Darul Funun: Perbedaan antara revisi
k -iw |
|||
(30 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{multiple issues|{{refimprove}}{{tone}}{{fanpov}}{{COI}}}} |
|||
{{Infobox Universitas |
{{Infobox Universitas |
||
| name = Darul Funun |
| name = Darul Funun |
||
| established = 1854 |
| established = 1854 |
||
| city = Sumatera Barat |
| city = Payakumbuh, Sumatera Barat |
||
| image = Logo-Perguruan darulfunun.jpg |
| image = Logo-Perguruan darulfunun.jpg |
||
| former_names = Surau Gadang Datuk Jabok, [[Sumatera Thawalib|Sumatera Thawalib Padang Japang]] |
| former_names = Surau Gadang Datuk Jabok, Pengajian Puncak Bakung, [[Sumatera Thawalib|Sumatera Thawalib Padang Japang]], Darulfunun El-Abbasiyah |
||
| website = {{url|darulfunun.or.id}}{{br}} {{url|perguruandarulfunun.id}} |
| website = {{url|darulfunun.or.id}}{{br}} {{url|perguruandarulfunun.id}} |
||
| parent = |
| parent = |
||
| officer_in_charge = |
| officer_in_charge = Bey Abdullah |
||
| head_label = Pimpinan |
| head_label = Pimpinan |
||
| head = |
|||
| head = Ummi Dra Hj Mona Eliza MA (Perguruan), Ust Rahimullah SAg (Aliyah), Ust Jafar Rabbani SPd (Tsanawiyah), Ust Fajri El Abbasy (Surau), Datuk Azizi Fauzi ST MTP (BLKK), Datuk Dr H Arman Husni Lc MA (IDRIS Institute)) |
|||
}} |
}} |
||
'''Darul Funun''' (diucapkan "Dar-el-Funoon", [[bahasa Persia]]/Arab: دار |
'''Darul Funun''' (diucapkan "Dar-el-Funoon", [[bahasa Persia]]/Arab: دار الفنون yang berarti "keragaman, seni, ilmu pengetahuan" dalam [[bahasa Arab]] dan istilah "institusi pendidikan" dalam bahasa Turki); Asal nama Darul Funun diadopsi Syekh Abbas Abdullah dari nama konsep madrasah pendidikan tinggi di era kekhalifahan Turki Usmani pada saat peninjauannya di Asia Tengah, Afrika dan Timur Tengah<ref>{{Cite journal|last=Afifi|first=Abdullah A.|last2=Abbas|first2=Afifi Fauzi|date=2020-07-21|title=Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/imam/article/view/5|journal=AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies|language=en|volume=1|pages=1–12|doi=10.58764/j.im.2020.1.5|issn=2986-1780}}</ref>. Model pendidikan Darul Funun Turki Usmani sendiri berasal dari pengembangan institusi Madrasah yang dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih setelah menaklukan Konstantinopel (Istanbul sekarang) yang masih ada sampai sekarang dengan nama Universitas Istanbul atau dengan kuliahnya Darulfunun Ilahiyat. Darulfunun di Indonesia pada mulanya digagas oleh Syekh Abbas Abdullah pada tahun 1920 dengan nama Sumatera Thawalib, sebagai bagian dari Persatuan Sekolah Sumatera Thawalib <ref>{{Cite journal|last=Afifi|first=Abdullah A.|last2=Abbas|first2=Afifi Fauzi|date=2020-07-21|title=Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/imam/article/view/5|journal=AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies|language=en|volume=1|pages=1–12|doi=10.58764/j.im.2020.1.5|issn=2986-1780}}</ref>. Kemudian sempat berkembang menaungi sekolah-sekolah Thawalib di sekitar Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, dan juga sempat di kembangkan oleh anak muridnya dengan nama yang sama. Saat ini Darulfunun diamanahkan kepada Tan Abdullah A. Afifi yang merupakan zuriyat ke-4 dari Syekh [[Abbas Abdullah]]. [[Berkas:Syekh Abbas Abdullah.jpg|jmpl|Syekh Abbas Abdullah]] |
||
Darul Funun adalah salah satu bagian dari sejarah pendidikan Islam dalam masa pergerakan Indonesia dan merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Perguruan ini berhubungan dengan [[masjid]] Surau Gadang Padang Japang, [[Sumatera Thawalib]] Padang Japang, [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]] (PDRI), Pergerakan Kaum Muda (''The Kaum Muda Movement''), Reformasi Pendidikan Agama, Imam Bonjol, Pergerakan Pra-Kemerdekaan, Pergerakan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Pioner Integrasi Pendidikan Sains dan Agama. |
|||
Pada mulanya perguruan ini adalah [[surau]] tempat belajar mengaji bagi pemuda setelah usia baligh yang didirikan oleh Syekh Abdullah Dt Jabok di Padang Japang, VII Koto Talago, [[Guguk, Lima Puluh Kota|Guguak]] [[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]] pada tahun 1854.<ref>[http://www.darulfunun.or.id/1533/vii-koto-talago-saksi-sejarah-romantisme-toleransi-para-ulama/ VII Koto Talago, Saksi Sejarah Romantisme Toleransi Para Ulama]. ''Abdullah Arifianto, 2017''</ref> Lokasi surau ini pun sangat strategis dalam perjuangan pertahanan sipil ayahnya Tuanku Syekh Qadi dan Tuanku Nan Biru, garis pertahanan luar pasukan Bonjol di daerah Mudiak Kabupaten Limapuluhkota. Dikarenakan itu surau ini juga menjadi basis penempaan pemuda dalam persiapan perjuangan. |
|||
[[Berkas:Logo Yayasan Darul Funun El-Abbasiyah.png|jmpl|Yayasan Darul Funun El-Abbasiyah - 1987]] |
|||
[[Berkas:Sukarno, Syekh Abbas dan Syekh Mustafa.jpg|jmpl|Dari kiri: Syekh Abbas Abdullah, Soekarno, Syekh Mustafa Abdullah]] |
|||
Dalam perjalanannya Darul Funun memiliki beberapa periode pengembangan, dan juga tantangan zaman pada pra kemerdekaan, proses kemerdekaan dan paska kemerdekaan Republik Indonesia. Darul Funun sejak tahun 1950 dinaungi oleh (Lembaga) [[Wakaf]] Darul Funun. Saat ini, misi Darul Funun antara lain adalah wadah pendidikan yang inklusif, dakwah agama Islam dan pembangunan masyarakat.<ref>Membaca visi Syekh Abbas Abdullah dalam nama Darul Funun, ''Abdullah Arifianto, 2015.''</ref> |
|||
== Unit-unit Amal Usaha Darulfunun == |
|||
=== Perguruan Darulfunun === |
|||
Perguruan Darulfunun atau yang dikenal dengan Pondok Pesantren Modern Darul Funun El-Abbasiyah Padang Japang sejak tahun 2020 mengaplikasikan dan mengembangkan kurikulum nasional dengan tambahan muatan lokal pesantren. Kurikulum nasional yang diawasi oleh Kementerian Agama RI, Kementerian Pendidikan dan muatan lokal dalam jam belajar sekolah menjadi satu paket kurikulum yang disebut '''kurikulum Madrasah'''. Selain itu Darulfunun juga mengembangkan satu sistem kurikulum diluar jam sekolah untuk siswa yang berasrama ataupun yang tinggal berdekatan dengan asrama yang mencakup pembimbingan kegiatan keagamaan dan juga muatan lokal berupa keorganisasian yang disebut dengan '''kurikulum Surau'''. |
|||
==== Kurikulum Madrasah ==== |
|||
Madrasah Darulfunun memfasilitasi pengembangan pendidikan anak tingkat Tsanawiyah dan juga Aliyah. Setiap tingkat Madrasah dikelola oleh Mas'ul / Kepala Madrasah dibantu dengan tim pengelola. |
|||
==== Kurikulum Surau ==== |
|||
Surau Darulfunun memfasilitasi asrama santri Putra dan dan santri Putri. '''Darulfunun Putra''' dan '''Darulfunun Putri''' memiliki kapasitas untuk menampung siswa sebanyak 300-400 santri. Surau Darulfunun Putra/i dikelola oleh Mas'ul / Kepala Surau. |
|||
==== Kantin dan Dapur Umum ==== |
|||
Perguruan Darulfunun juga memfasilitasi pengelolaan makanan dan gizi bagi santri sehingga aktivitas santri selama di Perguruan juga ditolong oleh asupan gizi yang baik dan terkontrol. |
|||
=== IDRIS (Institute for Development, Research and Initiatives) === |
=== IDRIS (Institute for Development, Research and Initiatives) === |
||
Darulfunun Institute atau dikenal dengan nama [[IDRIS Institute]] adalah lembaga riset akademis yang bertujuan untuk memfasilitasi inkubasi ide-ide konstruktif dalam pengembangan pendidikan, dan sosial masyarakat. IDRIS diinisiasi oleh Abdullah A Afifi dengan penerbitan |
Darulfunun Institute atau dikenal dengan nama [[IDRIS Institute]] adalah lembaga riset akademis yang bertujuan untuk memfasilitasi inkubasi ide-ide konstruktif dalam pengembangan pendidikan, dan sosial masyarakat. IDRIS diinisiasi oleh Abdullah A Afifi dengan penerbitan artikel-artikel dan diskusi ilmiah baik di Indonesia maupun di luar negeri. Diskusi ilmiah pertama adalah mengenai sutainable environment di Birimingham, Inggris dengan pembicara Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas MA, yang juga mewakili Muhammadiyah dengan memaparkan tentang Fikih Lingkungan. Sejak tahun 2018 sebagian aktifitas IDRIS juga dirintis di Malaysia, dari kerjasama pelatihan daring, riset dan diskusi ilmiah. |
||
Pada akhir tahun 2021 diresmikan Pustaka Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas MA di Tarok, Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, dan menyediakan lebih dari 5000 judul buku. |
Pada akhir tahun 2021 diresmikan Pustaka Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas MA di Tarok, Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, dan menyediakan lebih dari 5000 judul buku. Di tempat yang sama juga sebagai pusat belajar (Learning Center) International Open University (IOU) dan Universitas Siber Muhammadiyah (SIBERMU) untuk daerah Payakumbuh dan sekitarnya<ref>{{Cite journal|last=Afifi|first=Abdullah A.|date=2023-01-17|title=Panduan Penulisan Laporan Ilmiah untuk Publikasi|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/imam/article/view/29|journal=AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies|language=id|volume=4|pages=1–11|doi=10.58764/j.im.2023.4.29|issn=2986-1780}}</ref>. |
