Dibyo Widodo: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(64 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox Officeholder |
|||
Jenderal Polisi '''Drs. Dibyo Widodo''', [[Kapolri]] ke 13 ini adalah mempertegas peran [[kepolisian]] sebagai pengayom [[masyarakat]]. Hal ini sesuai dengan latar belakang tugas yang diemban oleh lulusan PTIK tahun [[1975]], yang tidak bergeser dari berbagai permasalahan yang selalu muncul di masyarakat. Selama periode kepemimpinannya yang ditandai dengan akan adanya peristiwa penting bagi bangsa dan negara yakni [[Pemilihan Umum]] tahun [[1997]], menunjukkan perwira kelahiran [[Purwokerto]] [[26 Mei]] [[1946]] ini memang dituntut oleh tugas yang memerlukan disiplin tinggi maupun kerjasama tim yang solid. |
|||
| name = {{PAGENAME}} |
|||
| image = Jenderal Polisi Dibyo Widodo.jpg |
|||
| imagesize = 200px |
|||
| caption = |
|||
| office = Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia{{!}}Kepala Staf Angkatan Kepolisian Republik Indonesia |
|||
| order = ke-13 |
|||
| president = [[Soeharto]]<br />[[B. J. Habibie]] |
|||
| term_start = 15 Maret 1996 |
|||
| term_end = 28 Juni 1998 |
|||
| predecessor = [[Banurusman Astrosemitro]] |
|||
| successor = [[Roesmanhadi]] |
|||
| birth_date = {{birth date|1946|5|26}} |
|||
| birth_place = [[Kota Purwokerto|Purwokerto]], [[Jawa Tengah]] |
|||
| death_date = {{death date and age|2012|3|15|1946|5|26}} |
|||
| death_place = {{flagicon|SGP}} [[Singapura]] |
|||
| nationality = [[Indonesia]] |
|||
| party = |
|||
| spouse = |
|||
| relations = |
|||
| children = |
|||
| alma_mater = [[AKABRI]] (1968) |
|||
| occupation = |
|||
| profession = |
|||
| religion = [[Islam]] |
|||
| signature = |
|||
| website = |
|||
| footnotes = |
|||
| allegiance = {{flag|Indonesia}} |
|||
| serviceyears = 1968 - 1998 |
|||
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian National Police.svg|25px]] [[Kepolisian Republik Indonesia]] |
|||
| rank = [[Berkas:PDU JEN STAF.png|30px]] [[Jenderal Polisi]] |
|||
| unit = [[Brigade Mobil]] |
|||
}} |
|||
[[Jenderal Polisi]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktor|Dr.]] [[Doktorandus|Drs.]] '''Dibyo Widodo''' ({{lahirmati|[[Kota Purwokerto|Purwokerto]], [[Jawa Tengah]]|26|5|1946|[[Singapura]]|15|3|2012}}) adalah perwira tinggi [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]] yang menjabat sebagai [[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] (Kapolri) antara 1996 dan 1998. Di masa kepemimpinannya digelar [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|pemilihan umum 1997]] dan terjadi [[kerusuhan Mei 1998]] yang berujung pada pengunduran diri Presiden [[Soeharto]] dan peralihan kekuasaan kepada wakilnya, [[B. J. Habibie]]. |
|||
== Profil == |
|||
'''''Garis kebijakan''''' yang dikeluarkan sejak dilantik tanggal [[18 Maret]] [[1996]] lalu tertuang dalam butir-butir kebijakan, yaitu: Sosialisasi Gerakan Displin National, Pembentukan/Kerjasama Tim, Konsistensi Pendekatan Hukum, Pelayanan Terbaik dan Amankan dan Sukseskan Pemilu 1997 & Sidang Umum MPR 1998, yang diarahkan untuk mewujudkan penampilan peroranjyan/individu, penampilan satuan dan pennmpilan operasional. Pengalaman lapangan yang luas termasuk daerah yang potensi konfliknya cukup tinggi semacam Surabaya dan Medan, cukup untuk memberi bekal bagi seorang pemimpin dengan beban yang tidak kecil. |
|||
Jenderal Dibyo Widodo lahir di Purwokerto dari pasangan Soekardi dan Toerniati Sukardi. Ia merupakan anak pertama. Ia mengenyam bangku pendidikan hingga SMA pada tahun 1965 dan melanjutkan ke Akademi Kepolisian. Ia menikah dengan Dewi Purnomo Aryanti dan memiliki 3 anak serta 9 cucu.<ref>{{Cite web|title=Profil Jenderal Polisi Dibyo Widodo, Mantan Kapolda Metro Jaya yang Punya 4 Brevet Polisi dan TNI|url=https://metro.sindonews.com/read/867923/170/profil-jenderal-polisi-dibyo-widodo-mantan-kapolda-metro-jaya-yang-punya-4-brevet-polisi-dan-tni-1661558890|website=SINDOnews Metro|language=id-ID|access-date=2023-11-14}}</ref> |
|||
== |
== Karier == |
||
