Lompat ke isi

Cendekiawan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: sh:Intelektualac
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(24 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{rapikan}}
'''Cendekiawan''' atau '''intelektual''' ialah orang yang menggunakan [[kecerdasan]]nya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai [[gagasan]]. Kata cendekiawan berasal dari [[Chanakya]], seorang politikus dalam pemeritahan [[Chandragupta]] dari [[Kekaisaran Maurya]].
'''Cendekiawan''' atau intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, menggagas, serta mempertanyakan dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. Kata "cendekiawan" sendiri berasal dari [[Canakya|Chanakya]], seorang [[politikus]] dalam pemerintahan Kekaisaran Maurya di bawah pemerintahan [[Candragupta Maurya|Chandragupta]].


Secara umum, terdapat tiga pengertian modern untuk istilah "cendekiawan", yaitu:
Secara umum, terdapat tiga pengertian modern untuk istilah "cendekiawan", yaitu:
# mereka yang amat terlibat dalam idea-idea dan buku-buku;
# Mereka yang amat terlibat dalam ide-ide dan ruang diskusi;
# mereka yang mempunyai keahlian dalam [[budaya]] dan [[seni]] yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, dan yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual budaya".
# Mereka yang mempunyai keahlian dalam [[budaya]] dan [[seni]] yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual budaya".
# dari segi [[Marxisme]], mereka yang tergolong dalam [[Kelas sosial|kelas]] [[dosen]], [[guru]], [[pengacara]], [[wartawan]], dan sebagainya.
# Dari segi [[Marxisme]], mereka yang tergolong dalam [[Kelas sosial|kelas]] [[dosen]], [[guru]], [[pengacara]], [[wartawan]], dan sebagainya.


Oleh karena itu, cendekiawan sering dikaitkan dengan mereka yang lulusan [[universitas]]. Namun, [[Sharif Shaary]], [[dramawan]] [[Malaysia]] terkenal, mengatakan bahwa hakikatnya tidak semudah itu. Ia berkata:
Oleh karena itu, cendekiawan sering kali dikaitkan dengan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi atau universitas. Namun, [[Sharif Shaary]], seorang dramawan terkenal dari [[Malaysia]], menekankan bahwa hakikatnya tidaklah sesederhana itu. Ia berpendapat bahwa:
: "''Belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan... seorang cendekiawan adalah pemikir yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari [[kebenaran]] dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual juga '''seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman''', terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat''." <ref name=SS>Faizal Yusup. ''Bicara tentang Mahathir'', Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0</ref>
: "''Belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan... seorang cendekiawan adalah pemikir yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari [[kebenaran]] dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual juga '''seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman''', terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat''."<ref name="SS">Faizal Yusup. ''Bicara tentang Mahathir'', Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0</ref>


=== Tiga tahap perkembangan intelektual ===
== Tiga Tahap Perkembangan Intelektual ==
Menurut [[August Comte]] ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya:
Menurut [[August Comte]] ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya:
# Tahap teologis; tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
# Tahap teologis, yakni tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
# Tahap metafisis; tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
# Tahap metafisis, yakni tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
# Tahap positif: tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.
# Tahap positif, yakni tahap di mana manusia mulai berpikir secara ilmiah.


== Cendekiawan bisu dan palsu ==
== Cendekiawan Bisu dan Palsu ==
Sharif Shaary menegaskan bahawa seorang "cendekiawan" bukan hanya sekadar berpikir tentang kebenaran tetapi harus menyuarakannya, apapun rintangannya. Seorang cendekiawan yang benar tidak boleh netral, dan harus memihak kepada kebenaran dan [[keadilan]]. Dia "tidak boleh menjadi ''cendekiawan bisu'', kecuali dia betul-betul bisu atau dibisukan".
Seorang "cendekiawan" bukan hanya berpikir tentang kebenaran, tetapi harus menyuarakannya apapun rintangannya. Seorang cendekiawan yang benar tidak boleh netral dan harus memihak kepada kebenaran dan [[keadilan]]. Seorang cendekiawan tidak boleh menjadi cendekiawan bisu, kecuali dia benar-benar bisu atau dibisukan.