||
=== |
=== Kurikulum Madrasah & Surau === |
||
Madrasah Darulfunun memfasilitasi pengembangan pendidikan anak tingkat Tsanawiyah dan juga Aliyah. Setiap tingkat Madrasah dikelola oleh Kepala Madrasah dibantu dengan tim pengelola. Pada tahun 2018, Tan Abdullah Afifi merumuskan kurikulum surau yang melengkapi kurikulum Madrasah Nasional. Surau Darulfunun memfasilitasi asrama santri Putra dan dan santri Putri. '''Darulfunun Putra''' dan '''Darulfunun Putri''' memiliki kapasitas untuk menampung siswa sebanyak 300-400 santri. Surau Darulfunun Putra/i dikelola oleh Mas'ul / Kepala Surau. Pada tahun 2020 diadakan Surau Camp sebagai kegiatan daurah pengembangan kemampuan softskills siswa, dan pada puncaknya di awal tahun 2023, kurikulum surau mampu menghasilkan wisudah tahfiz dengan target 1 juz setiap tahunnya<ref>{{Cite journal|last=Sari|first=Fatma|last2=Kurniawan|first2=Dandi|last3=Afifi|first3=Abdullah A.|last4=Eliza|first4=Mona|last5=Abbas|first5=Afifi Fauzi|date=2024-01-26|title=Peningkatan Literasi Membaca Al-Quran Siswa Pemula Melalui Program Tilawah di Pondok Pesantren Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/jrdti/article/view/54|journal=Journal of Regional Development and Technology Initiatives|language=en|volume=2|pages=13–24|doi=10.58764/j.jrdti.2024.2.54|issn=3046-5745}}</ref>. |
|||
AAMIL Darulfunun adalah lembaga aksi sosial Darulfunun yang memfasilitasi penyaluran ZIS Dhuafa baik di dalam internal santri Darulfunun ataupun kepada masyarakat umum. |
|||
=== Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah Padang Japang === |
|||
Perguruan Darulfunun atau yang dikenal dengan Pondok Pesantren Modern Darul Funun El-Abbasiyah Padang Japang didirikan oleh Syekh Abbas Abdullah pada tahun 1920 dengan nama Sumatra Thawalib. Kemudian pada tahun 1931 bersama-sama dengan beberapa guru persatuan Thawalib lainnya menolak melibatkan perguruan dalam politik dan merubah namanya menjadi Darulfunun. Guru-guru persatuan Thawalib lainnya yang menolak terlibat politik adalah Rahma El-Yunusiah dengan Sekolah Diniyah. Kemudian pada tahun 1968 sekolah ini dirintis menjadi Madrasah Agama Islam Negeri Darulfunun oleh Buya Fauzi Abbas yang kemudian berkembang menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Satu Lima Puluh Kota. Pada tahun 1990-an dirintis kembali oleh Buya Afifi Fauzi Abbas dan pengurus untuk membuka kembali kelas belajar. Kemudian pada tahun 2010 dilakukan strategi percepatan penambahan murid yang dipimpin oleh Buya Afifi Fauzi Abbas dan Tan Abdullah Afifi, kemudian pada tahun 2018 dilakukan pengembangan pengelolaan Perguruan pada waktu itu sangat maju yang melibatkan IT hingga mencapai jumlah murid 520 siswa dan kelulusan perguruan tinggi sebanyak 78%<ref>{{Cite journal|last=Afifi|first=Abdullah A.|last2=Abbas|first2=Afifi Fauzi|date=2020-07-21|title=Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/imam/article/view/5|journal=AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies|language=en|volume=1|pages=1–12|doi=10.58764/j.im.2020.1.5|issn=2986-1780}}</ref>. |
|||
Kelas Madrasah Tsanawiyah dibuka kembali pada tahun 1997 dan Madrasah Aliyah pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2010 dilakukan pengembangan infrastruktur dan beasiswa-beasiswa diberikan untuk penambahan murid. Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah sejak tahun 2020 mengaplikasikan dan mengembangkan kurikulum nasional dengan tambahan muatan lokal pesantren. Kurikulum nasional yang diawasi oleh Kementerian Agama RI, Kementerian Pendidikan dan muatan lokal dalam jam belajar sekolah menjadi satu paket kurikulum yang disebut '''kurikulum Madrasah'''. Selain itu Darulfunun juga mengembangkan satu sistem kurikulum diluar jam sekolah untuk siswa yang berasrama ataupun yang tinggal berdekatan dengan asrama yang mencakup pembimbingan kegiatan keagamaan dan juga muatan lokal berupa keorganisasian yang disebut dengan '''kurikulum Surau'''. |
|||
==== Panti Asuhan ==== |
|||
Panti Asuhan Darulfunun pada tahun 2020 telah memfasilitasi 58 santri Dhuafa dari pelosok Sumatera Barat, Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Santri-santri dhuafa ini mendapat fasilitas yang sama dengan siswa reguler (sekolah dan asrama) melalui beasiswa panti asuhan. |
|||
Baru setelah pulangnya Tan Abdullah Afifi dari Inggris pada tahun 2018 maka dilakukan peremajaan yayasan untuk dapat membantu pengembangan perguruan. Pengelolaan-pengelolaan modern diperkenalkan, dan pengembangan dilakukan. Pada tahun 2019 dibentuklah badan Perguruan dengan susunan masayikh dengan pimpinannya Buya Afifi Fauzi Abbas dan Tan Abdullah Afifi. Yang pertama dilakukan adalah merapikan sistem keuangan. Dikarenakan sistem keuangan yang manual, menjadikan pengelolaan keuangan tidak optimal juga penyalahgunaan keuangan untuk pribadi. Setelah merapikan ini banyak upaya dan pengembangan yang dapat dilakukan hingga menjadikan Perguruan Darulfunun bisa mengikuti banyak kegiatan dan dipercaya oleh pihak lain untuk membantu pembangunan<ref>{{Cite journal|last=Oktavia|first=Yelsi|last2=Afifi|first2=Abdullah A.|last3=Eliza|first3=Mona|last4=Abbas|first4=Afifi Fauzi|date=2023-09-18|title=Pengembangan TDR-IM Sistem Informasi Manajemen Keuangan Siswa di Pondok Pesantren: Integrasi, Simplifikasi dan Digitalisasi|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/jrdti/article/view/28|journal=Journal of Regional Development and Technology Initiatives|language=id|volume=1|pages=1–15|doi=10.58764/j.jrdti.2023.2.28|issn=3046-5745}}</ref>. |
|||
== Riwayat == |
|||
Tercatat beberapa nama dalam transisi pengembangan Darul Funun: |
|||
Pada tahun 2020 dilakukanlah secara bertahap memperbaiki sistem kepegawaian. Dari merapikan sistem ini, maka Perguruan lebih dapat menjamin jam-jam mengajar dapat terisi penuh, dan siswa-siswa tidak ditinggalkan dengan guru yang kosong. Dari sistem pegawai ini juga dilakukan untuk mengantisipasi perubahan sistem kepegawaian oleh pemerintah pusat, dimana sebagian guru ada yang merupakan guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta. Dari sistem pegawai ini juga didapati beberapa guru tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya, dan juga memiliki kewajiban d sekolah lain. Sehingga beberapa guru ini ditawarkan untuk totalitas di perguruan, sebagian ada yang mengambil tawaran ini dan sebagian ada yang menolak. Dari improvisasi sistem kepegawaian ini juga dapat ditindak ketidakdisiplinan yang merugikan proses belajar mengajar<ref>{{Cite journal|last=Fitri|first=Donna Ramadhan|last2=Handayani|first2=Sepryta|last3=Yufriadi|first3=Ferdi|last4=Eliza|first4=Mona|last5=Afifi|first5=Abdullah A.|date=2024-01-20|title=Penerapan Sistem Absensi ID Card RFID Terhadap Perhitungan Honorarium, Kedisiplinan Pegawai dan Peningkatan Kualitas di Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/jrdti/article/view/48|journal=Journal of Regional Development and Technology Initiatives|language=en|volume=2|pages=1–11|doi=10.58764/j.jrdti.2024.2.48|issn=3046-5745}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Siswati|first=Siswati|last2=Oktavia|first2=Yelsi|last3=Sari|first3=Fatma|last4=Eliza|first4=Mona|last5=Abbas|first5=Afifi Fauzi|last6=Afifi|first6=Abdullah A.|date=2023-12-23|title=Perancangan Sistem Informasi Siswa Berbasis Website di Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah|url=https://pub.darulfunun.id/index.php/jrdti/article/view/47|journal=Journal of Regional Development and Technology Initiatives|language=en|volume=1|pages=27–35|doi=10.58764/j.jrdti.2023.1.47|issn=3046-5745}}</ref>. |
|||
# Surau Gadang |
|||
# Sumatera Thawalib |
|||
# Perguruan Darul Funun |
|||
# Surau Darul Funun |
|||
# Darul Funun |
|||
== |
== Sejarah == |
||
Dalam perjalanannya Darul Funun memiliki beberapa periode pengembangan, dan juga tantangan zaman pada pra kemerdekaan, proses kemerdekaan dan paska kemerdekaan Republik Indonesia. Darul Funun sejak tahun 1950 dinaungi oleh (Lembaga) [[Wakaf]] Darul Funun. Saat ini, misi Darul Funun antara lain adalah wadah pendidikan yang inklusif, dakwah agama Islam dan pembangunan masyarakat.<ref>Membaca visi Syekh Abbas Abdullah dalam nama Darul Funun, ''Abdullah Arifianto, 2015.''</ref> Darulfunun juga mengalami pasang surut akibat perkembangan faktor eksternal seperti perang dan krisis ekonomi, juga pasang surut yang diakibatkan oleh konflik internal dan politik. |
|||
Darul Funun adalah salah satu bagian dari sejarah pendidikan Islam dalam masa pergerakan Indonesia dan merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Perguruan ini berhubungan dengan [[masjid]] Surau Gadang Padang Japang, [[Sumatera Thawalib]] Padang Japang, [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]] (PDRI), Pergerakan Kaum Muda (''The Kaum Muda Movement''), Reformasi Pendidikan Agama, Imam Bonjol, Pergerakan Pra-Kemerdekaan, Pergerakan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Pioner Integrasi Pendidikan Sains dan Agama. |
