Lompat ke isi

Atropin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan sejarah
k (via JWB)
 
(24 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{inuse}}
{{Drugbox
{{Drugbox
| Verifiedfields = changed
| Verifiedfields = changed
Baris 58: Baris 57:
| StdInChIKey = RKUNBYITZUJHSG-SPUOUPEWSA-N
| StdInChIKey = RKUNBYITZUJHSG-SPUOUPEWSA-N
}}
}}
'''Atropin''' adalah [[obat]] yang digunakan untuk menangani melambatnya denyut [[jantung]] dan gejala keracunan [[insektisida]].<ref>{{Cite web|url=https://www.alodokter.com/atropin|title=Atropin|date=2016-12-30|website=Alodokter|access-date=2019-12-11}}</ref> Atropin adalah zat dari golongan antikolinergik yang digunakan untuk berbagai fungsi, terutama sebagai obat untuk prosedur preoperatif (baik untuk operasi bedah umum maupun untuk operasi [[mata]] [[katarak]]).<ref>{{Cite web|url=https://www.alomedika.com/obat/anestetik/obat-untuk-prosedur-preoperatif/atropin|title=Atropin - indikasi, dosis, interaksi dan efek samping|last=Riawati|first=|date=23 Januari 2019|website=Alomedika|access-date=16 Desember 2019}}</ref>
'''Atropin''' adalah [[obat]] golongan [[antimuskarinik]] (sebelumnya disebut antikolinergik) yang digunakan untuk mengurangi motilitas (pergerakan) usus. Atropin memiliki rumus kimia C<sub>17</sub>H<sub>23</sub>NO<sub>3</sub>. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi [[Detak jantung|denyut jantung]] yang menurun ([[bradikardia]]), gejala [[keracunan pestisida]], dan untuk prosedur praoperatif (baik untuk operasi bedah umum maupun untuk operasi mata katarak).<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.alodokter.com/atropin|title=Atropin|last=|first=|date=30 Desember 2016|website=Alodokter|access-date=11 Desember 2019}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-motilitas-0|title=1.2.1 Antimuskarinik {{!}} PIO Nas|last=|first=|date=|website=pionas.pom.go.id|access-date=20 Maret 2020|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604192150/http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-1-sistem-saluran-cerna-0/12-antispasmodik-dan-obat-obat-lain-yang-mempengaruhi-motilitas-0|dead-url=yes}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.alomedika.com/obat/anestetik/obat-untuk-prosedur-preoperatif/atropin|title=Atropin - indikasi, dosis, interaksi dan efek samping|last=Riawati|first=|date=23 Januari 2019|website=Alomedika|access-date=16 Desember 2019}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|url=http://inchem.org/documents/antidote/antidote/atropine.htm|title=Atropine (International Programme on Chemical Safety Evaluation, 2002)|last=Heath|first=Andrew J.|last2=McKeown|first2=Robin|date=20 Desember 2002|website=inchem.org|access-date=21 Maret 2020}}</ref>

Atropin dapat ditemukan di dalam tanaman ''Atropa Belladona''. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak berbau, berasa pahit, dan sensitif terhadap cahaya.<ref name=":2" /><ref name=":4">{{Cite web|url=https://www.rxlist.com/atropine-solution-drug.htm|title=Atropine (atropine sulfate): Uses, Dosage, Side Effects, Interactions, Warning|last=|first=|date=|website=RxList|language=en|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref name=":8" />

Efek samping penggunaan obat ini adalah detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, [[mual]], kembung, nyeri ulu hati, [[sembelit]], sulit buang air kecil, dan mulut kering.<ref name=":4" /><ref name=":9">{{Cite web|url=https://www.farmasi-id.com/atropine/|title=Atropine {{!}} Kandungan, Indikasi, Efek Samping, Dosis, Obat Apa|date=2019-07-07|website=Farmasi-id.com|language=en-US|access-date=2020-03-22}}</ref>

== Sifat fisik dan kimia ==
Atropin adalah obat berbentuk bubuk kristal berwarna putih atau kristal berbentuk seperti jarum yang tidak berbau dan berasa pahit. Sangat mudah larut dengan [[Massa molekul relatif|berat molekul]] 289,38 g/mol. Sebagai [[alkaloid]] belladonna, atropin adalah gabungan L-isomer dan D-isomer hiosiamina. [[Rumus kimia]] atropin adalah C<sub>17</sub>H<sub>23</sub>NO<sub>3.</sub> [[Titik lebur|Titik leleh]]<nowiki/>nya 118,5&nbsp;°C, [[Kelarutan|daya larut]]<nowiki/>nya 1 gram dalam; 2 ml [[alkohol]], 25 ml [[eter]], 27 ml [[gliserol]], dan 1 ml [[kloroform]] (sangat larut dalam [[etanol]], mudah larut dalam kloroform, dan tidak larut dalam [[etil eter]]). Di dalam air, daya larutnya adalah 2.200&nbsp;mg/l pada suhu 25&nbsp;°C atau kira-kira 1 gram atropin dalam 445 ml air pada suhu 80&nbsp;°C. Atropin sensitif terhadap cahaya, sebaiknya disimpan pada [[suhu ruangan|suhu ruang]], dan jangan sampai membeku (penyimpanan tidak dibawah suhu 29&nbsp;°C). Hidrolisis terjadi pada pH minimal 3,5. Atropin bila dipanaskan akan mengeluarkan asap [[nitrogen oksida]] yang beracun. [[Konstanta disosiasi asam]] atau pKa-nya (ukuran ketahanan terhadap asam) adalah 9,8.<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":8">{{Cite web|url=https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/174174|title=Atropine|last=PubChem|first=|date=|website=pubchem.ncbi.nlm.nih.gov|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.newdruginfo.com/pharmacopeia/usp28/v28230/usp28nf23s0_m6390.htm|title=Atropine, chemical structure, molecular formula, Reference Standards|last=|first=|date=|website=www.newdruginfo.com|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref name=":5">{{Cite web|url=https://doktersehat.com/obat-atropin/|title=Atropin: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll - DokterSehat|last=Rhandy Verizarie|first=|date=18 Januari 2020|website=Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - Dokter Sehat|language=|access-date=21 Maret 2020|archive-date=2020-03-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20200321124256/https://doktersehat.com/obat-atropin/|dead-url=yes}}</ref>