Jika betul-betul bisu, seorang cendekiawan masih dapat bertindak dengan menyatakan pikiran melalui penulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada khayalak ramai. Inilah yang dikatakan ''cendekiawan bisu yang tidak bisu''. Sebaliknya, terdapat ''cendekiawan yang tidak bisu tetapi bisu''. Dia menjadi bisu mungkin karena '''"dia takut atau berkepentingan"'''. <ref name=SS>Faizal Yusup. ''Bicara tentang Mahathir'', Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0</ref>
Jika betul-betul bisu, seorang cendekiawan masih dapat bertindak dengan menyatakan pikiran melalui penulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada khayalak ramai. Inilah yang dikatakan ''cendekiawan bisu yang tidak bisu''. Sebaliknya, terdapat ''cendekiawan yang tidak bisu tetapi bisu''. Dia menjadi bisu mungkin karena '''"dia takut atau berkepentingan"'''.<ref name=SS/>


Cendekiawan palsu akan mengelabui [[mata]] dan pikiran [[rakyat]] dengan kebenaran palsu melalui penyelewengan fakta dan pernyataan keliru. Cendekiawan palsu banyak menggunakan [[retorika]] kosong. <ref name=SS>Faizal Yusup. ''Bicara tentang Mahathir'', Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0</ref>
Cendekiawan palsu akan mengelabui [[mata]] dan pikiran [[rakyat]] dengan kebenaran palsu melalui penyelewengan [[fakta]] dan pernyataan keliru. Cendekiawan palsu banyak menggunakan [[retorika]] kosong.<ref name=SS/>


== Analisis kesulitan siswa kelas Vlll SMP dalam menyelesaikan soal cerita lingkaran ditinjau daari teori polya ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.nybooks.com/articles/12172/ Bagian Tambahan Khusus: Tanggung Jawab Cendekiawan] – oleh [[Noam Chomsky]], 23 Februari 1967
* [http://www.nybooks.com/articles/12172/ Bagian Tambahan Khusus: Tanggung Jawab Cendekiawan] – oleh [[Noam Chomsky]], 23 Februari 1967
** termasuk jawaban oleh [[Arthur Dorfman]], [[Raziel Abelson]], [[Fryar Calhoun]], dan [[E.B. Murray]]
** termasuk jawaban oleh [[Arthur Dorfman]], [[Raziel Abelson]], [[Fryar Calhoun]], dan [[E.B. Murray]]
* [http://www.usnews.com/usnews/news/articles/060306/6summers.htm Laporan Berita dan Dunia Amerika Serikat] – mengenai pimpinan-pimpinan sekolah tinggi dan cendekiawan umum
* [http://www.usnews.com/usnews/news/articles/060306/6summers.htm Laporan Berita dan Dunia Amerika Serikat] – mengenai pimpinan-pimpinan sekolah tinggi dan cendekiawan umum
* [http://www.signandsight.com/features/752.html Laman web SightandSound: "Perantara ialah bahasa Inggeris"] – tentang ulasan-ulasan Timothy Garton Ash mengenai cendekiawan Britania
* [http://www.signandsight.com/features/752.html Laman web SightandSound: "Perantara ialah bahasa Inggeris"] – tentang ulasan-ulasan Timothy Garton Ash mengenai cendekiawan Britania
* [http://www.complete-review.com/quarterly/vol3/issue2/posner.htm Laman web ''CompleteReview'': "Reaksi-reaksi terhadap "Cendekiawan Awam" Richard Posner]
* [http://www.complete-review.com/quarterly/vol3/issue2/posner.htm Laman web ''CompleteReview'': "Reaksi-reaksi terhadap "Cendekiawan Awam" Richard Posner]
* [http://home.uchicago.edu/~rposner/TABLE%20II.pdf Jadwal Posner bagi 600+ cendekiawan awam] – dikelompokkan menurut jenis kelamin, anggota gabungan profesional dan bidang, kecenderungan politik, penggabungan media, akses internet, dan karya ilmiah.
* [http://home.uchicago.edu/~rposner/TABLE%20II.pdf Jadwal Posner bagi 600+ cendekiawan awam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150922083823/http://home.uchicago.edu/~rposner/TABLE%20II.pdf |date=2015-09-22 }} – dikelompokkan menurut jenis kelamin, anggota gabungan profesional dan bidang, kecenderungan politik, penggabungan media, akses internet, dan karya ilmiah.
* [http://www.infoplease.com/spot/topintellectuals.html Majalah Dasar Luar Negara dan Prospek Britania mengenai 100 Cendekiawan Awam Yang Terkenal] – termasuk daftar menurut bidang.
* [http://www.infoplease.com/spot/topintellectuals.html Majalah Dasar Luar Negara dan Prospek Britania mengenai 100 Cendekiawan Awam Yang Terkenal] – termasuk daftar menurut bidang.