Dibyo Widodo memulai kariernya di kepolisian sejak tanggal |
Dibyo Widodo memulai kariernya di kepolisian sejak tanggal 1 Desember 1968 dengan pangkat Inspektur Polisi tingkat II. Mengawali tugas sebagai Perwira Operasi di Komres 1012 [[Surabaya]], kemudian mempersunting Dewi Poernomo Aryanti sebagai isterinya, pasangan tersebut kini dikarunia tiga orang anak, satu diantaranya seorang puteri. Sebagai sosok yang menyusuri kariernya mulai dari jenjang bawah, putra pertama pasangan Drs Soekardi dan Toerniati Sukardi ini pernah menduduki 32 jabatan sebelum sampai puncak kariernya sebagai Kapolri. Hal ini dilalui dengan ketekunan menapaki berbagai jenjang pendidikan maupun kursus dan penataran. Pendidikan umumnya sendiri adalah sampai tingkat SMA pada tahun 1965 yang kemudian dilanjutkan dengan pendidikan di AKABRI Bagian Kepolisian (1968), Bakaloreat PTIK (1972), Doktoral PTIK (1975), Sesko ABRI Bagpol (1981), Lemhannas (1993). |
||
Penyandang brevet Para [[Brimob]] Polri, Selam Polri, Selam Angkatan Laut, dan Pandu Udara dari Kopassus Angkatan Darat ini, punya komitmen untuk meningkatkan operasional kepolisian dalam memberantas kejahatan dengan tetap memperhatikan garis-garis kebijakan pendahulunya. |
Penyandang brevet Para [[Brimob]] Polri, Selam Polri, Selam Angkatan Laut, dan Pandu Udara dari Kopassus Angkatan Darat ini, punya komitmen untuk meningkatkan operasional kepolisian dalam memberantas kejahatan dengan tetap memperhatikan garis-garis kebijakan pendahulunya. Catatan prestasi operasionalnya cukup menonjol ketika bertugas di Operasi Seroja Timor Timur, namun sebenarnya lonjakan kariernya tercatat setelah menyelesaikan tugas sebagai Kapolres [[Deli Serdang]] tahun [[1986]] dan kemudian diangkat sebagai ADC [[Presiden]] [[RI]]<ref>[https://nasional.kompas.com/read/2015/01/09/23572091/Bintang.Terang.Mantan.Ajudan.di.Istana "Bintang Terang Mantan Ajudan Presiden di Istana"]</ref> sampai tahun [[1992]]. Berturut-turut setelah itu ia menjabat sebagai Irpolda [[Sumatera Utara|Sumut]], Wakapolda [[Nusa Tenggara]], Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya clan kemudian Kapolri. |
||
Semasa menjabat Kapolda Metro Jaya banyak langkah-langkah taktis dilakukan maupun tindakan tegas yang acapkali membuat berdebar anak buahnya karena sikapnya yang menindak segala bentuk penyimpangan di lingkungan Polri maupun dalam menghadapi gangguan kamtibmas di [[Jakarta| |
Semasa menjabat Kapolda Metro Jaya banyak langkah-langkah taktis dilakukan maupun tindakan tegas yang acapkali membuat berdebar anak buahnya karena sikapnya yang menindak segala bentuk penyimpangan di lingkungan Polri maupun dalam menghadapi gangguan kamtibmas di [[Jakarta|ibu kota]] tak segan-segan bertindak keras tanpa pandang bulu. Untuk melayani dengan cepat segala keluhan masyarakat muncullah gagasan pembentukan satuan Unit Reaksi Cepat atau lebih dikenal dengan singkatan URC, dimana setiap ada laporan dari masyarakat, dalam tempo singkat satuan Polri segera tiba di tempat kejadian. |
||
Satuan khusus ini didukung oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan anggota yang terlatih dan handal sehingga mampu menjadi tulang punggung kesatuan Polri dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas sehingga masyarakat benar-benar merasa aman dan tenteram. Kehadiran URC di TKP dengan cepat pertama-tama adalah pengamanan TKP dengan memberikan pita kuning bertanda "DILARANG MELINTAS GARIS POLISI" sehingga semua data, baik berupa sidik jari maupun bukti-bukti yang lain belum terjamah oleh orang lain. Hal ini memudahkan petugas Laboratorium Forensik dalam mengidentifikasi setiap bukti yang ada, dan dengan cepat pula dianalisis untuk mengungkap kejadian guna pengusutan selanjutnya. |
