Lompat ke isi

Ergosterol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Ergosterol structure.svg|right|thumb|300px|Struktur molekul ergosterol.]]
[[Berkas:Ergosterol structure.svg|ka|jmpl|300px|Struktur molekul ergosterol.]]
'''Ergosterol''' (ergosta-5,7,22-trien-3β-ol) adalah sebuah [[molekul]] [[sterol]] yang diproduksi oleh [[fungi]] sebagai komponen dari [[dinding sel]].<ref name="B"/>
'''Ergosterol''' (ergosta-5,7,22-trien-3β-ol) adalah sebuah [[molekul]] [[sterol]] yang diproduksi oleh [[fungi]] sebagai komponen dari [[dinding sel]].<ref name="B"/>


Ergosterol pertama kali diisolasi dari cendawan ''[[Claviceps purpurea]]'', penyebab penyakit [[ergot]] pada tanaman.<ref name="C"/>
Ergosterol pertama kali diisolasi dari cendawan ''[[Claviceps purpurea]]'', penyebab penyakit [[ergot]] pada tanaman.<ref name="C"/>


Dalam [[bioteknologi]], komponen ergosterol dapat dimanfaatkan untuk mengukur pertumbuhan fungi produk pertanian seperti tomat dan gandum.<ref name="B"/> Pengukuran dilakukan dengan menjalankan [[ekstraksi]] terlebih dahulu, sebelum mengukur ergosterol dengan [[spektrofotometer]] pada panjang gelombang 282 nm.<ref name="B"/> Selain dengan spektrofotometer, pengukuran ergosterol dapat dilakukan dengan [[kromatografi cair]] maupun [[kromatografi gas]].<ref name="B">{{en}}Pitt JI. Hocking AD. 2009. [http://books.google.co.id/books?id=-B1s6GhOlzkC&dq=ergosterol&hl=id&source=gbs_navlinks_s Fungi and Food Spoilage]. Springer. ISBN:9780387922072. </ref>
Dalam [[bioteknologi]], komponen ergosterol dapat dimanfaatkan untuk mengukur pertumbuhan fungi produk pertanian seperti tomat dan gandum.<ref name="B"/> Pengukuran dilakukan dengan menjalankan [[ekstraksi]] terlebih dahulu, sebelum mengukur ergosterol dengan [[spektrofotometer]] pada panjang gelombang 282&nbsp;nm.<ref name="B"/> Selain dengan spektrofotometer, pengukuran ergosterol dapat dilakukan dengan [[kromatografi cair]] maupun [[kromatografi gas]].<ref name="B">{{en}}Pitt JI. Hocking AD. 2009. [http://books.google.co.id/books?id=-B1s6GhOlzkC&dq=ergosterol&hl=id&source=gbs_navlinks_s Fungi and Food Spoilage]. Springer. ISBN 9780387922072.</ref>


Ergosterol juga dapat berperan sebagai prekursor dari vitamin D2 ([[previtamin D2]]).<ref name="C"/><ref name="A">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve</ref> Ergosterol dapat mengalami transformasi menjadi vitamin D2 setelah terpapar oleh cahaya matahari yang mengandung [[sinar ultra-violet]].<ref name="C"/> Untuk itu, ergosterol dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan. Produksi ergosterol, umumnya dilakukan dengan memanfaatkan [[khamir]] ''[[Saccharomyces cereviceae]]'', meskipun penggunaan [[kapang]] seperti ''[[Trichoderma]]'' dan ''[[Fusarium]]'' pernah dilaporkan.<ref name="C"/> Produksi dijalankan dalam kondisi [[fermentasi]] yang kaya [[karbohidrat]] dan miskin [[nitrogen]].<ref name="C"/> Ketersediaan oksigen juga diketahui sangat penting untuk memastikan produksi ergosterol yang efisien.<ref name="C">{{en}}Rai M. 2009. [http://books.google.co.id/books?id=0Kzua52kfvsC&dq=ergosterol&hl=id&source=gbs_navlinks_s Advances in Fungal Biotechnology]. I. K. International. ISBN:9788189866532. </ref>
Ergosterol juga dapat berperan sebagai prekursor dari [[vitamin]] D2 ([[previtamin D2]]).<ref name="C"/><ref name="A">{{id}}Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve</ref> Ergosterol dapat mengalami transformasi menjadi vitamin D2 setelah terpapar oleh cahaya matahari yang mengandung [[sinar ultra-violet]].<ref name="C"/> Untuk itu, ergosterol dapat dimanfaatkan sebagai [[suplemen makanan]]. Produksi ergosterol, umumnya dilakukan dengan memanfaatkan [[khamir]] ''[[Saccharomyces cereviceae]]'', meskipun penggunaan [[kapang]] seperti ''[[Trichoderma]]'' dan ''[[Fusarium]]'' pernah dilaporkan.<ref name="C"/> Produksi dijalankan dalam kondisi [[fermentasi]] yang kaya [[karbohidrat]] dan miskin [[nitrogen]].<ref name="C"/> Ketersediaan [[oksigen]] juga diketahui sangat penting untuk memastikan produksi ergosterol yang efisien.<ref name="C">{{en}}Rai M. 2009. [http://books.google.co.id/books?id=0Kzua52kfvsC&dq=ergosterol&hl=id&source=gbs_navlinks_s Advances in Fungal Biotechnology]. I. K. International. ISBN 9788189866532.</ref>


==Referensi==
== Referensi ==
<references/>
<references/>
{{Vitamin}}
{{Vitamin}}

[[Kategori:Senyawa organik]]
[[Kategori:Senyawa organik]]

Revisi terkini sejak 13 Juli 2024 22.04

Struktur molekul ergosterol.

Ergosterol (ergosta-5,7,22-trien-3β-ol) adalah sebuah molekul sterol yang diproduksi oleh fungi sebagai komponen dari dinding sel.[1]

Ergosterol pertama kali diisolasi dari cendawan Claviceps purpurea, penyebab penyakit ergot pada tanaman.[2]

Dalam bioteknologi, komponen ergosterol dapat dimanfaatkan untuk mengukur pertumbuhan fungi produk pertanian seperti tomat dan gandum.[1] Pengukuran dilakukan dengan menjalankan ekstraksi terlebih dahulu, sebelum mengukur ergosterol dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 282 nm.[1] Selain dengan spektrofotometer, pengukuran ergosterol dapat dilakukan dengan kromatografi cair maupun kromatografi gas.[1]

Ergosterol juga dapat berperan sebagai prekursor dari vitamin D2 (previtamin D2).[2][3] Ergosterol dapat mengalami transformasi menjadi vitamin D2 setelah terpapar oleh cahaya matahari yang mengandung sinar ultra-violet.[2] Untuk itu, ergosterol dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan. Produksi ergosterol, umumnya dilakukan dengan memanfaatkan khamir Saccharomyces cereviceae, meskipun penggunaan kapang seperti Trichoderma dan Fusarium pernah dilaporkan.[2] Produksi dijalankan dalam kondisi fermentasi yang kaya karbohidrat dan miskin nitrogen.[2] Ketersediaan oksigen juga diketahui sangat penting untuk memastikan produksi ergosterol yang efisien.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d (Inggris)Pitt JI. Hocking AD. 2009. Fungi and Food Spoilage. Springer. ISBN 9780387922072.
  2. ^ a b c d e f (Inggris)Rai M. 2009. Advances in Fungal Biotechnology. I. K. International. ISBN 9788189866532.
  3. ^ (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 2 (CES-HAM). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve