Lompat ke isi

Kompleks Parlemen Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membenarkan Informasi
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(19 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{refimprove}}
{{Infobox building
{{Infobox building
| building_name = Kompleks kandang
|building_name =Kompleks Parlemen Republik Indonesia|native_building_name =
|image = MPRDPRBuilding.jpg
| native_building_name =
|building_type = Gedung Parlemen<br>[[Kubah]]
| image = MPRDPRBuilding.jpg
|location = [[Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Gelora]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], [[Indonesia]]
| building_type = [[Kubah]]
| location = [[Jakarta Pusat]], [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|start_date = [[8 Maret]] [[1965]]
| start_date = [[8 Maret]] [[1965]]
|completion_date = [[1 Februari]] [[1983]]
|height = 100 m
| completion_date = [[1 Februari]] [[1983]]
|size = 80.000 m<sup><small>2</sup></small>
| height = 100 m
|architect = Soejoedi Wirjoatmodjo
| size = 80.000 m<sup><small>2</sup></small>
|logo=[[Berkas:Coat of arms of the People's Consultative Assembly Indonesia.svg|80px]] [[Berkas:Coat of arms of the People's Representative Council of Indonesia.svg|80px]] [[Berkas:Coat of arms of the Regional Representative Council of Indonesia.svg|80px]]|logo_size=80px|image_caption=Gedung Nusantara adalah bangunan utama di Kompleks Parlemen RI yang digunakan sebagai tempat persidangan utama [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|MPR]], [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] dan [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|DPD]].}}
| architect = Soejoedi Wirjoatmodjo
'''Kompleks Parlemen Republik Indonesia''' (disebut juga sebagai '''Gedung MPR/DPR/DPD RI''') adalah tempat bersidang Kursi [[Lembaga legislatif|Legislatif]] [[Indonesia]], yakni [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]], [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]], dan [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]]. Kompleks Parlemen RI terletak di sebelah utara kawasan [[Gelanggang Olahraga Bung Karno]] dan di sebelah barat daya [[Istana Merdeka]] dan kawasan [[Medan Merdeka]] sebagai kawasan pusat [[Pemerintah Indonesia|pemerintahan Indonesia]].
| owner = Rakyat yang sering iuran pajak
}}
'''Kompleks Parlemen''' (disebut juga '''Gedung MPR/DPR/DPD''') adalah tempat para tikus berdasi dan tempat untuk tidur disaat sedang rapat organisasi , tempat memakan uang masyarakat , anggotanya juga klo dipenjara ga ada muka malunya tuh , suara rakyat aja kaga didenger. Dan gedung ini digunakan untuk bertemu anggota dan membuat hukum lelucon [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]], [[Dewan Perwakilan Daerah|Dewan Perbadutan Daerah]], dan [[Dewan Penipu Rakyat]]

Gedung ini Dibuat untuk para koruptor-koruptor yang banyak meraja lela,sehingga membuat banyak rakyat menderita,Yaaa klo bisa dibilang tempat ini adalah tempat para TIKUS TIKUS BERDASI YANG HOBI MAKANIN DUIT RAKYAT,sekian terimakasih

Dri : B4hrd


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kompleks Parlemen didirikan pada [[8 Maret]] [[1965]]. Saat itu, Presiden [[Soekarno]] mencetuskan untuk menyelenggarakan [[CONEFO]] (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua Progresive Forces dalam kapitalis.
Kompleks Parlemen didirikan pada [[8 Maret]] [[1965]]. Saat itu, Presiden [[Soekarno]] mencetuskan untuk menyelenggarakan [[CONEFO]] (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-negara [[Asia]], [[Afrika]], [[Amerika Latin]], negara-negara [[Sosialisme|Sosialis]], negara-negara [[Komunisme|Komunis]], dan semua ''Progresive Forces'' dalam [[Kapitalisme|kapitalis]].


Conefo dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap [[Perserikatan Bangsa-bangsa]] (PBB). Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo.
CONEFO dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perserikatan Bangsa-bangsa]] (PBB). Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia|Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT)]]. Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo.