|||
=== Surau Pembinaan Pemuda === |
|||
Tuanku Nan Banyak Beliau Qadi Datuk Perpatih nan Sabatang |
|||
Syaikh Ibrahim Datuk Tan Malaka Pandam Gadang |
|||
=== Surau Gadang Datuk Jabok === |
|||
Masjid Raya Padang Japang |
|||
=== Meninggalnya Syekh Abdullah === |
|||
Meninggalnya Syekh Abdullah Datuk Jabok pada tahun 1903, merupakan kehilangan besar karena Surau tempat menempa pemuda kehilangan tokohnya. Dari kesemua anak-anak Syekh Abdullah, Syekh Muhammad Shalih adalah yang tertua beliau dikenal sebagai Syekh Madina dan tersohor di Pariaman, dan juga Syekh Mustafa mengajar di Suraunya sendiri di daerah Payakumbuh, sedangkan Syekh Abbas Abdullah masih berada di perantauan. |
|||
=== Syekh Madina, Beliau Gadang, Beliau Ketek === |
|||
Syekh Madina bernama Muhammad Shalih bin Abdullah, adalah anak laki-laki tertua dari Syekh Abdullah dari istri beliau di Padang Japang. Beliau Gadang bernama Mustafa bin Abdullah anak kedua dari Syekh Abdullah dan Beliau Ketek bernama Abbas bin Abdullah. |
|||
Sambil mengajar di suraunya masing-masing Syekh Muhammad Shalih dan Syekh Mustafa juga bergiliran menopang pembelajaran di Surau Gadang Syekh Abdullah, dan menunggu kembalinya Syekh Abbas Abdullah. Guru besar adalah Syekh Muhammad Shalih dan Syekh Mustafa. Sekembalinya Syekh Abbas Abdullah, beliau mulai terlibat dalam pengembangan kurikullum, pemurnian akidah dan pengembangan tren keilmuan islam. |
|||
Metode pembelajaran di Surau Gadang bukannya hanya metode halaqah, tetapi juga tarikat, suluk. Sekembalinya Syekh Abbas Abdullah metode ini mulai tersisih karena metode kelas diperkenalkan, pembelajaran tarikat yang berdasarkan senioritas dan kemahiran khusus (misal fiqih, falak, dsb) disempurnakan menjadi pembelajaran berdasarkan tahapan pembelajaran yang bisa dijangka kan waktu selesainya, dan kurikullum pembelajaran diperluas tidak hanya tertumpu kepada satu kekhususan, pembelajaran bahasa asing diperkenalkan, keilmuan dan kitab-kitab umum juga diperkenalkan. |
|||
Transformasi metode ini juga mendapatkan kendala, hingga keberangkatan Beliau Gadang dan Beliau Ketek ke Tanah Suci dan belajar kembali kepada Syekh Ahmad Khatib tentang Ushulluddin dan keterbukaannya terhadap modernitas, setelah kembalinya dua Beliau ini, Surau Gadang Syekh Abdullah semakin yakin dalam upaya pengembangannya. |
|||
== Periode 1903-1930 == |
|||
=== Meninggalnya Syekh Madinah === |
|||
Syekh Madinah sebagai tokoh ulama kharismatik, tarikat dan juga tersohor di pariaman. Meninggalnya beliau menjadikan Surau Gadang kehilangan tokohnya, dan juga memberikan tekanan yang kuat terhadap pengembangan Surau Gadang yang sedang bertransformasi karena kehilangan tokoh tarikat ulama tua yang menjadi penengah jika terjadi perselisihan dengan ulama tua. |
|||
Dengan meninggalnya Syekh Madinah, amanah Surau Gadang dialihkan kepada Beliau Gadang dan Beliau Ketek, upaya transformasi pendidikan modern terus dilakukan, dan juga semakin kuatnya pengaruh para haji kaum muda, menjadikan upaya pengembangan masih terus dapat digiatkan. |
|||
Pada mulanya perguruan ini adalah [[surau]] tempat belajar mengaji bagi pemuda setelah usia baligh yang didirikan oleh Syekh Abdullah Dt Jabok di Padang Japang, VII Koto Talago, [[Guguk, Lima Puluh Kota|Guguak]] [[Kabupaten Lima Puluh Kota]], [[Sumatera Barat]] pada tahun 1854.<ref>[http://www.darulfunun.or.id/1533/vii-koto-talago-saksi-sejarah-romantisme-toleransi-para-ulama/ VII Koto Talago, Saksi Sejarah Romantisme Toleransi Para Ulama]. ''Abdullah Arifianto, 2017''</ref> Lokasi surau ini pun sangat strategis dalam perjuangan pertahanan sipil ayahnya Tuanku Syekh Qadi dan Tuanku Nan Biru, garis pertahanan luar pasukan Bonjol di daerah Mudiak Kabupaten Limapuluhkota. Dikarenakan itu surau ini juga menjadi basis penempaan pemuda dalam persiapan perjuangan. |
|||
=== Para Haji Kaum Muda === |
=== Para Haji Kaum Muda === |
||
'''Sumatera Thawalib''' adalah salah satu organisasi massa (ormas) awal di Indonesia, yang berbasis di Sumatera Barat. Sumatera Thawalib mewakili sekolah islam modern di Indonesia,<ref>[[ |
'''Sumatera Thawalib''' adalah salah satu organisasi massa (ormas) awal di Indonesia, yang berbasis di Sumatera Barat. Sumatera Thawalib mewakili sekolah islam modern di Indonesia,<ref>[[Modernism (Islam in Indonesia)]], ''Wikipedia''</ref><ref>[[Islam in Indonesia#Early modern period (1600-1945)|Islam in Indonesia, Early Modern Period]] ''Wikipedia''</ref> reformasi pemikiran dan pendidikan Islam yang menitikberatkan kepada [[Al-Qur'an]] dan [[Hadis|Al-Hadits]], juga pendekatan pendidikan keilmuan modern, dan pemurnian akidah. |
||
Pemurnian akidah ini diinspirasi oleh para Haji yang baru kembali dari Mekkah, jika sebelumnya upaya pengajaran ini bersifat masing-masing, pada masa ini upaya dakwah ini dilakukan secara terorganisir dan berjamaah, hal ini diinspirasikan oleh Syekh [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] kapada para murid-murid beliau Syekh Abbas Abdullah, Syekh Mustafa Abdullah, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Syeikh Djamil Jambek, dsb.<ref name=":0">Daya, Burhaduddin. (1990) ''Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib''. Yogyakarta: Tiara Wacana.</ref> Pendekatan pendidikan modern tersinspirasi oleh [[ |
Pemurnian akidah ini diinspirasi oleh para Haji yang baru kembali dari Mekkah, jika sebelumnya upaya pengajaran ini bersifat masing-masing, pada masa ini upaya dakwah ini dilakukan secara terorganisir dan berjamaah, hal ini diinspirasikan oleh Syekh [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]] kapada para murid-murid beliau Syekh Abbas Abdullah, Syekh Mustafa Abdullah, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Syeikh Djamil Jambek, dsb.<ref name=":0">Daya, Burhaduddin. (1990) ''Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib''. Yogyakarta: Tiara Wacana.</ref> Pendekatan pendidikan modern tersinspirasi oleh [[Islamic Modernism]] yang di promosikan oleh [[Muhammad Abduh]] dan Jamaluddin Al-Afghani.<ref>Menchik, 2017. pp.4</ref> |
||
=== Majlis Islam Tinggi (MIT) === |
=== Majlis Islam Tinggi (MIT) === |
||
Baris 95: | Baris 48: | ||
=== Sumatera Thawalib === |
=== Sumatera Thawalib === |
||
Istilah ''Sumatera Thawalib'' secara bahasa berarti "Pelajar Sumatera", dan ditubuhkan pada tanggal 15 Januari 1919 hasil dari pertemuan para haji (kaum muda) di Padang Panjang. Tujuan dari organisasi ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang keilmuan islam kepada sesama perguruan islam. Organisasi ini memberikan kontribusi yang kuat terhadap perkembangan [[Islam di Sumatera Barat]] dan Indonesia pada awal abad ke-20.<ref>Daya, Burhaduddin. (1990) ''Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib''. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.92.</ref><ref>https://kumparan.com/padang-kita/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia</ref><ref>https://www.covesia.com/warnawarni/baca/36493/mengenal-sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia</ref><ref>https://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/</ref> |
Istilah ''Sumatera Thawalib'' secara bahasa berarti "Pelajar Sumatera", dan ditubuhkan pada tanggal 15 Januari 1919 hasil dari pertemuan para haji (kaum muda) di Padang Panjang. Tujuan dari organisasi ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang keilmuan islam kepada sesama perguruan islam. Organisasi ini memberikan kontribusi yang kuat terhadap perkembangan [[Islam di Sumatera Barat]] dan Indonesia pada awal abad ke-20.<ref>Daya, Burhaduddin. (1990) ''Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib''. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.92.</ref><ref>https://kumparan.com/padang-kita/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia</ref><ref>https://www.covesia.com/warnawarni/baca/36493/mengenal-sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>https://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/</ref> |
||
Pada 1913, Zainuddin Labai Al-Yunusi kembali ke Padang Panjang setelah berguru kepada Syekh [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, Payakumbuh. Syekh Abbas Abdullah dikenal sebagai ulama modern yang berwawasan luas, di Suraunya siswa di ajarkan ilmu geografi, falak, bahasa belanda, sejarah dunia, matematika dan ilmu umum lainnya, yang materi-materi pengajarannya didapatkan dari buku-buku yang diimpor nya dari Mesir selain kitab-kitab wajib ilmu agama. Selain metode kelas dan materi pengajaran, Syekh Abbas Abdullah juga memberi kesempatan belajar kepada anak-anak perempuan, yang menjadi murid-murid perempuannya adalah anak kemenakannya |