== Farmakodinamika ==
Atropin digunakan untuk mengatasi kontraksi atau kejang otot pada perut, [[kandung kemih]], usus, dan [[saluran empedu]]. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi [[Radang usus besar|kolitis]], [[divertikulitis]], ''irritable bowel syndrome'', mengurangi produksi cairan tubuh seperti [[asam lambung]], mengurangi produksi [[air liur]] dan [[keringat]] berlebih, stabilisasi [[Detak jantung|denyut jantung]] selama proses operasi, dan digunakan untuk mengobati keracunan pestisida golongan [[Organofosfit|organofosfat]].<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":4" /><ref name=":5" /><ref>{{Cite web|url=https://hellosehat.com/obatan-suplemen/obat/atropin-atropine/|title=Atropin (Atropine) : Fungsi, Dosis, Efek Samping, Cara Pakai|last=|first=|date=1 Januari 1970|website=Hello Sehat|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>

Efek parasimpatolitik atropin digunakan untuk mengatasi bradiaritmia dengan cara meningkatkan kecepatan konduksi [[nodus sinoatrial]] atau NSA dan [[nodus atrioventrikuler]] NAV, meningkatkan laju pelepasan SAV, dan menurunkan periode refrakter efektif NAV. Ketiga hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Atropin juga menurunkan aktivitas sistem saraf parasimpatis terhadap beberapa kelenjar seperti kelenjar bronkus, kelenjar saliva, dan kelenjar keringat. Atropin dapat digunakan sebagai [[antidot]] untuk keracunan organofosfat dengan cara menghambat efek kolinomimetik dari pestisida ini.<ref name=":4" /><ref name=":6">{{Cite web|url=http://www.glowm.com/resources/glowm/cd/pages/drugs/a066.html|title=Atropine sulfate|last=|first=|date=|website=www.glowm.com|access-date=21 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://pharmawiki.in/pharmacodynamics-basic-notes-pdf-ppt-atropine-furosimide-heparin-basti-vamana/|title=Pharmacodynamics Basic Notes - PDF PPT - ATROPINE FUROSIMIDE HEPARIN BASTI VAMANA|last=|first=|date=6 Agustus 2018|website=Pharmawiki.in|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>

=== Interaksi dengan obat/zat lain ===
Atropin berinteraksi dengan berbagai obat, seperti [[amantadin]] (obat agonis dopaminergik) yang akan meningkatkan efek antikolinergiknya. Pemberian atropin dengan levodopa akan menurunkan efek atropin. Pemberiannya bersamaan dengan obat antikolinergik seperti antidepresan golongan trisiklik, [[antihistamin]], fenotiazin, disopiramid, dan quinidine akan meningkatkan aktivitas antikolinergik sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Begitupun dengan antagonis reseptor muskarinik golongan amina tersier yang digunakan untuk antispasme seperti disikloamina, oksifensiklimin, flavoksat, dan oksibutinin. Selain dengan obat, atropin juga berinteraksi dengan [[herba]] seperti ''[[Pinang|Areca catechu]]'' (dikenal di Indonesia dengan nama pinang). Interaksinya dengan pinang akan menurunkan suhu dan meningkatkan efek sistem saraf pusat. Interaksi dengan ''[[Pilocarpus microphyllus]]'' atau ''jaborandi'' akan menurunkan efek atropin, interaksi dengan ''jimsonweed'' akan memberikan efek yang kurang baik untuk sistem kardiovaskular, interaksi dengan ''Pill-Bearing Spurge ([[Patikan kebo|Euphorbia Hirta]]'' atau ''[[Euphorbia pilulifera]])'' akan menurunkan efek atropin yang serupa dengan efek pada ''jaborandi'', dan interaksi dengan ''squawvine'' (''[[Gaultheria procumbens]]'') akan mengganggu metabolisme atropin karena kandungan [[asam tanat]] yang ada di dalam ''squawvine''.<ref name=":6" /><ref>{{Cite web|url=https://www.everydayhealth.com/drugs/atropine|title=Atropine - Side Effects, Dosage, Interactions - Drugs|last=|first=|date=|website=EverydayHealth.com|language=|access-date=21 Maret 2020}}</ref>

Ada empat obat yang berinteraksi mayor dengan atropin sebagai obat antikolinergik. Pemberian [[Kalium klorida|potasium klorida]] dan [[Kalium nitrat|potasium sitrat]] akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna bagian atas. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan waktu transit saluran cerna karena penurunan gerakan lambung dan usus. Kondisi ini akan menyebabkan ion potasium terlokalisasi di saluran pencernaan atas, larut, dan meningkat kadarnya di area tersebut. Kontak yang lama antara ion [[Kalium|potasium]] dengan mukosa saluran pencernaan akan menyebabkan ulserasi, stenosis, perforasi, dan obstruksi.<ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-potassium-chloride-280-0-1912-0.html?professional=1|title=Atropine and potassium chloride Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-potassium-citrate-280-0-1914-0.html?professional=1|title=Atropine and potassium citrate Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref> Pemberian atropin dengan [[topiramat]] (obat antikejang) dan [[zonisamid]] (obat antikejang dan untuk [[Penyakit Parkinson|penyakit parkinson]]) akan meningkatkan risiko oligohidrosis (berkurangnya produksi keringat) dan hipertermia. Hal ini terjadi karena kombinasi kedua obat ini akan menghambat anhidrase karbonat sehingga keseimbangan [[elektrolit]] dan cairan terganggu, menghambat proses pembentukan [[keringat]] di perifer, dan mengganggu pusat regulasi suhu tubuh di [[hipotalamus]].<ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-topiramate-280-0-2216-0.html?professional=1|title=Atropine and topiramate Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.drugs.com/drug-interactions/atropine-with-zonisamide-280-0-2334-0.html?professional=1|title=Atropine and zonisamide Drug Interactions|last=|first=|date=|website=Drugs.com|language=|access-date=25 Maret 2020}}</ref>

=== Mekanisme kerja ===
Atropin adalah antagonis kompetitif untuk reseptor [[asetilkolin]] muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos. Hal ini akan meningkatkan [[curah jantung]] dan memberikan efek antimuskarinik. Sebagai antagonis asetilkolin nonselektif, atropin meningkatkan aktivitas [[nodus sinoatrial]] (NSA) dan konduksi [[nodus atrioventrikular]] (NAV) jantung, bekerja berlawanan dengan aksi saraf vagus, memblokir tempat reseptor asetilkolin, dan menurunkan sekresi bronkus paru. Efek konstriksi pupilnya tergantung dari aktivasi reseptor kolin. Atropin menghalangi aktivasi ini sehingga menyebabkan midriasis (pelebaran pupil mata) dan aktivitas dilasi simpatis, melemahkan kontraksi otot siliaris, dan menyebabkan sikloplegia (paralisis [[otot siliaris]]).<ref name=":4" /><ref name=":3">{{Cite journal|last=Al|first=Behçet|year=25 Februari 2014|title=The Source-Synthesis-History and Use of Atropine|journal=The Journal of Academic Emergency Medicine|volume=|issue=|pages=1-2|doi=10.5152/jaem.2014.1120141}}</ref><ref name=":7"/><ref>{{Cite book|url=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470551/|title=Atropine|last=McLendon|first=Kevin|last2=Preuss|first2=Charles V.|date=2020|publisher=StatPearls Publishing|isbn=|location=Treasure Island (FL)|pages=|pmid=29262018|url-status=live}}</ref><ref name=":10">{{Cite web|url=https://www.honestdocs.id/atropin|title=Atropin - Manfaat, Dosis, & Efek Samping|last=|first=|date=|website=HonestDocs|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref>

== Farmakokinetika ==
Atropin didistribusi ke seluruh tubuh dengan sangat baik. Hanya sekitar 18% dari obat ini yang berikatan dengan protein plasma yang secara klinis tidak memberikan efek samping. Atropin dimetabolisme di hati menghasilkan beberapa [[metabolit]], dengan 30-50% dari dosis pemberian diekskresikan melalui [[ginjal]] dan sebagian kecil lagi melalui [[Tinja|feses]] dan udara ekspirasi. Waktu paruhnya bersifat bifasik, dengan fase awal 2 jam dan dilanjutkan dengan waktu paruh terminal sekitar 12 jam.<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":6" /><ref name=":7">{{Cite web|url=https://www.drugbank.ca/drugs/DB00572|title=Atropine|last=|first=|date=|website=www.drugbank.ca|access-date=21 Maret 2020}}</ref>

Absorbsi atropin oral lebih lambat bila dibandingkan dengan atropin parenteral. Atropin diabsorbsi utamanya di [[Usus kosong|jejenum]] dan [[Usus dua belas jari|duodenum]]. Pada anak, absorbsi rektal lebih lambat bila dibandingkan absorbsi atropin yang diberikan dengan cara intramuskular. Atropin atau atropin sulfat yang diberikan melalui intramuskular akan mencapai kadar maksimum plasmanya dalam 30 menit.<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":7" />

Pada pemberian melalui intravena, atropin akan didistribusikan dengan cepat dan hanya akan tersisa sekitar 5% obat di pembuluh darah dalam 5 menit. Atropin dapat melewati [[plasenta]] meskipun tidak ditemukan di dalam cairan ketuban. Sejumlah kecil atropin ditemukan di dalam ASI. Eliminasi paruh waktu atropin lebih lama pada anak di bawah usia 2 tahun dan pada mereka yang berusia tua (lebih dari 70 tahun). Metabolisme atropin di hati dilakukan oleh mikrosom monooksigenase. 5 komponen atropin yang ditemukan di dalam urine adalah atropin, noratropin, tropin, atropin-N-oksida, dan [[asam tropik]].<ref name=":2" /><ref name=":4" /><ref name=":7" />

== Efek samping ==
Efek samping pemberian atropin bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, maupun kondisi kesehatan seseorang. Atropin dapat menyebabkan reaksi [[alergi]] seperti pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, sulit bernapas, tenggorokan menyempit, atau gatal-gatal. Selain itu dapat timbul efek samping seperti detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, pusing, penglihatan buram, mual, kembung, nyeri ulu hati, [[sembelit]], sulit buang air kecil, bersin, hidung tersumbat, dan mulut kering.<ref name=":1" /><ref name=":4" /><ref name=":9" /><ref name=":5" />


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:1514 Belladona Plant.jpg|jmpl|''Atropa belladona'']]
Atropin secara alami dapat ditemukan di dalam tumbuhan [[Atropa belladonna|''Atropa belladonna'']] dan diekstrak pertama kali pada tahun 1831 oleh ahli kimia berkebangsaan [[Jerman]], Heinrich Mein. Namun efek farmakologis atropin sudah diketahui jauh sebelumnya dari tanaman ''mandrake'' (akar tanaman dari genus [[Mandragora autumnalis|Mandragora]]), ''[[Hyoscyamus niger]]'' (''henbane'') dan belladonna sendiri. ''Mandrake'' pertama kali digunakan dalam pengobatan pada abad keempat sebelum masehi oleh [[Theophrastus]]. Tanaman ini digunakan untuk pengobatan luka, [[Pirai|gout]], sulit tidur, dan sebagai [[afrodisiak]]. Di abad terakhir [[Sebelum Masehi|sebelum masehi]], Ratu Mesir [[Kleopatra]] menggunakan ekstrak ''henbane'' untuk membesarkan ukuran [[pupil]] matanya untuk menambah daya pikat. Hal ini terus dilakukan hingga zaman [[Abad Renaisans|renaisans]] [[Italia]] dan ''[[Fin de siècle|fin-de-siècle]]'' [[Paris]]. Seorang dokter dari [[Yunani]], Pedanius Dioscorides, mengetahui efek anestesi dan efek menidurkan yang ada di dalam ''mandrake'' sekitar [[1|tahun 1]]. Kedokteran [[Islam]] dan orang [[Romawi Kuno|Romawi]] menggunakan ekstrak ''[[Solanaceae]]'' dikombinasikan dengan [[opium]] untuk efek anestesi hingga ditemukannya [[laudanum]], [[eter]] dan [[kloroform]].<ref>{{Cite journal|last=Holzman|first=Robert S.|date=1 Juli 1998|year=|title=The Legacy of Atropos, the Fate Who Cut the Thread of Life|url=https://anesthesiology.pubs.asahq.org/article.aspx?articleid=1947026|journal=Anesthesiology: The Journal of the American Society of Anesthesiologists|language=|volume=89|issue=1|pages=241–249|doi=|issn=0003-3022}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/science/atropine|title=Atropine {{!}} Definition, Actions, & Substitutes|last=|first=|date=|website=Encyclopedia Britannica|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.honestdocs.id/atropin|title=Atropin - Manfaat, Dosis, & Efek Samping|last=|first=|date=|website=HonestDocs|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.pharmaceutical-networking.com/biosynth-molecule-of-the-month-atropine/|title=BIOSYNTH Molecule of the Month: Atropine|last=|first=|date=|website=Pharmaceutical-Networking.Com|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref>

