Kode: Perbedaan antara revisi
Cc Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wadaihangit (bicara | kontrib) k Menambahkan foto ke halaman #WPWP |
||
(35 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{disambig info}} |
{{disambig info}} |
||
[[Berkas:Codes, Bukit, Bali, Indonesia.jpg|jmpl|Bagan kode di Bukit Peninsula, Bali, Indonesia.]] |
|||
⚫ | '''Kode''' atau '''sandi''' dalam [[komunikasi]] adalah aturan untuk mengubah suatu [[informasi]] (sebagai contoh, suatu [[surat]], [[kata]], atau [[frasa]]) menjadi bentuk atau representasi lain, yang tidak harus dalam bentuk yang sama. Dalam komunikasi dan [[pemrosesan informasi]], '''pengodean''' atau '''penyandian''' (''encoding'') adalah proses konversi informasi dari suatu sumber (objek) menjadi [[data]], yang selanjutnya dikirimkan ke penerima atau pengamat, seperti pada [[sistem pemrosesan data]]. '''Pengawakodean''' atau '''pengawasandian''' (''decoding'') adalah proses kebalikannya, yaitu konversi data yang telah dikirimkan oleh sumber menjadi informasi yang dimengerti oleh penerima. |
||
Ada bermacam-macam alasan untuk pengodean informasi, di antaranya [[Transmisi (telekomunikasi)|transmisi]], [[enkripsi]] dan [[kompresi data|penguragnan besaran (kompresi data)]]. |
|||
⚫ | '''Kode''' atau ''' |
||
[[Kodek]] (''codec'') adalah penerapan aturan atau [[algoritme]] untuk penyandian dan pengawasandian (sebagai contoh [[Vorbis]] dan [[MP3]]) yang dapat berupa penerapan paa sisi [[perangkat keras]] maupun [[perangkat lunak]], dan mungkin pula melibatkan kompresi data. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | '''Penyandian''' (bahasa Inggris: ''encoding'') dalam [[komunikasi]] berarti tindakan pemberian arti [[simbol]]-simbol pada pemikiran. Misalnya: memutuskan kata kata mana yang akan dikatakan atau dituliskan. Proses penyandian adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran |
||
⚫ | '''Penyandian''' (bahasa Inggris: ''encoding'') dalam [[komunikasi]] berarti tindakan pemberian arti [[simbol]]-simbol pada pemikiran. Misalnya: memutuskan kata kata mana yang akan dikatakan atau dituliskan. Proses penyandian adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran.<ref>Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 8</ref> |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Kode |
* [[Kode Morse]] |
||
* [[Pemrograman]] |
|||
{{komputer-stub}} |
{{komputer-stub}} |
Revisi terkini sejak 16 Juli 2024 11.22
Kode atau sandi dalam komunikasi adalah aturan untuk mengubah suatu informasi (sebagai contoh, suatu surat, kata, atau frasa) menjadi bentuk atau representasi lain, yang tidak harus dalam bentuk yang sama. Dalam komunikasi dan pemrosesan informasi, pengodean atau penyandian (encoding) adalah proses konversi informasi dari suatu sumber (objek) menjadi data, yang selanjutnya dikirimkan ke penerima atau pengamat, seperti pada sistem pemrosesan data. Pengawakodean atau pengawasandian (decoding) adalah proses kebalikannya, yaitu konversi data yang telah dikirimkan oleh sumber menjadi informasi yang dimengerti oleh penerima.
Ada bermacam-macam alasan untuk pengodean informasi, di antaranya transmisi, enkripsi dan penguragnan besaran (kompresi data).
Kodek (codec) adalah penerapan aturan atau algoritme untuk penyandian dan pengawasandian (sebagai contoh Vorbis dan MP3) yang dapat berupa penerapan paa sisi perangkat keras maupun perangkat lunak, dan mungkin pula melibatkan kompresi data.
Penyandian adalah proses untuk mengubah sinyal ke dalam bentuk yang dioptimasi untuk keperluan transmisi data atau penyimpanan data
Penyandian (bahasa Inggris: encoding) dalam komunikasi berarti tindakan pemberian arti simbol-simbol pada pemikiran. Misalnya: memutuskan kata kata mana yang akan dikatakan atau dituliskan. Proses penyandian adalah tindakan pemilihan simbol-simbol untuk pemikiran.[1]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 8