Satuan khusus ini didukung oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan anggota yang terlatih dan handal sehingga mampu menjadi tulang punggung kesatuan Polri dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas sehingga masyarakat benar-benar merasa aman dan tenteram. Kehadiran URC di TKP dengan cepat pertama-tama adalah pengamanan TKP dengan memberikan pita kuning bertanda "DILARANG MELINTAS GARIS POLISI" sehingga semua data, baik berupa sidik jari maupun bukti-bukti yang lain belum terjamah oleh orang lain. Hal ini memudahkan petugas Laboratorium Forensik dalam mengidentifikasi setiap bukti yang ada, dan dengan cepat pula dianalisis untuk mengungkap kejadian guna pengusutan selanjutnya. |
||
Pada masa kepemimpinannya, Polda Metro jaya benar-benar dibuat tidak pernah tidur dan seolah-olah setiap jengkal tanah di wilayah Jabotabek ini selalu terdengar langkah anggota Polri berjalan seirama detak jarum jam. Sebelum menduduki tampuk pimpinan tertinggi Polri, jauh-jauh hari masyarakat telah meramalkan bahwa nanti Jenderal ini pasti segera berpindah kantor dari Semanggi ke Trunojoyo. Namun semua orang juga tak mengira akan secepat itu penyerahan tongkat komando dari Jenderal Polisi Drs. Banurusman kepada Letjen.Pol. Drs. Dibyo Widodo, sehingga masyarakat pun kembali dibuat seolah seperti kejadian yang tiba-tiba. Dengan pengalaman yang lengkap inilah Jenderal Dibyo Widodo mampu melangkah ke jenjang tertinggi di lingkungan Polri. |
Pada masa kepemimpinannya, Polda Metro jaya benar-benar dibuat tidak pernah tidur dan seolah-olah setiap jengkal tanah di wilayah Jabotabek ini selalu terdengar langkah anggota Polri berjalan seirama detak jarum jam. Sebelum menduduki tampuk pimpinan tertinggi Polri, jauh-jauh hari masyarakat telah meramalkan bahwa nanti Jenderal ini pasti segera berpindah kantor dari Semanggi ke Trunojoyo. Namun semua orang juga tak mengira akan secepat itu penyerahan tongkat komando dari Jenderal Polisi Drs. [[Banurusman Astrosemitro|Banurusman]] kepada Letjen.Pol. Drs. Dibyo Widodo, sehingga masyarakat pun kembali dibuat seolah seperti kejadian yang tiba-tiba. Dengan pengalaman yang lengkap inilah Jenderal Dibyo Widodo mampu melangkah ke jenjang tertinggi di lingkungan Polri. |
||
== Meninggal == |
|||
{{kotak mulai}} |
|||
[[Berkas:Dibyo Widodo - TMP Kalibata 1.jpg|jmpl|Makam Dibyo Widodo di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]] |
|||
{{kotak suksesi|jabatan=[[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]]|pendahulu=[[Banurusman Astrosemitro]]|pengganti=[[Roesmanhadi]]|tahun=1996–1998}} |
|||
Dibyo Widodo meninggal dunia akibat serangan jantung di [[Rumah Sakit Gleneagles]], [[Singapura]] pada tanggal 15 Maret 2012 dalam usia 65 tahun, setelah sebelumnya mengalami koma selama dua hari.<ref>[http://news.detik.com/read/2012/03/15/125516/1868123/10/mantan-kapolri-dibyo-widodo-meninggal-di-singapura?991101mainnews Mantan Kapolri Dibyo Widodo Meninggal di Singapura], diakses pada 15 Maret 2012.</ref> Jenazah beliau dimakamkan secara islam di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata|Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata]], Jakarta Selatan.<ref>{{Cite web|title=Kenangan Nanan tentang Dibyo Widodo: Ajarkan Berani & Kekompakan Korps|url=https://news.detik.com/berita/d-1869037/kenangan-nanan-tentang-dibyo-widodo-ajarkan-berani-kekompakan-korps|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-11-14}}</ref> |
|||
{{kotak selesai}} |
|||
== Penghargaan == |
|||
{{indo-bio-stub}} |
|||
=== Tanda Jasa === |
|||
Ia mendapat tanda kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;<ref>{{cite book |title=Ensiklopedi Kapolri : Drs. Dibyo Widodo. Jenderal Polisi|url=https://drive.google.com/file/d/1kSb0IJfQ3Ig7rXrxVHcFLcT1ox5Lsnct/view?usp=sharing|access-date=6 Maret 2023}}</ref> |
|||
{| style="margin:1em auto; text-align:center;" |
|||
|- |
|||
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}} |
|||
|- |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Utama.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Pratama.gif|width=100}} |
|||
|- |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Pratama.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Bintang Yudha Dharma Nararya.gif|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Bhayangkara Nararya.png|width=100}} |
|||
|- |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}} |
|||
|- |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Wira Karya.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Seroja.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Dwidya Sistha.png|width=100}} |
|||
|- |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pingat Gagah Berani Pasukan Polis.png|width=100}} |
|||
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pingat Jasa Gemilang ribbon (1962–1996).png|width=100}} |
|||
|} |
|||
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;" |
|||
{{DEFAULTSORT:Widodo, Dibyo}} |
|||
|- |
|||
[[Kategori:Kelahiran 1946]] |
|||
!Baris ke-1 |
|||
[[Kategori:Kapolri]] |
|||
| colspan="3"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (6 Agustus 1998)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=3 September 2021}}</ref> |
|||
|- |
|||
!Baris ke-2 |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]] |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Utama]] |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Pratama]] |
|||
|- |
|||
!Baris ke-3 |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Pratama]] |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Yudha Dharma|Bintang Yudha Dharma Nararya]] |
|||
| colspan="1"|[[Bintang Bhayangkara|Bintang Bhayangkara Nararya]] |
|||
|- |
|||
!Baris ke-4 |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun |
|||
|- |
|||
!Baris ke-5 |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Karya]] |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Seroja]] |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Dwidya Sistha]] |
|||
|- |
|||
!Baris ke-6 |
|||
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]] |
|||
| colspan="1"|[[:en:Orders, decorations, and medals of Malaysia#Police orders and medals|Pingat Panglima Gagah Pasukan Polis (P.G.P.P.)]] - Malaysia (1996) |
|||
| colspan="1"|[[:en:Pingat Jasa Gemilang|Pingat Jasa Gemilang (P.J.G.)]] - Singapura (5 Desember 1997)<ref>{{Cite web|last=Author|date=1997-12-05|title=Pingat Jasa Gemilang bagi Ketua Polis Indonesia|url=https://eresources.nlb.gov.sg/newspapers/digitised/article/beritaharian19971205-1.2.9.3?qt=pingat,%20jasa,%20gemilang&q=pingat%20jasa%20gemilang|website=NewspaperSG|access-date=2024-07-10}}</ref> |
|||
|} |
|||
=== Lainnya === |
|||
* Lencana Ksatria Bhakti Husada Aditya |
|||
* Lencana Manggala Karya Kencana |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
{{S-start}} |
|||
{{s-pol}} |
|||
{{Succession box|jabatan=[[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]]|pendahulu=[[Banurusman Astrosemitro]]|pengganti=[[Roesmanhadi]]|tahun=1996–1998}} |
|||
{{Succession box|title=Ajudan Presiden RI (Polri)|before=Kolonel Pol. [[Kunarto]]|after=Kolonel Pol|years=1986 - 1992}} |
|||
{{End}} |
|||
{{Kapolri}} |
|||
{{lifetime|1946|2012}} |
|||
[[Kategori:Tokoh Polri]] |
|||
[[Kategori:Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Purwokerto]] |
|||
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]] |
|||
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]] |
Revisi terkini sejak 10 Juli 2024 14.11
Dibyo Widodo | |
---|---|
Kepala Staf Angkatan Kepolisian Republik Indonesia ke-13 | |
Masa jabatan 15 Maret 1996 – 28 Juni 1998 | |
Presiden | Soeharto B. J. Habibie |
Informasi pribadi | |
Lahir | Purwokerto, Jawa Tengah | 26 Mei 1946
Meninggal | 15 Maret 2012 Singapura | (umur 65)
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | AKABRI (1968) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | Kepolisian Republik Indonesia |
Masa dinas | 1968 - 1998 |
Pangkat | Jenderal Polisi |
Satuan | Brigade Mobil |
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal Polisi (Purn.) Dr. Drs. Dibyo Widodo (26 Mei 1946 – 15 Maret 2012) adalah perwira tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) antara 1996 dan 1998. Di masa kepemimpinannya digelar pemilihan umum 1997 dan terjadi kerusuhan Mei 1998 yang berujung pada pengunduran diri Presiden Soeharto dan peralihan kekuasaan kepada wakilnya, B. J. Habibie.
