian jemaat.
  7. pendeta menutup perjamuan dengan doa singkat dan berkat serta mengutus umat untuk pergi dalam damai Tuhan.

Kelak, Zwingli memperbaharui liturgi ini dengan membersihkannya dari unsur Katolik Roma.

Yohanes Calvin

[sunting | sunting sumber]
Yohanes Calvin.

Yohanes Calvin melakukan penyusunan tata liturgi dan nyanyian jemaat di Strassburg bersama teman-temannya. Ia mengembangkan liturgi yang dibuat oleh Martin Bucer. Pada tahun 1540, Calvin menerbitkan sebuah liturgi yang disebut dengan Liturgi Strassburg, namun naskah aslinya tidak tersimpan. Dua tahun kemudian, ia mempublikasikan Liturgi Jenewa. Pada tahun 1545 ia mempublikasikan sebuah edisi lain dari liturgi Strassburg yang merupakan penggabungan dari liturgi Strassburg edisi sebelumnya dengan liturgi Jenewa. Sebenarnya, liturgi Strassburg dan liturgi Jenewa memiliki pola yang sama, namun memiliki perbedaan dalam beberapa ritus.

Salah satu sumbangan Calvin terhadap liturgi Gereja Reformasi adalah unsur yang disebut dengan "votum". Kalimat votum (disebut oleh Calvin sebagai adjutorium) berbunyi sebagai berikut: "Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi". Dalam praktiknya, kalimat tersebut sering ditambahkan dengan kalimat: "Dan yang tetap memelihara kasih setia-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan pekerjaan tangan-Nya." Calvin biasa menggunakan kalimat tersebut untuk pembuka kebaktian firman.[9]

Selain itu, Calvin juga memprakarsai terbentuknya Mazmur Jenewa. Mazmur Jenewa adalah kumpulan nyanyian dari Mazmur 1 - 150 yang dibuat oleh banyak penyair dan komponis. Calvin sendiri nyaris tidak terlibat secara langsung dalam pembuatan dan penyusunan Mazmur Jenewa.

Liturgi Modern

[sunting | sunting sumber]

Ciri khas dari liturgi pada masa ini adalah upaya penyesuaian liturgi dengan budaya lokal. Proses ini melibatkan kontekstualisasi, inkulturasi, akulturasi, dan adaptasi terhadap budaya setempat. Selain itu, ada juga Gerakan Liturgi yang berusaha membuat penyesuaian liturgi secara oikumenis.

Nyanyian Taize

[sunting | sunting sumber]
Ibadah Taize

Nyanyian ini berasal dari komunitas yang berasal dari desa Taize, Prancis. Nyanyian Taize memiliki bentuk seperti model liturgi di biara. Liturgi Taize berbentuk rangkaian nyanyian-nyanyian. Iringan musik untuk nyanyian Taize menggunakan berbagai alat musik yang harmonis namun khidmat bila dimainkan, seperti trompet, flute, organ, dan gitar. Bahasa yang digunakan untuk nyanyian Taize adalah bahasa Latin, Inggris, Prancis, dan Jerman. Tokoh yang berperan banyak dalam mengaransemen musik Taize adalah Jaques Berthier dari Auxerre. Nyanyian-nyanyian Taize kebanyakan memiliki pola nyanyian pendek yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan.

Gerakan Liturgis

[sunting | sunting sumber]

Gerakan liturgis dimulai dengan usaha untuk kembali pada norma ibadah mula-mula. Tujuan utama dari gerakan liturgis ini adalah untuk melahirkan liturgi yang sepola. Gerakan pembaruan liturgi dari gereja Reformasi dipelopori oleh Eugene bersier, Wilfred Monod, Richard Paquier, Jean-Jacques Von Allmen, William D. Maxwell, dan James White. Dari Gereja Anglikan, tokohnya adalah Walter Howard Frere dan Dom Gregory Dix yang mempublikasikan buku "The Shape of The Liturgy" pada tahun 1945. Gereja Methodist mensahkan buku berjudul "Methodist Service Book" yang menegaskan baptisan dalam sebuah konferensi di Inggris pada tahun 1975. Gereja Lutheran menerbitkan buku berjudul "Lutheran Book of Worship" pada tahun 1978.