Atropin secara alami dapat ditemukan di dalam tumbuhan ''[[Atropa belladonna]]''. Pada tahun 1831, ahli farmasi Jerman, Heinrich F.G. Mein (1799-1864) mampu mengekstraksi atropine dalam bentuk kristal murni. Philipp Lounz Geiger (1785-1836) dari [[Heidelberg University|Heidelberg]] dan muridnya Germain Henri Hess (1802-1850) mengisolasi atropin dari daun ''belladonna'' dan [[hiosiamina]] dari ''henbane'' pada tahun 1833. Ahli kimia Jerman, [[Richard Martin Willstätter|Richard Willstatter]] menyintesis substansi ini untuk pertama kalinya, pada tahun 1901. Pada tanaman belladonna, atropine merupakan L-isomer dari hiosiamina (atropin yang digunakan dalam dunia medis saat ini adalah gabungan L-isomer dan D-isomer). Namun efek farmakologis atropin sudah diketahui jauh sebelumnya dari tanaman ''mandrake'' (akar tanaman dari genus [[Mandragora autumnalis|Mandragora]]), ''[[Hyoscyamus niger]]'' (''henbane''), dan belladonna sendiri. Selain itu, atropin juga dapat ditemukan pada tanaman ''[[Datura Stramonium]]'' (rumput Jamestown atau ''jimsonweed''). ''Mandrake'' pertama kali digunakan dalam pengobatan pada abad keempat sebelum masehi oleh [[Theophrastus]]. Tanaman ini digunakan untuk pengobatan luka, [[Pirai|gout]], sulit tidur, dan sebagai [[afrodisiak]]. Di abad terakhir [[Sebelum Masehi|sebelum masehi]], Ratu Mesir [[Kleopatra]] menggunakan ekstrak ''henbane'' untuk membesarkan ukuran [[pupil]] matanya untuk menambah daya pikat. Hal ini terus dilakukan hingga zaman [[Abad Renaisans|renaisans]] [[Italia]] dan ''[[Fin de siècle|fin-de-siècle]]'' [[Paris]]. Wanita-wanita pada masa ini menggunakan sari buah beri ''belladonna'' untuk tujuan yang sama seperti Kleopatra. Seorang dokter dari [[Yunani]], Pedanius Dioscorides, mengetahui efek anestesi dan efek menidurkan yang ada di dalam ''mandrake'' sekitar tahun 60 Masehi. Kedokteran [[Islam]] dan orang [[Romawi Kuno|Romawi]] menggunakan ekstrak ''[[Solanaceae]]'' dikombinasikan dengan [[opium]] untuk efek anestesi hingga ditemukannya [[laudanum]], [[eter]] dan [[kloroform]]. [[Ibnu Sina|Avicenna]] (Abu Ali Hussain ibn Abdullah ibn Sina) menuliskan di dalam ''[[Qanun Kedokteran|al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb]]'' tentang penggunaan opium, ''henbane'' dan ''mandrake'' untuk menciptakan kondisi tidak sadar.<ref name=":3" /><ref name=":10" /><ref>{{Cite journal|last=Holzman|first=Robert S.|date=1 Juli 1998|year=|title=The Legacy of Atropos, the Fate Who Cut the Thread of Life|url=https://anesthesiology.pubs.asahq.org/article.aspx?articleid=1947026|journal=Anesthesiology: The Journal of the American Society of Anesthesiologists|language=|volume=89|issue=1|pages=241–249|doi=|issn=0003-3022}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.britannica.com/science/atropine|title=Atropine {{!}} Definition, Actions, & Substitutes|last=|first=|date=|website=Encyclopedia Britannica|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.pharmaceutical-networking.com/biosynth-molecule-of-the-month-atropine/|title=BIOSYNTH Molecule of the Month: Atropine|last=|first=|date=|website=Pharmaceutical-Networking.Com|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.chemistryworld.com/podcasts/atropine/6546.article|title=Atropine|last=Johnson|first=Daniel|date=|website=Chemistry World|language=|access-date=20 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.chm.bris.ac.uk/motm/atropine/synthesis.htm|title=Atropine|last=|first=|date=|website=www.chm.bris.ac.uk|access-date=20 Maret 2020}}</ref>
[[Berkas:Köhler's Medizinal-Pflanzen in naturgetreuen Abbildungen mit kurz erläuterndem Texte (Plate 23) (7118315575).jpg|jmpl|Ilustrasi ''Datura stramonium'']]


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
{{Authority control}}


[[Kategori:Obat]]
[[Kategori:Antagonis muskarinik]]
[[Kategori:Antikolinergik]]
[[kategori:antidot]]
[[Kategori:Obat Esensial Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Delirian]]
[[Kategori:Enteogen]]
[[Kategori:Alkaloid tropana]]
[[Kategori:Alkaloid Solanaceae]]
[[Kategori:Ester]]
[[Kategori:Oneirogen]]
[[Kategori:Agonis reseptor glisina]]
[[Kategori:Metabolit sekunder]]
[[Kategori:Bahan kimia untuk darurat medis]]
[[Kategori:Toksin tumbuhan]]
[[Kategori:Obat yang dikembangkan oleh Pfizer]]
[[Kategori:Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia]]

Revisi terkini sejak 10 Juli 2024 11.11

Atropin
Nama sistematis (IUPAC)
(RS)-(8-Metil-8-azabisiklo[3.2.1]oct-3-yl) 3-hidroksi-2-fenilpropanoat
Data klinis
Nama dagang Atropine, Spasmal, Spasminal
AHFS/Drugs.com monograph
MedlinePlus a682487
Kat. kehamilan A(AU) C(US)
Status hukum ?
Rute Per oral, intravena, intramuskular, rektal
Data farmakokinetik
Bioavailabilitas 25%
Metabolisme ≥50% dihidrolisa menjadi tropin dan asam tropik
Waktu paruh 2 jam
Ekskresi 15–50% diekskresikan di urine
Pengenal
Nomor CAS 51-55-8 YaY
Kode ATC A03BA01 S01FA01
PubChem CID 174174
Ligan IUPHAR 320
DrugBank DB00572
ChemSpider 10194105 YaY
UNII 7C0697DR9I YaY
KEGG D00113 YaY
ChEBI CHEBI:16684 YaY
ChEMBL CHEMBL9751 N
Sinonim Daturin [1]
Data kimia
Rumus C17H23NO3 
Massa mol. 289.369 g/mol
SMILES eMolecules & PubChem
  • InChI=1S/C17H23NO3/c1-18-13-7-8-14(18)10-15(9-13)21-17(20)16(11-19)12-5-3-2-4-6-12/h2-6,13-16,19H,7-11H2,1H3/t13-,14+,15+,16? YaY
    Key:RKUNBYITZUJHSG-SPUOUPEWSA-N YaY