Profil
[sunting | sunting sumber]Jenderal Dibyo Widodo lahir di Purwokerto dari pasangan Soekardi dan Toerniati Sukardi. Ia merupakan anak pertama. Ia mengenyam bangku pendidikan hingga SMA pada tahun 1965 dan melanjutkan ke Akademi Kepolisian. Ia menikah dengan Dewi Purnomo Aryanti dan memiliki 3 anak serta 9 cucu.[1]
Karier
[sunting | sunting sumber]Dibyo Widodo memulai kariernya di kepolisian sejak tanggal 1 Desember 1968 dengan pangkat Inspektur Polisi tingkat II. Mengawali tugas sebagai Perwira Operasi di Komres 1012 Surabaya, kemudian mempersunting Dewi Poernomo Aryanti sebagai isterinya, pasangan tersebut kini dikarunia tiga orang anak, satu diantaranya seorang puteri. Sebagai sosok yang menyusuri kariernya mulai dari jenjang bawah, putra pertama pasangan Drs Soekardi dan Toerniati Sukardi ini pernah menduduki 32 jabatan sebelum sampai puncak kariernya sebagai Kapolri. Hal ini dilalui dengan ketekunan menapaki berbagai jenjang pendidikan maupun kursus dan penataran. Pendidikan umumnya sendiri adalah sampai tingkat SMA pada tahun 1965 yang kemudian dilanjutkan dengan pendidikan di AKABRI Bagian Kepolisian (1968), Bakaloreat PTIK (1972), Doktoral PTIK (1975), Sesko ABRI Bagpol (1981), Lemhannas (1993).
Penyandang brevet Para Brimob Polri, Selam Polri, Selam Angkatan Laut, dan Pandu Udara dari Kopassus Angkatan Darat ini, punya komitmen untuk meningkatkan operasional kepolisian dalam memberantas kejahatan dengan tetap memperhatikan garis-garis kebijakan pendahulunya. Catatan prestasi operasionalnya cukup menonjol ketika bertugas di Operasi Seroja Timor Timur, namun sebenarnya lonjakan kariernya tercatat setelah menyelesaikan tugas sebagai Kapolres Deli Serdang tahun 1986 dan kemudian diangkat sebagai ADC Presiden RI[2] sampai tahun 1992. Berturut-turut setelah itu ia menjabat sebagai Irpolda Sumut, Wakapolda Nusa Tenggara, Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Metro Jaya clan kemudian Kapolri.
Semasa menjabat Kapolda Metro Jaya banyak langkah-langkah taktis dilakukan maupun tindakan tegas yang acapkali membuat berdebar anak buahnya karena sikapnya yang menindak segala bentuk penyimpangan di lingkungan Polri maupun dalam menghadapi gangguan kamtibmas di ibu kota tak segan-segan bertindak keras tanpa pandang bulu. Untuk melayani dengan cepat segala keluhan masyarakat muncullah gagasan pembentukan satuan Unit Reaksi Cepat atau lebih dikenal dengan singkatan URC, dimana setiap ada laporan dari masyarakat, dalam tempo singkat satuan Polri segera tiba di tempat kejadian.