Pada 1913, Zainuddin Labai Al-Yunusi kembali ke Padang Panjang setelah berguru kepada Syekh [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, Payakumbuh. Syekh Abbas Abdullah dikenal sebagai ulama modern yang berwawasan luas, di Suraunya siswa di ajarkan ilmu geografi, falak, bahasa belanda, sejarah dunia, matematika dan ilmu umum lainnya, yang materi-materi pengajarannya didapatkan dari buku-buku yang diimpor nya dari Mesir selain kitab-kitab wajib ilmu agama. Selain metode kelas dan materi pengajaran, Syekh Abbas Abdullah juga memberi kesempatan belajar kepada anak-anak perempuan, yang menjadi murid-murid perempuannya adalah anak kemenakannya di area Surau Gadang Padang Japang. |
||
Zainuddin menjadi guru di Surau Jembatan Besi, dan kemudian pada tahun 1915 membuka sekolahnya sendiri yang bernama Diniyyah School, yang juga menggunakan sistem kelas dan mengajarkan pengetahuan umum yang terinspirasi oleh metode pendidikan yang dikembangkan gurunya Syekh Abbas Abdullah. Selain itu, Zainuddin Labay bersama adiknya [[Rahmah El Yunusiyah|Rahmah El-Yunusiah]] menginisiasi kelas belajar untuk siswa perempuan yang diberikan nama Diniyyah Putri. Pada saat itu hanya dua perguruan ini yang memberikan ruang pendidikan kepada anak perempuan, yakni Nahdatun Nisaiyah (alumni sekolah perempuan Darul Funun) dan Diniyyah Putri di Padang Panjang, dan juga mendirikan kepanduan/pramuka pada zaman itu yang diberi nama Al-Hilal Darulfunun, yang menjadi ciri dari kepanduan El-[[El-Hilaal|Hilal]] di kalangan Madrasah Sumatera Thawalib. |
Zainuddin menjadi guru di Surau Jembatan Besi, dan kemudian pada tahun 1915 membuka sekolahnya sendiri yang bernama Diniyyah School, yang juga menggunakan sistem kelas dan mengajarkan pengetahuan umum yang terinspirasi oleh metode pendidikan yang dikembangkan gurunya Syekh Abbas Abdullah. Selain itu, Zainuddin Labay bersama adiknya [[Rahmah El Yunusiyah|Rahmah El-Yunusiah]] menginisiasi kelas belajar untuk siswa perempuan yang diberikan nama Diniyyah Putri. Pada saat itu hanya dua perguruan ini yang memberikan ruang pendidikan kepada anak perempuan, yakni Nahdatun Nisaiyah (alumni sekolah perempuan Darul Funun) dan Diniyyah Putri di Padang Panjang, dan juga mendirikan kepanduan/pramuka pada zaman itu yang diberi nama Al-Hilal Darulfunun, yang menjadi ciri dari kepanduan El-[[El-Hilaal|Hilal]] di kalangan Madrasah Sumatera Thawalib. |
||
Baris 103: | Baris 56: | ||
Sebagaimana Surau Jembatan Besi mengalami beberapa refromasi organiasi pelajar, adalah tahun 1918 ketika pada haji (kaum muda) bersepakat (ijtimak ulama) mengukuhkan nama Surau Sumatera Thawalib, hal ini diikuti oleh para haji (kaum muda) untuk mengubah nama menjadi Sumatera Thawalib. Beberapa standardisasi yang dilakukan masing-masing perguruan didiskusikan untuk diadopsi menjadi bentuk tajid modernitas pendidikan Islam, diantaranya adalah mengubah halaqah menjadi kelas, rekontruksi kurikulum dan metode pengajaran, dan penggunakan buku text dan pengenalan ilmu umum.<ref name="Mo">Naim, 1990. pp.4-18.</ref> |
Sebagaimana Surau Jembatan Besi mengalami beberapa refromasi organiasi pelajar, adalah tahun 1918 ketika pada haji (kaum muda) bersepakat (ijtimak ulama) mengukuhkan nama Surau Sumatera Thawalib, hal ini diikuti oleh para haji (kaum muda) untuk mengubah nama menjadi Sumatera Thawalib. Beberapa standardisasi yang dilakukan masing-masing perguruan didiskusikan untuk diadopsi menjadi bentuk tajid modernitas pendidikan Islam, diantaranya adalah mengubah halaqah menjadi kelas, rekontruksi kurikulum dan metode pengajaran, dan penggunakan buku text dan pengenalan ilmu umum.<ref name="Mo">Naim, 1990. pp.4-18.</ref> |
||
Perubahan ini menjadikan nama-nama surau perguruan para haji (kaum muda) mengubah namanya menjadi Sumatera Thawalib, Surau Gadang Padang Japang yang dipelopori oleh Syekh Abbas |
Perubahan ini menjadikan nama-nama surau perguruan para haji (kaum muda) mengubah namanya menjadi Sumatera Thawalib, Surau Gadang Padang Japang yang dipelopori oleh Syekh Abbas Abdullah menjadi Sumatera Thawalib Padang Japang, Surau Parabek yang dipelopori oleh Syekh Ibrahim Musa menjadi Sumatera Thawalib Parabek, dan ini diikuti oleh banyak surau lainnya yang notabene adalah murid-murid dari ulama kaum muda ataupun ulama-ulama yang bergabung dalam kemudian hari.<ref name="De">[https://www.jpnn.com/news/sumatera-thawalib-sekolah-modern-islam-pertama-di-indonesia Sumatera Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia.] ''JPNN''. Retrieved November 29, 2017.</ref> |
||
=== Studi Banding ke Pusat Peradaban Dunia === |
=== Studi Banding ke Pusat Peradaban Dunia === |
||
Untuk mengukuhkan komitmen dan konsep sistem pendidikan yang ingin dikembangkan, Syekh Abbas Abdullah kembali merantau ke Tanah Suci, setelah melakukan ibadah haji, bertemu kawan dan guru, beliau juga menyempatkan duduk menjadi Mustami' (''pendengar/visiting student/fellow'') di Universitas Al-Azhar di Mesir, dari semua guru-gurunya ada satu gurunya yang disebut ketika beliau mengajar, adalah Syaikh Badwiy/Badawi, seorang ulama yang buta tetapi sangat mahir dalam memberikan pendapat. |
Untuk mengukuhkan komitmen dan konsep sistem pendidikan yang ingin dikembangkan, Syekh Abbas Abdullah kembali merantau ke Tanah Suci, setelah melakukan ibadah haji, bertemu kawan dan guru, beliau juga menyempatkan duduk menjadi Mustami' (''pendengar/visiting student/fellow'') di Universitas Al-Azhar di Mesir, dari semua guru-gurunya ada satu gurunya yang disebut ketika beliau mengajar, adalah Syaikh Badwiy/Badawi, seorang ulama yang buta tetapi sangat mahir dalam memberikan pendapat. |
||
Di Mesir beliau duduk cukup lama hingga beliau sempat bertemu dan berkawan dengan para tokoh muda reformasi pendidikan di sana, seperti [[Hasan al-Banna|Hasan Al-Banna]]. Mereka sempat bertemu kembali di tempat pengasingan dan juga bertemu seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al-Azhar, yakni Prof [[Mahmoed Joenoes]]. Selain di Mesir beliau juga menyempatkan studi banding ke beberapa negara muslim timur tengah, seperti Lebanon, Syiria, Palestina, Turki, Iran. |
Di Mesir beliau duduk cukup lama hingga beliau sempat bertemu dan berkawan dengan para tokoh muda reformasi pendidikan di sana, seperti [[Hasan al-Banna|Hasan Al-Banna]]. Mereka sempat bertemu kembali di tempat pengasingan dan juga bertemu seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al-Azhar, yakni Prof [[Mahmoed Joenoes]]. Selain di Mesir beliau juga menyempatkan studi banding ke beberapa negara muslim timur tengah, seperti Lebanon, Syiria, Palestina, Turki, Iran. |
||
Di Turki sebagai pusat peradaban Islam yang maju, beliau melihat bagaimana Institusi Pendidikan sudah dikembangkan begitu jauh, yang juga menjadi kiblat dan pembelajaran bagi dunia barat. Salah satu yang terkenang oleh Syekh Abbas Abdullah, sehingga mengilhami beliau dikemudian hari menamakan perguruannya dengan nama Darul Funun, adalah [[ |
Di Turki sebagai pusat peradaban Islam yang maju, beliau melihat bagaimana Institusi Pendidikan sudah dikembangkan begitu jauh, yang juga menjadi kiblat dan pembelajaran bagi dunia barat. Salah satu yang terkenang oleh Syekh Abbas Abdullah, sehingga mengilhami beliau dikemudian hari menamakan perguruannya dengan nama Darul Funun, adalah [[Istanbul University]],yang pada tahun 1846 masih bernama Darul Funun dan pada tahun 1933 menjadi Universitas Istanbul, yang merupakan transformasi Madrasah yang dibangun pada tahun 1453 oleh Sultan [[Mehmed II|Mehmet II Al-Fatih]] setelah menaklukan Konstatinopel.<ref>Rüegg, Walter: "European Universities and Similar Institutions in Existence between 1812 and the End of 1944: A Chronological List", in: Rüegg, Walter (ed.): ''[[A History of the University in Europe|A History of the University in Europe. Vol. 3: Universities in the Nineteenth and Early Twentieth Centuries (1800–1945)]]'', Cambridge University Press, 2004, <nowiki>ISBN 978-0-521-36107-1</nowiki>, p. 687</ref><ref>[[Istanbul University|History of Istanbul University]], ''Wikipedia''</ref> |
||
Institusi Pendidikan di Pusat Peradaban Islam inilah yang kemudian mengilhami beliau tentang bagaimana agama dan sains harus dikembangkan dalam pengajaran, sistem kelas dan teknologi harus diperkenalkan, dan tahapan-tahapan pengembangan untuk menjadi target pengembangan kedepannya. Bagi ulama kaum muda, wawasan Syekh Abbas Abdullah ini sangat berharga dan menjadi pijakan pengembangan Darul Funun, Sumatera Thawalib, Majlis Islam Tinggi Islam dan masyarakat pendidikan secara umum kedepannya |
Institusi Pendidikan di Pusat Peradaban Islam inilah yang kemudian mengilhami beliau tentang bagaimana agama dan sains harus dikembangkan dalam pengajaran, sistem kelas dan teknologi harus diperkenalkan, dan tahapan-tahapan pengembangan untuk menjadi target pengembangan kedepannya. Bagi ulama kaum muda, wawasan Syekh Abbas Abdullah ini sangat berharga dan menjadi pijakan pengembangan Darul Funun, Sumatera Thawalib, Majlis Islam Tinggi Islam dan masyarakat pendidikan secara umum kedepannya |