Gedung Kura-kura alias Gedung Parlemen RI yang berada di Kompleks Parlemen berdiri di atas lahan wakaf bekas lembaga pendidikan Islam yakni Madrasah Islamiyah yang merupakan cikal bakal lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2015/04/02/13184181/Sejarah.Gedung.Parlemen.yang.Jarang.Terungkap kompas.com: Sejarah Gedung Parlemen yang Jarang Terungkap]</ref>
Gedung Kura-kura alias Gedung Parlemen RI yang berada di Kompleks Parlemen berdiri di atas lahan wakaf bekas lembaga pendidikan Islam yakni Madrasah Islamiyah yang merupakan cikal bakal lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah.<ref>[http://nasional.kompas.com/read/2015/04/02/13184181/Sejarah.Gedung.Parlemen.yang.Jarang.Terungkap kompas.com: Sejarah Gedung Parlemen yang Jarang Terungkap]</ref>


=== Pembangunan ===
=== Pembangunan ===
Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa [[Konferensi Asia-Afrika]] pada [[19 April]] [[1965]] dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyek ''political venues'' di [[Senayan]] Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing ditetapkan dan disahkan presiden pada [[22 Februari]] [[1965]]. Maketnya menampakkan seluruh bangunan komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang dari [[Jembatan Semanggi]].
Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa [[Konferensi Asia–Afrika|Konferensi Asia-Afrika]] pada [[19 April]] [[1965]] dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyek ''political venues'' di [[Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Senayan]] Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing ditetapkan dan disahkan presiden pada [[22 Februari]] [[1965]]. Maketnya menampakkan seluruh bangunan komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang dari [[Simpang Susun Semanggi|Jembatan Semanggi]].


Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah [[Orde Baru]] pimpinan Presiden [[Soeharto]], nuansa danau buatan tak tampak dan bangunan komplek terlihat ketika melewati Jalan Gatot Subroto. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan luasnya menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.
Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah [[Orde Baru]] yang dipimpin oleh Presiden [[Soeharto]], nuansa danau buatan tidak terlihat tetapi bangunan komplek masih terlihat ketika melewati [[Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)|Jalan Gatot Subroto]]. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan luasnya menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.


== Gedung ==
== Gedung ==
[[Berkas:MPRDPRDPDBuilding.jpg|jmpl|Tampak keseluruhan dari Kompleks Parlemen Republik Indonesia.|276x276px]]
Komplek Parlemen terdiri dari Gedung Nusantara yang berbentuk kubah, Nusantara I atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang mengalami kemiringan 7 derajat, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman terdapat air mancur dan "Elemen Elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan sebuah Masjid.
Komplek Parlemen terdiri dari Gedung Nusantara (terkadang disebut sebagai "Gedung Kura-kura) yang berbentuk kubah, Nusantara I atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang mengalami kemiringan 7 derajat, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman terdapat air mancur dan "Elemen Elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan sebuah Masjid.
Atas amendemen Undang-undang Dasar 1945 ([[UUD'45]]), dalam Komplek DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor [[Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD).
Atas amendemen Undang-undang Dasar 1945 ([[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD'45]]), dalam Komplek DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah]] (DPD).


== Lokasi ==
== Lokasi ==
Kompleks Parlemen termasuk dalam wilayah [[Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kelurahan Gelora]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kecamatan Tanah Abang]], [[Jakarta Pusat]]. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, sebelah selatan dengan Kompleks Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kompleks Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Komplek Taman Ria Senayan, di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan Kompleks Kementerian Kehutanan (Gedung Manggala Wanabakti) di sebelah utaranya.
Kompleks Parlemen RI termasuk dalam wilayah [[Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kelurahan Gelora]], [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kecamatan Tanah Abang]], [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, di sebelah selatan berbatasan dengan [[Jalan Gerbang Pemuda (Jakarta)|Jalan Gerbang Pemuda]] dengan tempat-tempat seperti Kompleks Kantor [[Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia|Kementerian Pemuda dan Olahraga RI]], Kompleks [[Televisi Republik Indonesia]] (TVRI), dan Komplek [[Senayan Park]] (SPARK) (sebelumnya Taman Ria Senayan). Di sebelah timur berbatasan dengan [[Jalan Jenderal Gatot Subroto (Jakarta)|Jalan Gatot Subroto]], dan Kompleks Kantor [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI]] (Gedung Manggala Wanabakti) di sebelah utara. Kompleks Parlemen RI terletak 7.85&nbsp;km di sebelah barat daya [[Istana Merdeka]], [[Monumen Nasional]], dan Kawasan [[Medan Merdeka]] sebagai kawasan pusat [[Pemerintah Indonesia|pemerintahan Indonesia]].