[[Kategori:Akademia]]
[[Kategori:Akademia]]

[[ar:مفكر]]
[[arz:مثقف]]
[[az:İntellektual]]
[[ca:Intel·lectual]]
[[cs:Intelektuál]]
[[da:Intellektuel]]
[[de:Intellektueller]]
[[en:Intellectual]]
[[eo:Intelektulo]]
[[es:Intelectual]]
[[fa:روشن‌فکری]]
[[fi:Älymystö]]
[[fr:Intellectuel]]
[[gl:Intelectual]]
[[he:אינטלקטואל]]
[[hr:Intelektualac]]
[[it:Intellettuale]]
[[ja:知識人]]
[[ko:지식인]]
[[lt:Intelektualas]]
[[ms:Intelektual]]
[[nl:Intellectueel (persoon)]]
[[nn:Intellektuell]]
[[no:Intellektuell]]
[[pl:Intelektualista]]
[[pt:Intelectual]]
[[ro:Intelectual]]
[[ru:Интеллектуал]]
[[sh:Intelektualac]]
[[simple:Intellectual]]
[[sk:Intelektuál]]
[[sl:Javni intelektualec]]
[[sr:Интелектуализам]]
[[sv:Intellektuell]]
[[tr:Entelektüel]]
[[uk:Інтелектуал]]
[[vi:Trí thức]]
[[yi:דענקער]]
[[zh:知识分子]]

Revisi terkini sejak 9 Juli 2024 04.10

Cendekiawan atau intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, menggagas, serta mempertanyakan dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. Kata "cendekiawan" sendiri berasal dari Chanakya, seorang politikus dalam pemerintahan Kekaisaran Maurya di bawah pemerintahan Chandragupta.

Secara umum, terdapat tiga pengertian modern untuk istilah "cendekiawan", yaitu:

  1. Mereka yang amat terlibat dalam ide-ide dan ruang diskusi;
  2. Mereka yang mempunyai keahlian dalam budaya dan seni yang memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, yang kemudian mempergunakan kewibawaan itu untuk mendiskusikan perkara-perkara lain di khalayak ramai. Golongan ini dipanggil sebagai "intelektual budaya".
  3. Dari segi Marxisme, mereka yang tergolong dalam kelas dosen, guru, pengacara, wartawan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, cendekiawan sering kali dikaitkan dengan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi atau universitas. Namun, Sharif Shaary, seorang dramawan terkenal dari Malaysia, menekankan bahwa hakikatnya tidaklah sesederhana itu. Ia berpendapat bahwa:

"Belajar di universitas bukan jaminan seseorang dapat menjadi cendekiawan... seorang cendekiawan adalah pemikir yang sentiasa berpikir dan mengembangkan (serta) menyumbangkan gagasannya untuk kesejahteraan masyarakat. Ia juga adalah seseorang yang mempergunakan ilmu dan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, merumuskan segala perkara dalam kehidupan manusia, terutama masyarakat di mana ia hadir khususnya dan di peringkat global umum untuk mencari kebenaran dan menegakkan kebenaran itu. Lebih dari itu, seorang intelektual juga seseorang yang mengenali kebenaran dan juga berani memperjuangkan kebenaran itu, meskipun menghadapi tekanan dan ancaman, terutama sekali kebenaran, kemajuan, dan kebebasan untuk rakyat."[1]

Tiga Tahap Perkembangan Intelektual[sunting | sunting sumber]

Menurut August Comte ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya:

  1. Tahap teologis, yakni tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
  2. Tahap metafisis, yakni tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
  3. Tahap positif, yakni tahap di mana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Cendekiawan Bisu dan Palsu[sunting | sunting sumber]

Seorang "cendekiawan" bukan hanya berpikir tentang kebenaran, tetapi harus menyuarakannya apapun rintangannya. Seorang cendekiawan yang benar tidak boleh netral dan harus memihak kepada kebenaran dan keadilan. Seorang cendekiawan tidak boleh menjadi cendekiawan bisu, kecuali dia benar-benar bisu atau dibisukan.

Jika betul-betul bisu, seorang cendekiawan masih dapat bertindak dengan menyatakan pikiran melalui penulisan yang akhirnya akan sampai juga kepada khayalak ramai. Inilah yang dikatakan cendekiawan bisu yang tidak bisu. Sebaliknya, terdapat cendekiawan yang tidak bisu tetapi bisu. Dia menjadi bisu mungkin karena "dia takut atau berkepentingan".[1]

Cendekiawan palsu akan mengelabui mata dan pikiran rakyat dengan kebenaran palsu melalui penyelewengan fakta dan pernyataan keliru. Cendekiawan palsu banyak menggunakan retorika kosong.[1]

Analisis kesulitan siswa kelas Vlll SMP dalam menyelesaikan soal cerita lingkaran ditinjau daari teori polya[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Faizal Yusup. Bicara tentang Mahathir, Pekan Ilmu Publications Sdn Bhd (2004). ISBN 983-2567-30-0

Pranala luar[sunting | sunting sumber]