||
== |
=== Penerbitan dan Majalah Al-Imam === |
||
Majalah Al-Imam diterbitkan dalam rangka memberikan pencerahan dan wawasan kepada pelajar-pelajar Sumatera Thawalib Padang Japang <ref>http://www.darulfunun.or.id/102/al-imam-susur-galur-majalah-islam-dari-paris-hingga-padang/</ref>. Artikel-artikel yang dimuat di Majalah ini adalah berasal dari majalah-majalah dakwah lainnya. Saat ini penerbitan Majalah Al-Imam telah dilakukan dalam bentuk jurnal Ilmiah. |
|||
=== Menolak Politik dan Berganti Nama Menjadi Darulfunun === |
|||
=== Majalah Al-Imam === |
|||
Majalah Al-Imam <ref>http://www.darulfunun.or.id/102/al-imam-susur-galur-majalah-islam-dari-paris-hingga-padang/</ref> |
|||
=== Menopang Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) === |
=== Menopang Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) === |
||
1948-1949 <ref>[[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia|Pemerintah Darurat Republik Indonesia]], ''Wikipedia''</ref><ref>[https://www.kompasiana.com/mayonalputra/55112627a333115142ba7ef8/mengenang-syeikh-abbas-padang-japang-ulama-besar-minang-yang-hampir-terlupakan Mengenang Syeikh Abbas Padang Japang, Ulama Besar Minang yang hampir Terlupakan], ''Mayonal Putra, Kompasiana:2012'' |
1948-1949 <ref>[[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia|Pemerintah Darurat Republik Indonesia]], ''Wikipedia''</ref><ref>[https://www.kompasiana.com/mayonalputra/55112627a333115142ba7ef8/mengenang-syeikh-abbas-padang-japang-ulama-besar-minang-yang-hampir-terlupakan Mengenang Syeikh Abbas Padang Japang, Ulama Besar Minang yang hampir Terlupakan], ''Mayonal Putra, Kompasiana:2012''</ref> |
||
=== Sila Ketuhanan dan Peci Soekarno === |
=== Sila Ketuhanan dan Peci Soekarno === |
||
Sila ketuhanan<ref>[https://historia.id/agama/articles/sila-ketuhanan-dari-ulama-padang-japang-DbNl9 Sila Ketuhanan dari Ulama Padang Japang], ''Jose Hendra, Historia:2016''</ref> |
Sila ketuhanan<ref>[https://historia.id/agama/articles/sila-ketuhanan-dari-ulama-padang-japang-DbNl9 Sila Ketuhanan dari Ulama Padang Japang], ''Jose Hendra, Historia:2016''</ref> |
||
Peci Soekarno <ref>Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, “Kronik Revolusi Indonesia” (Jilid I 1945), Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan dikarya IKAPI dan The Ford Foundation, Jakarta, 1999.</ref><ref>Majalah Gatra, 9 Juni 2001, “Peci Tinggi Panglima Jihad” |
Peci Soekarno <ref>Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, “Kronik Revolusi Indonesia” (Jilid I 1945), Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan dikarya IKAPI dan The Ford Foundation, Jakarta, 1999.</ref><ref>Majalah Gatra, 9 Juni 2001, “Peci Tinggi Panglima Jihad”</ref> |
||
Stylist Proklamasi <ref>http://www.darulfunun.or.id/406/syekh-abbas-abdullah-stylist-proklamasi/</ref> |
Stylist Proklamasi <ref>http://www.darulfunun.or.id/406/syekh-abbas-abdullah-stylist-proklamasi/</ref> |
||
=== Meninggalnya Syekh |
=== Meninggalnya Syekh Abbas Abdullah === |
||
<br /> |
|||
== Periode 1957-1987 == |
|||
=== Madrasah Negeri Padang Japang === |
=== Madrasah Negeri Padang Japang === |
||
Sejarah MTsN dan MAN Padang Japang <ref>http://www.darulfunun.or.id/1097/sejarah-man-padang-japang/</ref> |
Sejarah MTsN dan MAN Padang Japang <ref>http://www.darulfunun.or.id/1097/sejarah-man-padang-japang/</ref> |
||
== Periode 2018-sekarang == |
|||
=== Mengukuhkan Gelar Buya === |
|||
Pada bulan maret 2019 Darul Funun mengukuhkan sako gelar Buya kepada Buya Dr H [[Afifi Fauzi Abbas]], MA dan Buya Drs H Adiaputra. Dengan adanya pengukuhan tokoh ini, maka dimulailah babak baru pengembangan Darul Funun yang lebih luas. |
|||
== Tantangan Dakwah Kedepan == |
== Tantangan Dakwah Kedepan == |
||
Setidak-tidaknya upaya pengembangan dan menyesuaikan pola dakwah kedepan menjadi perhatian yang dilakukan oleh Darul Funun, diantaranya: |
Setidak-tidaknya upaya pengembangan dan menyesuaikan pola dakwah kedepan menjadi perhatian yang dilakukan oleh Darul Funun, diantaranya: |
||
Didalam Dakwah Islam dan Masyarakat Indonesia, Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas mengemukakan tentang pentingnya menyesuaikan teknologi yang berkembang untuk menopang dakwah supaya tidak tertinggal, sehingga Islam dan keilmuannya tidak juga tertinggal.<ref>https://fdokumen.com/document/17090054-dakwah-islam-dan-masyarakat-indonesia-dr-afifi.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Dr Afifi Fauzi Abbas, 1988</ref> Kemudian berkurangnya muzakarah dan juga mediumnya untuk memfasilitasi pertukaran pemikiran para ulama sehingga upaya tajdid (pembaharuan) tidak menjadi kontraproduktif.<ref>https://www.kompasiana.com/musriadi/551a21aa813311597e9de0cb/ada-banyak-persoalan-dalam-memahami-islam ''Dr Afifi Fauzi Abbas, Milad Satu Abad Muhammadiyah, Padang Panjang: 2012''</ref> |
Didalam Dakwah Islam dan Masyarakat Indonesia, Buya Dr H [[Afifi Fauzi Abbas]] mengemukakan tentang pentingnya menyesuaikan teknologi yang berkembang untuk menopang dakwah supaya tidak tertinggal, sehingga Islam dan keilmuannya tidak juga tertinggal.<ref>https://fdokumen.com/document/17090054-dakwah-islam-dan-masyarakat-indonesia-dr-afifi.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Dr Afifi Fauzi Abbas, 1988</ref> Kemudian berkurangnya muzakarah dan juga mediumnya untuk memfasilitasi pertukaran pemikiran para ulama sehingga upaya tajdid (pembaharuan) tidak menjadi kontraproduktif.<ref>https://www.kompasiana.com/musriadi/551a21aa813311597e9de0cb/ada-banyak-persoalan-dalam-memahami-islam ''Dr Afifi Fauzi Abbas, Milad Satu Abad Muhammadiyah, Padang Panjang: 2012''</ref> |
||
== Alumni |
== Alumni Darul Funun == |
||
* Tuanku Nan Banyak Beliau Qadi Datuk Perpatih Nan Sabatang |
* Tuanku Nan Banyak Beliau Qadi Datuk Perpatih Nan Sabatang |
||
Baris 154: | Baris 100: | ||
* [[Abbas Abdullah|Syekh Abbas Abdullah]] Beliau Ketek Datuk Karaing |
* [[Abbas Abdullah|Syekh Abbas Abdullah]] Beliau Ketek Datuk Karaing |
||
* [[Zainuddin Labay El Yunusy|Zainuddin Labay El-Yunusiah]], pendiri [[Pondok Pesantren Diniyyah Puteri|Diniyah School]] |
* [[Zainuddin Labay El Yunusy|Zainuddin Labay El-Yunusiah]], pendiri [[Pondok Pesantren Diniyyah Puteri|Diniyah School]] |
||
* Kapten Azhari Abbas, Komandan Pejuang Fisabilillah PDRI |
|||
* Kapten Thantawi Mustafa, Komandan Pejuang Fisabilillah PDRI, namanya di abadikan sebagai nama jalan dan stadium di Payakumbuh |
|||
* [http://www.darulfunun.or.id/24/nasharuddin-thaha/ Nasruddin Thaha], pendiri Islamic College Payakumbuh, Kepala Perwakilan Agama Payakumbuh, penulis Pedoman Perkawinan Islam: Nikah, Talak, Rudju. |
|||
* [http://www.darulfunun.or.id/1523/h-sulaiman-rasyid-1898-1976-penyusun-fikih-pertama/ Sulaiman Rasyid], Ketua Penyelidik Hukum Agama Lampung, penulis buku Fiqh Islam. |
* [http://www.darulfunun.or.id/1523/h-sulaiman-rasyid-1898-1976-penyusun-fikih-pertama/ Sulaiman Rasyid], Ketua Penyelidik Hukum Agama Lampung, penulis buku Fiqh Islam. |
||
* Buya Fauzi Abbas, Ketua Yayasan Darul Funun, tokoh masyarakat limapuluh kota, bersama M Natsir membangun wilayah Tanah Mati menjadi kawasan pembibitan coklat. |
* Buya Fauzi Abbas, Ketua Yayasan Darul Funun, tokoh masyarakat limapuluh kota, bersama M Natsir membangun wilayah Tanah Mati menjadi kawasan pembibitan coklat. |
||
Baris 162: | Baris 105: | ||
* Adly Fauzi Datuk Karaing Nan Sati, mantan Camat Pangkalan Koto Baru, Tokoh Masyarakat Limapuluhkota dan Payakumbuh |
* Adly Fauzi Datuk Karaing Nan Sati, mantan Camat Pangkalan Koto Baru, Tokoh Masyarakat Limapuluhkota dan Payakumbuh |
||
* [[Alis Marajo]], Datuk Sori Marajo, Dokter, dan mantan Bupati Limapuluhkota |
* [[Alis Marajo]], Datuk Sori Marajo, Dokter, dan mantan Bupati Limapuluhkota |
||
* Brigjen (Purn) [[Adityawarman Thaha]], mantan Perwira Tinggi TNI [[AD]], Staff Ahli Panglima TNI |
|||
* Fachrul Rasyid, Wartawan Senior Sumatera Barat. |
* Fachrul Rasyid, Wartawan Senior Sumatera Barat. |
||
* Adi Bermasa, Wartawan Senior Sumatera Barat. |
* Adi Bermasa, Wartawan Senior Sumatera Barat. |
||
* Buya Dr [[Afifi Fauzi Abbas]], Ketua Yayasan Darul Funun, Assoc Prof dalam jurusan Fiqih & Syariah, Ketua Senat IAIN Bukittinggi, Ketua PDM Limapuluhkota. |
* Buya Dr [[Afifi Fauzi Abbas]], Ketua Yayasan Darul Funun, Assoc Prof dalam jurusan Fiqih & Syariah, Ketua Senat IAIN Bukittinggi, Ketua PDM Limapuluhkota. |
||
* Buya H Ismed Abbas, Pembina Darulfunun, tokoh masyarakat. |
|||
* Adiaputra, Kepala Madrasah Darul Funun El Abbasiyah. |
|||
* Mazman Mazni Mustafa, Ahli Perkebunan di Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian dan Indonesia Coconut Board. |
|||
*Buya H Ismed Abbas, Pembina Darulfunun, tokoh masyarakat. |
|||
*Datuk Azizi Fauzi Abbas ST MTP, Pembina Yayasan, tokoh masyarakat. |
