Lompat ke isi

Gula batu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
Nuguseo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Gula batu.jpg|jmpl|ka|250px|Gula batu.]]
[[Berkas:Kandiszucker weiß.jpg|jmpl|ka|250px|Gula batu.]]


[[Berkas:Brauner_Kandiszucker.jpg|jmpl|ka|250px|Gula batu yang terbuat dari [[gula]] yang belum melalui proses [[penyaringan]] sehingga masih berwarna [[cokelat (warna)|cokelat]].]]
[[Berkas:Brauner_Kandiszucker.jpg|jmpl|ka|250px|Gula batu yang terbuat dari [[gula]] yang belum melalui proses [[penyaringan]] sehingga masih berwarna [[cokelat (warna)|cokelat]].]]

Revisi terkini sejak 7 Juli 2024 08.35

Gula batu.
Gula batu yang terbuat dari gula yang belum melalui proses penyaringan sehingga masih berwarna cokelat.

Gula batu (bahasa Inggris: rock candy) adalah permen yang dibuat dari gula pasir, yang dikristalkan, melalui bantuan air yang dipanaskan hingga mencapai kondisi jenuh dan lalu menjadi dingin.

Gula batu pertama kali dibuat di Iran pada abad ke-9 Masehi. Kristal gula ketika itu dibuat dengan melarutkan gula dengan air, lalu dipanaskan hingga menjadi jenuh dan lalu kristalisasi terjadi seiring penurunan temperatur. Kristalisasi menjadi lebih cepat ketika setangkai ranting pohon dimasukkan ke dalam larutan dan kristal gula tersusun di sekitar ranting, membentuk seperti batu.[1]

Gula batu biasanya ditambahkan ke dalam minuman. Budaya teh di Frisia Timur menggunakan satu bongkah kecil gula batu yang diletakkan di dasar cangkir sebelum teh dituang ke cangkir.

Kelebihan gula batu dari gula pasir adalah gula batu lebih mudah diubah menjadi energi oleh pankreas, jika pada gula pasir pankreas hanya mampu mengubah sekitar 1/2 sendok gula pasir menjadi energi dalam 140 menit, sedangkan untuk gula batu pankreas mampu mengubah sekitar 6 sendok makan untuk menjadi energi dalam 140 menit, oleh karenanya gula batu lebih sehat jika dibandingkan dengan gula pasir.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Richardson, Tim. (2002) Sweets: A History of Candy. Bloomsbury. ISBN 978-1-58234-229-0 p. 90

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]