Lompat ke isi

Kerajaan Kajang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Pemerintahan: menambahkan pranala dalam
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:


== Pendirian ==
== Pendirian ==
Kerajaan Kajang diperkirakan didirikan pada tahun 1556 M.{{Sfn|Sambu|2016|p=93}} Wilayah awal dari Kerajaan Kajang ialah Gallarrang Pantama, Gallarrang Lombok, Gallarrang Malleleng, Galllarrang Tambangan, dan Gallarrang Anjuru. Cakupan wilayahnya kini menjadi Desa Possi Tanah, Desa Tana Towa, Desa Tambangan dan Desa Lembanna. Setelah terjadi penggabungan antara Kerajaan Kajang dengan Kerajaan Lembang dan Kerajaan Laikang, wilayah Kerajaan Kajang mencakup [[Pantama, Kajang, Bulukumba|Desa Pantama]], Possi Tanah, Mattoanging, Lolisang, Tana Towa, Batunilamung, Malleleng, Pattiroang, Sapanang, Tambangan, Bontobiraeng, Bonto Baji, Sangkala, Lembanna, dan Desa Bontorannu.{{Sfn|Sambu|2016|p=96}}
Kerajaan Kajang diperkirakan didirikan pada tahun 1556 M.{{Sfn|Sambu|2016|p=93}} Wilayah awal dari Kerajaan Kajang ialah Gallarrang Pantama, Gallarrang Lombok, Gallarrang Malleleng, Galllarrang Tambangan, dan Gallarrang Anjuru. Cakupan wilayahnya kini menjadi [[Possi Tanah, Kajang, Bulukumba|Desa Possi Tanah]], [[Tanah Towa, Kajang, Bulukumba|Desa Tanah Towa]], [[Tambangan, Kajang, Bulukumba|Desa Tambangan]] dan [[Lembanna, Kajang, Bulukumba|Desa Lembanna]]. Setelah terjadi penggabungan antara Kerajaan Kajang dengan Kerajaan Lembang dan Kerajaan Laikang, wilayah Kerajaan Kajang mencakup [[Pantama, Kajang, Bulukumba|Desa Pantama]], Possi Tanah, [[Mattoanging, Kajang, Bulukumba|Mattoanging]], [[Lolisang, Kajang, Bulukumba|Lolisang]], Tanah Towa, [[Batunilamung, Kajang, Bulukumba|Batunilamung]], [[Malleleng, Kajang, Bulukumba|Malleleng]], [[Pattiroang, Kajang, Bulukumba|Pattiroang]], [[Sapanang, Kajang, Bulukumba|Sapanang]], Tambangan, [[Bonto Biraeng, Kajang, Bulukumba|Bonto Biraeng]], [[Bonto Baji, Kajang, Bulukumba|Bonto Baji]], [[Sangkala, Kajang, Bulukumba|Sangkala]], Lembanna, dan [[Bontorannu, Kajang, Bulukumba|Desa Bontorannu]].{{Sfn|Sambu|2016|p=96}}


== Pemerintahan ==
== Pemerintahan ==
Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan ''Karaeng Tallua'' yang berarti ''Raja yang Tiga''. Dalam ''Karaeng Tallua'', terdapat tiga jabatan yakni ''Labbiriya'' (Yang Dimuliakan), ''Sullewatang'' (Pengganti Diri), dan ''Moncongbuloa'' (Yang Berwarna Hijau atau Anak Karaeng). Ketiga jabatan ini tidak memiliki fungsi yang terperinci. Jabatan ''Labbiriya'' hanya diberikan kepada Karaeng Kajang yang menjabat sebagai Kepala Desa Tana Towa di Kecamatan Kajang. Jabatan ''Sullewatang'' merupakan pengganti Karaeng Kajang dalam menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Ammatoa. Posisi ini hanya diberikan kepada Lurah Tanah Jaya yang merupakan ibu kota Kecamatan Kajang. Sedangkan jabatan ''Moncongbuloa'' diberikan kepada anak [[laki-laki]] dari Karaeng Kajang. Jabatan ini diberikan kepada Kepala Desa Tambangan di Kecamatan Kajang.<ref>{{Cite book|last=Wibowo, A. B., dan Faisal|date=2014|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/2b62c7d337cf1dce101c20732ee49503.pdf#|title=Kepemimpinan Tradisional di Indonesia: Aceh Besar dan Kajang|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah Dan Nilai Budaya|isbn=978-602-1289-17-4|editor-last=Setiadi dan Bangun, J.|pages=223-224|url-status=live}}</ref>
Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan ''Karaeng Tallua'' yang berarti ''Raja yang Tiga''. Dalam ''Karaeng Tallua'', terdapat tiga jabatan yakni ''Labbiriya'' (Yang Dimuliakan), ''Sullewatang'' (Pengganti Diri), dan ''Moncongbuloa'' (Yang Berwarna Hijau atau Anak Karaeng). Ketiga jabatan ini tidak memiliki fungsi yang terperinci. Jabatan ''Labbiriya'' hanya diberikan kepada Karaeng Kajang yang menjabat sebagai Kepala Desa Tana Towa di Kecamatan Kajang. Jabatan ''Sullewatang'' merupakan pengganti Karaeng Kajang dalam menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Ammatoa. Posisi ini hanya diberikan kepada Lurah Tanah Jaya yang merupakan [[ibu kota]] Kecamatan Kajang. Sedangkan jabatan ''Moncongbuloa'' diberikan kepada anak [[laki-laki]] dari Karaeng Kajang. Jabatan ini diberikan kepada Kepala Desa Tambangan di Kecamatan Kajang.<ref>{{Cite book|last=Wibowo, A. B., dan Faisal|date=2014|url=http://rumahbelajar.id/Media/Dokumen/5cff5f5fb646044330d686d0/2b62c7d337cf1dce101c20732ee49503.pdf#|title=Kepemimpinan Tradisional di Indonesia: Aceh Besar dan Kajang|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah Dan Nilai Budaya|isbn=978-602-1289-17-4|editor-last=Setiadi dan Bangun, J.|pages=223-224|url-status=live}}</ref>