Satuan khusus ini didukung oleh kendaraan roda empat dan roda dua dengan anggota yang terlatih dan handal sehingga mampu menjadi tulang punggung kesatuan Polri dalam mengantisipasi setiap gangguan kamtibmas sehingga masyarakat benar-benar merasa aman dan tenteram. Kehadiran URC di TKP dengan cepat pertama-tama adalah pengamanan TKP dengan memberikan pita kuning bertanda "DILARANG MELINTAS GARIS POLISI" sehingga semua data, baik berupa sidik jari maupun bukti-bukti yang lain belum terjamah oleh orang lain. Hal ini memudahkan petugas Laboratorium Forensik dalam mengidentifikasi setiap bukti yang ada, dan dengan cepat pula dianalisis untuk mengungkap kejadian guna pengusutan selanjutnya.
Pada masa kepemimpinannya, Polda Metro jaya benar-benar dibuat tidak pernah tidur dan seolah-olah setiap jengkal tanah di wilayah Jabotabek ini selalu terdengar langkah anggota Polri berjalan seirama detak jarum jam. Sebelum menduduki tampuk pimpinan tertinggi Polri, jauh-jauh hari masyarakat telah meramalkan bahwa nanti Jenderal ini pasti segera berpindah kantor dari Semanggi ke Trunojoyo. Namun semua orang juga tak mengira akan secepat itu penyerahan tongkat komando dari Jenderal Polisi Drs. Banurusman kepada Letjen.Pol. Drs. Dibyo Widodo, sehingga masyarakat pun kembali dibuat seolah seperti kejadian yang tiba-tiba. Dengan pengalaman yang lengkap inilah Jenderal Dibyo Widodo mampu melangkah ke jenjang tertinggi di lingkungan Polri.
Meninggal
[sunting | sunting sumber]Dibyo Widodo meninggal dunia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Gleneagles, Singapura pada tanggal 15 Maret 2012 dalam usia 65 tahun, setelah sebelumnya mengalami koma selama dua hari.[3] Jenazah beliau dimakamkan secara islam di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata, Jakarta Selatan.[4]
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Tanda Jasa
[sunting | sunting sumber]Ia mendapat tanda kehormatan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya;[5]
Baris ke-1 | Bintang Mahaputera Adipradana (6 Agustus 1998)[6] | ||
---|---|---|---|
Baris ke-2 | Bintang Dharma | Bintang Bhayangkara Utama | Bintang Yudha Dharma Pratama |
Baris ke-3 | Bintang Bhayangkara Pratama | Bintang Yudha Dharma Nararya | Bintang Bhayangkara Nararya |
Baris ke-4 | Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun | Satyalancana Kesetiaan 16 Tahun | Satyalancana Kesetiaan 8 Tahun |
Baris ke-5 | Satyalancana Wira Karya | Satyalancana Seroja | Satyalancana Dwidya Sistha |
Baris ke-6 | Satyalancana Penegak | Pingat Panglima Gagah Pasukan Polis (P.G.P.P.) - Malaysia (1996) | Pingat Jasa Gemilang (P.J.G.) - Singapura (5 Desember 1997)[7] |
Lainnya
[sunting | sunting sumber]- Lencana Ksatria Bhakti Husada Aditya
- Lencana Manggala Karya Kencana
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Profil Jenderal Polisi Dibyo Widodo, Mantan Kapolda Metro Jaya yang Punya 4 Brevet Polisi dan TNI". SINDOnews Metro. Diakses tanggal 2023-11-14.
- ^ "Bintang Terang Mantan Ajudan Presiden di Istana"
- ^ Mantan Kapolri Dibyo Widodo Meninggal di Singapura, diakses pada 15 Maret 2012.
- ^ "Kenangan Nanan tentang Dibyo Widodo: Ajarkan Berani & Kekompakan Korps". detiknews. Diakses tanggal 2023-11-14.
- ^ Ensiklopedi Kapolri : Drs. Dibyo Widodo. Jenderal Polisi. Diakses tanggal 6 Maret 2023.
- ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 3 September 2021.
- ^ Author (1997-12-05). "Pingat Jasa Gemilang bagi Ketua Polis Indonesia". NewspaperSG. Diakses tanggal 2024-07-10.
Jabatan kepolisian | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Banurusman Astrosemitro |
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia 1996–1998 |
Diteruskan oleh: Roesmanhadi |
Didahului oleh: Kolonel Pol. Kunarto |
Ajudan Presiden RI (Polri) 1986 - 1992 |
Diteruskan oleh: Kolonel Pol |