Atropin adalah obat golongan antimuskarinik (sebelumnya disebut antikolinergik) yang digunakan untuk mengurangi motilitas (pergerakan) usus. Atropin memiliki rumus kimia C17H23NO3. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi denyut jantung yang menurun (bradikardia), gejala keracunan pestisida, dan untuk prosedur praoperatif (baik untuk operasi bedah umum maupun untuk operasi mata katarak).[2][3][4][5]

Atropin dapat ditemukan di dalam tanaman Atropa Belladona. Obat ini berbentuk kristal putih, tidak berbau, berasa pahit, dan sensitif terhadap cahaya.[5][6][7]

Efek samping penggunaan obat ini adalah detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, mual, kembung, nyeri ulu hati, sembelit, sulit buang air kecil, dan mulut kering.[6][8]

Sifat fisik dan kimia

[sunting | sunting sumber]

Atropin adalah obat berbentuk bubuk kristal berwarna putih atau kristal berbentuk seperti jarum yang tidak berbau dan berasa pahit. Sangat mudah larut dengan berat molekul 289,38 g/mol. Sebagai alkaloid belladonna, atropin adalah gabungan L-isomer dan D-isomer hiosiamina. Rumus kimia atropin adalah C17H23NO3. Titik lelehnya 118,5 °C, daya larutnya 1 gram dalam; 2 ml alkohol, 25 ml eter, 27 ml gliserol, dan 1 ml kloroform (sangat larut dalam etanol, mudah larut dalam kloroform, dan tidak larut dalam etil eter). Di dalam air, daya larutnya adalah 2.200 mg/l pada suhu 25 °C atau kira-kira 1 gram atropin dalam 445 ml air pada suhu 80 °C. Atropin sensitif terhadap cahaya, sebaiknya disimpan pada suhu ruang, dan jangan sampai membeku (penyimpanan tidak dibawah suhu 29 °C). Hidrolisis terjadi pada pH minimal 3,5. Atropin bila dipanaskan akan mengeluarkan asap nitrogen oksida yang beracun. Konstanta disosiasi asam atau pKa-nya (ukuran ketahanan terhadap asam) adalah 9,8.[5][6][7][9][10]

Farmakodinamika

[sunting | sunting sumber]

Atropin digunakan untuk mengatasi kontraksi atau kejang otot pada perut, kandung kemih, usus, dan saluran empedu. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi kolitis, divertikulitis, irritable bowel syndrome, mengurangi produksi cairan tubuh seperti asam lambung, mengurangi produksi air liur dan keringat berlebih, stabilisasi denyut jantung selama proses operasi, dan digunakan untuk mengobati keracunan pestisida golongan organofosfat.[2][4][6][10][11]

Efek parasimpatolitik atropin digunakan untuk mengatasi bradiaritmia dengan cara meningkatkan kecepatan konduksi nodus sinoatrial atau NSA dan nodus atrioventrikuler NAV, meningkatkan laju pelepasan SAV, dan menurunkan periode refrakter efektif NAV. Ketiga hal ini akan menyebabkan peningkatan denyut jantung. Atropin juga menurunkan aktivitas sistem saraf parasimpatis terhadap beberapa kelenjar seperti kelenjar bronkus, kelenjar saliva, dan kelenjar keringat. Atropin dapat digunakan sebagai antidot untuk keracunan organofosfat dengan cara menghambat efek kolinomimetik dari pestisida ini.[6][12][13]

Interaksi dengan obat/zat lain

[sunting | sunting sumber]

Atropin berinteraksi dengan berbagai obat, seperti amantadin (obat agonis dopaminergik) yang akan meningkatkan efek antikolinergiknya. Pemberian atropin dengan levodopa akan menurunkan efek atropin. Pemberiannya bersamaan dengan obat antikolinergik seperti antidepresan golongan trisiklik, antihistamin, fenotiazin, disopiramid, dan quinidine akan meningkatkan aktivitas antikolinergik sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Begitupun dengan antagonis reseptor muskarinik golongan amina tersier yang digunakan untuk antispasme seperti disikloamina, oksifensiklimin, flavoksat, dan oksibutinin. Selain dengan obat, atropin juga berinteraksi dengan herba seperti Areca catechu (dikenal di Indonesia dengan nama pinang). Interaksinya dengan pinang akan menurunkan suhu dan meningkatkan efek sistem saraf pusat. Interaksi dengan Pilocarpus microphyllus atau jaborandi akan menurunkan efek atropin, interaksi dengan jimsonweed akan memberikan efek yang kurang baik untuk sistem kardiovaskular, interaksi dengan Pill-Bearing Spurge (Euphorbia Hirta atau Euphorbia pilulifera) akan menurunkan efek atropin yang serupa dengan efek pada jaborandi, dan interaksi dengan squawvine (Gaultheria procumbens) akan mengganggu metabolisme atropin karena kandungan asam tanat yang ada di dalam squawvine.[12][14]