Pergantian [[Raja (gelar)|raja]] di Kerajaan Kajang tercatat pada dua batu dakon yang terletak dalam kompleks makam di Jalan Poros Mattoanging Raoa, Kampung Tabbuakang, Desa Mattoanging, Kecamatan Kajang. Pada kedua batu dakon tersebut terdapat sebanyak 19 goresan yang menandakan jumlah pergantian raja di Kerajaan Kajang.<ref>{{Cite book|last=Sambodo|first=Noorman|date=November 2019|url=https://budbas.data.kemdikbud.go.id/tematik/isi_5fe48545-e2cd-4b8c-a7ae-b7fd5cea4c71.pdf|title=Profil Budaya dan Bahasa Kab. Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan|location=Jakarta|publisher=Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-8449-21-2|editor-last=Hadi|editor-first=Dwi Winanto|pages=27|url-status=live}}</ref>
Pergantian [[Raja (gelar)|raja]] di Kerajaan Kajang tercatat pada dua batu dakon yang terletak dalam kompleks makam di Jalan Poros Mattoanging Raoa, Kampung Tabbuakang, Desa Mattoanging, Kecamatan Kajang. Pada kedua batu dakon tersebut terdapat sebanyak 19 goresan yang menandakan jumlah pergantian raja di Kerajaan Kajang.<ref>{{Cite book|last=Sambodo|first=Noorman|date=November 2019|url=https://budbas.data.kemdikbud.go.id/tematik/isi_5fe48545-e2cd-4b8c-a7ae-b7fd5cea4c71.pdf|title=Profil Budaya dan Bahasa Kab. Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan|location=Jakarta|publisher=Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=978-602-8449-21-2|editor-last=Hadi|editor-first=Dwi Winanto|pages=27|url-status=live}}</ref>

Revisi terkini sejak 16 Juli 2024 11.28

Kerajaan Kajang adalah sebuah kerajaan yang pernah didirikan di wilayah Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Pendirian Kerajaan diperkirakan pada tahun 1556 M. Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan Karaeng Tallua dan tercatat telah mengalami sedikitnya 19 pergantian raja.

Pendirian

[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Kajang diperkirakan didirikan pada tahun 1556 M.[1] Wilayah awal dari Kerajaan Kajang ialah Gallarrang Pantama, Gallarrang Lombok, Gallarrang Malleleng, Galllarrang Tambangan, dan Gallarrang Anjuru. Cakupan wilayahnya kini menjadi Desa Possi Tanah, Desa Tanah Towa, Desa Tambangan dan Desa Lembanna. Setelah terjadi penggabungan antara Kerajaan Kajang dengan Kerajaan Lembang dan Kerajaan Laikang, wilayah Kerajaan Kajang mencakup Desa Pantama, Possi Tanah, Mattoanging, Lolisang, Tanah Towa, Batunilamung, Malleleng, Pattiroang, Sapanang, Tambangan, Bonto Biraeng, Bonto Baji, Sangkala, Lembanna, dan Desa Bontorannu.[2]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Pemerintahan di Kerajaan Kajang dikenal dengan sebutan Karaeng Tallua yang berarti Raja yang Tiga. Dalam Karaeng Tallua, terdapat tiga jabatan yakni Labbiriya (Yang Dimuliakan), Sullewatang (Pengganti Diri), dan Moncongbuloa (Yang Berwarna Hijau atau Anak Karaeng). Ketiga jabatan ini tidak memiliki fungsi yang terperinci. Jabatan Labbiriya hanya diberikan kepada Karaeng Kajang yang menjabat sebagai Kepala Desa Tana Towa di Kecamatan Kajang. Jabatan Sullewatang merupakan pengganti Karaeng Kajang dalam menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Ammatoa. Posisi ini hanya diberikan kepada Lurah Tanah Jaya yang merupakan ibu kota Kecamatan Kajang. Sedangkan jabatan Moncongbuloa diberikan kepada anak laki-laki dari Karaeng Kajang. Jabatan ini diberikan kepada Kepala Desa Tambangan di Kecamatan Kajang.[3]

Pergantian raja di Kerajaan Kajang tercatat pada dua batu dakon yang terletak dalam kompleks makam di Jalan Poros Mattoanging Raoa, Kampung Tabbuakang, Desa Mattoanging, Kecamatan Kajang. Pada kedua batu dakon tersebut terdapat sebanyak 19 goresan yang menandakan jumlah pergantian raja di Kerajaan Kajang.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Sambu 2016, hlm. 93.
  2. ^ Sambu 2016, hlm. 96.
  3. ^ Wibowo, A. B., dan Faisal (2014). Setiadi dan Bangun, J., ed. Kepemimpinan Tradisional di Indonesia: Aceh Besar dan Kajang (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah Dan Nilai Budaya. hlm. 223–224. ISBN 978-602-1289-17-4. 
  4. ^ Sambodo, Noorman (November 2019). Hadi, Dwi Winanto, ed. Profil Budaya dan Bahasa Kab. Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan (PDF). Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 27. ISBN 978-602-8449-21-2. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • Sambu, Abdul Haris (2016). Sejarah Kajang (PDF). Yogyakarta: Yayasan Pemerhati Sejarah Sulawesi Selatan Indonesia.