*Datuk Azizi Fauzi Abbas ST MTP, Pembina Yayasan, tokoh masyarakat. |
||
*Datuk Dr H Arman Husni Lc MA, Penasehat Yayasan, Ketua Senat IAIN Bukittinggi. |
*Datuk Dr H Arman Husni Lc MA, Penasehat Yayasan, Ketua Senat IAIN Bukittinggi. |
||
== Kepengurusan == |
|||
''catatan: masih banyak lagi nama-nama yang belum tertulis karena keterbatasan referensi'' |
|||
{| class="wikitable mw-collapsible" |
|||
|+ |
|||
!Periode |
|||
!Bentuk |
|||
!Kepengurusan / Nadzir |
|||
!Lembaga |
|||
!Tokoh lainnya |
|||
|- |
|||
|1854-1903 |
|||
|Surau / Madrasah Tradisional <ref name=":0" /> <ref name=":1" /> |
|||
|Syekh Abdullah Dt Jabok |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
|1903-1912 |
|||
|Surau / Madrasah Tradisional <ref name=":1" /> |
|||
|Syekh Muhammad Shalih <ref name=":1" /> |
|||
| |
|||
| |
|||
|- |
|||
|1912-1950 |
|||
|Madrasah Modern <ref name=":0" /> <ref name=":1" /> |
|||
|Syekh Mustafa Abdullah |
|||
Syekh Abbas Abdullah |
|||
| |
|||
|Zainuddin Labay El-Yunusiah |
|||
H Sulaiman Rasyid |
|||
H Nasruddin Thaha |
|||
H Zainuddin Hamidy |
|||
Ummi Rohana |
|||
Kapten Azhari Abbas |
|||
Kapten Thantawi Mustafa |
|||
Hj Fatimah Reno |
|||
Sarijanaah |
|||
Summah |
|||
Barinam |
|||
|- |
|||
|1950-1957 |
|||
|Akta Wakaf (Pengelola) <ref name=":1" /> <ref name=":3">{{Cite journal|last=Afifi|first=Abdullah A|date=2020|title=Dokumentasi Akta Wakaf Darulfunun 1954|url=https://www.researchgate.net/publication/334905628_Dokumentasi_Akta_Wakaf_Darulfunun_1950|journal=AL-IMAM|volume=|issue=|pages=|doi=}}</ref> |
|||
|Syekh Abbas Abdullah <ref name=":1" /> |
|||
|Wakaf |
|||
| |
|||
|- |
|||
|1957-1987 |
|||
|Akta Wakaf (Pengelola) <ref name=":0" /> <ref name=":1" /> <ref name=":3" /> |
|||
|Tuan Haji Fauzi Abbas BA |
|||
|Wakaf |
|||
|H Bermawi Mukmin |
|||
H Muis Abbas |
|||
Ummi Hj Yuhaena Ahmad |
|||
H Faruk Abbas |
|||
Adilah Fauzi |
|||
Hj Nurjani |
|||
|- |
|||
| colspan="5" | |
|||
|- |
|||
|1987-2018 |
|||
|Akta Yayasan <ref name=":1" /> <ref name=":2">{{Cite web|last=|first=|date=|title=Struktur Organisasi Yayasan Wakaf Darulfunun|url=https://darulfunun.id/governance|website=Website Darulfunun|access-date=}}</ref> <ref name=":4">{{Cite web|last=|first=|date=|title=Tentang Yayasan|url=https://darulfunun.or.id/yayasan/|website=|access-date=}}</ref> |
|||
|Buya Dr H [[Afifi Fauzi Abbas]] MA |
|||
|Wakaf |
|||
YDFA |
|||
|Buya H Ismed Abbas |
|||
Datuk Adly Fauzi BA |
|||
Adilah Fauzi |
|||
Rohidar Mustafa |
|||
Ir Mazman Mazni |
|||
Adia Putra |
|||
Adityawarman Thaha |
|||
Fachrul Rasyid |
|||
Yana Abe |
|||
Adi Bermassa |
|||
Alis Marajo |
|||
|- |
|||
|2018-sekarang |
|||
|Akta Yayasan <ref name=":2" /> <ref name=":4" /> |
|||
|Tan Abdullah A Afifi ST MT |
|||
|Wakaf |
|||
Darulfunun |
|||
|Ummi Dra Hj Mona Eliza MA |
|||
Datuk Dr H Arman Husni Lc MA |
|||
Datuk Ir Azizi Fauzi MT |
|||
H. Ridha Muhammad, Lc |
|||
Rahimullah SAg |
|||
Ja'far Rabbani SPd |
|||
Fajri El Abbasy |
|||
Faisal El Abbasy |
|||
Evan Azami ST |
|||
Abdul Hadi Ridha ST MM |
|||
|} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[Kategori:Pesantren di |
[[Kategori:Pesantren di Sumatera Barat]] |
||
[[Kategori:Sumatera Thawalib]] |
[[Kategori:Sumatera Thawalib]] |
Revisi per 15 Juli 2024 00.44
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Darul Funun | |
---|---|
Informasi | |
Nama sebelumnya | Surau Gadang Datuk Jabok, Pengajian Puncak Bakung, Sumatera Thawalib Padang Japang, Darulfunun El-Abbasiyah |
Didirikan | 1854 |
Penanggungjawab | Bey Abdullah |
Lokasi | Payakumbuh, Sumatera Barat |
Situs web | darulfunun perguruandarulfunun |
Darul Funun (diucapkan "Dar-el-Funoon", bahasa Persia/Arab: دار الفنون yang berarti "keragaman, seni, ilmu pengetahuan" dalam bahasa Arab dan istilah "institusi pendidikan" dalam bahasa Turki); Asal nama Darul Funun diadopsi Syekh Abbas Abdullah dari nama konsep madrasah pendidikan tinggi di era kekhalifahan Turki Usmani pada saat peninjauannya di Asia Tengah, Afrika dan Timur Tengah[1]. Model pendidikan Darul Funun Turki Usmani sendiri berasal dari pengembangan institusi Madrasah yang dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih setelah menaklukan Konstantinopel (Istanbul sekarang) yang masih ada sampai sekarang dengan nama Universitas Istanbul atau dengan kuliahnya Darulfunun Ilahiyat. Darulfunun di Indonesia pada mulanya digagas oleh Syekh Abbas Abdullah pada tahun 1920 dengan nama Sumatera Thawalib, sebagai bagian dari Persatuan Sekolah Sumatera Thawalib [2]. Kemudian sempat berkembang menaungi sekolah-sekolah Thawalib di sekitar Payakumbuh dan Lima Puluh Kota, dan juga sempat di kembangkan oleh anak muridnya dengan nama yang sama. Saat ini Darulfunun diamanahkan kepada Tan Abdullah A. Afifi yang merupakan zuriyat ke-4 dari Syekh Abbas Abdullah.
IDRIS (Institute for Development, Research and Initiatives)
Darulfunun Institute atau dikenal dengan nama IDRIS Institute adalah lembaga riset akademis yang bertujuan untuk memfasilitasi inkubasi ide-ide konstruktif dalam pengembangan pendidikan, dan sosial masyarakat. IDRIS diinisiasi oleh Abdullah A Afifi dengan penerbitan artikel-artikel dan diskusi ilmiah baik di Indonesia maupun di luar negeri. Diskusi ilmiah pertama adalah mengenai sutainable environment di Birimingham, Inggris dengan pembicara Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas MA, yang juga mewakili Muhammadiyah dengan memaparkan tentang Fikih Lingkungan. Sejak tahun 2018 sebagian aktifitas IDRIS juga dirintis di Malaysia, dari kerjasama pelatihan daring, riset dan diskusi ilmiah.
Pada akhir tahun 2021 diresmikan Pustaka Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas MA di Tarok, Payakumbuh Utara, Kota Payakumbuh. Perpustakaan ini terbuka untuk umum, dan menyediakan lebih dari 5000 judul buku. Di tempat yang sama juga sebagai pusat belajar (Learning Center) International Open University (IOU) dan Universitas Siber Muhammadiyah (SIBERMU) untuk daerah Payakumbuh dan sekitarnya[3].
Kurikulum Madrasah & Surau
Madrasah Darulfunun memfasilitasi pengembangan pendidikan anak tingkat Tsanawiyah dan juga Aliyah. Setiap tingkat Madrasah dikelola oleh Kepala Madrasah dibantu dengan tim pengelola. Pada tahun 2018, Tan Abdullah Afifi merumuskan kurikulum surau yang melengkapi kurikulum Madrasah Nasional. Surau Darulfunun memfasilitasi asrama santri Putra dan dan santri Putri. Darulfunun Putra dan Darulfunun Putri memiliki kapasitas untuk menampung siswa sebanyak 300-400 santri. Surau Darulfunun Putra/i dikelola oleh Mas'ul / Kepala Surau. Pada tahun 2020 diadakan Surau Camp sebagai kegiatan daurah pengembangan kemampuan softskills siswa, dan pada puncaknya di awal tahun 2023, kurikulum surau mampu menghasilkan wisudah tahfiz dengan target 1 juz setiap tahunnya[4].
Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah Padang Japang
Perguruan Darulfunun atau yang dikenal dengan Pondok Pesantren Modern Darul Funun El-Abbasiyah Padang Japang didirikan oleh Syekh Abbas Abdullah pada tahun 1920 dengan nama Sumatra Thawalib. Kemudian pada tahun 1931 bersama-sama dengan beberapa guru persatuan Thawalib lainnya menolak melibatkan perguruan dalam politik dan merubah namanya menjadi Darulfunun. Guru-guru persatuan Thawalib lainnya yang menolak terlibat politik adalah Rahma El-Yunusiah dengan Sekolah Diniyah. Kemudian pada tahun 1968 sekolah ini dirintis menjadi Madrasah Agama Islam Negeri Darulfunun oleh Buya Fauzi Abbas yang kemudian berkembang menjadi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Satu Lima Puluh Kota. Pada tahun 1990-an dirintis kembali oleh Buya Afifi Fauzi Abbas dan pengurus untuk membuka kembali kelas belajar. Kemudian pada tahun 2010 dilakukan strategi percepatan penambahan murid yang dipimpin oleh Buya Afifi Fauzi Abbas dan Tan Abdullah Afifi, kemudian pada tahun 2018 dilakukan pengembangan pengelolaan Perguruan pada waktu itu sangat maju yang melibatkan IT hingga mencapai jumlah murid 520 siswa dan kelulusan perguruan tinggi sebanyak 78%[5].
Kelas Madrasah Tsanawiyah dibuka kembali pada tahun 1997 dan Madrasah Aliyah pada tahun 1999. Kemudian pada tahun 2010 dilakukan pengembangan infrastruktur dan beasiswa-beasiswa diberikan untuk penambahan murid. Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah sejak tahun 2020 mengaplikasikan dan mengembangkan kurikulum nasional dengan tambahan muatan lokal pesantren. Kurikulum nasional yang diawasi oleh Kementerian Agama RI, Kementerian Pendidikan dan muatan lokal dalam jam belajar sekolah menjadi satu paket kurikulum yang disebut kurikulum Madrasah. Selain itu Darulfunun juga mengembangkan satu sistem kurikulum diluar jam sekolah untuk siswa yang berasrama ataupun yang tinggal berdekatan dengan asrama yang mencakup pembimbingan kegiatan keagamaan dan juga muatan lokal berupa keorganisasian yang disebut dengan kurikulum Surau.