Ada empat obat yang berinteraksi mayor dengan atropin sebagai obat antikolinergik. Pemberian potasium klorida dan potasium sitrat akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna bagian atas. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan waktu transit saluran cerna karena penurunan gerakan lambung dan usus. Kondisi ini akan menyebabkan ion potasium terlokalisasi di saluran pencernaan atas, larut, dan meningkat kadarnya di area tersebut. Kontak yang lama antara ion potasium dengan mukosa saluran pencernaan akan menyebabkan ulserasi, stenosis, perforasi, dan obstruksi.[15][16] Pemberian atropin dengan topiramat (obat antikejang) dan zonisamid (obat antikejang dan untuk penyakit parkinson) akan meningkatkan risiko oligohidrosis (berkurangnya produksi keringat) dan hipertermia. Hal ini terjadi karena kombinasi kedua obat ini akan menghambat anhidrase karbonat sehingga keseimbangan elektrolit dan cairan terganggu, menghambat proses pembentukan keringat di perifer, dan mengganggu pusat regulasi suhu tubuh di hipotalamus.[17][18]

Mekanisme kerja

[sunting | sunting sumber]

Atropin adalah antagonis kompetitif untuk reseptor asetilkolin muskarinik tipe M1, M2, M3, M4, dan M5, yang akan menyebabkan inhibisi parasimpatis reseptor asetilkolin di otot polos. Hal ini akan meningkatkan curah jantung dan memberikan efek antimuskarinik. Sebagai antagonis asetilkolin nonselektif, atropin meningkatkan aktivitas nodus sinoatrial (NSA) dan konduksi nodus atrioventrikular (NAV) jantung, bekerja berlawanan dengan aksi saraf vagus, memblokir tempat reseptor asetilkolin, dan menurunkan sekresi bronkus paru. Efek konstriksi pupilnya tergantung dari aktivasi reseptor kolin. Atropin menghalangi aktivasi ini sehingga menyebabkan midriasis (pelebaran pupil mata) dan aktivitas dilasi simpatis, melemahkan kontraksi otot siliaris, dan menyebabkan sikloplegia (paralisis otot siliaris).[6][19][20][21][22]

Farmakokinetika

[sunting | sunting sumber]

Atropin didistribusi ke seluruh tubuh dengan sangat baik. Hanya sekitar 18% dari obat ini yang berikatan dengan protein plasma yang secara klinis tidak memberikan efek samping. Atropin dimetabolisme di hati menghasilkan beberapa metabolit, dengan 30-50% dari dosis pemberian diekskresikan melalui ginjal dan sebagian kecil lagi melalui feses dan udara ekspirasi. Waktu paruhnya bersifat bifasik, dengan fase awal 2 jam dan dilanjutkan dengan waktu paruh terminal sekitar 12 jam.[5][6][12][20]

Absorbsi atropin oral lebih lambat bila dibandingkan dengan atropin parenteral. Atropin diabsorbsi utamanya di jejenum dan duodenum. Pada anak, absorbsi rektal lebih lambat bila dibandingkan absorbsi atropin yang diberikan dengan cara intramuskular. Atropin atau atropin sulfat yang diberikan melalui intramuskular akan mencapai kadar maksimum plasmanya dalam 30 menit.[5][6][20]

Pada pemberian melalui intravena, atropin akan didistribusikan dengan cepat dan hanya akan tersisa sekitar 5% obat di pembuluh darah dalam 5 menit. Atropin dapat melewati plasenta meskipun tidak ditemukan di dalam cairan ketuban. Sejumlah kecil atropin ditemukan di dalam ASI. Eliminasi paruh waktu atropin lebih lama pada anak di bawah usia 2 tahun dan pada mereka yang berusia tua (lebih dari 70 tahun). Metabolisme atropin di hati dilakukan oleh mikrosom monooksigenase. 5 komponen atropin yang ditemukan di dalam urine adalah atropin, noratropin, tropin, atropin-N-oksida, dan asam tropik.[5][6][20]

Efek samping

[sunting | sunting sumber]

Efek samping pemberian atropin bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, maupun kondisi kesehatan seseorang. Atropin dapat menyebabkan reaksi alergi seperti pembengkakan bibir, lidah, atau wajah, sulit bernapas, tenggorokan menyempit, atau gatal-gatal. Selain itu dapat timbul efek samping seperti detak jantung tidak teratur atau cepat, sakit kepala, pusing, penglihatan buram, mual, kembung, nyeri ulu hati, sembelit, sulit buang air kecil, bersin, hidung tersumbat, dan mulut kering.[4][6][8][10]

Atropa belladona

Atropin secara alami dapat ditemukan di dalam tumbuhan Atropa belladonna. Pada tahun 1831, ahli farmasi Jerman, Heinrich F.G. Mein (1799-1864) mampu mengekstraksi atropine dalam bentuk kristal murni. Philipp Lounz Geiger (1785-1836) dari Heidelberg dan muridnya Germain Henri Hess (1802-1850) mengisolasi atropin dari daun belladonna dan hiosiamina dari henbane pada tahun 1833. Ahli kimia Jerman, Richard Willstatter menyintesis substansi ini untuk pertama kalinya, pada tahun 1901. Pada tanaman belladonna, atropine merupakan L-isomer dari hiosiamina (atropin yang digunakan dalam dunia medis saat ini adalah gabungan L-isomer dan D-isomer). Namun efek farmakologis atropin sudah diketahui jauh sebelumnya dari tanaman mandrake (akar tanaman dari genus Mandragora), Hyoscyamus niger (henbane), dan belladonna sendiri. Selain itu, atropin juga dapat ditemukan pada tanaman Datura Stramonium (rumput Jamestown atau jimsonweed). Mandrake pertama kali digunakan dalam pengobatan pada abad keempat sebelum masehi oleh Theophrastus. Tanaman ini digunakan untuk pengobatan luka, gout, sulit tidur, dan sebagai afrodisiak. Di abad terakhir sebelum masehi, Ratu Mesir Kleopatra menggunakan ekstrak henbane untuk membesarkan ukuran pupil matanya untuk menambah daya pikat. Hal ini terus dilakukan hingga zaman renaisans Italia dan fin-de-siècle Paris. Wanita-wanita pada masa ini menggunakan sari buah beri belladonna untuk tujuan yang sama seperti Kleopatra. Seorang dokter dari Yunani, Pedanius Dioscorides, mengetahui efek anestesi dan efek menidurkan yang ada di dalam mandrake sekitar tahun 60 Masehi. Kedokteran Islam dan orang Romawi menggunakan ekstrak Solanaceae dikombinasikan dengan opium untuk efek anestesi hingga ditemukannya laudanum, eter dan kloroform. Avicenna (Abu Ali Hussain ibn Abdullah ibn Sina) menuliskan di dalam al-Qānūn fī aṭ-Ṭibb tentang penggunaan opium, henbane dan mandrake untuk menciptakan kondisi tidak sadar.[19][22][23][24][25][26][27]

Ilustrasi Datura stramonium

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Rafinesque, Constantine Samuel (1828). Medical Flora; Or, Manual of the Medical Botany of the United States of ... - Constantine Samuel Rafinesque - Google Books. Diakses tanggal 2012-11-07. 
  2. ^ a b "Atropin". Alodokter. 30 Desember 2016. Diakses tanggal 11 Desember 2019. 
  3. ^ "1.2.1 Antimuskarinik | PIO Nas". pionas.pom.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-04. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  4. ^ a b c Riawati (23 Januari 2019). "Atropin - indikasi, dosis, interaksi dan efek samping". Alomedika. Diakses tanggal 16 Desember 2019. 
  5. ^ a b c d e f Heath, Andrew J.; McKeown, Robin (20 Desember 2002). "Atropine (International Programme on Chemical Safety Evaluation, 2002)". inchem.org. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  6. ^ a b c d e f g h i j "Atropine (atropine sulfate): Uses, Dosage, Side Effects, Interactions, Warning". RxList (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  7. ^ a b PubChem. "Atropine". pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  8. ^ a b "Atropine | Kandungan, Indikasi, Efek Samping, Dosis, Obat Apa". Farmasi-id.com (dalam bahasa Inggris). 2019-07-07. Diakses tanggal 2020-03-22. 
  9. ^ "Atropine, chemical structure, molecular formula, Reference Standards". www.newdruginfo.com. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  10. ^ a b c Rhandy Verizarie (18 Januari 2020). "Atropin: Manfaat, Dosis, Efek Samping, dll - DokterSehat". Informasi Kesehatan dan Tips Kesehatan - Dokter Sehat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-21. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  11. ^ "Atropin (Atropine) : Fungsi, Dosis, Efek Samping, Cara Pakai". Hello Sehat. 1 Januari 1970. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  12. ^ a b c "Atropine sulfate". www.glowm.com. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  13. ^ "Pharmacodynamics Basic Notes - PDF PPT - ATROPINE FUROSIMIDE HEPARIN BASTI VAMANA". Pharmawiki.in. 6 Agustus 2018. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  14. ^ "Atropine - Side Effects, Dosage, Interactions - Drugs". EverydayHealth.com. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  15. ^ "Atropine and potassium chloride Drug Interactions". Drugs.com. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  16. ^ "Atropine and potassium citrate Drug Interactions". Drugs.com. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  17. ^ "Atropine and topiramate Drug Interactions". Drugs.com. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  18. ^ "Atropine and zonisamide Drug Interactions". Drugs.com. Diakses tanggal 25 Maret 2020. 
  19. ^ a b Al, Behçet (25 Februari 2014). "The Source-Synthesis-History and Use of Atropine". The Journal of Academic Emergency Medicine: 1–2. doi:10.5152/jaem.2014.1120141. 
  20. ^ a b c d "Atropine". www.drugbank.ca. Diakses tanggal 21 Maret 2020. 
  21. ^ McLendon, Kevin; Preuss, Charles V. (2020). Atropine. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. PMID 29262018. 
  22. ^ a b "Atropin - Manfaat, Dosis, & Efek Samping". HonestDocs. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  23. ^ Holzman, Robert S. (1 Juli 1998). "The Legacy of Atropos, the Fate Who Cut the Thread of Life". Anesthesiology: The Journal of the American Society of Anesthesiologists. 89 (1): 241–249. ISSN 0003-3022. 
  24. ^ "Atropine | Definition, Actions, & Substitutes". Encyclopedia Britannica. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  25. ^ "BIOSYNTH Molecule of the Month: Atropine". Pharmaceutical-Networking.Com. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  26. ^ Johnson, Daniel. "Atropine". Chemistry World. Diakses tanggal 20 Maret 2020. 
  27. ^ "Atropine". www.chm.bris.ac.uk. Diakses tanggal 20 Maret 2020.