Pada tahun 1982, Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) menyelenggaran seminar liturgi di Peru dann menghasilkan sebuah liturgi oikumenis yang disebut sebagai Liturgi Lima. Pada tahun 1987 diselenggarakan sebuah lokakarya musik dan liturgi di Manila, Filipina yang diadakan oleh Lembaga Liturgi dan Musik Asia (Asian Institute for Liturgy and Music - AILM). Lokakarya ini bersifat internasional dan berusaha memperkenalkan dan menerapkan musik-musik Asia sebagai nyanyian jemaat. Seminar dengan tema yang serupa dilaksanakan kembali pada tahun 1992 dan diselengarakan oleh DGD dan AILM. Seminar ini menggunakan sebuah buku nyanyian jemaat dari berbagai budaya di Asia yang berjudul "Sound the Bamboo". Seminar-seminar ini ditindaklanjuti dengan beberapa seminar lain dengan tema yang sejenis pada tahun 1993 (diselenggarakan di Rio de Janeiro), 1994 (Hongkong), dan 1997 (Tainan).

Litugi Lima

[sunting | sunting sumber]

Liturgi Lima adalah sebuah liturgi ekumenis yang dibentuk berdasarkan Deklarasi Lima yang dilaksanakan di kota Lima, Peru pada tahun 1982.[10] Liturgi ini disepakati secara doktrinal oleh gereja anggota DGD[11] dan dibuat oleh Max Thurian, salah seorang anggota dari kelompok Taize.[10] Liturgi Lima digunakan secara luas - serta diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa - sejak penggunaannya di sidang DGD pada tahun 1983 di Vancouver.[12] Struktur liturgi ini dibuat mengikuti tradisi gereja Kristen pertama kali[12] dan memiliki kemiripan dengan liturgi Katolik Roma.[13] Liturgi ini juga dibuat untuk menjembatani perbedaan antara tradisi gereja barat dan timur, misalnya menggunakan Pengakuan Iman Rasuli Nicea - Konstantinopel tanpa menggunakan tambahan bagian "Tuhan dari Tuhan" dalam artikel kedua dan "Sang Anak" dalam artikel ketiga.[12]

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Indonesia) Rasid Rachman. Pembimbing Ke Dalam Sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2010.
  2. ^ (Inggris)James F. White.1989.Protestant Worship:Traditions in Transition.Kentucky:John Knox.
  3. ^ (Inggris)Jean Jacques vol Allmen.1981.The Communal Character of Public Worship in the Reformed Church.Diterjemahkan oleh Matthew J. O'Connell.New York:Pueblo Publishing Company.hlm 1-4.
  4. ^ (Inggris)Bard Thompson.2003.Liturgies of the Wester Church.Minneapolis:Fortress. hlm 95-96
  5. ^ a b (Inggris)Timothy F. Lull.1989.Martin Luther's basic Theological Writings.Minneapolis:Fortress Press. hlm.449, 461.
  6. ^ (Indonesia)W.J. Kooiman.1986.Martin Luther.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 86.
  7. ^ (Inggris)Martin Brecht.1985.Martin Luther.Philadelphia:Fortress Press.
  8. ^ (Inggris)Bard Thompson.2003.Liturgies of the Western Church. Minneapolis:Fortress. hlm 162-163.
  9. ^ (Indonesia)Th, van den End.2000.Enam Belas Dokumen Dasar Calvinisme.Jakarta:PT BPK Gunung Mulia. hlm 416.
  10. ^ a b (Inggris)Michael Kunzler.2001.Church's Liturgy.New York: Continuum International Publishing Group. hlm 163-164.
  11. ^ (Inggris)Susan J. White.2006.Foundations of Christian Worship.Louisville:Westminster John Knox Press. hlm 154-155.
  12. ^ a b c (Inggris)Per Harling.1995.Worshipping Ecumenically.Switzerland:WCC Publications. hlm 155.
  13. ^ (Inggris)Polycarp Chuma Ibebuike.1989.The Eucharist: the discussion on the Eucharist by the Faith and Order Commission of the World Council of Churches, Lausanne 1927--Lima 1982.University of Virginia. hlm 432.