Baru setelah pulangnya Tan Abdullah Afifi dari Inggris pada tahun 2018 maka dilakukan peremajaan yayasan untuk dapat membantu pengembangan perguruan. Pengelolaan-pengelolaan modern diperkenalkan, dan pengembangan dilakukan. Pada tahun 2019 dibentuklah badan Perguruan dengan susunan masayikh dengan pimpinannya Buya Afifi Fauzi Abbas dan Tan Abdullah Afifi. Yang pertama dilakukan adalah merapikan sistem keuangan. Dikarenakan sistem keuangan yang manual, menjadikan pengelolaan keuangan tidak optimal juga penyalahgunaan keuangan untuk pribadi. Setelah merapikan ini banyak upaya dan pengembangan yang dapat dilakukan hingga menjadikan Perguruan Darulfunun bisa mengikuti banyak kegiatan dan dipercaya oleh pihak lain untuk membantu pembangunan[6].
Pada tahun 2020 dilakukanlah secara bertahap memperbaiki sistem kepegawaian. Dari merapikan sistem ini, maka Perguruan lebih dapat menjamin jam-jam mengajar dapat terisi penuh, dan siswa-siswa tidak ditinggalkan dengan guru yang kosong. Dari sistem pegawai ini juga dilakukan untuk mengantisipasi perubahan sistem kepegawaian oleh pemerintah pusat, dimana sebagian guru ada yang merupakan guru PNS yang diperbantukan di sekolah swasta. Dari sistem pegawai ini juga didapati beberapa guru tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya, dan juga memiliki kewajiban d sekolah lain. Sehingga beberapa guru ini ditawarkan untuk totalitas di perguruan, sebagian ada yang mengambil tawaran ini dan sebagian ada yang menolak. Dari improvisasi sistem kepegawaian ini juga dapat ditindak ketidakdisiplinan yang merugikan proses belajar mengajar[7][8].
Sejarah
Dalam perjalanannya Darul Funun memiliki beberapa periode pengembangan, dan juga tantangan zaman pada pra kemerdekaan, proses kemerdekaan dan paska kemerdekaan Republik Indonesia. Darul Funun sejak tahun 1950 dinaungi oleh (Lembaga) Wakaf Darul Funun. Saat ini, misi Darul Funun antara lain adalah wadah pendidikan yang inklusif, dakwah agama Islam dan pembangunan masyarakat.[9] Darulfunun juga mengalami pasang surut akibat perkembangan faktor eksternal seperti perang dan krisis ekonomi, juga pasang surut yang diakibatkan oleh konflik internal dan politik.
Darul Funun adalah salah satu bagian dari sejarah pendidikan Islam dalam masa pergerakan Indonesia dan merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Perguruan ini berhubungan dengan masjid Surau Gadang Padang Japang, Sumatera Thawalib Padang Japang, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), Pergerakan Kaum Muda (The Kaum Muda Movement), Reformasi Pendidikan Agama, Imam Bonjol, Pergerakan Pra-Kemerdekaan, Pergerakan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Pioner Integrasi Pendidikan Sains dan Agama.
Pada mulanya perguruan ini adalah surau tempat belajar mengaji bagi pemuda setelah usia baligh yang didirikan oleh Syekh Abdullah Dt Jabok di Padang Japang, VII Koto Talago, Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat pada tahun 1854.[10] Lokasi surau ini pun sangat strategis dalam perjuangan pertahanan sipil ayahnya Tuanku Syekh Qadi dan Tuanku Nan Biru, garis pertahanan luar pasukan Bonjol di daerah Mudiak Kabupaten Limapuluhkota. Dikarenakan itu surau ini juga menjadi basis penempaan pemuda dalam persiapan perjuangan.
Para Haji Kaum Muda
Sumatera Thawalib adalah salah satu organisasi massa (ormas) awal di Indonesia, yang berbasis di Sumatera Barat. Sumatera Thawalib mewakili sekolah islam modern di Indonesia,[11][12] reformasi pemikiran dan pendidikan Islam yang menitikberatkan kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits, juga pendekatan pendidikan keilmuan modern, dan pemurnian akidah.
Pemurnian akidah ini diinspirasi oleh para Haji yang baru kembali dari Mekkah, jika sebelumnya upaya pengajaran ini bersifat masing-masing, pada masa ini upaya dakwah ini dilakukan secara terorganisir dan berjamaah, hal ini diinspirasikan oleh Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi kapada para murid-murid beliau Syekh Abbas Abdullah, Syekh Mustafa Abdullah, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy'ari, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Syeikh Djamil Jambek, dsb.[13] Pendekatan pendidikan modern tersinspirasi oleh Islamic Modernism yang di promosikan oleh Muhammad Abduh dan Jamaluddin Al-Afghani.[14]
Majlis Islam Tinggi (MIT)
Para haji yang belajar dengan Syeikh Ahmad Khatib ini dikemudian hari dikenal dengan istilah Kaum Muda oleh Taufik Abdullah dalam tesis bukunya The Kaum Muda Movement in West Sumatera.[15] Yang menariknya diantara para haji ini mereka melakukan pertemuan dan diskusi keagamaan antar satu sama lainnya untuk membahas pengembangan dan permasalahan-permasalahan keagamaan yang terjadi di masyarakat, hasil-hasil pertemuan dan ijtima' mereka inilah yang kemudian kita saksikan sebagai pembaharuan dalam pendekatan keagamaan dan pendidikan di Sumatera Barat dan Indonesia. Pada kemudian hari pertemuan dan diskusi muzakaarah ulama muda ini dikukuhkan dengan nama MIT (Majlis Islam Tinggi), yang dikemudian hari pernah berperan mengeluarkan fatwa Jihad sewaktu ditubuhkannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittingi oleh Syafruddin Prawiranegara atas mandat Mentri Pertahanan/Perdana Menteri M Hatta yang ditawan di Yogyakarta bersama Presiden Soekarno. Dalam fatwa jihad ini dikeluarkan ijtima ulama mengenai perlawanan sipil, dan komando pasukan di lapangan di amanahkan kepada Imam Jihad Sumatera Tengah Syekh Abbas Abdullah.
Majlis Islam Tinggi ini menjadi inspirasi bagi Haji Abdul Malik Karim Amrullah untuk menubuhkan Majlis Ulama Indonesia, bagaimana beliau melihat proses muzakarah, diskusi keagamaan dan menjadi poros untuk pengembangan umat.
Sumatera Thawalib
Istilah Sumatera Thawalib secara bahasa berarti "Pelajar Sumatera", dan ditubuhkan pada tanggal 15 Januari 1919 hasil dari pertemuan para haji (kaum muda) di Padang Panjang. Tujuan dari organisasi ini adalah memberikan pemahaman yang mendalam tentang keilmuan islam kepada sesama perguruan islam. Organisasi ini memberikan kontribusi yang kuat terhadap perkembangan Islam di Sumatera Barat dan Indonesia pada awal abad ke-20.[16][17][18][19]
Pada 1913, Zainuddin Labai Al-Yunusi kembali ke Padang Panjang setelah berguru kepada Syekh Abbas Abdullah di Padang Japang, Payakumbuh. Syekh Abbas Abdullah dikenal sebagai ulama modern yang berwawasan luas, di Suraunya siswa di ajarkan ilmu geografi, falak, bahasa belanda, sejarah dunia, matematika dan ilmu umum lainnya, yang materi-materi pengajarannya didapatkan dari buku-buku yang diimpor nya dari Mesir selain kitab-kitab wajib ilmu agama. Selain metode kelas dan materi pengajaran, Syekh Abbas Abdullah juga memberi kesempatan belajar kepada anak-anak perempuan, yang menjadi murid-murid perempuannya adalah anak kemenakannya di area Surau Gadang Padang Japang.
Zainuddin menjadi guru di Surau Jembatan Besi, dan kemudian pada tahun 1915 membuka sekolahnya sendiri yang bernama Diniyyah School, yang juga menggunakan sistem kelas dan mengajarkan pengetahuan umum yang terinspirasi oleh metode pendidikan yang dikembangkan gurunya Syekh Abbas Abdullah. Selain itu, Zainuddin Labay bersama adiknya Rahmah El-Yunusiah menginisiasi kelas belajar untuk siswa perempuan yang diberikan nama Diniyyah Putri. Pada saat itu hanya dua perguruan ini yang memberikan ruang pendidikan kepada anak perempuan, yakni Nahdatun Nisaiyah (alumni sekolah perempuan Darul Funun) dan Diniyyah Putri di Padang Panjang, dan juga mendirikan kepanduan/pramuka pada zaman itu yang diberi nama Al-Hilal Darulfunun, yang menjadi ciri dari kepanduan El-Hilal di kalangan Madrasah Sumatera Thawalib.
Sebagaimana Surau Jembatan Besi mengalami beberapa refromasi organiasi pelajar, adalah tahun 1918 ketika pada haji (kaum muda) bersepakat (ijtimak ulama) mengukuhkan nama Surau Sumatera Thawalib, hal ini diikuti oleh para haji (kaum muda) untuk mengubah nama menjadi Sumatera Thawalib. Beberapa standardisasi yang dilakukan masing-masing perguruan didiskusikan untuk diadopsi menjadi bentuk tajid modernitas pendidikan Islam, diantaranya adalah mengubah halaqah menjadi kelas, rekontruksi kurikulum dan metode pengajaran, dan penggunakan buku text dan pengenalan ilmu umum.[20]
Perubahan ini menjadikan nama-nama surau perguruan para haji (kaum muda) mengubah namanya menjadi Sumatera Thawalib, Surau Gadang Padang Japang yang dipelopori oleh Syekh Abbas Abdullah menjadi Sumatera Thawalib Padang Japang, Surau Parabek yang dipelopori oleh Syekh Ibrahim Musa menjadi Sumatera Thawalib Parabek, dan ini diikuti oleh banyak surau lainnya yang notabene adalah murid-murid dari ulama kaum muda ataupun ulama-ulama yang bergabung dalam kemudian hari.[21]
Studi Banding ke Pusat Peradaban Dunia
Untuk mengukuhkan komitmen dan konsep sistem pendidikan yang ingin dikembangkan, Syekh Abbas Abdullah kembali merantau ke Tanah Suci, setelah melakukan ibadah haji, bertemu kawan dan guru, beliau juga menyempatkan duduk menjadi Mustami' (pendengar/visiting student/fellow) di Universitas Al-Azhar di Mesir, dari semua guru-gurunya ada satu gurunya yang disebut ketika beliau mengajar, adalah Syaikh Badwiy/Badawi, seorang ulama yang buta tetapi sangat mahir dalam memberikan pendapat.
Di Mesir beliau duduk cukup lama hingga beliau sempat bertemu dan berkawan dengan para tokoh muda reformasi pendidikan di sana, seperti Hasan Al-Banna. Mereka sempat bertemu kembali di tempat pengasingan dan juga bertemu seorang mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Al-Azhar, yakni Prof Mahmoed Joenoes. Selain di Mesir beliau juga menyempatkan studi banding ke beberapa negara muslim timur tengah, seperti Lebanon, Syiria, Palestina, Turki, Iran.
Di Turki sebagai pusat peradaban Islam yang maju, beliau melihat bagaimana Institusi Pendidikan sudah dikembangkan begitu jauh, yang juga menjadi kiblat dan pembelajaran bagi dunia barat. Salah satu yang terkenang oleh Syekh Abbas Abdullah, sehingga mengilhami beliau dikemudian hari menamakan perguruannya dengan nama Darul Funun, adalah Istanbul University,yang pada tahun 1846 masih bernama Darul Funun dan pada tahun 1933 menjadi Universitas Istanbul, yang merupakan transformasi Madrasah yang dibangun pada tahun 1453 oleh Sultan Mehmet II Al-Fatih setelah menaklukan Konstatinopel.[22][23]
Institusi Pendidikan di Pusat Peradaban Islam inilah yang kemudian mengilhami beliau tentang bagaimana agama dan sains harus dikembangkan dalam pengajaran, sistem kelas dan teknologi harus diperkenalkan, dan tahapan-tahapan pengembangan untuk menjadi target pengembangan kedepannya. Bagi ulama kaum muda, wawasan Syekh Abbas Abdullah ini sangat berharga dan menjadi pijakan pengembangan Darul Funun, Sumatera Thawalib, Majlis Islam Tinggi Islam dan masyarakat pendidikan secara umum kedepannya
Penerbitan dan Majalah Al-Imam
Majalah Al-Imam diterbitkan dalam rangka memberikan pencerahan dan wawasan kepada pelajar-pelajar Sumatera Thawalib Padang Japang [24]. Artikel-artikel yang dimuat di Majalah ini adalah berasal dari majalah-majalah dakwah lainnya. Saat ini penerbitan Majalah Al-Imam telah dilakukan dalam bentuk jurnal Ilmiah.
Menolak Politik dan Berganti Nama Menjadi Darulfunun
Menopang Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
Sila Ketuhanan dan Peci Soekarno
Sila ketuhanan[27]
Stylist Proklamasi [30]
Meninggalnya Syekh Abbas Abdullah
Madrasah Negeri Padang Japang
Sejarah MTsN dan MAN Padang Japang [31]
Tantangan Dakwah Kedepan
Setidak-tidaknya upaya pengembangan dan menyesuaikan pola dakwah kedepan menjadi perhatian yang dilakukan oleh Darul Funun, diantaranya:
Didalam Dakwah Islam dan Masyarakat Indonesia, Buya Dr H Afifi Fauzi Abbas mengemukakan tentang pentingnya menyesuaikan teknologi yang berkembang untuk menopang dakwah supaya tidak tertinggal, sehingga Islam dan keilmuannya tidak juga tertinggal.[32] Kemudian berkurangnya muzakarah dan juga mediumnya untuk memfasilitasi pertukaran pemikiran para ulama sehingga upaya tajdid (pembaharuan) tidak menjadi kontraproduktif.[33]
Alumni Darul Funun
- Tuanku Nan Banyak Beliau Qadi Datuk Perpatih Nan Sabatang
- Syekh Abdullah Datuk Jabok
- Syekh Muhammad Shalih Tuanku Madinah
- Syekh Mustafa Abdullah Beliau Gadang
- Syekh Abbas Abdullah Beliau Ketek Datuk Karaing
- Zainuddin Labay El-Yunusiah, pendiri Diniyah School
- Sulaiman Rasyid, Ketua Penyelidik Hukum Agama Lampung, penulis buku Fiqh Islam.
- Buya Fauzi Abbas, Ketua Yayasan Darul Funun, tokoh masyarakat limapuluh kota, bersama M Natsir membangun wilayah Tanah Mati menjadi kawasan pembibitan coklat.
- Buya Bermawi Mukmin, Guru Besar Darul Funun, tokoh masyarakat limapuluhkota
- Adly Fauzi Datuk Karaing Nan Sati, mantan Camat Pangkalan Koto Baru, Tokoh Masyarakat Limapuluhkota dan Payakumbuh
- Alis Marajo, Datuk Sori Marajo, Dokter, dan mantan Bupati Limapuluhkota
- Fachrul Rasyid, Wartawan Senior Sumatera Barat.
- Adi Bermasa, Wartawan Senior Sumatera Barat.
- Buya Dr Afifi Fauzi Abbas, Ketua Yayasan Darul Funun, Assoc Prof dalam jurusan Fiqih & Syariah, Ketua Senat IAIN Bukittinggi, Ketua PDM Limapuluhkota.
- Buya H Ismed Abbas, Pembina Darulfunun, tokoh masyarakat.
- Datuk Azizi Fauzi Abbas ST MTP, Pembina Yayasan, tokoh masyarakat.
- Datuk Dr H Arman Husni Lc MA, Penasehat Yayasan, Ketua Senat IAIN Bukittinggi.
Referensi
- ^ Afifi, Abdullah A.; Abbas, Afifi Fauzi (2020-07-21). "Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020". AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies (dalam bahasa Inggris). 1: 1–12. doi:10.58764/j.im.2020.1.5. ISSN 2986-1780.
- ^ Afifi, Abdullah A.; Abbas, Afifi Fauzi (2020-07-21). "Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020". AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies (dalam bahasa Inggris). 1: 1–12. doi:10.58764/j.im.2020.1.5. ISSN 2986-1780.
- ^ Afifi, Abdullah A. (2023-01-17). "Panduan Penulisan Laporan Ilmiah untuk Publikasi". AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies. 4: 1–11. doi:10.58764/j.im.2023.4.29. ISSN 2986-1780.
- ^ Sari, Fatma; Kurniawan, Dandi; Afifi, Abdullah A.; Eliza, Mona; Abbas, Afifi Fauzi (2024-01-26). "Peningkatan Literasi Membaca Al-Quran Siswa Pemula Melalui Program Tilawah di Pondok Pesantren Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah". Journal of Regional Development and Technology Initiatives (dalam bahasa Inggris). 2: 13–24. doi:10.58764/j.jrdti.2024.2.54. ISSN 3046-5745.
- ^ Afifi, Abdullah A.; Abbas, Afifi Fauzi (2020-07-21). "Periode Perkembangan Darulfunun El-Abbasiyah 1854-2020". AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies (dalam bahasa Inggris). 1: 1–12. doi:10.58764/j.im.2020.1.5. ISSN 2986-1780.
- ^ Oktavia, Yelsi; Afifi, Abdullah A.; Eliza, Mona; Abbas, Afifi Fauzi (2023-09-18). "Pengembangan TDR-IM Sistem Informasi Manajemen Keuangan Siswa di Pondok Pesantren: Integrasi, Simplifikasi dan Digitalisasi". Journal of Regional Development and Technology Initiatives. 1: 1–15. doi:10.58764/j.jrdti.2023.2.28. ISSN 3046-5745.
- ^ Fitri, Donna Ramadhan; Handayani, Sepryta; Yufriadi, Ferdi; Eliza, Mona; Afifi, Abdullah A. (2024-01-20). "Penerapan Sistem Absensi ID Card RFID Terhadap Perhitungan Honorarium, Kedisiplinan Pegawai dan Peningkatan Kualitas di Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah". Journal of Regional Development and Technology Initiatives (dalam bahasa Inggris). 2: 1–11. doi:10.58764/j.jrdti.2024.2.48. ISSN 3046-5745.
- ^ Siswati, Siswati; Oktavia, Yelsi; Sari, Fatma; Eliza, Mona; Abbas, Afifi Fauzi; Afifi, Abdullah A. (2023-12-23). "Perancangan Sistem Informasi Siswa Berbasis Website di Perguruan Darulfunun El-Abbasiyah". Journal of Regional Development and Technology Initiatives (dalam bahasa Inggris). 1: 27–35. doi:10.58764/j.jrdti.2023.1.47. ISSN 3046-5745.
- ^ Membaca visi Syekh Abbas Abdullah dalam nama Darul Funun, Abdullah Arifianto, 2015.
- ^ VII Koto Talago, Saksi Sejarah Romantisme Toleransi Para Ulama. Abdullah Arifianto, 2017
- ^ Modernism (Islam in Indonesia), Wikipedia
- ^ Islam in Indonesia, Early Modern Period Wikipedia
- ^ Daya, Burhaduddin. (1990) Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana.
- ^ Menchik, 2017. pp.4
- ^ The Kaum Muda Moverment in West Sumatera, Taufik Abdullah, Cornell Modern Indonesia Project, Cornell University, 1971
- ^ Daya, Burhaduddin. (1990) Gerakan Penbaharuan Pemikiran Islam Kasus Sumatera Thawalib. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.92.
- ^ https://kumparan.com/padang-kita/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia
- ^ https://www.covesia.com/warnawarni/baca/36493/mengenal-sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia[pranala nonaktif permanen]
- ^ https://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/
- ^ Naim, 1990. pp.4-18.
- ^ Sumatera Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia. JPNN. Retrieved November 29, 2017.
- ^ Rüegg, Walter: "European Universities and Similar Institutions in Existence between 1812 and the End of 1944: A Chronological List", in: Rüegg, Walter (ed.): A History of the University in Europe. Vol. 3: Universities in the Nineteenth and Early Twentieth Centuries (1800–1945), Cambridge University Press, 2004, ISBN 978-0-521-36107-1, p. 687
- ^ History of Istanbul University, Wikipedia
- ^ http://www.darulfunun.or.id/102/al-imam-susur-galur-majalah-islam-dari-paris-hingga-padang/
- ^ Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Wikipedia
- ^ Mengenang Syeikh Abbas Padang Japang, Ulama Besar Minang yang hampir Terlupakan, Mayonal Putra, Kompasiana:2012
- ^ Sila Ketuhanan dari Ulama Padang Japang, Jose Hendra, Historia:2016
- ^ Pramoedya Ananta Toer, Koesalah Soebagyo Toer, Ediati Kamil, “Kronik Revolusi Indonesia” (Jilid I 1945), Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan dikarya IKAPI dan The Ford Foundation, Jakarta, 1999.
- ^ Majalah Gatra, 9 Juni 2001, “Peci Tinggi Panglima Jihad”
- ^ http://www.darulfunun.or.id/406/syekh-abbas-abdullah-stylist-proklamasi/
- ^ http://www.darulfunun.or.id/1097/sejarah-man-padang-japang/
- ^ https://fdokumen.com/document/17090054-dakwah-islam-dan-masyarakat-indonesia-dr-afifi.html[pranala nonaktif permanen], Dr Afifi Fauzi Abbas, 1988
- ^ https://www.kompasiana.com/musriadi/551a21aa813311597e9de0cb/ada-banyak-persoalan-dalam-memahami-islam Dr Afifi Fauzi Abbas, Milad Satu Abad Muhammadiyah, Padang Panjang: 2012