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 44: Baris 39:
{{reflist}}
{{reflist}}


{{bangunan-stub}}
{{bangunan-stub}}{{Jakarta-stub}}

[[Kategori:Bangunan dan struktur di Jakarta]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Jakarta]]
[[Kategori:Parlemen Indonesia]]
[[Kategori:Parlemen Indonesia]]
[[Kategori:Gedung pemerintahan di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 10 Juli 2024 14.19

Kompleks Parlemen Republik Indonesia
Gedung Nusantara adalah bangunan utama di Kompleks Parlemen RI yang digunakan sebagai tempat persidangan utama MPR, DPR dan DPD.
Peta
Informasi umum
JenisGedung Parlemen
Kubah
LokasiGelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Mulai dibangun8 Maret 1965
Rampung1 Februari 1983
Tinggi100 m
Data teknis
Ukuran80.000 m2
Desain dan konstruksi
ArsitekSoejoedi Wirjoatmodjo

Kompleks Parlemen Republik Indonesia (disebut juga sebagai Gedung MPR/DPR/DPD RI) adalah tempat bersidang Kursi Legislatif Indonesia, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat. Kompleks Parlemen RI terletak di sebelah utara kawasan Gelanggang Olahraga Bung Karno dan di sebelah barat daya Istana Merdeka dan kawasan Medan Merdeka sebagai kawasan pusat pemerintahan Indonesia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kompleks Parlemen didirikan pada 8 Maret 1965. Saat itu, Presiden Soekarno mencetuskan untuk menyelenggarakan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces) yang merupakan wadah dari semua New Emerging Forces. Anggota-anggotanya direncanakan terdiri dari negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara Sosialis, negara-negara Komunis, dan semua Progresive Forces dalam kapitalis.

CONEFO dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Melalui Keppres No. 48/1965, Soekarno menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Menteri PUT kemudian menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek Conefo.

Gedung Kura-kura alias Gedung Parlemen RI yang berada di Kompleks Parlemen berdiri di atas lahan wakaf bekas lembaga pendidikan Islam yakni Madrasah Islamiyah yang merupakan cikal bakal lahirnya Pondok Pesantren Darunnajah.[1]

Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Bertepatan dengan Perayaan Dasa Warsa Konferensi Asia-Afrika pada 19 April 1965 dipancangkanlah tiang pertama pembangunan proyek political venues di Senayan Jakarta. Rancangan Soejoedi Wirjoatmodjo Dpl Ing ditetapkan dan disahkan presiden pada 22 Februari 1965. Maketnya menampakkan seluruh bangunan komplek dan rancangan aslinya tampak keseluruhan saat dipandang dari Jembatan Semanggi.

Ketika pembangunannya dilanjutkan oleh pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, nuansa danau buatan tidak terlihat tetapi bangunan komplek masih terlihat ketika melewati Jalan Gatot Subroto. Ruang Arkada di bawah tanah ditiadakan dan luasnya menjadi 60 ha, dengan luas bangunan sekitar 80.000 m2.

Gedung[sunting | sunting sumber]

Tampak keseluruhan dari Kompleks Parlemen Republik Indonesia.

Komplek Parlemen terdiri dari Gedung Nusantara (terkadang disebut sebagai "Gedung Kura-kura) yang berbentuk kubah, Nusantara I atau Lokawirasabha setinggi 100 meter dengan 24 lantai yang mengalami kemiringan 7 derajat, Nusantara II, Nusantara III, Nusantara IV, dan Nusantara V. Di tengah halaman terdapat air mancur dan "Elemen Elektrik". Juga berdiri Gedung Sekretariat Jenderal dan sebuah Masjid. Atas amendemen Undang-undang Dasar 1945 (UUD'45), dalam Komplek DPR/MPR telah berdiri bangunan baru untuk kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Lokasi[sunting | sunting sumber]

Kompleks Parlemen RI termasuk dalam wilayah Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gelora, di sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Gerbang Pemuda dengan tempat-tempat seperti Kompleks Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Kompleks Televisi Republik Indonesia (TVRI), dan Komplek Senayan Park (SPARK) (sebelumnya Taman Ria Senayan). Di sebelah timur berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto, dan Kompleks Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (Gedung Manggala Wanabakti) di sebelah utara. Kompleks Parlemen RI terletak 7.85 km di sebelah barat daya Istana Merdeka, Monumen Nasional, dan Kawasan Medan Merdeka sebagai kawasan pusat pemerintahan Indonesia.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • Sekilas tentang Gedung DPR/MPR. Sekertariat Jenderal DPR-RI. 2001. 

Referensi[sunting | sunting sumber]